The Mafia Who Is Looking For The Truth His Identity

The Mafia Who Is Looking For The Truth His Identity

Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan

Malam hari di pelabuhan salah satu negara terkenal menguar suasana mencekam dan penuh ketegangan, terlihat dua kelompok manusia yang sedang menanti datangnya kesempatan untuk menjatuhkan satu sama lain.

Pria-pria gagah dan pemberani saling adu pandang mengirim sinyal intimidasi terhadap mereka yang siap untuk melakukan perebutan kekuasaan. Mata mereka saling bergerilya mencari celah untuk melancarkan strategi yang sudah matang terorganisir.

Di antara perkumpulan ini, ada sosok pria gagah yang sangat tampan dengan rambut panjang yang terikat dengan rapi, memakai jas panjang berwarna hitam dan di hadapannya seorang lawan yang tidak kalah gagahnya tengah tersenyum, merendahkan pria yang kini melihat padanya.

Lusinan tukang pukul siap bertarung memperjuangkan harga diri mereka, mempertahankan gelar terhebat yang telah lama tersemat.

“Ada baiknya kita selesaikan dengan segera, banyak orang yang menunggu. Waktu adalah uang, bukan?” ucap seorang lawan yang tidak kalah gagah di ujung sana.

“Tidak kusangka, kau bisa berbuat bijak juga ternyata,” jawab pria tampan di depannya.

“Turunkan semua yang kalian bawa, kita selesaikan dengan tangan kosong!” seru pria tampan itu.

Atas perintah langsung itu, semua yang berada di pelabuhan serentak menjatuhkan apa pun yang mereka bawa. Suara keras besi yang terjatuh bertemu dengan aspal terdengar di malam yang sepi ini, semua mata telah fokus dengan tujuan mereka, dengan tekad yang kuat dan keberanian yang tidak perlu diragukan lagi.

Wajah-wajah sangar yang siap menerkam siapa saja lawan di depannya, mengintimidasi semua mata yang tengah melihatnya malam ini.

Pemimpin dari dua kubu berjalan mendahului lusinan tukang pukul yang mereka bawa, berjalan semakin mendekat satu sama lain, kini mereka saling berhadapan. Melempar senyum untuk sekadar menyapa, tetapi sarat akan intimidasi di dalamnya.

“Kita bertemu lagi, kawan,” ucap lawan sang pria tampan.

“Senang bertemu denganmu lagi, kawan,” balas pria tampan.

“Menurut otak cerdasku ini, sepertinya sudah cukup kita saling berbasa-basinya. Bukankah kau bilang di ujung sana banyak yang menunggu kabar dari kita?” ucap pria tampan lagi, sembari menunjuk ke lautan lepas nan jauh dan gelap dengan sorot matanya.

“Benar, kami sudah siap menjatuhkan pasukanmu,” balasnya.

“Baiklah, kita lihat saja hasilnya.” Sang pria tampan tersenyum, bersiap mengambil ancang-ancang. Strategi dan taktik-taktik pertarungan telah ia susun dengan baik di kepalanya yang luar biasa cerdas itu.

Dengan komando gerakan tangan dari masing-masing pemimpin mereka, pertempuran pun terjadi, lusinan tukang pukul berlarian. Mencari lawan yang sepadan dengannya, mereka saling adu tinju dan saling tendang.

Urat-urat leher mereka merentang dan menonjol, menandakan kesungguhan mereka dalam menjatuhkan setiap lawan. Di sini, di tempat ini sekali lagi akan menjadi saksi tentang betapa hebatnya dua kubu ini.

Suara tangkisan, dan tinjuan terdengar dari berbagai sudut, pertempuran malam ini sangat sengit. Dua kubu terlihat sama kuatnya, tetapi mereka pantang untuk berkata lemah, mereka tidak kenal rasa lelah dan menyerah.

Lenguhan dan umpatan keluar dari mereka yang sengaja saling banting, teriakan-teriakan memenuhi pertempuran, mereka saling menjaga satu sama lain. Satu per satu dari tukang pukul kedua kubu berjatuhan, dengan kondisi kacau balau, babak belur dan tidak berdaya.

Di sisi lain pemimpin mereka tengah bertinju dengan sengit, sang lawan dan pria tampan saling melayangkan pukulan, lebam dan memar sudah tidak mereka perdulikan lagi.

Menjatuhkan lawan dan memukul mundur adalah tujuan dari pertempuran kali ini demi menyeberangkan bahan-bahan berbahaya ke ujung dunia sana.

