Bab 5 Bonus

Rosalina kaget karena tangannya merasa dipegang oleh seseorang. Dan benar saja, ketika dia menoleh ternyata Kenzo memegang tangannya hingga langkah kakinya terhenti.

Tatapan mata Rosalina seolah bertanya pada Kenzo dan dia mengerti arti tatapan dari Rosalina itu.

"Tolong temani saya di sini," ucap Kenzo lirih seolah tak bertenaga.

Kemudian dia memejamkan matanya kembali. Dan melepaskan tangan Rosalina dengan lemas.

Rosalina tidak tega melihat Kenzo yang lemah seperti itu. Dia juga tidak bisa membiarkan orang yang sedang membutuhkan bantuannya.

Rosalina mengambil kursi yang ada di dalam kamar tersebut. Diletakkannya kursi tersebut di sebelah ranjang Kenzo.

Tangannya selalu memeriksa temperatur badan Kenzo dengan meletakkannya pada dahi Kenzo.

Entah mengapa, baby Chintya sangat nyenyak tidurnya, seolah dia tahu jika papanya sedang sakit saat ini.

Hingga dini hari, mata Kenzo terbuka dan dia mendapati Rosalina masih berada di dekatnya. Lebih tepatnya dia tertidur saat ini di dekat Kenzo dengan posisi duduk.

Kepala Rosalina diletakkan pada pinggiran ranjang Kenzo yang kosong tidak terjamah oleh tubuh Kenzo.

Kenzo menatap wajah Rosalina yang menenangkannya di saat matanya terpejam seperti itu. Diingatnya kembali apa yang terjadi semalam.

Apa dia benar-benar semalaman berada di sini? Lalu bagaimana dengan Chintya? Apa dia tidak rewel seperti biasanya? pertanyaan-pertanyaan itu hanya mampu diucapkan oleh Kenzo dalam hatinya.

Tanpa dia sadari, bibirnya tersenyum melihat wajah damai Rosalina ketika sedang tidur. Tangannya tanpa sadar terulur di atas kepala Rosalina dan mengusapnya perlahan.

Entah apa yang membuat Kenzo bersikap seperti itu pada Rosalina. Dia juga tidak tahu mengapa dia menyuruh Rosalina untuk menungguinya di dalam kamarnya.

Sebenarnya semalam trauma itu datang kembali. Setiap ada yang mengungkit tentang Levia, mendiang istrinya, pasti Kenzo akan bermimpi buruk, kadang dia mengigau dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Namun, semalam dia tidak hanya bermimpi buruk dan mengigau saja, badannya panas disertai dengan keringat dingin yang membanjiri tubuhnya.

Perlahan mata Rosalina terbuka, dan Kenzo yang tangannya masih berada di atas kepala Rosalina segera menurunkan tangannya secara perlahan dan kembali memejamkan matanya, berpura-pura tertidur.

Rosalina terkejut ketika mendapati dirinya tertidur dengan posisi seperti itu.

"Aduh... bisa-bisanya aku tertidur di saat menjaga orang yang sedang sakit. Keadaannya gimana ya? Apa badannya udah gak panas lagi?" ucap Rosalina sambil menempelkan punggung tangannya pada dahi Kenzo.

"Syukurlah panasnya udah reda. Oh iya Chintya, semalam dia tidak menangis sama sekali. Lebih baik aku lihat saja sekarang," ucapnya kemudian.

Dengan berjalan cepat Rosalina bergegas menuju kamar baby Chintya. Ternyata baby Chintya masih saja tertidur nyenyak, tidak seperti biasanya dia sering sekali terbangun dan menangis rewel hingga lama sekali terdiam.

Ternyata Chintya benar-benar tidak terbangun. Kira-kira kenapa dia bisa berbeda sekali jika diasuh oleh Rosalina? Kenzo berkata dalam hatinya.

Matanya kembali terpejam ketika mendengar suara derap kaki yang dia yakini adalah langkah kaki Rosalina yang menuju kamarnya.

Ternyata memang benar apa yang dipikirkan oleh Kenzo. Rosalina masuk ke dalam kamarnya dengan membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Aku taruh di sini aja kali ya. Gak mungkin dia gak tau kan? Masa' dia gak tau? Pasti tau lah," Rosalina bermonolog disertai keraguannya.

"Ah daripada nanti udah dingin gak dimakan, mending aku bangunin aja deh. Bodoh amat dah diomelin. Daripada mubazir kan?" ucap Rosalina kembali.

Celotehan Rosalina itu mampu membuat tawa dalam hati Kenzo. Namun, dengan sekuat tenaga dia menahannya agar tawanya itu tidak keluar dari mulutnya.

