*****
⚠️
***** ****
Mengandung kata-kata kasar tidak untuk ditiru****!!
...ΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
Tiga bulan kemudian,
Waktu berjalan begitu cepat tidak terasa tiga bulan sudah berlalu. Tiga bulan di regis high school cukup bagi sophia untuk berbaur dan mengenal semua orang, dalam waktu tiga bulan sophia juga menjadi sangat dekat dengan teman-temannya.
Regis high school menjadi sangat spesial selama tiga bulan terakhir, bagaimana tidak davide sudah menjadi daya tarik tersendiri untuk sophia datang ke sekolah.
Setiap hari sophia tidak pernah absen untuk tidak memperhatikan davide, menyimpan rasa tanpa di ketahui oleh orang lain bukanlah hal yang mudah tapi sejauh ini sophia mampu melakukannya dengan baik.
Selama tiga bulan sophia diam-diam mencari informasi tentang davide yang ternyata memiliki pengaruh besar di regis high school.
----------
Pagi ini sophia datang ke sekolah seperti biasa dengan sang sopir yang setia mengantar. Aktivitas dari berbagai murid regis high school menjadi pemandangan pagi menyapa sophia yang baru saja tiba.
Sophia terlihat manis dengan rambut panjang yang dia biarkan terurai, kaki jenjangnya melangkah selangkah demi selangkah berjalan bersama murid lain di sekelilingnya memasuki gedung sekolah.
Setelah melewati koridor sophia menaiki tangga untuk menuju ke kelasnya yang berada di lantai dua, baru saja sophia akan memijak anak tangga dari arah berlawanan sekumpulan murid populer dan juga berpengaruh regis high school berjalan menuruni tangga membuat mereka saling berpapasan.
Ya mereka adalah Davide zachary johnson dan kelima temannya, xander ivanov dan xavier dabrowski yang berjalan paling depan, oliver jones yang sibuk dengan smartphone miliknya, serta marcello cruz dan juga Leon romano yang asik mengobrol.
Sementara davide berjalan paling belakang menggunakan headphone dengan kedua tangan yang berada di saku celana, tatapan tajam dan dingin davide seperti memberi peringatan kepada siapapun yang berada di tangga untuk segera menyingkir dari jalannya.
Sophia yang masih terkejut dibuat semakin terkejut mendapat tatapan dingin dari davide, tatapan itu hanya berlangsung beberapa detik sebelum akhirnya davide kembali mengalihkan pandangannya kedepan lalu berjalan meninggalkan tangga.
Sophia masih terdiam tidak percaya, dia merasa senang namun juga kecewa dalam waktu yang bersamaan. Sophia kecewa karena tatapan itu tidak berlangsung lama namun dia juga merasa senang karena akhirnya setelah tiga bulan untuk pertama kalinya mereka berada di jarak yang sangat dekat.
"Davide" gumam sophia menatap punggung davide yang berjalan menjauh.
...******...
Kelas,
Sophia tiba di kelas bersamaan dengan sang guru yang juga baru tiba, untung saja sophia tidak terlambat jika tidak sudah di pastikan dia tidak akan bisa mengikuti kelas karena sang guru tidak mentolerir apapun jenis alasan keterlambatan.
Dengan sedikit terburu-buru sophia berlari untuk sampai di mejanya. Disana adriana dan michalina yang sudah lebih dulu datang terheran melihat sophia yang datang terlambat tidak seperti biasanya.
"Sophia, sejak kapan kau menjadi pemalas seperti michalina?" ucap adriana.
"Adriana, apa maksudmu!" saut michalina tidak terima.
"Sssttt, berhenti bicara jika kalian tidak ingin di keluarkan dari kelas" sophia memperingati kedua temannya.
"Sepertinya itu akan menyenangkan" balas michalina dengan suara yang sedikit kencang hingga menarik perhatian sang guru.
"Ms.more kau tau peraturan di kelasku"
"Kau tau benar tidak ada obrolan apapun setelah aku memasuki kelas" ucap sang guru mengingatkan michalina.
