Pernikahan Balas Dendam

Pernikahan Balas Dendam

Prolog

"Hari ini kau akan melihat pembalasan dariku. Dasar wanita murahan!" Ujar pria tak di kenal yang kini ada di hadapannya.

Mata Velina menyapu seluruh ruangan, dia masih tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi padanya. Dimana dirinya saat ini? Kamar itu sangat luas dengan perabotan vintage yang mewah, tempat tidur king size juga lampu kristal yang menggantung di tengah ruangan.

Dan siapa pria di hadapannya saat ini? Velina tidak mengenalnya. Tapi pria itu seperti menyimpan dendam kusumat padanya.

"Tuan, apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti." Sahut Velina sembari memasang sikap waspada.

Pria itu tersenyum miring, "sudah mencuri suami orang, tapi masih saja berpura-pura polos?"

"Apa?"

Pria itu terus mendekat ke arahnya dengan tatapan ingin menelan seluruh dirinya.

Mata Velina melangkah mundur untuk menghindar, tapi kakinya malah terantuk badan ranjang di belakangnya, hingga membuat tubuhnya malah jatuh di atas ranjang.

Velina mencoba bangkit kembali, tapi tak sempat. Pria itu sudah lebih dulu mengunci pergerakannya, menekan kedua tangannya di atas kepalanya.

"Kau tidak akan pernah bisa lari dariku, maka nikmatilah penderitaanmu," pria itu menyeringai menakutkan.

Bola mata Velina memanas,cairan bening perlahan lolos dari sudut matanya. Dia tidak mengerti kenapa pria asing itu sangat membencinya. Dan juga menuduhnya telah mencuri suami orang.

"Tuan, tolong lepaskan aku." Mohon Velina dengan suara gemetar. Dia tidak punya kekuatan lagi untuk memberontak.

Tapi sepertinya pria yang ada di atas tubuhnya itu sudah di rasuki setan, hingga sedikitpun tak merasa iba padanya. Tanpa aba-aba pria itu malah mencium bibir Velina dengan rakus. Seolah itu adalah makanan yang tak boleh di sia-siakan.

"Hentikan...!" Air mata Velina mengalir begitu saja. Dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan, pria ini sama sekali tak memberinya kesempatan untuk bergerak.

"Setelah ini aku yakin kau akan menyesal telah berani menggoda suami orang," bisiknya di telinga Velina.

Hingga Velina merasakan sesuatu merobek bagian dirinya. Velina memejamkan mata menahan sakit di sertai air mata yang terus mengalir. Takdir macam yang apa sedang di hadapinya saat ini?

"Kau masih perawan?" Pria itu tampak terkejut, padahal dia baru saja bermain dengan kasar.

Velina diam tak menjawab, rasa sakit yang di alaminya kini sudah berubah menjadi dendam.

"Lihat saja, suatu hari nanti, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" Seru Velina dengan tatapan penuh amarah.

Pria itu hanya tersenyum miring menanggapi ancaman wanita di hadapannya itu.

"Kau pikir, akan semudah itu menyentuhku? Coba saja kalau bisa!" Balas pria itu dengan tatapan tak kalah tajam.

"Kau tahu, kenapa kau harus di hukum seperti ini? Hah!"

Sungguh, Velina tidak tahu, kenapa dirinya harus mengalami semua ini. Ini seperti mimpi buruk baginya. Dan dia bersumpah akan membalas perbuatan keji pria itu. Dia akan membunuh pria itu dengan tangannya sendiri suatu hari nanti.

***

Velina baru saja keluar dari kantornya saat tiba-tiba saja beberapa orang menyeretnya masuk ke dalam mobil. Mereka kemudian mengikat kaki dan tangannya, menyumpal mulutnya dan menutup matanya dengan kain.

Tak lama, mobil berhenti di depan sebuah bangunan mewah nan luas, mereka kembali menyeret Velina keluar dari mobil dengan kasar, lalu melemparnya masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya dari luar.

Dor... dor... dor...

"BUKA PINTUNYA!! KELUARKAN AKU DARI SINI!!" Teriak Velina berulang-ulang. Tapi sepertinya percuma. Mereka tidak akan mendengarnya.

Lalu terdengar suara seorang pria dari arah belakangnya. Seorang pria asing, bermata coklat hazel, alis tebal, hidung mancung, dan garasi rahang yang tegas. Secara keseluruhan pria ini sangat tampan, di tambah lagi dengan tubuh proposional nya yang di balut setelan jas warna abu-abu muda, seolah semakin menambah karismanya. Namun, siapa pria ini? Velina tak mengenalnya.

Mata bulat Velina menyapu seluruh ruangan, tempat ini sangat mewah dan berkelas, mirip kamar yang ada di mansion atau presiden sweet yang biasa di saksikannya di layar televisi.

