A'More

A'More

Regis high school

London,

Suara riuh terdengar dari sebuah bangunan di suasana pagi yang cerah, kemeriahan sedang berlangsung disana.

Ya, hari ini regis high school sedang menyambut murid baru.

Di keramaian yang sedang berlangsung seorang gadis justru hanya duduk di bangku taman memperhatikan gerak gerik murid lain, gadis itu adalah Sophia eliana smith. Sejak tadi dia hanya memperhatikan tanpa berniat untuk bergabung.

Mulai merasa bosan sophia melihat sekitarnya. "Kemana aku harus pergi?" dia beranjak walau tidak memiliki tujuan.

Langkah asal sophia membawanya memasuki gedung sekolah hingga dia terhenti di depan sebuah pintu yang begitu tinggi, pintu itu tampak unik dan juga berbeda dari pintu lainnya.

Dengan ragu sophia memasuki ruangan tetapi keraguannya justru terbayar dengan decakan kagum melihat keindahan dari berbagai macam lukisan yang terpajang disana, tanpa sengaja ternyata sophia berada di ruang seni regis high school sekarang.

Terdapat berbagai macam lukisan dengan tema dan juga ukuran yang berbeda terpajang rapih, setiap lukisan di tata sedemikian rupa hingga terlihat begitu artistik. Dapat dipastikan ruangan itu menjadi surga untuk para pecinta lukisan.

Tak ada satupun lukisan yang terpajang luput dari pandangan sophia, dengan langkah kaki yang bergerak selangkah demi selangkah berpindah mengikuti arah pandangnya pada setiap lukisan yang terpajang hingga membawa Sophia terhenti di sudut ruangan.

Satu lukisan besar berhasil menghipnotis sophia karena keindahannya, "Wow" sophia terkesima.

"Lukisan ini sangat indah" suara lain ikut mengagumi.

Sophia menoleh, disana terdapat seorang gadis yang juga sedang menatap lukisan yang sama. Menyadari tatapan sophia gadis itu mengalihkan pandangannya dari lukisan dan menyapa sophia untuk sedikit mencairkan suasana.

"Hai, kau menyukai lukisan itu juga?" gadis itu menyapa.

"Ya" jawab sophia singkat.

"Aku michalina" gadis itu menjulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Sophia" sambut sophia.

Dari perkenalan singkat itu tidak disangka ternyata mereka memiliki kesukaan yang sama akan lukisan hingga mereka mengelilingi ruangan bersama-sama.

"Lukisan-lukisan tadi sangat menakjubkan" puji michalina terhadap semua lukisan yang baru saja mereka lihat.

"Ya kau benar" balas sophia setuju. Sophia dan michalina meninggalkan ruang seni setelah puas berkeliling dan melihat semua lukisan disana.

"Sophia, kau tidak lapar?"

"Bagaimana jika kita ke kantin?" ajak michalina.

"Baiklah, ayo aku juga merasa lapar" jawab sophia.

Sophia dan michalina menuju kantin dan masih mereka masih terus membicarakan lukisan yang seperti tidak ada habisnya. Michalina adalah gadis yang aktif, dia sangat ramah juga sangat berani itu adalah kesan pertama sophia setelah beberapa jam mengenalnya.

...****************...

Kantin,

Sophia dan Michalina tiba di kantin dan mendapati kantin yang sudah ramai dengan meja-meja yang terisi penuh oleh murid lain bahkan seperti tak ada lagi yang tersisa untuk mereka berdua.

"Ramai sekali" keluh michalina melihat ke seluruh kantin.

"Sebaiknya kita pesan makanan terlebih dahulu, lalu kita akan mencari meja nanti" ajak michalina.

"Baiklah" sophia hanya mengikuti saran michalina.

......................

Sophia dan michalina sudah mendapatkan makanan mereka dan sekarang mereka harus mencari tempat untuk mereka berdua.

"Ayo sophia, kita lihat apakah masih ada meja kosong untuk kita berdua" michalina melihat sekeliling tampak tidak mungkin mereka mendapatkan meja kosong melihat kantin yang begitu ramai.

"Oh ya tuhan, mengapa regis membangun kantin sekecil ini!" michalina tampak kesal karena tak kunjung mendapatkan meja untuk mereka berdua.

Sophia dan michalina masih berjalan dengan nampan di tangan mereka. Setelah cukup lama berjalan dan mencari kesana kemari mata michalina melihat dua kursi kosong di ujung kantin, tanpa membuang waktu mereka langsung menuju ke arah meja itu.

"Permisi, apa kursi ini kosong?"

"Boleh kami menempati kursi ini?" michalina meminta izin kepada murid lain yang lebih dulu menempati meja.

"Ya, silahkan" jawab salah satu gadis mempersilahkan.

"Terimakasih" ucap sophia.

Sophia dan michalina menempati dua kursi itu dengan meja yang berbagi dengan murid lain. Mereka mulai makan dengan sesekali mengobrol tentang kelas peminatan.

"Sophia kelas peminatan apa yang kau ambil?" michalina bertanya.

"Kelas seni" jawab sophia membuat michalina terkejut.

"Benarkah" balas michalina tak menyangka.

