Basecamp

basecamp,

Memasuki area basecamp suara motor davide samar terdengar, seperti memberi informasi bahwa dirinya telah tiba.

Suara motor terdengar semakin jelas saat davide sudah dekat, dan benar saja tak lama setelahnya davide terlihat bersama motornya memarkir motornya berdampingan dengan motor lain yang sudah lebih dulu terparkir.

Basecamp forest berada di pinggir kota terdiri dari deretan ruko tua yang tidak lagi terpakai, area itu menjadi pilihan karena lokasinya yang terisolir jauh dari jangkauan sangat pas untuk mereka yang tidak ingin terganggu oleh orang luar.

Seluruh area ruko merupakan milik forest. Mereka membeli seluruh area lahan beserta bangunan karena tidak ingin berbagi tempat dengan orang lain dan menjadikan tempat itu sebagai basecamp dengan fasilitas otomotif lengkap untuk menunjang hobi mereka.

Beberapa bagian bangunan juga sudah mereka renovasi menjadi beberapa kamar dan juga beberapa perlengkapan lain yang mereka butuhkan.

"Hai, bro" xavier menyapa.

"Kau baik-baik saja?" oliver bertanya setelah melihat wajah murung davide.

"Ya" balas davide singkat.

Baru saja menduduki sofa, davide kembali bangun membuka jaket juga kaos yang dia kenakan. Melihat davide kelima temannya mengerti sekarang dia akan menyibukkan diri dengan mobil yang sedang mereka modifikasi sejak satu minggu yang lalu untuk melupakan hal-hal yang membuatnya terganggu, itu adalah cara davide menghindar dari pertanyaan mereka.

Melihat davide, oliver dan xavier ikut bergabung. Otomotif adalah salah satu hal yang sangat di gemari oleh mereka, terlebih davide untuknya otomotif adalah cara terbaik untuk mengalihkan segala penat dari permasalahan hidupnya.

Sementara xander dan marcello memutuskan bermain billiard berbeda dengan teman-temannya leon justru hanya bermalasan di sofa.

"Kalian tidak lapar?" leon bertanya kepada teman-temannya yang sibuk dengan kegiatan mereka.

"Pesankan pizza untuk kita semua" jawab marcello tanpa melihat leon.

"Baiklah" leon meraih smartphone miliknya dan mulai memesan pizza untuk mereka semua.

"Tidakkah menurut kalian basecamp terlalu sunyi, seharusnya ada lady basecamp disini" ucap leon membuat xander dan marcello tertawa mendengar ucapan bodoh leo.

"Lady basecamp?" balas marcello mengulang kata yang menurutnya sangat lucu.

"Ada apa denganmu?" xavier jengah mendengar kekonyolan leon.

"Apakah ada yang salah dengan ucapanku" balas leon melihat marcello yang menertawakannya.

"Aku akan mendatangkan lady boy khusus untukmu" ucap xander dengan stick billiard di tangan kanan yang dia gunakan sebagai penopang dengan tangan lain yang berkacak pinggang.

Basecamp selalu menjadi tempat ternyaman untuk davide, dia sangat menyukai suasana seperti ini ketika teman-temannya saling bergurau walau dia sangat jarang ikut dalam gurauan dan hanya menjadi penikmat candaan dari kelima temannya.

Hari ini mereka semua akan kembali bermalam di basecamp seperti biasa, menghabiskan waktu weekend di basecamp dan kembali pulang keesokan harinya. Tetapi terkadang davide juga selalu datang ke basecamp selain di hari weekend dan akan tidur di sana walau hanya sendiri.

Basecamp menjadi tempat pelarian davide untuk menenangkan diri. Komunikasi yang tidak pernah baik antara dirinya dan sang ayah membuat hubungan mereka manjadi semakin berjarak.

"Baiklah kita lanjutkan minggu depan saja, ini sudah cukup" ucap davide keluar dari bawah mobil.

"Baiklah" balas oliver setuju.

Sementara xavier mengambil beberapa minuman dingin dan kembali membawa tiga kaleng soda ukuran sedang. Dia memberikan minuman itu kepada davide dan oliver dengan sedikit lemparan kecil yang sigap di tangkap oleh mereka.

Davide membuka kaleng minuman bersoda itu dan langsung meneguknya habis, tetesan air soda yang terjatuh bercampur dengan sisa keringat yang belum mengering menambah kesan maco pada diri dave.

Disaat yang bersamaan setelah menghabiskan minumannya suara seseorang menginterupsi membuat davide dan kelima temannya menoleh secara bersamaan.

"Permisi"

"Piz-za" ucap seorang pria dengan gugup mendapat tatapan dari semua orang disana. Terlihat jelas dari gesturnya dia tidak nyaman dan takut.

"A-ku datang mengantar pizza, atas nama tuan leon" ucapnya dengan menunjukkan beberapa box pizza.

Oliver yang berada lebih dekat dari pengantar pizza itu langsung mendekat untuk mengambil box pizza.

"Terimakasih"

"Kau datang di waktu yang tepat" ucap oliver ramah meraih box pizza.

"Baiklah, permisi" pengantar pizza terheran mendapat keramahan karena dia berpikir semua orang disana akan mengolok-olok dirinya seperti di tempat lain namun ternyata tidak, dia sudah salah menduga.

"Kau datang tepat waktu, sepertinya kau sangat tau kami semua sedang lapar" ucap oliver berbicara dengan box pizza.

