Chapter 2. Kemenangan

Setelah semua bubar, kekacauan masih terlihat di beberapa sudut, tetapi tidak menyurutkan semangat sang pria tampan untuk terus berjalan ke arah kapal besar yang tertambat di dermaga.

Pria tampan mendekati kapal besar yang mengangkut barang untuk diseberangkan ke ujung dunia sana. Dengan sedikit berlari, sang pria tampan sudah sampai di dalam kapal itu, mendekati tempat sang kapten kapal (Nakhoda) berada.

Sang pria tampan ingin menyampaikan berita gembiranya pada sang kapten. Dengan wajahnya yang dipenuhi lebam dan memar tidak mengurangi sosok dirinya yang begitu tampan, justru menambah karisma yang terpancar dari dirinya.

“Kita berhasil, Kapten. Kau bisa berlayar dengan nyaman sekarang, semua telah aku urus,” ujar sang pria tampan pada kapten kapal.

“Kau hebat, Ars. Baiklah, aku akan berlayar dan mengantarkan pesanan client-mu dengan aman,” balas sang kapten.

“Aye aye, Kapten. Silakan, terima kasih,” pungkasnya.

Setelah menyampaikan maksudnya dan berpamitan dengan kapten kapal dia pun turun dari kapal besar itu dengan rasa bangga dan lega yang menyelimuti dadanya.

Dia sudah turun, dan berdiri di ujung pelabuhan menyaksikan gagahnya kapal yang bersiap untuk berlayar di lautan luas. Dia tersenyum senang, kehebatannya sekali lagi ia perlihatkan.

Seorang pria gagah dan bijaksana menghampiri pria tampan itu. “Ars, kau berhasil lagi,” ucapnya.

“Berkat kau, Albert,” balasnya.

Kali ini Albert tidak ikut turun untuk bertarung dalam pertempuran malam ini, Albert mendapat tugas lain yang telah dititahkan kepadanya oleh sang majikan, yaitu sang pria tampan ini.

Sebelumnya, Albert tidak pernah ketinggalan untuk beradu jotos dengan lawan, itu bisa membuat stress-nya hilang, selalu itu yang terucap ketika dicegah oleh pria tampan. Sang pria tampan sebenarnya tidak begitu berkenan melihat Albert terjun langsung dan ikut bertarung, meskipun membela dirinya.

“Sepertinya kita sudah meloloskan barang yang akan membahayakan umat manusia di daratan sana, Ars,” ujarnya lagi.

“Tidak pernah kupedulikan, dan jangan kau pedulikan juga, Albert. Masalah membahayakan, itu tergantung dengan niat manusianya, jika mereka memendam niat jahat, apel pun bisa menjadi berbahaya bagi banyak orang,” jawab pria tampan itu.

“Kau benar.”

“Lihatlah, betapa gagahnya kapal itu berlayar di lautan lepas, Albert,” pria tampan menunjuk kapal yang sedang berlayar dengan wajahnya.

“Terlihat sangat kecil ketika melaju seperti itu. Indah sekali suasana lautan malam ini, Ars,” balasnya.

“Kenapa kau tidak membiarkanku membeli satu kapal saja, Albert?” tanya sang pria tampan heran.

“Kau bisa mengendarainya, Ars? Aku kira kau tidak akan suka berada di lautan lepas,” jawab Albert.

“Bukankah, lebih mudah jika kita mempunyai sendiri kapal seperti itu dan menyewa kapten kapal, Albert?” tanyanya lagi.

“Lebih baik seperti ini, Ars. Lebih mudah mengurus berkas-berkasnya, aku tidak mau menambah pekerjaanku yang sudah menumpuk itu, Ars,” jelasnya.

“Dasar, kau ini,” ujar sang pria tampan. Dia tersenyum menanggapi keluhan tidak langsung dari Albert.

“Siapkan pesawat, Albert. Kita pulang malam ini juga,” perintahnya.

“Mereka sudah menunggu kita, Ars. Pesawat sudah mendarat, segera setelah mereka mendapat kabar tentang kemenanganmu,” katanya.

“Bagus, mereka bisa diandalkan rupanya. Bereskan tempat ini, Albert. Jangan ada sisa dari pertempuran malam ini, meskipun sedikit. Urus tempat ini seperti tidak pernah ada kejadian apa pun di sini.”

“Dengan senang hati, Ars.” Albert yang mendapat perintah seperti itu, segera menghubungi rekannya untuk membereskan kekacauan di pelabuhan malam ini. Terdengar Albert memerintahkan seseorang di ujung telepon sana.