Pria itu mengatakan padanya jika dirinya adalah seorang pencuri suami orang. Lalu hal naas itu tak di duga malah terjadi padanya.

"Apa kau senang hukuman dariku?!"

Velina segera menutup telinganya rapat-rapat saat suara pria iblis itu kembali menggema di kepalanya.

Dia bersyukur akhirnya bisa lolos dari cengkramannya, pria itu membiarkannya pergi begitu saja.

Sekarang Velina sudah ada di kosannya. Menangis tergugu meratapi nasibnya, kini tidak ada lagi yang tersisa, harga diri adalah satu-satunya harta beharga yang dia miliki dan dia jaga selama ini. Dan pria iblis itu telah merenggutnya secara paksa. Celina mengacak rambutnya frustasi. Kilasan bayangan percakapannya dengan pria itu kembali terputar di kepalanya.

"Kau tahu, siapa pria yang menjadi kekasihmu sekarang ini? Dia adalah suami dari adikku-Luna, kau paham?!"

Velina tentu sangat terkejut mendengarnya. Selama ini, dia mengira Farel yang merupakan bos-nya sendiri adalah seorang pria lajang. Jika tahu pria itu telah beristri, dirinya juga tidak akan mau menjadi kekasihnya. Dia bukanlah tipe wanita perebut suami orang yang di tuduhkan pria iblis itu padanya.

Jelas ini semua sebuah kesalah pahaman, tapi Velina sudah terlalu lelah untuk menjelaskan semuanya atau bahkan sekedar membela diri. Pria itu pasti  juga tidak akan mempercayai ceritanya, pikiran pria itu sudah tertutup dengan kebenciannya terhadapnya. Seperti dirinya yang juga membenci pria asing itu sekarang.

"Aku harap, dengan kejadian ini, kau bisa jera dan tidak mendekati Farel lagi. Mengerti!!" Pria itu mengatakannya penuh penekanan.

Di dalam hati, Velina terus bersumpah akan menghabisi pria itu dengan tangannya sendiri suatu hari nanti!

***

"Kakak sudah memberikan pelajaran padanya kan? Kakak yakin dia tidak akan berani menggoda Farel lagi kan? Katakan sesuatu padaku, kak." Luna terlihat mondar-mandir panik di depan meja kerja sang kakak.

Sedangkan Diego sang kakak masih terdiam terpaku memikirkan sesuatu. Wajah Velina yang sedih juga tatapannya yang penuh dendam seolah tak berhenti menghantuinya.

Ternyata gadis itu masih perawan... Gumamnya dalam hati. Ada setitik penyesalan yang tiba-tiba terbesit di hatinya.

"Kakak, kau mendengarku tidak sih? Kenapa kau malah diam saja dari tadi?"

Suara adiknya Luna membawa Diego kembali menjejaki dunia nyata.

"Kau tenang saja, dia pasti tidak akan berani mendekati Farel lagi."

"Kakak yakin?" Luna hanya ingin memastikan.

Diego menghela napas lelah, dia tahu karakter adiknya yang kerasa kepala, manja dan selalu ingin di turuti semua keinginannya, tapi Diego seolah tak pernah bisa menolak semua keinginan adik satu-satunya itu.

Sejak orang tua mereka meninggal saat usia mereka masih remaja, Diego lah yang berperan menjadi seorang kakak sekaligus orang tua untuk sang adik. Sejak kecil, Luna sudah sangat manja padanya dan selalu tidak sabaran jika keinginannya tidak di turuti olehnya. Rupanya kebiasaan itu terbawa hingga Luna dewasa. Jika ingin menjadikan Luna bisa lebih mengerti dengan keadaan orang lain, itu pasti akan sulit sekali. Diego tidak tega jika harus berlaku keras pada sang adik. Untuk itu dia sering menuruti keinginan Luna meski kadang keinginannya itu salah.

"Luna, sudah ku bilang kan dari awal, untuk apa kau memaksakan diri menikah dengan pria yang tidak mencintaimu?"

"Apa? Jadi sekarang kakak menyalahkanku? Aku menyukai Farel dan aku harus mendapatkannya, apa itu salah?" Ucap Luna tidak terima.

Diego memencet pangkal hidungnya perlahan, bicara dengan Luna pasti akan membuatnya sakit kepala. Wanita itu keras kepala dan tidak bisa di nasehati.

Sejak awal, Diego tahu jika Farel tidak mencintai Luna. Tapi karena Luna menginginkan pria itu, jadi Diego mencari cara agar Farel mau menikahi adiknya itu.

Diego mengancam Farel akan menarik semua sahamnya dan berhenti menjadi investor di perusahaan Farel jika pria itu tidak bersedia menerima lamarannya untuk sang adik.

