Chapter 4. Bersiaplah

Atas perintah mutlak dari Arshaka Dean, Albert memutuskan untuk membubarkan pesta malam ini. Padahal mereka sedang dalam keadaan yang begitu bahagia, merayakan kemenangan atas pertarungan mereka, sudah seharusnya mereka mendapat balasan yang setimpal dengan tenaga yang sudah terkuras malam itu.

Tetapi apa daya, perintah dari atasan adalah mutlak dan wajib dituruti, maka dengan perasaan hampa dan cemas, mereka dengan suka rela membubarkan diri. Sebelum semuanya bubar, Albert menyarankan untuk memindahkan pestanya di sebuah villa milik Arshaka Dean, demi mengobati kekecewaan mereka. Meskipun hanya sebuah villa, jangan salah, fasilitas yang ditawarkan tidak kalah dengan mansion yang ditempati olehnya. Arshaka Dean tidak banyak berbicara tentang saran Albert, yang ia butuhkan saat ini adalah ketenangan di kediaman yang kebetulan ia tempati saat ini.

Setelah semua bubar, Albert memusatkan perhatiannya pada Arshaka Dean yang tengah berdiri berkacak pinggang, sembari matanya menelusuri setiap jengkal mansion-nya. Seperti sedang mencari seseorang, Arshaka Dean menoleh pada Albert, dengan tatapan penuh akan amarah, hari ini majikannya terlihat sangat tidak santai.

“Di mana Watson? Dia ada di sini, bukan?” tanya Ars, dia masih berdiri sembari berkacak pinggang.

“Benar, dia sepertinya tertidur,” jawab Albert, dia berusaha terlihat tenang, padahal jauh di dalam hatinya dia sedang dilanda kecemasan, karena majikannya ini pasti sebentar lagi akan menjadi lebih sensitif dari situasi saat ini. Albert seperti sudah mengetahui jadwalnya, dia dari tadi berujar dalam hati mengatakan ‘sudah waktunya’ berulang-ulang.

“Tertidur?!” bentaknya.

“Tidur di mana dia?” tanyanya lagi.

“Di samping kamarmu, Ars,” jawab Albert, sudah pasti majikannya ini akan mengamuk karena telah mengetahui kebenarannya.

“Apakah mansion ini dia anggap miliknya?!” bentaknya lagi.

“Kenapa hari ini banyak yang membuat hatiku meradang? Kepalaku mau pecah saja rasanya,” geramnya, Ars memegang kepalanya mengetahui kelakuan temannya itu.

Watson adalah teman lama dari Arshaka Dean, dan satu-satunya orang luar yang diizinkan oleh Arshaka Dean berkunjung ke mansion-nya meskipun tidak dia undang sekalipun. Watson memiliki nama lengkap Watson Varun, dia tidak terlalu tinggi, wajahnya memiliki fitur khas orang Eropa, Watson Varun seumuran dengan Arshaka Dean. Watson Varun juga menjadi orang luar pertama yang mengetahui Arshaka Dean sebagai mafia. Sesekali dia juga membantu menyelesaikan misi bersama Arshaka Dean.

“Setelah mereka bubar, segera bereskan tempat ini, Albert. Semuanya, aku tidak mau lihat satu barang pun yang tertinggal dari acara sampah ini, Albert!” perintahnya.

“Akan aku lakukan,” jawab Albert.

Albert terlihat memanggil semua pelayan dan penjaga mansion ini untuk segera membereskan sisa kekacauan dari pesta malam ini. Sesaat setelah semua berkumpul, Albert memberikan instruksi kepada semua yang terlibat, dia dengan detail memberitahu harus melakukan apa terhadap kekacauan malam ini. Semua pelayan dan penjaga mansion menganggukkan kepala mereka, tanda mengerti atas apa yang diperintahkan oleh Albert, dan masing-masing dari mereka segera melaksanakan perintah tersebut.