“Mari kita kembali, Albert. Aku sudah tidak sabar ingin berendam dengan air hangat malam ini,” ujarnya, setelah melihat Albert telah menyelesaikan panggilan teleponnya bersama anak buahnya yang lain. Lalu mereka berjalan beriringan, suasana hati sang pria tampan malam ini dipenuhi dengan padang bunga, dia tidak melepaskan senyuman di wajah tampannya itu.

Esok hari tidak akan ada sisa apa pun dari pertempuran malam ini, semua akan terlihat seperti sedia kala. Pelabuhan yang sekarang tampak kacau dan dipenuhi dengan darah ini, esok hari akan terlihat rapi dan bersih kembali.

Mereka tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun tentang perbuatan mereka, mereka selalu bertanggung jawab untuk membereskan kembali setiap tempat yang sudah mereka kacaukan.

Tidak akan ada satu sidik jari pun yang tertinggal, perkumpulan ini selalu pandai menyembunyikan tentang keberadaan mereka, karena keberadaan mereka pun tidak pernah tercium oleh orang awam. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui keberadaan mereka, itu meliputi pengusaha, penguasa dan kelompok yang tidak tercium lainnya.

***

Di belahan bumi yang lain, sesosok orang tua dengan perawakan besar dan berjanggut, tengah berkacak pinggang, terlihat merah padam mukanya diselimuti amarah besar dan berkobar.

Orang tua itu marah setelah mendengar kekalahan anak buahnya dalam pertarungan malam ini, dan yang lebih membuat dia marah karena dia kalah oleh orang yang sama, selama ini orang tua ini selalu mencari cara untuk menjatuhkan lawannya, bagaimanapun caranya.

Dia telah mencoba melakukan sendiri untuk menghabisi lawannya, tetapi gagal, dan kali ini pun ketika dia kerahkan anak buahnya yang jumlahnya tidak sedikit itu, masih juga gagal.

“Kurang ajar!” berangnya. Dia melempar segala jenis benda yang ada di atas mejanya.

“Kenapa kalian tidak bisa diandalkan!” geramnya kepada anak buah yang berdiri menghadap padanya.

Orang tua itu menggebrak meja dengan kedua tangannya, suara nyaring yang ditimbulkan membuat semua orang yang mendengarnya akan menciut nyalinya. Seketika anak buah yang melihat kemarahan atasannya bergerak mundur, mereka menunduk dan takut. Bukan tidak mungkin mereka akan dihabisi saat ini juga, semua akan mungkin ketika atasannya sedang naik pitam.

“Kenapa kalian tidak bisa menghabisi anak bebal itu?” tanya orang tua itu.

“Kenapa kalian tidak tembak mati saja anak itu?” tanyanya lagi.

“Dia menginginkan pertarungan dengan tangan kosong, Bos,” jawab ketua dari mereka.

Semakin berang mendengar alasan dari anak buahnya. “Dan kalian menurutinya, bodoh sekali kalian semua!” bentak orang tua itu sembari menunjuk mereka yang ada di hadapannya dengan tangannya. “Kenapa mau saja dibodohi oleh anak kecil itu?” tanya orang tua itu tidak habis dipikir.

“Dia seumuran denganku, Bos,” jawabnya yang mengundang tatapan sinis dari orang tua itu.

“Kau berani membantahku, kau sudah berani melawanku. Kenapa kau tidak lakukan pada anak ingusan itu?”

“Maafkan aku, Bos.” Tersadar dengan kesalahan kata yang dia ucapkan, dia segera meminta ampun pada orang tua itu.

“Maaf? Apakah dengan permintaan maafmu, akan mencegah keberhasilan anak itu?”

“Kau tetap gagal!” hardiknya. Mereka tertegun tidak berani membantah lagi, tidak ada suara lagi dari mereka sekarang. Rasa takut semakin besar menjalar di tubuh mereka, melihat begitu merahnya wajah atasannya itu.

“Aku membiarkan kalian lolos kali ini, tidak ada lagi kekalahan lain. Mengerti?”

“Mengerti?” ulangnya.

“Mengerti? Jawab pertanyaanku!” bentaknya.

“Mengerti, Bos,” jawab mereka serempak.

“Keluar kalian semua! Aku muak melihat kalian, pergi sekarang juga!” bentaknya lagi.

Mendengar perintah itu, anak buahnya membubarkan diri, dan pergi keluar dari ruangan tempat mereka disidang tadi. Kali ini mereka pun tidak mampu memberikan kemenangan bagi bosnya, sungguh malang nasibnya, setelah bertarung dan babak belur hingga rela melepaskan nyawa demi melaksanakan perintah.

Tidak ada hasil yang baik yang bisa diterima oleh bosnya, pertarungan seperti ini seperti perjudian, adakalanya menang, tetapi lebih seringnya mendapat kekalahan ketika kita tidak pandai dalam mengatur strategi. Tetapi sampai kapan pun, tidak akan ada yang bisa mengalahkan anak ingusan seperti yang orang tua itu bilang, kecuali dirinya sendiri.