"Aku mengerti maafkan aku, aku hanya menjawab pertanyaan dari kedua temanku" jawab michalina melihat ke arah sophia dan adriana yang terkejut mendengar jawaban michalina yang menyeret nama mereka berdua untuk pembenarannya.
"Bukankah begitu adriana, sophia" ucap michalina dengan tidak berdosa.
"Michalina, apa yang kau lakukan" adriana mendesis kesal.
"Ada apa adriana, aku benar" kembali michalina memperlihatkan senyum tak bersalah kepada adriana yang sudah mulai kesal.
"berhentilah untuk bicara" ucap adriana memperingati.
"Ms.More, Ms.achkreman dan Ms.smith silahkan tinggalkan kelas" ucap sang guru membuat adriana dan sophia terkejut.
"Tap-" ucapan adriana terpotong oleh michalina yang lebih dulu menjawab.
"Baiklah" jawab michalina dengan santai.
"Michalina, apa kau sudah gila!" ucap adriana kesal.
"Sebagai ganti tidak mengikuti kelas kalian akan mendapatkan tugas tambahan" ucap sang guru.
Setelah mengucapkan itu sang guru memberikan isyarat kepada sophia, adriana, dan michalina untuk segera meninggalkan kelas.
Adriana dan sophia keluar meninggalkan kelas dengan kesal berbeda dengan michalina yang justru merasa senang.
"Michalina, apa kau sudah tidak waras!"
"Kita dikeluarkan dari kelas" adriana semakin kesal.
"Ayolah adriana, kenapa kau begitu marah jangan terlalu khawatir tenang saja ini akan menyenangkan" balas michalina santai.
"Kita bukanlah satu-satunya murid yang di keluarkan karena melanggar peraturan, ada banyak murid lain yang sama seperti kita" ucap michalina membela diri.
"Sudah cukup, pikirkan kemana kita harus pergi?" sophia berusaha menengahi kedua temannya.
"Kantin" jawab michalina memberi saran.
"Tidak!" adriana langsung menolak ide michalina.
"Lalu, kemana kita harus pergi?" tanya michalina kembali.
"Ayo!" adriana mengajak sophia dan michalina tanpa memberitahu tujuan.
"Kemana adriana?" michalina bertanya namun tetap mengikuti adriana.
"Ikuti saja" jawab adriana masih belum memberitahu tujuan.
Sophia dan michalina hanya mengikuti adriana yang berjalan lebih dulu di depan, tanpa bertanya kembali ataupun memprotes sophia dan michalina seperti hanya pasrah kemanapun adriana membawa mereka.
"Disini?"
"Untuk apa kita ketempat ini?" michalina kesal setelah mengetahui tujuan akhir mereka.
"Tentu saja bermain basket" jawab adriana santai.
Mereka tiba di area basket outdoor yang terlihat sepi dan hanya ada mereka bertiga di sana. Adriana mengambil bola basket yang terdapat di pinggir lapangan, dengan lihai adriana mendribble bola membawanya ke arah ring dan menshoot bola itu.
Bola berhasil masuk lolos melewati ring dan jatuh ke bawah lalu kembali di tangkap oleh adriana.
"Ayo sophia" adriana melempar bola dengan reflek yang baik sophia menangkap bola itu dengan sigap.
Sophia mulai mendribble bola dan melakukan shoot ke arah ring, namun bola tidak berhasil masuk dan terpantul setelah mengenai sisi ring.
Sophia, adriana dan juga michalina melihat mengikuti arah bola yang terjatuh memantul kebelakang di waktu yang bersamaan bola terhenti di antara kaki sekumpulan murid laki-laki yang baru saja tiba di sana.
Sophia terkejut ketika mengetahui sekumpulan murid laki-laki itu adalah davide dan kelima temannya yang berdiri melihat ke arah sophia, adriana dan juga michalina.
"Apakah kalian sudah mendapatkan izin untuk menggunakan lapangan ini?" salah satu dari mereka bersuara, dia adalah xavier.
