Chapter 3. Mafia Tampan

Suara tawa saling bersahutan mencoba menyamakan kerasnya dengan alunan musik, ingar bingar cahaya lampu mengintip dari balik sebuah mansion megah, mewah nan indah yang terbangun di atas tanah seluas dua hektar.

Mansion yang memiliki ruang hiburan khusus berukuran besar, berisikan meja bilyar, juga terdapat bar yang megah di dalamnya. Jangan lupakan mansion ini juga dilengkapi berbagai fasilitas olahraga, dari mulai kolam berenang, lapangan golf, dan ada juga ruangan spa yang bisa digunakan penghuninya untuk bersantai ria.

Di dalam mansion saat ini tengah dipenuhi oleh pria dan wanita yang sedang mengadakan pesta untuk merayakan sebuah keberhasilan misi dari sang majikan mansion ini.

Keadaan di dalam mansion sangat meriah, berbagai makanan dihidangkan dari sebuah restoran dengan predikat Michelin Star Chef, tentunya tidak perlu diragukan lagi dengan rasa dari setiap masakannya, juga berbagai jenis minuman dari botol-botol yang sangat cantik dan unik bentuknya.

Mansion luas nan megah ini berdiri di pedalaman yang penuh dengan keasrian di sebuah negara yang sangat terkenal dengan keelokan pemandangan alamnya.

Sebuah negara yang terletak di kawasan Amerika Serikat, penamaan negara ini pun didasarkan dari letak geografis negaranya, yang dilintasi langsung oleh garis ekuator. Negara yang indah ini dinamai dengan Ekuador, yang merupakan bahasa Spanyol dari ekuator.

Ekuador merupakan negara pertama dengan penamaannya berdasarkan fitur geografis.

Negara indah ini tidak akan pernah menyangka bila salah satu penduduknya adalah seorang mafia hebat yang tidak kenal rasa takut kecuali dirinya sendiri.

Negara ini tidak akan pernah tahu jika salah satu penduduknya melakukan sebuah kegiatan ilegal, mafia itu tidak pernah tersentuh oleh badan hukum negara mana pun, tidak pernah terjamah oleh aparat negara mana pun, tetapi dia secara nyata terhukum oleh dirinya sendiri.

Pintu mansion terbuka lebar, seorang pria tampan masuk dengan mengenakan jas panjang, kali ini jas panjang yang ia kenakan berwarna biru tua, dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya membuat dirinya terlihat sangat tampan dan meyakinkan.

Suasana hati sang pria tampan saat ini sedang tidak baik, perasaannya diliputi oleh keraguan dan kecemasan, hari ini sang pria tampan begitu sensitif, padahal beberapa jam sebelumnya dirinya begitu gembira.

Melihat di dalam mansion begitu penuh, berisik membuat dirinya begitu marah, apalagi sorot lampu yang begitu terang menyilaukan mata, untung saja dia mengenakan kacamata hitam, sehingga tidak membuat matanya sakit akibat menerima banyak cahaya secara langsung.

“Hei, senang melihat kau kembali dengan selamat, kau mau?” sapa seorang pria dengan tubuh yang kekar terawat, sembari menyentuh lengan pria tampan. Pria kekar itu menawarkan minuman berwarna cokelat keemasan, yang sedang dia pegang kepada pria tampan yang baru saja datang entah dari mana.

“Tidak perlu menyentuhku, kawan, aku tidak selera dengan minuman itu,” jawabnya ketus, sang pria tampan menepis tangan pria yang menawari minuman padanya. Dia tegas, terlalu kaku, dan hari ini dia terlihat sangat galak.

Pria tampan dengan jas panjang itu meneruskan langkah kakinya untuk mencari sosok orang yang selalu bersama dengan dirinya kemanapun dia pergi, entah kenapa dia kehilangan jejaknya. Dia melihat banyak orang di sekitarnya, dia mendengus terlihat tidak nyaman.

“Albert …!” teriaknya. Membuat orang-orang terkejut.

“Di mana dia?” tanya pria itu pada dirinya sendiri.

“Hei, kau. Kau lihat Albert?” tanya dia pada seorang laki-laki yang sama kekarnya dengan pria yang menawarinya minuman di depan tadi.

“Aku belum melihatnya hari ini,” jawabnya.

“Albert …!” teriaknya lagi, kali ini dia berteriak lebih keras lagi, sehingga orang-orang yang kebetulan melihat padanya diam seketika.