Arshaka Dean menyaksikan semua apa yang dilakukan oleh Albert, dia memantau bagaimana patuhnya pelayan dan penjaga di mansion ini atas perintah Albert. Arshaka Dean melihat ekspresi ramah Albert ketika memberi instruksi, dia tidak pernah habis pikir, bagaimana seorang manusia bisa sesabar dan setenang Albert, setelah dirinya memperlakukan Albert tanpa ada keramahan sama sekali.

“Satu lagi, Albert,” panggil Ars, dia mengernyitkan dahinya, dia tiba-tiba merasakan sakit kepala yang begitu hebat.

“Panggilkan Robert dan Cadhla, sepertinya anak sialan itu akan datang besok,” perintahnya, dia masih menahan sakit di kepalanya yang secara tiba-tiba menyerang.

Albert yang melihatnya panik, dia berusaha untuk menenangkan Arshaka Dean. Albert mendekatinya, maksud hati ingin memberi ketenangan bagi Arshaka Dean dengan merangkul bahunya agar Arshaka Dean tidak terjatuh, tetapi yang ia dapatkan tangannya ditepis oleh Arshaka Dean. Albert mengalah, dia sangat tahu sekali apa yang akan terjadi dengan Arshaka Dean, malam ini atau besok pagi.

“Tunggu apa lagi, Albert!” bentaknya, dia memegang kepalanya, menekannya berkali-kali dengan tangannya untuk meredakan sakitnya.

Albert segera menghubungi orang-orang yang diperintahkan oleh Arshaka Dean, dia dengan sangat bijaksana dan ramah, meminta tolong kepada mereka untuk segera datang ke mansion milik Arshaka Dean, mereka sepertinya bersedia, itu terlihat dari Albert yang berkali-kali mengucapkan terima kasih.

“Mereka akan datang, satu jam dari sekarang, Ars. Mari kita naik ke kamar, Ars. Kau perlu istirahat,” saran Albert.

“Terserahlah,” jawabnya ketus.

Albert mengiringi Arshaka Dean untuk pergi ke lantai atas, Albert melihat langkah kaki Arshaka Dean terhuyung-huyung, dia sangat cemas, tetapi Arshaka Dean bersikeras tidak mau dibantu oleh siapa pun, jiwa keras kepalanya sedikit membuat Albert mendengus kesal. Merasa dirinya akan limbung jika tidak ada yang membantu, Arshaka Dean memilih untuk memegang pinggiran tangga yang begitu indah itu. Sedikit demi sedikit Arshaka Dean menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, Arshaka Dean masih terus memegangi kepalanya dengan tangan yang satunya.

Sakit kepala yang ia rasakan saat ini tidak tertahankan, dengan reputasi dia sebagai seorang mafia hebat yang bergelimang harta, membuat dirinya enggan mengakui jika ia sekarang tengah kesulitan, dia selalu memendam semua rasa sakitnya sendiri.

Albert yang mengetahui keadaan Arshaka Dean, menghela napas panjang, ia tidak kuasa melihat Arshaka Dean jika dia sedang seperti ini, jiwa ingin menasihatinya meronta-ronta, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak, mengingat Arshaka Dean sangat keras terhadap dirinya sendiri.

Mereka tiba di kamar pribadi Arshaka Dean, dia memasuki kamarnya, Albert membantunya untuk membuka pintu kamarnya, kali ini Arshaka Dean tidak menolak. Kamar tidur utama yang ditempati oleh Arshaka Dean, memiliki luas 335 meter persegi, dengan tambahan balkon seluas 107 meter persegi.