"Apakah lapangan ini milikmu?"
"Apakah kau tidak tau lapangan ini bagian dari fasilitas sekolah dan itu artinya semua murid regis high school berhak menggunakan lapangan ini" jawab adriana menjelaskan.
Sementara itu xavier hanya tersenyum evil mendengar jawaban yang di lontarkan oleh adriana yang menurutnya sangat konyol, tidak lupa juga xavier menertawakan adriana yang berdiri menantangnya.
"Apakah kau fikir kau sangat hebat?" adriana tersinggung dengan cara xavier menertawakan dirinya.
"Bersikaplah dengan baik" leon bersuara membela xavier.
"Adriana sudah cukup, ayo lebih baik kita pergi" michalina mengajak adriana pergi dari sana dan tidak ingin berurusan dengan davide dan teman-temannya.
"Kenapa michalina, kau takut dengan para pecundang ini!" ucap adriana membuat xavier dan teman-temannya yang semula diam mulai bereaksi.
Mendengar adriana yang sangat berani berbicara kasar tentang mereka, membuat oliver langsung melangkah dan menarik kasar kerah baju adriana dengan marah.
Sophia yang terkejut melihat oliver langsung menghampiri adriana dan oliver yang saling berhadapan.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan tanganmu" Dengan panik sophia memegang tangan oliver memintanya untuk melepas adriana.
Oliver yang sedang marah tidak memperdulikan sophia yang memintanya melepaskan adriana.
"Jangan khawatir sophia pecundang sepertinya tidak akan berani melakukan apapun kepadaku" adriana kembali mengeluarkan ucapan tajam sehingga membuat oliver semakin terpancing.
"Pecundang?!" oliver mengulang.
"Ya, pe-cun-dang!" adriana mengulang dengan penekanan hingga terdengar semakin jelas.
"Kau dan teman-temanmu hanyalah sekumpulan pecundang regis high school" ucap adriana semakin berani.
"BERANI SEKALI KAU!" oliver menarik kasar kerah pakaian adriana hingga membuat sophia ikut menarik tangan oliver.
"Adriana, sudah cukup" sophia mencoba membujuk.
"Lihatlah pecundang ini!" adriana tersenyum meremehkan memancing oliver tanpa rasa takut sedikitpun.
"ADRIANA!!" oliver berteriak marah.
Rasa amarah oliver bertambah hingga menarik kasar pakaian adriana membuat kedua kancing paling atas pakaian adriana terlepas.
"Kumohon lepaskan tanganmu" sophia terus memohon kepada oliver untuk melepaskan Adriana.
Michalina yang melihat kedua temannya dalam kesulitan berinisiatif mengambil langkah untuk membantu mencoba memberikan peringatan dengan mengancam oliver.
"Aku akan melaporkan tindakanmu kepada dewan kedisiplinan sekolah jika kau tidak melepas adriana" ucap michalina mengancam menunjuk dengan jari.
"Akan lebih baik jika kau tetap diam!" ucap marcello berjalan ke arah michalina yang sedang mengancam oliver, cara marcello cukup mengintimidasi membuat michalina reflek melangkah mundur karena takut.
Sophia masih fokus dengan upayanya yang mencoba membantu adriana untuk terlepas dari oliver hingga terjadi aksi saling tarik menarik di antara mereka membuat sophia kehilangan keseimbangannya dan terjatuh terjerembab.
"Awh-" keluh sophia.
"Sophia" panggil adriana dan michalina bersamaan panik melihat sophia yang terjatuh.
Oliver yang ikut terkejut langsung melepaskan tangannya dari pakaian adriana, michalina berlari mendekati sophia membantunya untuk kembali berdiri terlihat siku sophia yang terluka karena terjatuh cukup keras dengan posisi siku menahan berat tubuhnya hingga membuat garis luka yang cukup membuat darah mengalir.
"Sophia, kau terluka" adriana panik melihat siku sophia yang terluka.