Setelah tidak menemukan orang yang dia cari, pria itu melanjutkan kembali langkahnya menuju ruangan lainnya yang tidak kalah ramai.

“Albert …!” teriak pria itu lagi. Dia sudah sampai di dalam mansion dengan berbagai furnitur antik, melihat ke sana ke mari tetapi tidak kunjung menemukan sosok seorang Albert yang dia teriakan namanya dari depan mansion tadi.

“Albert, di mana kau?!” teriakannya semakin nyaring.

Karena lama tidak ada jawaban dari Albert, membuat dia semakin geram, kemarahannya memuncak, ia berjalan mendekati sebuah guci, ia bawa guci itu dan dengan sengaja dia lemparkan sebuah guci mewah itu, harga dari sebuah kemarahan yang sangat tinggi.

Karena hanya dengan satu guci itu saja kita semua bisa membeli satu mobil merek terkenal dari keluaran terbaru, guci itu hancur berkeping-keping.

Orang-orang yang sedang menikmati pesta pun berhamburan, melihat pecahan guci yang dilempar dengan sengaja, oleh seorang pria yang tengah berdiri dengan wajah yang sudah merah padam. Mereka panik, tetapi tidak tahu harus berbuat apa, tidak ada satu pun yang berani menanyakan tentang apa yang terjadi.

“Albert, di mana dia?!” tanya pria itu dengan begitu marah, mencoba bertanya pada setiap orang yang kebetulan satu ruangan dengannya.

Seorang laki-laki tinggi dan penuh kewibawaan datang dengan tergesa menghampiri seorang pria yang sedang naik pitam saat ini. Dia berjalan mendekati, menghalau kerumunan orang-orang, dia begitu terkejut melihat serpihan-serpihan guci yang berhamburan di lantai mansion yang mewah ini.

“Albert, dari mana saja kau?” tanya sang pria tampan begitu melihat sosok yang sedari tadi ia cari. Albert yang mendapat pertanyaan seperti itu dibuat heran olehnya, pasalnya sebelum pria tampan ini tiba di mansion, dia meminta Albert untuk membuka file dokumen yang ia kirimkan olehnya melalui pesan surel.

“Aku sedang melihat dokumen penting yang semalam kau kirim, Ars. Ada apa? Kenapa di sini kacau sekali? Kau terlibat pertengkaran?” Melihat kekacauan yang terjadi, membuat Albert panik, berbagai pertanyaan datang bertubi-tubi darinya.

Ars orang yang dipanggil oleh Albert adalah Arshaka Dean, sang mafia hebat yang telah memenangkan pertempuran besar dan kecil, bersama dengan pasukannya ataupun oleh dirinya sendiri, yang pasti dia melakukannya selalu dengan tangan kosong.

Arshaka Dean, seorang mafia hebat dengan misi-misi yang selalu terselesaikan dengan cantik, dengan taktik-taktik yang ciamik. Arshaka Dean yang memenangkan pertarungan di pelabuhan pada malam hari yang begitu mencekam waktu itu. Arshaka Dean, yang kemarin malam telah menyeberangkan bahan-bahan berbahaya yang bisa meledakkan sebuah negara.

Dirinya memang seorang mafia, tetapi Arshaka Dean memiliki paras yang sangat tampan, dengan rambut panjang yang sedikit ikal, selalu diikat, menambah kesan gagah dengan pesonanya. Arshaka Dean selalu memakai jas panjang untuk melengkapi penampilannya, dengan tinggi badannya yang menjulang membuat keberadaannya sangat mengancam banyak orang. Umurnya 33 tahun saat ini.

“Tidak perlu banyak bertanya, Albert. Kenapa lama sekali kau datang, Albert?” tanya Arshaka Dean.

“Aku sedang fokus memeriksa dokumen, di kantor utama. Ada apa di sini, kenapa guci hancur berantakan?” tanya Albert sembari melihat ke lantai yang dipenuhi pecahan guci.

“Jangan bertanya lagi, Albert. Bereskan semua kekacauan ini, dan satu lagi siapa yang mempunyai ide dengan acara seperti ini di mansion-ku, Albert?” tanya Ars.

“Mereka hanya ingin merayakan kemenangan kita, Ars. Biarkan mereka bersenang-senang,” saran Albert.

