Bab 3 Terlihat seperti pasangan

Baby Chintya menangis dengan nyaringnya membuat Rosalina tersedak ketika makan bersama bik Narmi.

"Rosa, itu Chintya nangis. Buruan sana!"

Kenzo berteriak dari depan kamarnya menyuruh Rosalina agar cepat menenangkan baby Chintya.

Rosalina tergesa-gesa mencuci tangannya dan segera berlari menuju kamar baby Chintya.

Dengan cekatannya Rosalina bisa menenangkan baby Chintya. Tidak perlu waktu yang lama, hanya dalam hitungan menit saja baby Chintya sudah tenang kembali.

Kenzo kaget mendengar tangisan baby Chintya yang sangat cepat berhenti. Dia seolah tak percaya. Belum juga dia masuk kembali ke dalam kamarnya, tapi suara tangisan baby Chintya tak lagi di dengarnya.

Kenzo menoleh ke arah bik Narmi dan bik Narmi pun memasang wajah kaget sama seperti Kenzo. Mereka tidak menyangka jika Rosalina bisa menenangkan tangisan baby Chintya yang biasanya sangat lama.

Bahkan beberapa baby sitter yang pernah bekerja di sana menyerah karena kewalahan dan lelah dengan baby Chintya yang selalu rewel sehingga menyusahkan mereka.

Namun, kini semua berbeda. Baby Chintya tidak lagi rewel dan menangis seperti sebelumnya. Bahkan dia cenderung jadi bayi yang sangat manis di dalam gendongan Rosalina.

"Kok bisa Bik?" tanya Kenzo pada bik Narmi.

"Bibik juga tidak tau Tuan. Tapi anak kecil apalagi bayi itu pasti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh yang mengasuhnya," jawab bik Narmi.

Kenzo mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia tersenyum tipis karena merasa lega bisa menemukan orang yang tepat untuk merawat baby Chintya.

Kemudian Kenzo melangkahkan kakinya menuju kamar baby Chintya. Dia melihat Rosalina menggendong baby Chintya dengan lembut dan telaten. Senyum Rosalina pun terukir di bibirnya ketika melihat wajah cantik baby Chintya dan hal itu membuat Kenzo menyunggingkan senyumnya seolah dia tertular oleh senyuman Rosalina ketika melihatnya.

Gak percuma aku gaji dia mahal-mahal. Oke juga untuk permulaan. Semoga saja dia memang cocok untuk Chintya, Kenzo berkata dalam hatinya.

Setelah beberapa saat, baby Chintya sudah tidak mau tertidur. Dia terbangun namun tidak pernah menangis di dalam gendongan Rosalina.

"Rosa, kita berangkat sekarang saja ke rumahmu," ucap Kenzo ketika melihat Rosalina bermain bersama baby Chintya.

Gelak tawa baby Chintya membuat Kenzo menjadi senang. Baru kali ini dia melihat baby Chintya tertawa. Bahkan bik Narmi pun tidak bisa mengatasi baby Chintya jika dia sudah menangis dengan sangat kerasnya.

"Sekarang?" tanya Rosalina ragu.

"Iya, bukannya kamu ingin pulang ke rumah untuk mengambil pakaian kamu?" tanya Kenzo.

"Iya, tapi...."

"Kenapa? Apa ada yang salah? Tadi bukannya kamu sendiri kan yang minta pulang ke rumah untuk mengambil pakaian kamu?" tanya Kenzo kembali.

"Iya sih Om, tapi apa saya boleh bertanya sesuatu?" tanya Rosalina ragu.

Kenzo mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti apa yang akan ditanyakan oleh Rosalina.

"Ada apa?" tanya Kenzo dengan tatapan penuh tanya.

"Emmm... apa tidak ada fasilitas untuk membelikan baju bagi baby sitter?" tanya Rosalina dengan ragu dan tersenyum lebar.

"Maksud kamu?"

"Saya pikir-pikir nih ya Om, daripada kita jauh-jauh datang ke rumah saya, mending kita beli baju aja Om, jelek gapapa deh Om, yang penting saya pakai baju. Daripada nanti saya gak pakai baju, Om juga yang repot kan?" tutur Rosalina merayu Kenzo.

"Halah ngomong aja kalau kamu pengen beli baju baru, pakai ngomong rumah kamu jauh lagi. Padahal kan rumah kamu dekat, cuma beda kelurahan saja," ucap Kenzo menanggapi ucapan Rosalina.

Sontak saja mata Rosalina terbelalak mendengar perkataan dari Kenzo. Dia tidak menyangka jika Kenzo tahu tentang kebohongannya.

Tunggu, dari mana dia bisa tau jika rumahku di kelurahan lain? Apa dia menyelidikiku? Rosalina bertanya-tanya dalam hatinya.