Karena perusahaan Farel baru berkembang dan sangat membutuhkan suntikan dana dari perusahaan milik Diego. Akhirnya Farel dengan sangat terpaksa menyetujui permintaan Diego yang menginginkannya menikahi Luna.

Luna pikir, cinta bisa di beli dengan uang, dia pikir Farel lama-lama akan jatuh cinta sungguhan padanya. Tapi nyatanya tidak, pria itu hendak menceraikannya dalam beberapa bulan terakhir ini, dan surat cerai mereka sedang di urus di pengadilan. Luna merasa tidak terima dan tetap ingin mempertahankan Farel di sisinya.

"Jika kau seperti ini terus, kau akan melukai dirimu sendiri," Diego pasrah. Dia tidak tahu bagaimana lagi caranya memberi tahu sang adik tentang sesuatu yang benar dan tidak benar.

Apa lagi kini, perasaanya sedang di hantui rasa bersalah pada Velina. Diego yakin gadis itu hanya korban. Dia tidak bersalah dalam hal ini. Tapi kenapa dirinya tega melakukan hal keji pada gadis itu?

"Tidak... aku tetap tidak ingin berpisah dari Farel, apalagi jika Farel harus jatuh ke pelukan wanita itu, aku lebih baik mati saja, kak!" Luna mulai histeris dan hendak melukai dirinya sendiri dengan gunting yang di ambilnya dari dalam tasnya.

Beruntung Diego sigap dan menepis gunting itu dari tangan Luna, "apa yang kau lakukan! Jangan bodoh!" Diego memeluk erat tubuh adiknya yang sudah menggigil. Dia sungguh tidak mengerti, kenapa hanya demi seorang pria, dan bahkan pria itu tidak mencintainya, tapi kenapa adiknya sampai seperti ini.

Diego merasa telah gagal menjadi seorang kakak jika tidak bisa membahagiakan adik satu-satunya itu. Tapi apakah harus dengan memenuhi keinginan Luna yang kadang salah terus-menerus?

"Kakak harus janji padaku, bahwa Farel tidak akan jadi menceraikanku bagaimanapun caranya, berjanjilah, kak!"

Dan lagi-lagi Diego tak berdaya untuk tidak memenuhi keinginan adiknya itu. "Baiklah, aku janji." Yang terpenting saat ini adalah adiknya tenang dan tidak berpikir ingin melukai dirinya sendiri lagi.

***

Velina segera mengusap air matanya dengan kasar, saat pintu kamar kos nya terdengar di ketuk oleh seseorang.

Dia bangkit berdiri dan mengintip melalui jendela untuk melihat siapa yang datang.

Farel....

"Velina... aku tahu kau ada di dalam. Ku mohon buka pintunya." Pria itu terdengar memohon.

Velina membekap mulutnya agar tangisnya tak bersuara, dia belum siap bertemu pria itu, dan dia tidak siap dengan kenyataan yang di alaminya saat ini.

Tadi mereka sedikit bertengkar saat hendak pulang dari kantor, untuk itu Farel merasa khawatir dan menyusul Velina ke kosan-nya.

"Maafkan aku jika aku tadi sedikit keras padamu, aku hanya sedang banyak pikiran, Velina. Aku sama sekali tidak merasa marah padamu." Farel pikir, Velina tidak mau menemuinya karena masalah di kantor tadi. Farel sedang mengurus surat cerainya dengan Luna yang berlangsung bertele-tele dan itu membuatnya sangat stress, dan Farel tanpa sengaja melampiaskannya pada Velina saat gadis itu tanpa sengaja salah membawakan document yang hendak di tanda tangani padanya.

Sebenarnya, Velina ingin keluar dan mengatakan pada Farel bahwa dirinya tidak marah sama sekali karena kejadian tadi. Dia masih mencintai pria itu dan ingin segera berbaikan dengannya. Tapi mengingat apa yang di katakan pria iblis tadi padanya. Velina tahu perasaanya pada Farel harus segera berakhir, begitu juga dengan hubungannya. Dia tidak ingin di sebut sebagai wanita perebut suami orang.

"Farel..." Akhirnya Velina mau membuka pintu, tapi hanya sedikit, dia tidak ingin Farel menerobos masuk ke dalam.

"Velina... aku sungguh minta maaf, kau mau memaafkanku kan?" Berondong Farel seketika.

"Ya ... aku memaafkan mu, tapi aku ingin kita putus." Jawab Velina datar. Dia mencoba tegar di hadapan pria itu.

"Apa? Putus? Tidak... tidak... aku tidak mau!" Sanggah Farel tegas, dia ingin masuk menghambur ke dalam kosan, namun Velina menahannya.

"Untuk apa kita menjalin hubungan tapi tidak ada kejujuran di antara kita berdua?"

"Maksudmu apa, Velina?"

"Kau tidak pernah cerita padaku kalau kau sudah menikah, iya kan?"

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!