Kamar tidur ini dilengkapi dengan tempat tidur berukuran king size dan beralaskan ranjang mewah yang dikelilingi ukiran indah berwarna hitam. Di kamar ini juga terdapat meja kerja yang biasa digunakan oleh Arshaka Dean. Suasana kamar ini begitu tenang dan nyaman, perlengkapan yang dibutuhkan untuk kamar ini saja ditaksir menghabiskan lebih dari dua milyar.

Arshaka Dean bersungguh-sungguh menginvestasikan uangnya untuk kenyamanan dirinya beristirahat.

Arshaka Dean mendudukkan dirinya di atas kasur, dia masih menahan rasa sakit yang menjalar di kepalanya. Dalam keadaan seperti itu, Arshaka Dean hanya mampu tertunduk, dia begitu lelah dengan segalanya. Keberhasilannya dalam memenangkan misi ini tidak membuat hatinya lega. Arshaka Dean masih merasa hampa di hatinya.

“Mengapa semua orang berbahagia, Albert?” tanya Ars, dalam upaya menahan rasa sakitnya.

Albert yang ditanya hanya mampu melihat pada dirinya, dia tidak mempunyai jawaban atas pertanyaannya. Albert berat melihat Arshaka Dean kesakitan seperti ini, bila bisa memilih, Albert lebih baik dimarahi daripada melihat Arshaka Dean kesakitan seperti sekarang ini.

“Mengapa mereka seperti tidak punya beban, Albert?” tanyanya lagi.

“Apa mereka tidak tahu, banyak yang kita korbankan untuk kemenangan ini?” Arshaka Dean menatap Albert yang tengah berdiri setia di hadapannya.

“Pantaskah aku bahagia saat ini, Albert? Kenapa kepalaku selalu sakit, Albert?” tanyanya terdengar pilu. “Kenapa di sini selalu terasa kosong, Albert?” tangannya menunjuk ke bagian dadanya.

Albert begitu terpukul mendengar setiap pertanyaan Arshaka Dean, Albert sungguh tidak mampu berbuat lebih terhadap keadaan saat ini. Albert frustrasi, ketika dirinya bahkan sangat tahu atas keadaan majikannya, tetapi tidak mampu berbuat apa-apa.

Arshaka Dean membaringkan dirinya, dia kembali memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Kali ini mafia hebat kita terlihat begitu lemah dan rapuh, tidak akan ada yang percaya bahwa mafia hebat yang terkenal bengis, saat ini hanya bisa mengasihani dirinya sendiri.

“Bersiaplah, Albert,” ujarnya.

Albert membantu menyelimuti tubuh Arshaka Dean, dengan pernyataan terakhirnya, esok hari seluruh penghuni mansion harus bersiap dengan apa yang akan terjadi. Sungguh saat ini, semua penghuni mansion tidak ada yang siap dengan apa yang akan terjadi besok atau bahkan malam ini. Tetapi mau tidak mau, majikannya telah memerintahkan dia untuk bersiap, maka mereka harus selalu siap untuk hari esok. Esok hari mungkin saja akan begitu panjang, tetapi bisa juga esok hari akan begitu singkat, kita tidak pernah bisa menerka akan takdir hidup seseorang.