“Apa? Bersenang-senang bisa di tempat lain, Albert. Untuk apa semua orang ada di sini, Albert?!” teriak Ars.

“Mereka ingin merayakan bersamamu, Ars. Ayolah, Ars,” bujuk Albert.

“Tidak perlu ada perayaan, Albert. Bubarkan semua orang, atau akan aku hancurkan semua yang ada di sini,” ancam Ars.

Malang bagi Albert, semua yang terucap dari mulut Arshaka Dean adalah sebuah perintah bagi siapa saja yang mendengar ucapannya. Albert dengan nama asli Albert Abercia adalah seorang asisten pribadi yang sudah bekerja dengan Arshaka Dean dalam waktu yang sangat lama, bahkan Albert telah menemani Arshaka Dean dari sebelum menetap di Ekuador.

Albert sangat setia pada Arshaka Dean, dia sebenarnya adalah bawahan langsung dari keluarga Arshaka sebelum semuanya hancur. Albert mengetahui perjuangan berat dari hidup seorang Arshaka Dean. Tugas Albert sangat sederhana, yaitu tunduk dan patuh atas perintah yang keluar dari mulut Arshaka Dean.

Albert Abercia berperawakan tinggi, bijaksana dan juga tampan, umurnya dua tahun lebih tua dari Arshaka Dean, berkacamata dan sangat cekatan melakukan tugas yang diberikan oleh Arshaka Dean kepadanya.

Albert selalu berpenampilan rapi, selalu mengenakan kemeja dan selalu ia lengkapi dengan jas, sangat disegani oleh semua penghuni mansion, tetapi jangan salah Albert tetap tunduk pada sang majikan, Arshaka Dean.

“Tunggu apalagi, Albert? Bubarkan semua orang, kosongkan mansion. Aku ingin tidur dengan nyaman,” perintahnya.