Eh, bodohnya aku... bukannya KTP ku masih berada di tangan dia? Sudah pastilah dia tau alamat rumahku. Matilah aku..., Rosalina kembali berkata dalam hatinya.

"Ayo kita berangkat," ucap Kenzo setelah selesai mengutak-atik ponselnya.

"Chintya diajak Om?" tanya Rosalina dengan wajah polosnya.

"Ya iya. Dia sekarang menjadi tanggung jawab kamu. Ya kamu harus membawanya ke mana pun kamu pergi. Dan juga, jika dia tidak ikut dengan kita, yang ada malah kita dikira pasangan," jawab Kenzo sambil berdiri dari duduknya.

Seketika Rosalina segera menggendong baby Chintya dan menyiapkan apa saja yang perlu dia bawa untuk keperluan baby Chintya.

Kenzo sudah menunggunya di depan rumah. Dia masih berada di luar mobil untuk menunggu Rosalina dan juga baby Chintya.

Terlihat Rosalina kesusahan menggendong baby Chintya dengan membawa beberapa keperluan baby Chintya dalam sebuah tas perlengkapan bayi.

Dengan segera Kenzo membantu Rosalina membawakan tas perlengkapan bayi milik baby Chintya dan membukakan pintu mobil untuk Rosalina di depan, di kursi sebelah kemudi yang akan dia tempati.

"Kita akan beli baju di mana?" tanya Kenzo ketika sudah mengeluarkan mobilnya dari rumahnya.

"Terserah Om saja deh," jawab Rosalina pasrah.

Kenzo sedikit berpikir karena dia tidak pernah berbelanja dengan wanita. Selama ini dia tidak pernah sama sekali mengantarkan seorang wanita untuk berbelanja. Tak terkecuali mamanya. Dia tidak pernah sama sekali mengantarkan mamanya berbelanja.

Akhirnya Kenzo menghentikan mobilnya di salah satu Mal yang tidak jauh dari rumah Kenzo.

Rosalina berhenti di depan salah satu butik ternama. Dia melihat dress yang sangat menawan hingga dia lupa tujuannya saat ini.

"Mari Mbak silahkan dilihat-lihat dulu," ujar si penjaga toko tersebut.

Rosalina terhenyak, dia sadar jika kondisinya saat ini sangat membutuhkan banyak uang untuk menunjang penampilannya.

"Kamu mau beli di situ?" tanya Kenzo yang ada di sampingnya.

"Eh enggak Om. Kita beli di tempat lain aja Om," jawab Rosalina sambil berbalik untuk menjauhi butik tersebut.

"Lalu kita akan beli di mana? Awas saja kalau kamu tidak bisa menentukannya sekarang," gerutu Kenzo seiring langkah kakinya.

Rosalina tidak menoleh kembali ke butik tersebut, dia mencoba mengalihkan perhatiannya agar dia tidak kembali menginginkan sesuatu di sana yang tentunya harganya sangat tinggi.

Kenzo menyusul langkah kaki Rosalina yang sedang berjalan dengan cepatnya dan berusaha untuk mensejajarinya.

"Beli di mana sih? Ribet banget. Dasar wanita, mau beli baju aja bingung," ucap Kenzo sambil terus mengiringi langkah kaki Rosalina.

Mereka harus turun ke lantai bawah karena sekarang ini Rosalina bisa menemukan apa yang dia cari.

Baju, celana dan sebagainya telah Rosalina dapatkan. Dia sangat senang sekali mendapatkan baju sesuai dengan style nya. Namun, dia sangat ingin mencobanya.

"Om, gantian dong gendongnya," ucap Rosalina pada Kenzo.

"Kok aku sih? Udah kamu aja," tukas Kenzo sambil memalingkan wajahnya dari Rosalina dan juga baby Chintya.

Jujur saja, sebenarnya Kenzo tidak suka dengan bayi yang diberi nama Chintya oleh mendiang istrinya. Dan itu mengingatkan akan dirinya, mantan istrinya.

Bibir Rosalina mengerucut mendapati Kenzo tidak mau bergantian menggendong baby Chintya.

"Ya udah gak usah dicoba," ucap Rosalina kesal.

Kenzo cuek, dia diam saja tidak mau berkomentar.

"Wah Mbak, Mas, kalian cocok sekali. Pasti sangat bahagia mempunyai bayi yang cantik, mirip Mbak sama Mas nya," celetuk salah satu kasir di meja kasir tersebut.

"Punya anak? Nikah? salah lihat tuh mbak-mbak," ucap Rosalina yang masih saja kesal meskipun sudah berada di dalam mobil.