"Om, Om, Om Kenzo, bangun Om. Ini ada bubur masih hangat. Dimakan dulu Om, setelah itu diminum obatnya," ucap Rosalina sambil menepuk-nepuk pelan tangan Kenzo.

Mata Kenzo pun terbuka. Dia tidak tega melihat Rosalina khawatir padanya.

"Dimakan dulu Om," ucap Rosalina ketika melihat mata Kenzo sudah terbuka.

Rosalina memberikan mangkuk bubur itu di depan Kenzo, dan Kenzo hanya memandangnya tanpa berniat untuk menerimanya.

"Om mau disuapin lagi?" ceplos Rosalina tanpa berpikir.

Kenzo diam dan hanya menatap Rosalina dengan berkata dalam hatinya,

Suapi aku!

Seolah tau arti tatapan mata Kenzo padanya, tanpa memikirkan apapun Rosalina mengambil sendok yang ada dalam mangkuk tersebut dan menyuapkan bubur sesuap demi sesuap ke mulut Kenzo.

"Om, tau gak sih, Om tuh kayak anak kecil kalau lagi sakit. Ngalah-ngalahin Chintya tau gak? Untung aja Chintya pinter, dia semalaman gak kebangun. Tidurnya pulas banget. Mungkin dia tau kalau Papanya sedang sakit dan baby sitter nya ini dipinjam oleh Papanya untuk mengurusinya."

Rosalina mengomel pada Kenzo seiring dia menyuapkan bubur ke dalam mulut Kenzo.

Kenzo menutup mulutnya dan menatap tajam pada Rosalina. Melihat hal itu Rosalina baru sadar jika dirinya terlalu lancang untuk mengomeli tuan rumahnya.

Bibir Rosalina tertutup rapat dan dia tersenyum tanpa membuka bibirnya, mencoba untuk membuat Kenzo tidak marah padanya.

"Gak ikhlas? Gak usah kalau gak ikhlas," ucap Kenzo lirih dengan menatap intens mata Rosalina.

"Eh enggak Om, ikhlas kok, ikhlas banget malahan. Kita sebagai manusia kan harus tolong menolong ya Om," ucap Rosalina sambil tersenyum lebar dan menyuapkan kembali bubur yang tersisa dalam mangkuk ke dalam mulut Kenzo.

"Tumben Bik Narmi udah datang?" tanya Kenzo setelah menelan buburnya.

"Belum datang kok Om," jawab Rosalina sambil menyuapkan kembali bubur terakhir yang tersisa dalam mangkuk tersebut.

"Lah ini?" tanya Kenzo sambil menunjuk mangkuk bubur yang sudah kosong itu dengan matanya.

"Saya yang buat. Kenapa Om, gak enak ya? Tadi udah saya cicipi enak kok," ucap Rosalina ketakutan.

"Enak kok. Kamu udah biasa masak?" tanya Kenzo kembali.

"Saya udah biasa mengerjakan pekerjaan rumah Om. Lagian kalau cuma masak bubur aja sih gampang Om. Saya udah terbiasa merawat adik-adik saya dan jika mereka sedang sakit, saya juga yang merawatnya," jawab Rosalina dengan bangganya.

Kenzo tersenyum tipis melihat ekspresi kebanggan dari Rosalina setelah dia ketakutan pada saat ditanya olehnya.

"Nanti saya pasti akan memberikan bonus untuk kamu karena merawat saya yang sedang sakit," ucap Kenzo sambil meraih gelas yang berisi air putih di atas nakasnya.

Dengan cekatan Rosalina mengambilkan gelas tersebut dan memberikannya pada Kenzo beserta dengan obatnya.

"Beneran ya Om, janji?" tanya Rosalina untuk meyakinkan pendengarannya.

Kenzo pun mengangguk, kemudian dia menata bantalnya untuk digunakan tidur kembali.

"Kalau begitu sering-sering sakit aja deh Om, biar saya bisa merawat Om, biar dapat bonus terus-terusan," ucap Rosalina sambil terkekeh.

"Kalau begitu kamu pijat saja saya, biar kamu dapat bonus lagi," ucap Kenzo bermaksud menjahili Rosalina.