"Ya, ada apa?" sophia mengerutkan keningnya tidak mengerti melihat reaksi michalina yang berlebihan.

"Apakah kau tau, sepertinya kita akan berada di kelas yang sama" michalina membuat sophia menerka.

"Michalina, kau-" sophia menjeda dan mendapat anggukan michalina sebagai jawaban bahwa dugaannya benar.

"Kalian dari kelas seni?" gadis di samping mereka ikut dalam perbincangan.

"Hai"

"Sama seperti kalian, aku dari kelas seni" ucap gadis itu langsung.

"Benarkah?" ucap sophia dan michalina bersamaan.

"Ya" jawab gadis itu di sertai anggukan dan senyum.

"Aku adriana" gadis itu memperkenalkan dirinya kepada sophia dan juga michalina.

"Hai adriana, aku michalina dan dia sophia" balas michalina.

"Jadi kau sudah memiliki teman baru sekarang?" ucap gadis lain disamping adriana membuat sophia michalina dan adriana melihat kearahnya.

"Hai, aku chiara" ucap gadis itu memperkenalkan diri setelah mendapat tatapan Sophia, Andriana dan juga michalina.

"Dan dia adalah samantha" chiara juga memperkenalkan temannya yang lain.

"Hai, senang bertemu dengan kalian" balas sophia menanggapi kedua teman adriana.

Perkenalan yang tidak disengaja itu menjadi pembuka obrolan mereka, mereka saling bertukar cerita tentang kelas peminatan. Dari pembicaraan itu di ketahui ternyata chiara dan samantha berada di kelas yang berbeda dari sophia, michalina dan juga adriana yang berada di kelas yang sama. Chiara mengambil kelas bisnis sedangkan samantha mengambil kelas tata busana.

......................

Hari pertama sekolah telah usai semua murid sudah kembali pulang begitu pula dengan teman-teman baru sophia yang sudah lebih dulu pulang sejak satu jam yang lalu.

Sementara itu sophia tidak dapat pulang lebih cepat karena harus mengurus beberapa kesalahan data dirinya hingga membuatnya harus tertahan di sekolah beberapa saat. Pihak sekolah meminta sophia memberikan informasi ulang untuk memvalidasi data dirinya di regis high school. Selesai memberikan keterangan barulah sophia pulang.

Sekarang sophia sedang berjalan melewati lorong sepi yang hanya terdapat dirinya disana dia kesal karena terlalu banyak lorong dengan bentuk yang sama membuatnya kebingungan mencari jalan keluar. Sophia masih belum menghafal benar letak ruang dan juga lorong penghubung di sekolah ini.

"Demi tuhan, aku hanya ingin pulang dan bukan datang kemari!" kesal sophia saat menyadari dia justru tiba di bagian lain sekolah.

Lorong yang sophia lalui tadi ternyata bukanlah jalan untuk menuju pintu utama gedung melainkan jalan menuju sisi bagian selatan sekolah yang menjadi tempat area olahraga outdoor.

Saat hendak berbalik suara riuh menghentikan langkah Sophia menarik perhatiannya untuk mencari asal suara.

Perlahan langkah sophia membawanya ke sumber suara hingga terdengar semakin dekat. Ternyata suara riuh berasal dari sekumpulan murid yang sedang bermain basket.

Sophia memperhatikan mereka semua, tidak ada yang menarik sebenarnya hanya sekumpulan murid laki-laki yang bermain basket hingga satu sosok berhasil mencuri perhatiannya.

Sosok yang muncul di antara temannya yang semula menghalangi. Dia berlari membawa bola di tangannya dan men-shoot bola ke arah ring dan ya.. berhasil.

Tanpa sophia sadari sebuah senyuman muncul di bibirnya setelah melihat aksi dari sosok itu, hingga sebuah gumaman kecil terucap "siapa dia?"

Sekumpulan murid laki-laki itu menghentikan permainan mereka tepat setelah sosok itu berhasil men-shoot bola juga sebagai penanda atas kemenangan timnya, mereka saling berjabat tangan lalu berpelukan tanda fair play permainan selesai.

Sementara itu sophia masih terus memperhatikan sosok yang tiba-tiba dia kagumi.

"Siapa kau?"

"Sejak tadi kau berada dimana?"

"Mengapa aku baru melihatmu sekarang" Sophia masih memperhatikan tanpa berniat mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Hingga sophia terkejut ketika menyadari sekumpulan murid laki-laki itu berjalan ke arah tempat sophia berada membuatnya seketika berbalik dan berlari meninggalkan area tersebut.

Sophia berlari melewati lorong yang membawanya kesana. Sesekali dia menoleh melihat ke belakang untuk memastikan, entah apa yang membuat sophia berlari bahkan sebenarnya sekumpulan murid laki-laki itu tidak menyadari keberadaannya disana apalagi untuk mengejar.

"Buggh.."

"Awh-" ringis sophia merasakan sakit di siku dan juga lututnya. Sophia terjatuh setelah menabrak petugas kebersihan yang datang dari lorong lain membuat mereka bertabrakan di tengah penghubung lorong.

"Nak, kau baik-baik saja?"