“Ayolah, tidak mungkin kemampuanmu berkurang, bukan,” ucap sang lawan dan melayangkan satu tinju pada rahang tegas sang pria tampan, yang menerima tinjuan itu jatuh terpental.

Tidak terima dengan kata-kata yang diucapkan lawannya, sang pria tampan bangkit, ia membuka jas panjangnya, dan melemparnya ke sembarang arah. Tatapannya nyalang, melotot, wajahnya memerah, terlihat sangat marah dan siap menerkam mangsanya saat ini juga.

Sang pria tampan berlari, melayangkan serangan demi serangan, menendang, meninju sang lawan tanpa ampun, dirinya sudah tidak terkontrol lagi. Amarahnya sudah menyelimuti sang pria tampan seutuhnya, mereka yang berada di depannya harus siap sedia menerima pelampiasan amarahnya.

Mereka kini tengah baku hantam, sang pria tampan terjatuh dan menjadi santapan empuk bagi sang lawan, tetapi lawannya kali ini salah perhitungan rupanya, karena dengan posisi itu, memudahkan sang pria tampan untuk mengunci perlawanan. Mereka saling lempar umpatan, melanjutkan perkelahian di aspal jalan.

Pukulan demi pukulan dilayangkan, wajah, perut dan dada tidak luput dari sasarannya, hari ini stamina sang pria tampan sedang ada di atas langit, bersemangat sekali dan terlalu membabi buta. Malam yang dingin ini tidak memudarkan semangat mereka, perlawanan terus dilancarkan, hingga sang lawan tidak bisa berkutik lagi.

Napas sang pria tampan memburu, meski lawan sudah terjatuh dan tidak ada niat untuk melawan kembali, pria tampan tetap memburunya hingga dirinya merasa puas.

Suara tubuh yang terseret di aspal jalan, terdengar sangat pilu. Hari ini, di malam hari yang begitu dingin dan mencekam, untuk yang kesekian kalinya, sang pria tampan membuktikan kehebatannya di mata lawan yang tidak kalah hebatnya.

Keadaan malam ini sangat kacau dan penuh ketegangan, banyak tukang pukul yang berjatuhan dengan bersimbah darah di sekujur tubuhnya.

Kubu lawan ternyata banyak menjatuhkan korban, meskipun malam ini pertempuran dilakukan dengan jumlah yang seimbang dan sama kuat, nyatanya mereka tidak mampu untuk melawan kehebatan pasukan sang pria tampan yang masyhur di kalangan para penguasa dan pengusaha dunia.

Tukang pukul yang dibawa oleh sang pria tampan, telah teruji kehebatan dan kesungguhannya dalam setiap pertempuran, rahasianya hanya satu, kesetiaan.

“Ternyata kau masih sama hebatnya seperti dulu,” ucap sang lawan. Dengan tenaga yang masih tersisa, sang lawan melayangkan pujian yang tulus, tetapi di dalam hatinya masih terus melayangkan protes atas kekalahannya malam ini.

“Dan kau sama payahnya seperti waktu pertama kali kita bertemu,” balas sang pria tampan. Sang pria tampan mencengkeram kerah baju lawannya, melihat sekilas wajah lawannya dan langsung saja dia layangkan satu pukulan keras tanpa aba-aba.

Dengan pukulan tinju terakhirnya, sang lawan pun terjatuh, akhirnya kubu lawan berhasil dipukul mundur. Dengan hasil kemenangan telak, tujuan pun terwujud meskipun harus banyak korban yang berjatuhan.

“Sekali lagi aku mengakui kehebatanmu, kawan,” ujar sang lawan. Dengan menahan rintihan kesakitan hasil dari pertempuran mereka.

“Lain kali, cobalah mengalahkanku, kawan,” balasnya.

“Silakan, kau bebas menyeberangkan barangmu, kau menang,” pungkas sang lawan.

Setelah pertempuran selesai, kubu lawan membubarkan diri, dengan terpincang-pincang mereka membopong kawannya yang sudah tidak berdaya lagi. Sorakan kemenangan terdengar, senyuman puas yang tersungging dari sang pria tampan terlihat sangat mempesona, menambah euforia keberhasilan malam ini.