"Hanya goresan kecil, tidak masalah" balas sophia menjawab mencoba tenang meskipun sikunya terasa sangat sakit.
"Kita harus segera mengobati lukamu" ucap adriana dengan kepanikan di wajahnya.
"Jadi, apakah adriana salah mengatakan kalian pecundang?!"
"Ini sudah cukup membuktikan bahwa kalian hanyalah sekumpulan pecundang regis!" ucap michalina memperjelas, entah darimana datangnya keberanian itu.
"Sudah cukup!" davide bersuara setelah sejak tadi hanya diam menyaksikan yang terjadi.
Davide melangkah berjalan kedepan hingga berhadapan dengan michalina.
"Wah, lihatlah sang ketua dari para pecundang mulai bicara" michalina semakin berani.
"Dengar, seluruh murid regis high school mungkin takut denganmu kelima temanmu yang bodoh ini tapi tidak denganku dan teman-temanku" ucap michalina dengan begitu berani di hadapan davide.
"Sophia, adriana, ayo kita pergi dari tempat ini" michalina mengajak adriana dan sophia untuk meninggalkan lapangan basket.
"Kita salah berada di tempat ini, ini adalah tempat untuk para pecundang dan kita bukanlah pecundang" ucap michalina tersenyum merehkan davide dan kelima temannya.
Sophia dan adriana berjalan lebih dulu dengan michalina mengikuti di belakang. Dari arah belakang marcello yang terpancing mendengar ucapan michalina ingin menghentikannya namun usaha marcello di hentikan oleh davide yang menahan lengannya.
"Cukup cello!" ucap davide dingin menghentikan.
Marcello yang merasa kesal langsung berjalan ke arah outdoor sport seating untuk sedikit menenangkan atau mengurangi rasa kesalnya.
Beberapa saat setelahnya davide dan oliver ikut bergabung dengan marcello. Mereka menjadi penonton untuk xavier, xander dan juga leon yang sedang bermain basket disana.
...*****...
Ruang UKS,
Sophia, adriana dan michalina tiba ruang UKS untuk mengobati luka di siku sophia.
"Sophia, apakah sangat sakit?" adriana bertanya.
"Tidak" jawab sophia tersenyum mendengar adriana.
"Kau yakin?" michalina ikut bertanya.
"Ya, tentu saja" sophia tersenyum melihat kedua temannya yang mengkhawatirkan dirinya.
"Sedikit lagi" adriana hampir selesai membalut luka sophia dengan sangat telaten.
"Selesai" adriana tersenyum bangga setelah berhasil membalut luka sophia.
"Terimakasih" ucap sophia tersenyum.
"Ayolah sophia, kau terluka karenaku jangan mengatakan itu atau aku akan semakin merasa bersalah" jawab adriana tak terima dengan ucapan terimakasih yang di ucapkan oleh sophia kepadanya.
"Jadi kemana kita akan pergi sekarang?" michalina bertanya di antara obrolan sophia dan adriana yang sedang berlangsung.
"Kantin" jawab sophia memutuskan.
"Ya sophia itu adalah jawaban yang paling tepat" ucap michalina setuju membuat sophia dan adriana tertawa mendengar michalina.
...*****...
Kantin,
Baru saja sophia, adriana dan juga michalina menempati meja mereka di waktu yang bersamaan suara bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba.
"Aku akan memesan jus untuk kita" michalina meninggalkan sophia dan adriana di meja.
"Ya pergilah" adriana menanggapi.
Beberapa saat setelah michalina berjalan menjauh, suara samantha dan chiara memanggil mereka baru saja tiba dan langsung bergabung.
"Hai, kalian tiba lebih cepat hari ini" ucap chiara kepada sophia dan adriana.
"Ya kami tiba di kantin lebih cepat dari biasanya dan juga tidak mengikuti kelas seperti biasanya" balas adriana menjawab.
"Ada apa?" samantha tidak mengerti.
"Seperti biasa ms.more membuat masalah" ucap adriana memberitahu chiara dan samantha.