Episodes
1 Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2 Chapter 2. Kemenangan
3 Chapter 3. Mafia Tampan
4 Chapter 4. Bersiaplah
5 Chapter 5. Sebuah Rahasia
6 Chapter 6. Edmund Dean
7 Chapter 7. Ketulusan Albert
8 Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9 Chapter 9. Kabar Dari Robert
10 Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11 Chapter 11. Semuanya Terjadi
12 Chapter 12. Volar Maravillosamente
13 Chapter 13. Praduga
14 Chapter 14. Dia Kembali
15 Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16 Chapter 16. Menerima
17 Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18 Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19 Chapter 19. Tamu Pengacau
20 Chapter 20. Perdebatan Alot
21 Chapter 21. Si Keras Kepala
22 Chapter 22. Guru Pengganti
23 Chapter 23. Rumi Ejaz
24 Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25 Chapter 25. Sebuah Pilihan
26 Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27 Chapter 27. Zona Penyangkalan
28 Chapter 28. Trigger
29 Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30 Chapter 30. Keributan Lainnya
31 Chapter 31. Godaan Lain
32 Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33 Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34 Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35 Chapter 35. Malam Yang Panjang
36 Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37 Chapter 37. Kejutan Pahit
38 Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39 Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40 Chapter 40. Isak Tangis
41 Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42 Chapter 42. Provokasi
43 Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44 Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45 Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46 Chapter 46. Siasat Busuk
47 Chapter 47. Misi Yang Terusik
48 Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49 Chapter 49. Misi Batal!
50 Chapter 50. Bencana Besar
51 Chapter 51. Pilihan Sulit
52 Chapter 52. Pesan Video
53 Chapter 53. Takdir Edmund
54 Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55 Chapter 55. Ujung Langkah
56 Chapter 56. Pilihan Egois
57 Chapter 57. Pulang
58 Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59 Chapter 59. Foto Misterius
60 Chapter 60. Perangkap
61 Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62 Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63 Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64 Chapter 64. Pembalasan Dendam
65 Chapter 65. Edmund Kritis
66 Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67 Chapter 67. Penyesalan Birdella
68 Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69 Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70 Chapter 70. Jawaban Hati
71 Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72 Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73 Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74 Chapter 74. Menyatukan Rindu
75 Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76 Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77 Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78 Chapter 78. Bergelut Resah
79 Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80 Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81 Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82 Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83 Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84 Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85 Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86 Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87 Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2
Chapter 2. Kemenangan
3
Chapter 3. Mafia Tampan
4
Chapter 4. Bersiaplah
5
Chapter 5. Sebuah Rahasia
6
Chapter 6. Edmund Dean
7
Chapter 7. Ketulusan Albert
8
Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9
Chapter 9. Kabar Dari Robert
10
Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11
Chapter 11. Semuanya Terjadi
12
Chapter 12. Volar Maravillosamente
13
Chapter 13. Praduga
14
Chapter 14. Dia Kembali
15
Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16
Chapter 16. Menerima
17
Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18
Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19
Chapter 19. Tamu Pengacau
20
Chapter 20. Perdebatan Alot
21
Chapter 21. Si Keras Kepala
22
Chapter 22. Guru Pengganti
23
Chapter 23. Rumi Ejaz
24
Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25
Chapter 25. Sebuah Pilihan
26
Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27
Chapter 27. Zona Penyangkalan
28
Chapter 28. Trigger
29
Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30
Chapter 30. Keributan Lainnya
31
Chapter 31. Godaan Lain
32
Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33
Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34
Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35
Chapter 35. Malam Yang Panjang
36
Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37
Chapter 37. Kejutan Pahit
38
Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39
Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40
Chapter 40. Isak Tangis
41
Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42
Chapter 42. Provokasi
43
Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44
Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45
Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46
Chapter 46. Siasat Busuk
47
Chapter 47. Misi Yang Terusik
48
Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49
Chapter 49. Misi Batal!
50
Chapter 50. Bencana Besar
51
Chapter 51. Pilihan Sulit
52
Chapter 52. Pesan Video
53
Chapter 53. Takdir Edmund
54
Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55
Chapter 55. Ujung Langkah
56
Chapter 56. Pilihan Egois
57
Chapter 57. Pulang
58
Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59
Chapter 59. Foto Misterius
60
Chapter 60. Perangkap
61
Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62
Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63
Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64
Chapter 64. Pembalasan Dendam
65
Chapter 65. Edmund Kritis
66
Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67
Chapter 67. Penyesalan Birdella
68
Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69
Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70
Chapter 70. Jawaban Hati
71
Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72
Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73
Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74
Chapter 74. Menyatukan Rindu
75
Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76
Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77
Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78
Chapter 78. Bergelut Resah
79
Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80
Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81
Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82
Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83
Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84
Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85
Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86
Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87
Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!