Episodes
1 Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2 Chapter 2. Kemenangan
3 Chapter 3. Mafia Tampan
4 Chapter 4. Bersiaplah
5 Chapter 5. Sebuah Rahasia
6 Chapter 6. Edmund Dean
7 Chapter 7. Ketulusan Albert
8 Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9 Chapter 9. Kabar Dari Robert
10 Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11 Chapter 11. Semuanya Terjadi
12 Chapter 12. Volar Maravillosamente
13 Chapter 13. Praduga
14 Chapter 14. Dia Kembali
15 Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16 Chapter 16. Menerima
17 Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18 Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19 Chapter 19. Tamu Pengacau
20 Chapter 20. Perdebatan Alot
21 Chapter 21. Si Keras Kepala
22 Chapter 22. Guru Pengganti
23 Chapter 23. Rumi Ejaz
24 Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25 Chapter 25. Sebuah Pilihan
26 Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27 Chapter 27. Zona Penyangkalan
28 Chapter 28. Trigger
29 Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30 Chapter 30. Keributan Lainnya
31 Chapter 31. Godaan Lain
32 Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33 Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34 Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35 Chapter 35. Malam Yang Panjang
36 Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37 Chapter 37. Kejutan Pahit
38 Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39 Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40 Chapter 40. Isak Tangis
41 Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42 Chapter 42. Provokasi
43 Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44 Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45 Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46 Chapter 46. Siasat Busuk
47 Chapter 47. Misi Yang Terusik
48 Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49 Chapter 49. Misi Batal!
50 Chapter 50. Bencana Besar
51 Chapter 51. Pilihan Sulit
52 Chapter 52. Pesan Video
53 Chapter 53. Takdir Edmund
54 Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55 Chapter 55. Ujung Langkah
56 Chapter 56. Pilihan Egois
57 Chapter 57. Pulang
58 Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59 Chapter 59. Foto Misterius
60 Chapter 60. Perangkap
61 Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62 Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63 Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64 Chapter 64. Pembalasan Dendam
65 Chapter 65. Edmund Kritis
66 Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67 Chapter 67. Penyesalan Birdella
68 Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69 Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70 Chapter 70. Jawaban Hati
71 Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72 Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73 Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74 Chapter 74. Menyatukan Rindu
75 Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76 Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77 Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78 Chapter 78. Bergelut Resah
79 Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80 Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81 Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82 Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83 Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84 Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85 Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86 Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87 Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 1. Kehebatan Sang Pria Tampan
2
Chapter 2. Kemenangan
3
Chapter 3. Mafia Tampan
4
Chapter 4. Bersiaplah
5
Chapter 5. Sebuah Rahasia
6
Chapter 6. Edmund Dean
7
Chapter 7. Ketulusan Albert
8
Chapter 8. Cadhla Mativa Sang Dokter Pribadi
9
Chapter 9. Kabar Dari Robert
10
Chapter 10. Penangkaran Kupu-Kupu
11
Chapter 11. Semuanya Terjadi
12
Chapter 12. Volar Maravillosamente
13
Chapter 13. Praduga
14
Chapter 14. Dia Kembali
15
Chapter 15. Arshaka Dean Yang Keras
16
Chapter 16. Menerima
17
Chapter 17. Diselesaikan Secara Mafia
18
Chapter 18. Waktunya Semua Orang Kejam
19
Chapter 19. Tamu Pengacau
20
Chapter 20. Perdebatan Alot
21
Chapter 21. Si Keras Kepala
22
Chapter 22. Guru Pengganti
23
Chapter 23. Rumi Ejaz
24
Chapter 24. Kisah Untuk Rumi
25
Chapter 25. Sebuah Pilihan
26
Chapter 26. Pada Akhirnya Dia Juga Manusia
27
Chapter 27. Zona Penyangkalan
28
Chapter 28. Trigger
29
Chapter 29. Hatinya Tetap Pada Sang Mafia
30
Chapter 30. Keributan Lainnya
31
Chapter 31. Godaan Lain
32
Chapter 32. Aku Ingin Hidup
33
Chapter 33. Kita Semua Berhasil
34
Chapter 34. Ketenangan Yang Direnggut
35
Chapter 35. Malam Yang Panjang
36
Chapter 36. Kelembutan Yang Panas
37
Chapter 37. Kejutan Pahit
38
Chapter 38. Pertemuan Rumi Dan Edmund
39
Chapter 39. Satu Per Satu Rahasia Terungkap
40
Chapter 40. Isak Tangis
41
Chapter 41. Tawa Yang Mereka Rindukan
42
Chapter 42. Provokasi
43
Chapter 43. Rasa Yang Memburu
44
Chapter 44. Timbulnya Kesalahpahaman
45
Chapter 45. Menebus Hati Yang Luka
46
Chapter 46. Siasat Busuk
47
Chapter 47. Misi Yang Terusik
48
Chapter 48. Senjata Tersembunyi
49
Chapter 49. Misi Batal!
50
Chapter 50. Bencana Besar
51
Chapter 51. Pilihan Sulit
52
Chapter 52. Pesan Video
53
Chapter 53. Takdir Edmund
54
Chapter 54. Peluru Dari Masa Lalu
55
Chapter 55. Ujung Langkah
56
Chapter 56. Pilihan Egois
57
Chapter 57. Pulang
58
Chapter 58. Kembali Ke Mansion
59
Chapter 59. Foto Misterius
60
Chapter 60. Perangkap
61
Chapter 61. Seseorang Dari Masa Lalu
62
Chapter 62. Pertemuan Ruang dan Waktu
63
Chapter 63. Kisah Kejam Yang Terungkap
64
Chapter 64. Pembalasan Dendam
65
Chapter 65. Edmund Kritis
66
Chapter 66. Identitas Rumi Yang Sebenarnya
67
Chapter 67. Penyesalan Birdella
68
Chapter 68. Memulai Hidup Baru
69
Chapter 69. Mencari Arti Cinta
70
Chapter 70. Jawaban Hati
71
Chapter 71. Harap Cemas Yang Dirundung Gelisah
72
Chapter 72. Masih Ada Kesempatan
73
Chapter 73. Akhirnya Tersampaikan
74
Chapter 74. Menyatukan Rindu
75
Chapter 75. Hasrat Yang Membara
76
Chapter 76. Serangan Di Malam Hari
77
Chapter 77. Bergelung Dengan Api dan Asap
78
Chapter 78. Bergelut Resah
79
Chapter 79. Jawaban Atas Semua Harap
80
Chapter 80. Percakapan Yang Menyakitkan
81
Chapter 81. Berakhirnya Sumber Kesengsaraan
82
Chapter 82. Satu Badai Lagi Harus Terlewati
83
Chapter 83. Hadiah Dari Segala Macam Tanya
84
Chapter 84. Harapan Mereka Yang Dipertemukan
85
Chapter 85. Kehidupan Indah Untuk Edmund
86
Chapter 86. Waktu Yang Paling Tepat
87
Chapter 87. Akhir Dari Sebuah Kisah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!