Chiara dan samantha yang mendengar hanya tertawa mendengar adriana yang terlihat jengkel, mereka semua memahami michalina memiliki sifat yang begitu unik di antara mereka semua.
"Hai teman-teman, apakah ada hal yang aku lewatkan?"
"Bagaimana bisa kalian tertawa dengan begitu bahagia tanpa diriku" ucapan michalina membuat chiara dan samantha semakin tertawa kencang.
"Ayolah, hal apa yang begitu lucu hingga membuat kalian tertawa begitu senang?"
"Cepat katakan padaku!" michalina kesal karena tidak mengerti apapu.
Sementara itu sophia tidak fokus pada obrolan yang sedang berlangsung di antara keempat temannya, matanya teralihkan saat melihat kedatangan davide yang baru saja memasuki kantin membuatnya kembali mengingat hal yang terjadi di lapangan basket beberapa saat lalu.
"Lihatlah, para pecundang regis!" ucap michalina melihat kedatangan davide bersama kelima temannya membuat adriana, chiara dan juga samantha ikut melihat ke arah mereka.
Seperti menyadari adanya tatapan yang mengarah kepada mereka di waktu yang bersamaan davide dan kelima temannya juga membalas melihat ke arah meja sophia, chiara,michalina, adriana dan juga samantha yang masih melihat mereka.
Mereka saling menatap, namun tatapan mereka tidak berlangsung lama karena mereka langsung saling menghentikan tatapan.
"Permisi,pesananmu" seorang pelayan datang dengan nampan yang berisikan lima jus membuat mereka memutus tatapan itu.
"Terimakasih" jawab michalina tersenyum ramah.
"Kau juga memesan untukku?" ucap samantha terkejut.
"Sejak kapan ms.more menjadi sangat bijaksana" ucap chiara menggoda michalina.
"Tidak, aku memesan itu semua untuk diriku sendiri" balas michalina kesal mendengar chiara dan samantha tetapi justru membuat ke empat temannya tertawa melihat tingkah michalina.
_____
Adriana membuka obrolan mereka dengan membicarakan drama di keluarkan dari kelas hingga insiden lapangan basket.
"Benarkah!"
"Mereka melakukan itu kepada kalian?" samantha tidak percaya setelah mendengar michalina bercerita tentang insiden lapangan basket.
"Hm" gumam adriana malas harus kembali mengingat insiden itu.
Obrolan mereka terus berlanjut semakin asyik saat michalina menceritakan semua yang terjadi hingga ikut membuat samantha dan juga chiara merasa kesal mendengarnya.
**suara bel berbunyi,
Suara bel menjadi pemotong obrolan yang sedang berlangsung di meja kantin yang di tempati sophia dan teman-temannya.
"Baiklah, kita akan melanjutkan nanti" ucap michalina berhenti bercerita.
"Oh ya tuhan, mengapa bel itu harus berbunyi sekarang!" samantha kesal karena masih ingin mendengar semua cerita michalina.
Semua murid membubarkan diri untuk kembali ke kelas mereka masing-masing dan kembali memulai kelas baru begitupun dengan sophia, michalina, adriana, chiara dan juga samantha.
...*****...
Sekarang adriana dan michalina sedang mengikuti kelas kedua dan menjadi kelas terakhir untuk sophia hari ini, setelah kelas kedua usai nanti sophia akan langsung kembali pulang karena tidak lagi memiliki kelas peminatan lain berbeda dengan adriana dan michalina yang masih memiliki kegiatan lain.
Kegiatan belajar berlalu dengan cepat, semua murid menikmati kelas sang guru sangat pandai dalam menyampaikan materi hingga tidak membuat murid merasa bosan selama kegiatan belajar berlangsung.
"Baiklah, kelas hari ini telah selesai"
"Terimakasih telah mengikuti kelas dengan sangat baik" sang guru tersenyum ramah memberikan apresiasi kepada semua murid karena telah mengikuti kelasnya dengan antusias, lalu pergi meninggalkan kelas.