Terpopuler

Comments

Allya Azzara

Allya Azzara

jan kesel2 rasaa nanti klepek2 loh

2022-10-10

0

Allya Azzara

Allya Azzara

bisaaa dong sapa duluu rosaa

2022-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keinginan Rosalina
2 Bab 2 Jadi baby sitter
3 Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4 Bab 4 Kenangan buruk
5 Bab 5 Bonus
6 Bab 6 Wajah Chintya
7 Bab 7 Gosip
8 Bab 8 Curahan hati
9 Bab 9 Usaha Rendi
10 Bab 10 Pernyataan Rendi
11 Bab 11 Perjuangan Rendi
12 Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13 Bab 13 Keinginan Rendi
14 Bab 14 Keteledoran Rosalina
15 Bab 15 Kemarahan Kenzo
16 Bab 16 Takut khilaf
17 Bab 17 Tanya jawab
18 Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19 Bab 19 Main apa?
20 Bab 20 Dia istriku
21 Bab 21 Antara duda dan perjaka
22 Bab 22 Perasaan apa ini?
23 Bab 23 Panggil aku sayang!
24 Bab 24 Kekecewaan Rendi
25 Bab 25 Hukuman?
26 Bab 26 Mencoba menerima
27 Bab 27 Kecurigaan
28 Bab 28 Semakin curiga
29 Bab 29 Kekesalan Rosalina
30 Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31 Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32 Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33 Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34 Bab 34 Aku masih perjaka!
35 Bab 35 Skakmat!
36 Bab 36 Terciduk
37 Bab 37 Ketakutan Rosalina
38 Bab 38 Cerita Kenzo
39 Bab 39 Kejujuran Levia
40 Bab 40 Keputusan Kenzo
41 Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42 Bab 42 Kebencian Kenzo
43 Bab 43 Kehadiran Chintya
44 Bab 44 Kemarahan Venita
45 Bab 45 Tentang cinta
46 Bab 46 Sebuah pilihan
47 Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48 Bab 48 Pertimbangan
49 Bab 49 Kedatangan Rendi
50 Bab 50 Pembuktian
51 Bab 51 Tes
52 Bab 52 Harga diri
53 Bab 53 Pencarian Rosalina
54 Bab 54 Virus cinta
55 Bab 55 Kangen
56 Bab 56 Usaha Kenzo
57 Bab 57 Perasaan Kenzo
58 Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59 Bab 59 Antara hati dan harga diri
60 Bab 60 Pilihan hati
61 Bab 61 Bubur pengobat rindu
62 Bab 62 Obat rindu
63 Bab 63 Kapan nikah?
64 Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65 Bab 65 Apa hubungan kalian?
66 Bab 66 Ayah Chintya
67 Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68 Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69 Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Rosalina
2
Bab 2 Jadi baby sitter
3
Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4
Bab 4 Kenangan buruk
5
Bab 5 Bonus
6
Bab 6 Wajah Chintya
7
Bab 7 Gosip
8
Bab 8 Curahan hati
9
Bab 9 Usaha Rendi
10
Bab 10 Pernyataan Rendi
11
Bab 11 Perjuangan Rendi
12
Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13
Bab 13 Keinginan Rendi
14
Bab 14 Keteledoran Rosalina
15
Bab 15 Kemarahan Kenzo
16
Bab 16 Takut khilaf
17
Bab 17 Tanya jawab
18
Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19
Bab 19 Main apa?
20
Bab 20 Dia istriku
21
Bab 21 Antara duda dan perjaka
22
Bab 22 Perasaan apa ini?
23
Bab 23 Panggil aku sayang!
24
Bab 24 Kekecewaan Rendi
25
Bab 25 Hukuman?
26
Bab 26 Mencoba menerima
27
Bab 27 Kecurigaan
28
Bab 28 Semakin curiga
29
Bab 29 Kekesalan Rosalina
30
Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31
Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32
Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33
Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34
Bab 34 Aku masih perjaka!
35
Bab 35 Skakmat!
36
Bab 36 Terciduk
37
Bab 37 Ketakutan Rosalina
38
Bab 38 Cerita Kenzo
39
Bab 39 Kejujuran Levia
40
Bab 40 Keputusan Kenzo
41
Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42
Bab 42 Kebencian Kenzo
43
Bab 43 Kehadiran Chintya
44
Bab 44 Kemarahan Venita
45
Bab 45 Tentang cinta
46
Bab 46 Sebuah pilihan
47
Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48
Bab 48 Pertimbangan
49
Bab 49 Kedatangan Rendi
50
Bab 50 Pembuktian
51
Bab 51 Tes
52
Bab 52 Harga diri
53
Bab 53 Pencarian Rosalina
54
Bab 54 Virus cinta
55
Bab 55 Kangen
56
Bab 56 Usaha Kenzo
57
Bab 57 Perasaan Kenzo
58
Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59
Bab 59 Antara hati dan harga diri
60
Bab 60 Pilihan hati
61
Bab 61 Bubur pengobat rindu
62
Bab 62 Obat rindu
63
Bab 63 Kapan nikah?
64
Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65
Bab 65 Apa hubungan kalian?
66
Bab 66 Ayah Chintya
67
Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68
Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69
Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!