"Harusnya yang menggerutu itu saya, bukan kamu," ucap Kenzo sambil mengemudikan mobilnya.
"Om sih gak tau rasanya gimana dibilang udah menikah, punya baby lagi. Padahal saya kan masih imut Om," jawab Rosalina dengan kesal dan bibirnya kembali mengerucut.
Kenzo tertawa lepas mendengar ucapan dari Rosalina. Baru kali ini dia bisa tertawa setelah pernikahannya dengan Levia, mendiang istrinya. Sejak pernikahannya dengan Levia, dia menjadi semakin dingin dan cuek dengan sekitarnya.
"Ngaca tuh, kamu udah cocok banget gendong bayi. Itu tandanya kamu udah waktunya nikah," ucap Kenzo sambil terkekeh.
"Pacar aja gak punya, mau nikah sama siapa?" tukas Rosalina dengan kesal melirik Kenzo.
"Ya... gak laku," ujar Kenzo sambil terkekeh meledek Rosalina.
Rosalina memicingkan matanya melihat Kenzo dengan kesal. Kemudian dia berkata,
"Kayaknya Om puas banget deh ngetawain saya."
"Habisnya kamu lucu banget," jawab Kenzo sambil mengusap tetes air mata yang sedikit keluar di matanya karena kebanyakan tertawa.
"Ya udah kalau gitu bayar O.. Saya kan bukan pelawak, jadi itu bukan hiburan gratis," ucap Rosalina sambil menengadahkan tangannya di depan Kenzo.
Kenzo melirik sekilas tangan Rosalina yang menengadah padanya.
"Matre banget sih jadi cewek," ucap Kenzo yang masih berkonsentrasi pada jalanan yang ada di depannya.
"Harus dong Om. Kalau gak gitu saya gak hidup," tukas Rosalina dengan cepatnya.
"Iya, nanti dibayar, asal kamu kerjanya yang benar aja. Awas kalau kerjamu gak benar, gak bakalan saya bayar gaji kamu," ancam Kenzo pada Rosalina dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya.
"Iya... iya... cuma masalah ngurus bayi mah gampang. Itu udah makanan saya sehari-hari," ucap Rosalina dengan bangganya.
Kenzo yang masih berkonsentrasi dengan jalanan kembali tersenyum mendengar perkataan Rosalina. Sepertinya hari ini hari yang berbeda untuknya. Dia merasa lebih hidup dan terhibur dengan adanya Rosalina yang baru saja beberapa jam hadir dalam hidupnya.
"Eh Om, istri Om ke mana sih, kok saya gak lihat sama sekali? Apa dia sedang bekerja?" tanya Rosalina penasaran.
"Ehem...," Kenzo berdehem dan membenarkan duduknya.
Sungguh dia tidak ingin membicarakan tentang mendiang istrinya, karena hanya luka yang akan dia dapatkan jika mengingatnya.
"Dia sudah meninggal saat melahirkan Chintya," jawab Kenzo datar.
"Oh... maaf Om," ucap Rosalina lirih merasa bersalah.
Setelah itu tidak ada obrolan di dalam mobil tersebut hingga mereka sampai di rumah Kenzo.
Kenzo menjadi pendiam kembali setelah Rosalina menanyakan tentang istrinya. Dan itu membuat Rosalina merasa sangat bersalah. Dia merasa bahwa telah membuka kesedihan Kenzo kembali, kesedihan karena ditinggal oleh istrinya yang sangat dicintainya.
Itu menurut pikiran Rosalina. Berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Kenzo. Semua orang tidak ada yang mengerti tentang mereka berdua kecuali Kenzo dan Levia.
Kenzo tersenyum sinis ketika merebahkan dirinya di atas ranjangnya mengingat tentang pertanyaan Rosalina.
"Istri..., apa benar kita bisa dikatakan sebagai suami istri?" ucapnya sambil tersenyum sinis.
Kemudian matanya terpejam mengingat bayangan kejadian selama ini, semua tentang dirinya dan Levia tergambar jelas dalam ingatannya. Hingga tidak terasa, Kenzo tertidur dengan membawa kenangannya itu.
Rosalina sangat merasa bersalah pada Kenzo. Dia tidak tenang karena setelah mereka pulang, Kenzo tidak keluar sama sekali dari kamarnya.
"Rosa, Tuan Kenzo ke mana? Saya mau pulang. Ini makan malamnya sudah saya siapkan. Nanti coba kamu panggilkan Tuan Kenzo untuk makan malam. Jangan sampai biarkan dia tidak makan malam" ucap bik Narmi sebelum dia pergi meninggalkan rumah Kenzo.
"Tadi sih masuk ke dalam kamar. Tapi kok gak keluar-keluar ya Bik?" ucap Rosalina.
"Coba saja kamu panggil Tuan Kenzo di kamarnya. Pokoknya jangan biarkan dia melewatkan makan malamnya," perintah bik Narmi pada Rosalina.
"Baik Bik, nanti akan saya coba memanggilnya," ucap Rosalina dengan mengembangkan senyumnya.
Kini baby Chintya sudah tertidur pulas dalam gendongan Rosalina, setelah itu dia meletakkan baby Chintya ke dalam box bayinya.