Setelah sang guru meninggalkan kelas semua murid bersiap untuk kembali pulang atau mungkin kembali bersiap untuk mengikuti kelas peminatan lain bagi murid yang masih memiliki kelas peminatan seperti adriana dan michalina.
"Sophia kau akan langsung pulang?" adriana bertanya.
"Ya aku akan langsung pulang" balas sophia
"Baiklah, hati-hati di jalan" ucap adriana.
"Baiklah, bye" sophia menanggapi. Mereka berpisah di depan kelas. Sophia, adriana dan michalina tidak selalu bersama karena mereka memiliki kegiatan yang juga berbeda-beda.
Sophia berjalan di lorong seorang diri dengan sedikit tidak bersemangat, entahlah dia seperti merasa begitu lelah dan juga seperti kehilangan semangat.
Langkah sophia menuruni anak tangga lalu melewati lorong yang akan membawanya tiba di depan gedung regis high school dari kejauhan sophia dapat melihat sang sopir menunggunya.
Sophia berjalan menghampiri sang sopir yang dengan sigap dan menunduk memberi hormat kepadanya. "Nona sophia, silahkan" sang sopir membuka pintu mobil dan mempersilahkan.
"Terimakasih" jawab sophia menanggapi.
...*****...
Mobil dalam perjalanan pulang, suasana hening di dalam mobil menambah rasa bosan sophia yang sejak tadi hanya melihat pepohonan yang di lalui dari balik kaca mobil yang berjalan.
"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa dekat denganmu?" sophia membatin mengingat davide dan insiden lapangan basket.
Jari sophia bergerak membentuk pola abstrak pada kaca mobil seperti mewakili pikiran dan juga suasana hatinya saat ini yang rumit tentang davide.
"Bahkan setelah tiga bulan berada di satu tempat yang sama tidak juga membuat kita saling mengenal" sophia terus membatin.
Waktu perjalanan pulang di habiskan sophia dengan memikirkan davide hingga dia tidak menyadari dua puluh menit perjalanan telah berlalu dan mobil yang membawanya telah tiba di area mansion keluarganya.
Seperti biasa, mobil akan berhenti tepat di depan pintu utama mansion dan akan ada bodyguard yang juga sigap membukakan pintu mobil yang berhenti di sana.
"Selamat datang nona sophia" ucap pelayan menyambut kepulangan sophia.
"Sophia" suara sang ibu terdengar.
"Mom" saut sophia menanggapi dengan tersenyum lalu berjalan menghampiri sang ibu.
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" pertanyaan yang sama selalu di lontarkan oleh sang ibu kepada sophia saat menyambutnya pulang.
"Sangat baik, seperti biasa" jawab sophia.
"Itu sangat bagus" ucap sang ibu dengan penuh kehangatan.
"Sophia kau terluka?" ucap sang ibu khawatir melihat siku sophia yang terbalut perban
"Ini hanya luka kecil karena kecerobohanku sendiri" jawab alessa santai berbohong tentang luka di sikunya.
"Baiklah, cepat ganti pakaianmu"
"Mommy sudah memasak menu kesukaanmu, kita akan makan bersama" ucap sang ibu membuat sophia senang.
"Benarkah, tunggu aku akan segera kembali dan melahap semua masakan mommy" sophia sangat antusias lalu sedikit berlari menuju kamarnya.
...*****...
Ruang makan,
Sophia tiba di ruang makan dan melihat sang ibu yang sedang menata berbagai menu di atas meja, semua hidangan tertata begitu rapih membuat sophia sangat berselera untuk segera melahap semua makanan itu.
"Sophia kemarilah"
"Semua menu hari ini adalah kesukaanmu" sang ibu menunjukkan hasil masakannya kepada sophia.
"Mom, ada apa?" sophia melihat dengan heran.
"Kau menjadi sangat baik hari ini?" sophia kembali bertanya dengan mata menyipit penuh selidik.
"Ayolah sophia, apakah mommy hanya baik hari ini saja?" balas sang ibu protes mendengar pernyataan sophia.