Terpopuler

Comments

NENG IKA WULANDARI

NENG IKA WULANDARI

mencoba membaca sepertinya bagus

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2 Chapter 2. Kemenangan
3 Chapter 3. Mafia Tampan
4 Chapter 4. Bersiaplah
5 Chapter 5. Sebuah Rahasia
6 Chapter 6. Edmund Dean
7 Chapter 7. Ketulusan Albert
8 Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9 Chapter 9. Kabar Dari Robert
10 Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11 Chapter 11. Semuanya Terjadi
12 Chapter 12. Volar Maravillosamente
13 Chapter 13. Praduga
14 Chapter 14. Dia Kembali
15 Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16 Chapter 16. Menerima
17 Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18 Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19 Chapter 19. Tamu Pengacau
20 Chapter 20. Perdebatan Alot
21 Chapter 21. Si Keras Kepala
22 Chapter 22. Guru Pengganti
23 Chapter 23. Rumi Ejaz
24 Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25 Chapter 25. Sebuah Pilihan
26 Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27 Chapter 27. Zona Penyangkalan
28 Chapter 28. Trigger
29 Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30 Chapter 30. Keributan Lainnya
31 Chapter 31. Godaan Lain
32 Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33 Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34 Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35 Chapter 35. Malam Yang Panjang
36 Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37 Chapter 37. Kejutan Pahit
38 Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39 Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40 Chapter 40. Isak Tangis
41 Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42 Chapter 42. Provokasi
43 Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44 Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45 Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46 Chapter 46. Siasat Busuk
47 Chapter 47. Misi Yang Terusik
48 Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49 Chapter 49. Misi Batal!
50 Chapter 50. Bencana Besar
51 Chapter 51. Pilihan Sulit
52 Chapter 52. Pesan Video
53 Chapter 53. Takdir Edmund
54 Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55 Chapter 55. Ujung Langkah
56 Chapter 56. Pilihan Egois
57 Chapter 57. Pulang
58 Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59 Chapter 59. Foto Misterius
60 Chapter 60. Perangkap
61 Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62 Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63 Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64 Chapter 64. Pembalasan Dendam
65 Chapter 65. Edmund Kritis
66 Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67 Chapter 67. Penyesalan Birdella
68 Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69 Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70 Chapter 70. Jawaban Hati
71 Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72 Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73 Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74 Chapter 74. Menyatukan Rindu
75 Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76 Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77 Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78 Chapter 78. Bergelut Resah
79 Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80 Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81 Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82 Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83 Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84 Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85 Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86 Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87 Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2
Chapter 2. Kemenangan
3
Chapter 3. Mafia Tampan
4
Chapter 4. Bersiaplah
5
Chapter 5. Sebuah Rahasia
6
Chapter 6. Edmund Dean
7
Chapter 7. Ketulusan Albert
8
Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9
Chapter 9. Kabar Dari Robert
10
Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11
Chapter 11. Semuanya Terjadi
12
Chapter 12. Volar Maravillosamente
13
Chapter 13. Praduga
14
Chapter 14. Dia Kembali
15
Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16
Chapter 16. Menerima
17
Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18
Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19
Chapter 19. Tamu Pengacau
20
Chapter 20. Perdebatan Alot
21
Chapter 21. Si Keras Kepala
22
Chapter 22. Guru Pengganti
23
Chapter 23. Rumi Ejaz
24
Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25
Chapter 25. Sebuah Pilihan
26
Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27
Chapter 27. Zona Penyangkalan
28
Chapter 28. Trigger
29
Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30
Chapter 30. Keributan Lainnya
31
Chapter 31. Godaan Lain
32
Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33
Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34
Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35
Chapter 35. Malam Yang Panjang
36
Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37
Chapter 37. Kejutan Pahit
38
Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39
Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40
Chapter 40. Isak Tangis
41
Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42
Chapter 42. Provokasi
43
Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44
Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45
Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46
Chapter 46. Siasat Busuk
47
Chapter 47. Misi Yang Terusik
48
Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49
Chapter 49. Misi Batal!
50
Chapter 50. Bencana Besar
51
Chapter 51. Pilihan Sulit
52
Chapter 52. Pesan Video
53
Chapter 53. Takdir Edmund
54
Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55
Chapter 55. Ujung Langkah
56
Chapter 56. Pilihan Egois
57
Chapter 57. Pulang
58
Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59
Chapter 59. Foto Misterius
60
Chapter 60. Perangkap
61
Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62
Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63
Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64
Chapter 64. Pembalasan Dendam
65
Chapter 65. Edmund Kritis
66
Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67
Chapter 67. Penyesalan Birdella
68
Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69
Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70
Chapter 70. Jawaban Hati
71
Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72
Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73
Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74
Chapter 74. Menyatukan Rindu
75
Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76
Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77
Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78
Chapter 78. Bergelut Resah
79
Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80
Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81
Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82
Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83
Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84
Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85
Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86
Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87
Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!