Bukan Duda Biasa
"Wah tas ini bagus sekali," ucap Rosalina ketika melihat tas di counter brand ternama.
"Silahkan Kak, ini tas limited edition keluaran terbaru. Sekarang hanya tersisa dua saja Kak. Apa mau diambil sekarang?" tanya penjaga toko tersebut.
"Tapi saya lagi gak bawa uang Kak. Apa bisa disimpankan dulu barangnya?" tanya Rosalina pada penjaga toko tersebut.
Penjaga toko tersebut diam dan terlihat sedang berpikir. Beberapa detik kemudian dia berkata,
"Maaf Kak, karena ini barang limited edition, jadi kami tidak bisa menyimpan barang karena pasti banyak yang ingin membelinya. Jika Kakak berkenan, segera dibeli saja Kak," tutur penjaga toko tersebut.
Dengan berat hati Rosalina meninggalkan toko tersebut. Tatapan matanya masih enggan berpaling dari tas berharga ratusan juta itu. Dan langkah kakinya sangat berat meninggalkan tas yang sangat ingin dia miliki.
"Aku harus memilikinya. Secara itu limited edition. Gak bakalan banyak yang memiliki. Aku harus mendapatkan uang bagaimanapun caranya," Rosalina bermonolog lirih dengan pandangan matanya masih menatap ke arah tas terbaru dari brand ternama yang limited edition itu.
Dengan tekatnya yang bulat itu, dia mulai mencari pekerjaan ke sana kemari agar bisa membeli tas yang diinginkannya itu.
Dari sekian banyak dia berkeliling untuk mencari pekerjaan, tidak ada satupun yang bisa menerimanya dengan gaji yang besar.
"Gaji cuma segitu mana bisa buat beli tas tadi? Butuh berapa tahun baru bisa beli? Sedangkan tas tadi kan limited edition, pasti udah gak ada lagi," ucap Rosalina lemas sambil berjalan gontai.
Langkah kakinya masih menyusuri tiap lorong toko dan jalan yang mempunyai usaha. Semua toko dan usaha yang dia datangi menolak persyaratan yang dia berikan.
Hufffttt...
"Tak ada seorang pun yang bisa menolongku," gumam Rosalina lirih.
Tiba-tiba dari pintu butik ternama dia melihat Santi, temannya yang sedang berjalan dengan seorang pria dengan perut buncit yang lebih tua darinya. Tangan Santi bergelayut manja pada lengan pria tersebut, dan tangan pria tersebut membawa banyak goody bag dari butik yang mereka baru kunjungi.
"Ah ternyata benar apa yang dikatakan oleh teman-teman. Santi mempunyai sugar daddy. Hidupnya sangat mewah dan tidak kekurangan. Apa aku harus jadi sugar baby seperti Santi agar bisa membeli tas branded limited edition itu? Tapi... prinsip aku kan harus menikah dengan orang yang aku cintai, dan tentunya orang itu harus perjaka."
Rosalina bermonolog dengan memandang Santi dan pria tersebut, kemudian dia berpikir sejenak.
"Ah enggak... enggak... aku gak akan mengkhianati prinsipku. Aku akan tetap mencari cinta sejatiku, seorang perjaka yang bisa menjaga cintanya untukku," ucap Rosalina dengan membayangkan seorang laki-laki yang wajahnya buram sedang bergandeng tangan dengannya.
Beberapa detik kemudian dia tersadar dari khayalannya. Kemudian dia berkata,
"Terus, tasnya gimana dong? Aku harus kerja apa agar bisa membeli tas itu? Aaah... pusiiiiing...," ucap Rosalina sambil mengacak-acak rambutnya dan duduk di emperan toko.
Dia melamun memikirkan beberapa pekerjaan yang mungkin bisa dia kerjakan, serta menghitung pendapatan yang akan dia terima jika mengerjakan pekerjaan itu sekaligus.
Pikirannya menerawang membayangkan dirinya sedang memakai tas branded limited edition yang menjadi incarannya sejak melihatnya di counter brand ternama waktu itu.