Episodes
1 Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2 Chapter 2. Kemenangan
3 Chapter 3. Mafia Tampan
4 Chapter 4. Bersiaplah
5 Chapter 5. Sebuah Rahasia
6 Chapter 6. Edmund Dean
7 Chapter 7. Ketulusan Albert
8 Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9 Chapter 9. Kabar Dari Robert
10 Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11 Chapter 11. Semuanya Terjadi
12 Chapter 12. Volar Maravillosamente
13 Chapter 13. Praduga
14 Chapter 14. Dia Kembali
15 Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16 Chapter 16. Menerima
17 Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18 Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19 Chapter 19. Tamu Pengacau
20 Chapter 20. Perdebatan Alot
21 Chapter 21. Si Keras Kepala
22 Chapter 22. Guru Pengganti
23 Chapter 23. Rumi Ejaz
24 Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25 Chapter 25. Sebuah Pilihan
26 Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27 Chapter 27. Zona Penyangkalan
28 Chapter 28. Trigger
29 Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30 Chapter 30. Keributan Lainnya
31 Chapter 31. Godaan Lain
32 Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33 Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34 Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35 Chapter 35. Malam Yang Panjang
36 Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37 Chapter 37. Kejutan Pahit
38 Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39 Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40 Chapter 40. Isak Tangis
41 Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42 Chapter 42. Provokasi
43 Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44 Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45 Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46 Chapter 46. Siasat Busuk
47 Chapter 47. Misi Yang Terusik
48 Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49 Chapter 49. Misi Batal!
50 Chapter 50. Bencana Besar
51 Chapter 51. Pilihan Sulit
52 Chapter 52. Pesan Video
53 Chapter 53. Takdir Edmund
54 Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55 Chapter 55. Ujung Langkah
56 Chapter 56. Pilihan Egois
57 Chapter 57. Pulang
58 Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59 Chapter 59. Foto Misterius
60 Chapter 60. Perangkap
61 Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62 Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63 Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64 Chapter 64. Pembalasan Dendam
65 Chapter 65. Edmund Kritis
66 Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67 Chapter 67. Penyesalan Birdella
68 Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69 Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70 Chapter 70. Jawaban Hati
71 Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72 Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73 Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74 Chapter 74. Menyatukan Rindu
75 Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76 Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77 Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78 Chapter 78. Bergelut Resah
79 Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80 Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81 Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82 Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83 Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84 Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85 Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86 Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87 Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2
Chapter 2. Kemenangan
3
Chapter 3. Mafia Tampan
4
Chapter 4. Bersiaplah
5
Chapter 5. Sebuah Rahasia
6
Chapter 6. Edmund Dean
7
Chapter 7. Ketulusan Albert
8
Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9
Chapter 9. Kabar Dari Robert
10
Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11
Chapter 11. Semuanya Terjadi
12
Chapter 12. Volar Maravillosamente
13
Chapter 13. Praduga
14
Chapter 14. Dia Kembali
15
Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16
Chapter 16. Menerima
17
Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18
Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19
Chapter 19. Tamu Pengacau
20
Chapter 20. Perdebatan Alot
21
Chapter 21. Si Keras Kepala
22
Chapter 22. Guru Pengganti
23
Chapter 23. Rumi Ejaz
24
Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25
Chapter 25. Sebuah Pilihan
26
Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27
Chapter 27. Zona Penyangkalan
28
Chapter 28. Trigger
29
Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30
Chapter 30. Keributan Lainnya
31
Chapter 31. Godaan Lain
32
Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33
Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34
Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35
Chapter 35. Malam Yang Panjang
36
Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37
Chapter 37. Kejutan Pahit
38
Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39
Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40
Chapter 40. Isak Tangis
41
Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42
Chapter 42. Provokasi
43
Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44
Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45
Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46
Chapter 46. Siasat Busuk
47
Chapter 47. Misi Yang Terusik
48
Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49
Chapter 49. Misi Batal!
50
Chapter 50. Bencana Besar
51
Chapter 51. Pilihan Sulit
52
Chapter 52. Pesan Video
53
Chapter 53. Takdir Edmund
54
Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55
Chapter 55. Ujung Langkah
56
Chapter 56. Pilihan Egois
57
Chapter 57. Pulang
58
Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59
Chapter 59. Foto Misterius
60
Chapter 60. Perangkap
61
Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62
Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63
Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64
Chapter 64. Pembalasan Dendam
65
Chapter 65. Edmund Kritis
66
Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67
Chapter 67. Penyesalan Birdella
68
Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69
Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70
Chapter 70. Jawaban Hati
71
Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72
Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73
Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74
Chapter 74. Menyatukan Rindu
75
Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76
Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77
Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78
Chapter 78. Bergelut Resah
79
Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80
Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81
Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82
Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83
Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84
Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85
Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86
Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87
Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!