"Apa?!" seru Rosalina tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Terpopuler

Comments

Allya Azzara

Allya Azzara

modus

2022-10-10

0

Widya Sari Widya Widya

Widya Sari Widya Widya

lanjut lagi dong

2022-09-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keinginan Rosalina
2 Bab 2 Jadi baby sitter
3 Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4 Bab 4 Kenangan buruk
5 Bab 5 Bonus
6 Bab 6 Wajah Chintya
7 Bab 7 Gosip
8 Bab 8 Curahan hati
9 Bab 9 Usaha Rendi
10 Bab 10 Pernyataan Rendi
11 Bab 11 Perjuangan Rendi
12 Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13 Bab 13 Keinginan Rendi
14 Bab 14 Keteledoran Rosalina
15 Bab 15 Kemarahan Kenzo
16 Bab 16 Takut khilaf
17 Bab 17 Tanya jawab
18 Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19 Bab 19 Main apa?
20 Bab 20 Dia istriku
21 Bab 21 Antara duda dan perjaka
22 Bab 22 Perasaan apa ini?
23 Bab 23 Panggil aku sayang!
24 Bab 24 Kekecewaan Rendi
25 Bab 25 Hukuman?
26 Bab 26 Mencoba menerima
27 Bab 27 Kecurigaan
28 Bab 28 Semakin curiga
29 Bab 29 Kekesalan Rosalina
30 Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31 Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32 Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33 Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34 Bab 34 Aku masih perjaka!
35 Bab 35 Skakmat!
36 Bab 36 Terciduk
37 Bab 37 Ketakutan Rosalina
38 Bab 38 Cerita Kenzo
39 Bab 39 Kejujuran Levia
40 Bab 40 Keputusan Kenzo
41 Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42 Bab 42 Kebencian Kenzo
43 Bab 43 Kehadiran Chintya
44 Bab 44 Kemarahan Venita
45 Bab 45 Tentang cinta
46 Bab 46 Sebuah pilihan
47 Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48 Bab 48 Pertimbangan
49 Bab 49 Kedatangan Rendi
50 Bab 50 Pembuktian
51 Bab 51 Tes
52 Bab 52 Harga diri
53 Bab 53 Pencarian Rosalina
54 Bab 54 Virus cinta
55 Bab 55 Kangen
56 Bab 56 Usaha Kenzo
57 Bab 57 Perasaan Kenzo
58 Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59 Bab 59 Antara hati dan harga diri
60 Bab 60 Pilihan hati
61 Bab 61 Bubur pengobat rindu
62 Bab 62 Obat rindu
63 Bab 63 Kapan nikah?
64 Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65 Bab 65 Apa hubungan kalian?
66 Bab 66 Ayah Chintya
67 Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68 Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69 Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Rosalina
2
Bab 2 Jadi baby sitter
3
Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4
Bab 4 Kenangan buruk
5
Bab 5 Bonus
6
Bab 6 Wajah Chintya
7
Bab 7 Gosip
8
Bab 8 Curahan hati
9
Bab 9 Usaha Rendi
10
Bab 10 Pernyataan Rendi
11
Bab 11 Perjuangan Rendi
12
Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13
Bab 13 Keinginan Rendi
14
Bab 14 Keteledoran Rosalina
15
Bab 15 Kemarahan Kenzo
16
Bab 16 Takut khilaf
17
Bab 17 Tanya jawab
18
Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19
Bab 19 Main apa?
20
Bab 20 Dia istriku
21
Bab 21 Antara duda dan perjaka
22
Bab 22 Perasaan apa ini?
23
Bab 23 Panggil aku sayang!
24
Bab 24 Kekecewaan Rendi
25
Bab 25 Hukuman?
26
Bab 26 Mencoba menerima
27
Bab 27 Kecurigaan
28
Bab 28 Semakin curiga
29
Bab 29 Kekesalan Rosalina
30
Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31
Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32
Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33
Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34
Bab 34 Aku masih perjaka!
35
Bab 35 Skakmat!
36
Bab 36 Terciduk
37
Bab 37 Ketakutan Rosalina
38
Bab 38 Cerita Kenzo
39
Bab 39 Kejujuran Levia
40
Bab 40 Keputusan Kenzo
41
Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42
Bab 42 Kebencian Kenzo
43
Bab 43 Kehadiran Chintya
44
Bab 44 Kemarahan Venita
45
Bab 45 Tentang cinta
46
Bab 46 Sebuah pilihan
47
Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48
Bab 48 Pertimbangan
49
Bab 49 Kedatangan Rendi
50
Bab 50 Pembuktian
51
Bab 51 Tes
52
Bab 52 Harga diri
53
Bab 53 Pencarian Rosalina
54
Bab 54 Virus cinta
55
Bab 55 Kangen
56
Bab 56 Usaha Kenzo
57
Bab 57 Perasaan Kenzo
58
Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59
Bab 59 Antara hati dan harga diri
60
Bab 60 Pilihan hati
61
Bab 61 Bubur pengobat rindu
62
Bab 62 Obat rindu
63
Bab 63 Kapan nikah?
64
Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65
Bab 65 Apa hubungan kalian?
66
Bab 66 Ayah Chintya
67
Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68
Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69
Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!