Oliver membawa box pizza ke arah meja lalu membukanya dengan tidak sabar karena lapar. Mereka mulai melahap pizza, berbagi box pizza seperti ini sudah biasa mereka lakukan.

"Seharusnya kau memesannya lebih banyak" ucap xander setelah melihat box pizza habis dalam sekejap dan tidak tersisa satupun.

"Ya, aku lupa kalian semua adalah cacing. Beberapa box tidak akan cukup untuk kalian!" balas leon santai namun sarkas.

Xander yang mendengar ucapan leon langsung melempar box pizza ke arahnya tetapi leon berhasil menghindar hingga box pizza lolos dan terjatuh kebelakang di bawah kaki seseorang yang baru saja tiba.

"Permisi" suara lembut itu seketika membuat xander, xavier, marcello juga oliver bersama-sama menoleh dan terdiam.

"Ya?" oliver terheran.

"Pesanan espresso" ucap gadis itu menjawab keheranan Oliver dengan menunjukkan espresso di tangannya.

"Akhirnya, espresso datang" leon menghampiri gadis pengantar espresso membuat teman-temannya langsung mengerti.

"Terimakasih" ucap leon meraih espresso.

"Maaf atas keterlambatanku, aku sedikit tersesat saat mencari lokasi ini" ucap gadis pengantar espresso itu segan.

"Tidak masalah" balas leon ramah.

Sementara itu teman-temannya yang lain hanya memperhatikan setiap interaksi yang di lakukan oleh leon dengan gadis itu.

Davide yang semula tidak perduli dan duduk membelakangi mulai tertarik menoleh melihat ke arah luar setelah mendengar suara yang seperti familiar di telinganya.

Davide terkejut ketika mendapatin gadis itu disana, gadis kedai yang menumpahkan espresso kepadanya.

Tatapan davide terkesima melihat wajahnya yang begitu manis dan lugu, senyum yang sedang dia perlihatkan sangat menarik untuk di lihat.

"Baiklah, aku permisi" ucap gadis itu lalu pergi meninggalkan basecamp.

"Aku sangat mengantuk, tapi aku ingin mencoba espresso ini terlebih dahulu" ucap marcello mengambil satu cup espresso.

"Cobalah, espresso ini berbeda dari espresso lainnya" ucap leon kepada teman-temannya.

"Apa yang membuatnya berbeda, bukankah semua espresso sama?" tanya oliver meraih espresso lalu mencobanya.

"Sekarang hampir tengah malam dan gadis tadi masih bekerja" ucap xander.

"Leon mengapa kau memesan espresso ini disana'" oliver seperti keberatan.

"Kerena hanya kedai mereka yang melayani 24 jam pemesanan" jawab leon santai.

"Kedai mana yang memperkerjakan seorang gadis untuk mengantar di jam seperti ini" jawab xander tidak habis pikir.

"Tentu saja kedai tempat gadis itu bekerja" balas leon santai membuat temannya tertawa.

"Bagaimana, bukankah espresso ini berbeda?" tanya leon kepada teman-temannya.

"Ya, sangat manis" ucap davide berpendapat setelah meneguk espresso. Bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman penuh arti.

Mendengar ucapan davide yang mengatakan espresso itu manis teman-temannya langsung menoleh melihat ke arah davide.

Oliver meraih cup espresso milik davide dan langsung mencobanya untuk memastikan mungkin saja lidahnya bermasalah atau mungkin memang espresso davide berbeda dari cup lain.

"Huh kau gila!" oliver kesal setelah merasakan espresso yang sama dengan miliknya.

"Dengar oliver, manis tak harus selalu tentang rasa" ucap davide membuat kelima temannya menatap heran.

"Terserah kau saja, aku akan tidur" balas marcello lalu pergi menuju kamar.

...****************...

Setelahnya satu persatu dari mereka pergi ke kamar mereka masing-masing hingga menyisakan davide dan oliver yang sudah berpindah tempat, mereka duduk di depan basecamp menikmati suasana malam dengan langit yang memperlihatkan kecantikan bulan bersama bintang-bintangnya di atas sana.

Davide dan oliver mengobrol, sesekali juga tertawa karena obrolan-obrolan konyol mereka.

Semakin malam obrolan mereka berubah beralih ke topik pembicaraan yang lebih serius, terlebih pembicaraan itu tentang keluarga.

Obrolan terhenti ketika mereka menyadari waktu tengah malam sudah berlalu dan berpindah menjadi pagi dini hari membuat mereka memutuskan untuk segera tidur dan beristirahat.

...****************...

Tanpa davide dan oliver sadari Xander, Xavier, dan juga Leon memperhatikan mereka dari balik kaca kamar di lantai atas.

"Sepertinya davide menceritakan banyak hal kepada oliver" ucap xander.

"Dia memang harus bercerita untuk sedikit meringankan bebannya" balas xavier menanggapi.

"Ya, aku rasa sangat sulit untuk davide mengerti dan menerima" ucap leon menambah.

"Ayo cepat kita harus tidur sekarang, jika tidak mereka akan mengetahui kita belum tidur dan memantau mereka sejak tadi" lanjut Leon lalu mereka membubarkan diri untuk mulai beristirahat.

Langit masih terlihat indah dengan bintang-bintang yang menjadi penghias malam yang kembali sunyi setelah ditinggal oleh davide dan oliver.

...----------------...

.

.

.

.

.

to be continue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!