"Apa kau terluka?" petugas itu bertanya dan membantu sophia untuk kembali berdiri.

"Aku baik-baik saja, terimakasih"

"Maaf sudah menabrakmu paman" ucap sophia merasa bersalah.

"Tidak masalah, kau tidak pulang?" tanya petugas kebersihan itu kepada sophia.

"Aku ingin pulang, hanya saja.." jawab sophia malu.

"Kau ikuti saja lorong itu, setelah berada di ujung lorong berbeloklah ke arah kanan, lorong kanan itu akan membawamu menuju area depan gedung sekolah" jelas petugas itu dengan ramah.

"Kau mengerti?"

"Kau ingin aku mengantarmu?" petugas menawarkan diri untuk mengantar setelah melihat wajah bingung sophia.

"Tidak, aku mengerti, terimakasih" balas sophia menolak.

"Sekali lagi maafkan aku" ucap sophia merasa bersalah membuat petugas itu membalas dengan senyum untuk menenangkan sophia.

"Permisi" sophia berlalu meninggalkan petugas kebersihan.

Petugas kebersihan hanya tersenyum melihat punggung sophia yang berjalan menjauh menyusuri lorong. Sophia bukanlah satu-satunya murid yang kebingungan mencari jalan keluar, setiap tahun selalu ada murid baru seperti sophia yang mengalami hal yang sama.

......................

Sophia tiba di area depan sekolah setelah mengikuti arahan petugas dengan baik, dia sedikit berlari menghampiri sang sopir yang sudah menunggu lama.

"Maaf membuatmu menunggu" ucap sophia.

"Tidak masalah nona" balas sang sopir memaklumi.

"Silahkan nona" dengan sigap sang sopir membuka pintu mempersilahkan sophia.

"Terimakasih" balas sophia.

Perjalanan pulang membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk tiba di kediaman keluarga smith.

...****************...

Mansion,

Sophia tiba disambut oleh sang ibu sudah menunggu kepulangannya.

"Sayang, bagaimana sekolahmu?"

"Menyenangkan" jawab sophia menampilkan senyum.

"Itu bagus, cepat ganti pakaianmu mommy tunggu di ruang makan" ucap sang ibu.

Allessandra camorra smith wanita berdarah italia yang saat jni menetap di inggris setelah menikah dengan sang suami dan menjadi nyonya smith.

"Aku rasa tidak mom, aku ingin beristirahat sekarang" tolak sophia.

"Baiklah sayang, pergilah beristirahat" allesandra memaklumi kondisi sophia yang mungkin sedang lelah karena hari pertamanya bersekolah.

"Terimakasih mom" sophia berlalu pergi meninggalkan sang ibu lalu bergegas menuju kamarnya.

Kamar sophia terletak di lantai dua, kamar yang menghadap langsung kearah taman belakang.

Setibanya di kamar sophia meletakkan asal tas miliknya dan langsung menuju ranjang untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

Mata sophia melihat ke atas menatap langit-langit kamar ingatannya kembali mengingat pada sosok yang di lihatnya di lapangan basket outdoor.

"Siapa kau?" gumam Sophia dan tanpa disadari senyuman terbentuk di bibirnya

Mengingat akan satu hal sophia langsung terbangun dan meraih tas untuk mengambil smartphone miliknya, sophia ingat dia bisa mencari informasi melalui website sekolah.

Tanpa menunggu lagi sophia langsung mencari informasi dengan membuka satu persatu daftar murid regis high school di tingkat pertama.

"Tidak ada" sophia heran tidak mendapati informasi yang dicarinya pada daftar murid tingkat pertama.

Saat akan menyerah dan akan meninggalkan website, sophia teringat dia belum mencarinya di daftar murid kelas senior tingkat kedua dan tingkat ketiga.

"Apakah dia senior" sophia bertanya kepada dirinya sendiri.

Sophia membuka dan mencari satu persatu setiap daftar murid di kelas senior tingkat kedua tetapi sejak tadi belum juga menemukan sosok yang dia cari.

"Kumohon, aku sudah sangat lelah" keluh sophia.

Sophia terus melihat satu persatu daftar nama dengan malas, hingga mata sophia mendapati sosok yang sejak tadi dicari olehnya.

"Huuft- ya tuhan"

"Mengapa kau begitu tampan?" sophia kembali bersemangat melihat potret dari sosok yang sejak tadi dia cari.

"Davide?" sophia membaca detail data diri sosok yang dicarinya tanpa ingin terlewatkan sedikitpun.

"Jadi namamu davide" sophia tersenyum.

"Davide Zachary Johnson" sophia mengucap nama lengkap sosok yang tiba-tiba sangat dia kagumi.

"Johnson?" sophia membuka media sosial untuk mencari username dengan nama davide.

"Tidak ada"

"Bagaimana mungkin-" sophia kecewa tidak menemukan username yang dicarinya pada sosial media.

Sophia kembali menidurkan diri melihat ke atas langit-langit kamar dengan sedikit kecewa dan memegang smartphone miliknya menatap foto davide yang dia dapat pada data diri davide.

...----------------...

.

.

.

.

.

to be continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!