Langkah kaki Rosalina menuju kamar Kenzo terhenti tepat di depan pintu kamar Kenzo. Dia ragu untuk mengetuk pintu tersebut. Keinginan untuk mengetuk pintu itu membuatnya berpikir kembali.
Kakinya maju selangkah ketika akan mengetuk pintu kamar Kenzo. Tapi, kakinya kembali mundur selangkah ketika dia ragu dan takut mengetuk pintu kamar tersebut.
Maju mundurnya kaki Rosalina itu terjadi dalam beberapa kali hingga dirinya pun bosan melakukannya.
"Iss... gini amat, cuma mau mengetuk pintu aja harus berpikir berkali-kali. Udah deh ketuk aja gak usah takut," gerutu Rosalina di depan pintu kamar Kenzo.
Tok... tok... tok...
Pintu kamar Kenzo diketuk oleh Rosalina berkali-kali, tapi tetap saja tidak ada jawaban dari si pemilik kamar yang sedang berada dalam kamar tersebut.
Dengan rasa penasaran dan khawatir, Rosalina mencoba membuka pintu kamar Kenzo.
Ceklek!
Pintu kamar Kenzo berhasil dibukanya. Dan sekarang dia ragu untuk masuk ke dalam kamar tersebut.
Dia takut Kenzo akan marah padanya dan berakhir memecatnya.
Apa aku masuk aja ya sekarang? Tapi kalau dia marah-marah gimana? Kalau dia mecat aku gara-gara ini gimana? Aku kan butuh uang itu. Gimana dong? Rosalina berkata dalam hatinya sambil berjinjit melihat ranjang Kenzo yang terletak lumayan jauh dari pintu kamarnya.
Tiba-tiba terdengar suara rintihan dari Kenzo yang masih berada di ranjangnya.
Tanpa berpikir panjang, Rosalina segera menghampiri Kenzo untuk melihat keadaannya.
Terlihat Kenzo saat ini menggigil dan merintih dengan keringat dingin yang menetes di dahi dan pelipisnya.
Melihat hal itu, Rosalina menjadi cemas dan tanpa berpikir panjang lagi dia memeriksa suhu badan Kenzo dengan menempelkan punggung tangannya pada dahi Kenzo.
"Panas, gimana ini?" ucapnya dengan tangannya yang gemetar.
"Ah... kompres... kompres... sebaiknya aku ambilkan kompresnya dulu," tukas Rosalina kemudian bergegas menuju dapur mengambil peralatan yang digunakan untuk mengompres Kenzo.
Mata Kenzo sedikit terbuka, dia sedikit melihat bayangan Rosalina. Bibirnya ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak mampu dia gerakkan. Dan akhirnya dia memejamkan matanya kembali.
Tidak berapa lama, Rosalina kembali dengan membawa perlengkapan untuk mengompres Kenzo.
Diusapnya perlahan keringat dingin Kenzo yang membanjiri dahi dan lehernya secara perlahan. Kemudian dia tempelkan handuk basah untuk mengompres dahi Kenzo.
Perlahan mata Kenzo terbuka ketika merasakan handuk basah yang berada di dahinya.
"Om, ma-maaf, saya hanya...," ucap Rosalina ketakutan melihat mata Kenzo yang tiba-tiba terbuka menatap padanya.
"O-Om makan dulu ya, setelah itu minum obat dan istirahat lagi," ucap Rosalina terbata-bata.
Tanpa menunggu jawaban dari Kenzo, Rosalina segera keluar mengambilkan makanan untuk Kenzo dan membawanya kembali ke dalam kamarnya.
"I-ini Pak makanannya," ucap Rosalina sambil menyodorkan sepiring nasi beserta lauknya.
Kenzo hanya menatap piring tersebut tanpa minat. Dia diam saja tanpa menjawab ataupun mengambil piring tersebut.
Dia kan lagi sakit, pasti dia malas makan. Tapi dia kan harus minum obat, jadi dia harus makan. Biasanya kalau aku sedang seperti itu pasti Ibuku menyuapiku. Hah, berarti aku harus menyuapinya dong? OMG... yang benar saja...
Rosalina berkata dalam hatinya sambil menatap ke arah Kenzo dan piring yang dibawanya secara bergantian.
Dengan ragu dan gemetar Rosalina mengarahkan sendok yang berisi nasi serta lauknya di depan mulut Kenzo.
Sebenarnya Rosalina takut jika Kenzo nantinya akan memarahinya karena lancang menurutnya. Lancang masuk ke dalam kamarnya dan lancang telah berani menyuapinya.
Namun, di luar dugaannya. Mulut Kenzo terbuka dan mau menerima suapan dari Rosalina.
Terasa lama bagi Rosalina menyuapi Kenzo karena dia harus telaten. Sesuap demi sesuap dan akhirnya hanya tinggal sedikit saja Kenzo menolak memakannya.
Rosalina segera beranjak dari duduknya setelah memberikan gelas yang berisikan air putih beserta obatnya.
Tap!
Tangan Rosalina dipegang Kenzo untuk menghentikan langkahnya ketika akan berjalan keluar dari kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Allya Azzara
detik detik
2022-10-10
0
Naba rumi
semangat 🆙😍
2022-10-10
3