"Tidak, kau selalu baik dan kau adalah ibu terbaik di dunia" ucap Sophia membanggakan sang ibu.
"Duduklah, segera makan makananmu" sophia menarik kursi dan bersiap untuk melahap hidangan itu.
Sophia duduk berhadapan dengan sang ibu, mereka hanya makan berdua di meja makan besar yang sudah tersedia berbagai menu kesukaan sophia.
"Mom, dimana daddy?" sophia bertanya setelah tidak melihat keberadaan sang ayah.
Sambil melihat sekeliling dan menyantap makanannya sophia kembali bertanya "Apakah daddy langsung berangkat ke kantor hari ini?"
"Tidak, daddymu memiliki pekerjaan lain yang sangat penting dia sudah berangkat ke italia dua jam yang lalu" sang ibu menjelaskan.
"Italia?" sophia terkejut.
"Pekerjaan apa yang begitu penting?"
"Bukankah daddy baru saja kembali kemarin malam?" sophia kembali melanjutkan ucapannya.
"Mommy juga tidak mengetahui benar sophia"
"Daddymu hanya mengatakan pergi untuk pekerjaan penting, sepertinya daddymu juga akan melihat keadaan putranya disana" jelas sang ibu memberitahu.
"Tentu saja tuan jason smith sangat sibuk" jawab sophia.
"Seharusnya mommy pergi bersama daddy kalian bisa melihat keadaan Aaron bersama-sama" sophia memberikan saran kepada sang ibu.
"Sebenarnya mommy sangat ingin ikut dengan daddymu tetapi mommy juga memiliki anak gadis yang sangat manja di sini"
Dengan sedikit mendorong tubuhnya kedepan dan berbisik sang ibu menjawab sophia "Dia tidak bisa di tinggalkan seorang diri" ucapan itu cukup mengejek sophia dan membuatnya jengkel.
"Mom-" sophia merajuk mendengar ucapan sang ibu.
"Ya baiklah, ayo habiskan makananmu" ucap sang ibu sambil tertawa.
Sophia melahap habis makananan dan membuatnya begitu kenyang.
"Mom aku sudah selesai, aku akan kembali ke kamarku ada beberapa tugas sekolah yang harus segera ku selesaikan" ucap sophia memberitahu sang ibu.
"Baiklah, pergilah selesaikan tugasmu" balas sang ibu menjawab dengan tersenyum.
Sophia meninggalkan ruang makan setelah mendapat izin untuk kembali ke kamarnya.
_____
Tiba di kamar sophia langsung berjalan ke arah sofa dekat jendela besar yang mengarah langsung ke taman belakang.
Sophia meraih smartphone miliknya yang berada di atas meja jari jemarinya bergerak membuka galeri untuk melihat potret seseorang yang sangat ingin dia lihat. Potret itu adalah potret davide yang sophia ambil secara diam-diam satu bulan lalu.
"Davide" gumam sophia menatap potret davide.
"Apa yang sedang kau lakukan sekarang?"
"Apakah kau tau, kau terlihat begitu manis ketika tersenyum seperti ini"
"Tapi mengapa kau jarang sekali tersenyum ?" sophia bertanya seakan sedang berbicara langsung dengan davide.
Sophia berhenti bergumam ketika mengingat tugas yang belum dia selesaikan "Oh ya tuhan, tugasku!" sophia bergegas menuju meja belajar untuk segera mengerjakan tugasnya.
____
"uughh ya tuhan banyak sekali tugasnya" sophia meregangkan ototnya yang terasa pegal setelah berjam-jam mengerjakan tugas.
"Jam berapa sekarang" ucapnya menengok melihat jam yang sudah menunjuk di angka 20.00 pm. Setelah melihat waktu sophia merapihkan buku-buku dan mengirim tugasnya tersebut melalui email.
"Selesai" sophia tersenyum lalu bergegas menuju ranjang untuk beristirahat.
...----------------...
.
.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments