Baby Chintya menangis dengan nyaringnya membuat Rosalina tersedak ketika makan bersama bik Narmi.
"Rosa, itu Chintya nangis. Buruan sana!"
Kenzo berteriak dari depan kamarnya menyuruh Rosalina agar cepat menenangkan baby Chintya.
Rosalina tergesa-gesa mencuci tangannya dan segera berlari menuju kamar baby Chintya.
Dengan cekatannya Rosalina bisa menenangkan baby Chintya. Tidak perlu waktu yang lama, hanya dalam hitungan menit saja baby Chintya sudah tenang kembali.
Kenzo kaget mendengar tangisan baby Chintya yang sangat cepat berhenti. Dia seolah tak percaya. Belum juga dia masuk kembali ke dalam kamarnya, tapi suara tangisan baby Chintya tak lagi di dengarnya.
Kenzo menoleh ke arah bik Narmi dan bik Narmi pun memasang wajah kaget sama seperti Kenzo. Mereka tidak menyangka jika Rosalina bisa menenangkan tangisan baby Chintya yang biasanya sangat lama.
Bahkan beberapa baby sitter yang pernah bekerja di sana menyerah karena kewalahan dan lelah dengan baby Chintya yang selalu rewel sehingga menyusahkan mereka.
Namun, kini semua berbeda. Baby Chintya tidak lagi rewel dan menangis seperti sebelumnya. Bahkan dia cenderung jadi bayi yang sangat manis di dalam gendongan Rosalina.
"Kok bisa Bik?" tanya Kenzo pada bik Narmi.
"Bibik juga tidak tau Tuan. Tapi anak kecil apalagi bayi itu pasti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh yang mengasuhnya," jawab bik Narmi.
Kenzo mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia tersenyum tipis karena merasa lega bisa menemukan orang yang tepat untuk merawat baby Chintya.
Kemudian Kenzo melangkahkan kakinya menuju kamar baby Chintya. Dia melihat Rosalina menggendong baby Chintya dengan lembut dan telaten. Senyum Rosalina pun terukir di bibirnya ketika melihat wajah cantik baby Chintya dan hal itu membuat Kenzo menyunggingkan senyumnya seolah dia tertular oleh senyuman Rosalina ketika melihatnya.
Gak percuma aku gaji dia mahal-mahal. Oke juga untuk permulaan. Semoga saja dia memang cocok untuk Chintya, Kenzo berkata dalam hatinya.
Setelah beberapa saat, baby Chintya sudah tidak mau tertidur. Dia terbangun namun tidak pernah menangis di dalam gendongan Rosalina.
"Rosa, kita berangkat sekarang saja ke rumahmu," ucap Kenzo ketika melihat Rosalina bermain bersama baby Chintya.
Gelak tawa baby Chintya membuat Kenzo menjadi senang. Baru kali ini dia melihat baby Chintya tertawa. Bahkan bik Narmi pun tidak bisa mengatasi baby Chintya jika dia sudah menangis dengan sangat kerasnya.
"Sekarang?" tanya Rosalina ragu.
"Iya, bukannya kamu ingin pulang ke rumah untuk mengambil pakaian kamu?" tanya Kenzo.
"Iya, tapi...."
"Kenapa? Apa ada yang salah? Tadi bukannya kamu sendiri kan yang minta pulang ke rumah untuk mengambil pakaian kamu?" tanya Kenzo kembali.
"Iya sih Om, tapi apa saya boleh bertanya sesuatu?" tanya Rosalina ragu.
Kenzo mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti apa yang akan ditanyakan oleh Rosalina.
"Ada apa?" tanya Kenzo dengan tatapan penuh tanya.
"Emmm... apa tidak ada fasilitas untuk membelikan baju bagi baby sitter?" tanya Rosalina dengan ragu dan tersenyum lebar.
"Maksud kamu?"
"Saya pikir-pikir nih ya Om, daripada kita jauh-jauh datang ke rumah saya, mending kita beli baju aja Om, jelek gapapa deh Om, yang penting saya pakai baju. Daripada nanti saya gak pakai baju, Om juga yang repot kan?" tutur Rosalina merayu Kenzo.
"Halah ngomong aja kalau kamu pengen beli baju baru, pakai ngomong rumah kamu jauh lagi. Padahal kan rumah kamu dekat, cuma beda kelurahan saja," ucap Kenzo menanggapi ucapan Rosalina.
Sontak saja mata Rosalina terbelalak mendengar perkataan dari Kenzo. Dia tidak menyangka jika Kenzo tahu tentang kebohongannya.
Tunggu, dari mana dia bisa tau jika rumahku di kelurahan lain? Apa dia menyelidikiku? Rosalina bertanya-tanya dalam hatinya.
Eh, bodohnya aku... bukannya KTP ku masih berada di tangan dia? Sudah pastilah dia tau alamat rumahku. Matilah aku..., Rosalina kembali berkata dalam hatinya.
"Ayo kita berangkat," ucap Kenzo setelah selesai mengutak-atik ponselnya.
"Chintya diajak Om?" tanya Rosalina dengan wajah polosnya.
"Ya iya. Dia sekarang menjadi tanggung jawab kamu. Ya kamu harus membawanya ke mana pun kamu pergi. Dan juga, jika dia tidak ikut dengan kita, yang ada malah kita dikira pasangan," jawab Kenzo sambil berdiri dari duduknya.
Seketika Rosalina segera menggendong baby Chintya dan menyiapkan apa saja yang perlu dia bawa untuk keperluan baby Chintya.
Kenzo sudah menunggunya di depan rumah. Dia masih berada di luar mobil untuk menunggu Rosalina dan juga baby Chintya.
Terlihat Rosalina kesusahan menggendong baby Chintya dengan membawa beberapa keperluan baby Chintya dalam sebuah tas perlengkapan bayi.
Dengan segera Kenzo membantu Rosalina membawakan tas perlengkapan bayi milik baby Chintya dan membukakan pintu mobil untuk Rosalina di depan, di kursi sebelah kemudi yang akan dia tempati.
"Kita akan beli baju di mana?" tanya Kenzo ketika sudah mengeluarkan mobilnya dari rumahnya.
"Terserah Om saja deh," jawab Rosalina pasrah.
Kenzo sedikit berpikir karena dia tidak pernah berbelanja dengan wanita. Selama ini dia tidak pernah sama sekali mengantarkan seorang wanita untuk berbelanja. Tak terkecuali mamanya. Dia tidak pernah sama sekali mengantarkan mamanya berbelanja.
Akhirnya Kenzo menghentikan mobilnya di salah satu Mal yang tidak jauh dari rumah Kenzo.
Rosalina berhenti di depan salah satu butik ternama. Dia melihat dress yang sangat menawan hingga dia lupa tujuannya saat ini.
"Mari Mbak silahkan dilihat-lihat dulu," ujar si penjaga toko tersebut.
Rosalina terhenyak, dia sadar jika kondisinya saat ini sangat membutuhkan banyak uang untuk menunjang penampilannya.
"Kamu mau beli di situ?" tanya Kenzo yang ada di sampingnya.
"Eh enggak Om. Kita beli di tempat lain aja Om," jawab Rosalina sambil berbalik untuk menjauhi butik tersebut.
"Lalu kita akan beli di mana? Awas saja kalau kamu tidak bisa menentukannya sekarang," gerutu Kenzo seiring langkah kakinya.
Rosalina tidak menoleh kembali ke butik tersebut, dia mencoba mengalihkan perhatiannya agar dia tidak kembali menginginkan sesuatu di sana yang tentunya harganya sangat tinggi.
Kenzo menyusul langkah kaki Rosalina yang sedang berjalan dengan cepatnya dan berusaha untuk mensejajarinya.
"Beli di mana sih? Ribet banget. Dasar wanita, mau beli baju aja bingung," ucap Kenzo sambil terus mengiringi langkah kaki Rosalina.
Mereka harus turun ke lantai bawah karena sekarang ini Rosalina bisa menemukan apa yang dia cari.
Baju, celana dan sebagainya telah Rosalina dapatkan. Dia sangat senang sekali mendapatkan baju sesuai dengan style nya. Namun, dia sangat ingin mencobanya.
"Om, gantian dong gendongnya," ucap Rosalina pada Kenzo.
"Kok aku sih? Udah kamu aja," tukas Kenzo sambil memalingkan wajahnya dari Rosalina dan juga baby Chintya.
Jujur saja, sebenarnya Kenzo tidak suka dengan bayi yang diberi nama Chintya oleh mendiang istrinya. Dan itu mengingatkan akan dirinya, mantan istrinya.
Bibir Rosalina mengerucut mendapati Kenzo tidak mau bergantian menggendong baby Chintya.
"Ya udah gak usah dicoba," ucap Rosalina kesal.
Kenzo cuek, dia diam saja tidak mau berkomentar.
"Wah Mbak, Mas, kalian cocok sekali. Pasti sangat bahagia mempunyai bayi yang cantik, mirip Mbak sama Mas nya," celetuk salah satu kasir di meja kasir tersebut.
"Punya anak? Nikah? salah lihat tuh mbak-mbak," ucap Rosalina yang masih saja kesal meskipun sudah berada di dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Allya Azzara
jan kesel2 rasaa nanti klepek2 loh
2022-10-10
0
Allya Azzara
bisaaa dong sapa duluu rosaa
2022-10-10
0