Sangat senang membayangkan dirinya memakai tas tersebut dan banyak pasang mata yang memandang takjub melihatnya.
Bibir Rosalina melengkung ke atas, matanya terpejam dan wajahnya memperlihatkan kebahagiaan dengan senyum lebarnya.
"Kasihan ya masih muda udah cengar-cengir gitu," ucap orang yang lewat di depan Rosalina.
"Dia orang gila baru kali. Tuh lihat, rambutnya acak-acakan. Padahal dia cantik. Kasihan ya, kasih aja uang buat makan," ucap orang yang bersama dengan orang yang lewat tadi.
Uang selembar lima puluh ribu diletakkan orang lewat tersebut dalam genggaman Rosalina.
"Ini ya Mbak, buat beli makanan," ucap orang tersebut sebelum meninggalkan Rosalina.
Mata Rosalina terbuka dan dia melihat apa yang diberikan oleh orang tersebut. Seketika dia kaget melihat apa yang ada di genggaman tangannya.
"Hah, uang? Lima puluh ribu? Lumayan nih. Eh tapi kenapa aku diberi uang sama orang itu?" tukas Rosalina dengan memperlihatkan wajah bingungnya.
"Eh tunggu, apa jangan-jangan aku dikira... pengemis?"
Rosalina kembali mengacak-acak rambutnya dan dia menggelengkan kepalanya tidak mau membayangkan dirinya menjadi pengemis.
"Tapi... lumayan sih satu orang ngasihnya lima puluh ribu. Gimana kalau ada banyak orang? Pasti cepat terkumpul uangnya," ucap Rosalina dengan senyumnya yang terlihat di bibirnya.
"Eh tapi malu ih, masa' seorang Rosalina Berlianda ngemis? Gak level ah. Apa kata dunia?" Rosalina bermonolog kembali.
Dimasukkannya selembar uang lima puluh ribuan itu ke dalam saku celananya. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan berjalan kembali menyusuri pertokoan.
Tiba-tiba dia berhenti di sebuah toko yang dikelilingi oleh kaca. Dia terkejut melihat penampilannya sendiri.
"Ck, pantas saja aku dikira pengemis, ternyata penampilanku sangat memprihatinkan," gerutu Rosalina sambil membenarkan rambut dan penampilannya.
"Ah, kenapa aku tidak mencari di koran dan media sosial saja ya. Ck, bodohnya aku," ucap Rosalina seraya mengambil ponselnya dari celananya.
Dia kembali duduk di emper toko dan mengutak-atik ponselnya untuk mencari informasi pekerjaan yang sekiranya bisa dia kerjakan.
Huffft...
Dia menghela nafasnya ketika melihat semua lowongan pekerjaan yang ada di media sosial rata-rata dengan syarat yang sama dan tidak bisa dia lakukan karena kuliahnya saja belum lulus.
Namun keinginan kuat Rosalina membuatnya tidak akan putus asa. Hampir satu jam dia mencari lowongan pekerjaan untuk dirinya melalui media sosial. Dan matanya melotot ketika dia melihat ada satu lowongan pekerjaan yang memberikan gaji sangat besar, di atas rata-rata.
"Dibutuhkan seorang baby sitter untuk bayi dengan gaji lima kali lipat dengan syarat mengasuhnya selama dua puluh empat jam," ucap Rosalina ketika membaca lowongan pekerjaan pada layar ponselnya.
"Ini dia yang aku butuhkan. Tidak ada syarat pendidikan dan yang terpenting gajinya lima kali lipat."
Bibir Rosalina tersenyum bahagia telah mendapatkan informasi lowongan pekerjaan tersebut.
Memang dia seorang gadis penyuka anak-anak. Dia sudah terbiasa merawat bayi dan anak-anak karena dia memiliki dua adik yang lahirnya hanya berbeda satu tahun.
Dialah yang membantu ibunya untuk mengasuh adiknya mulai dari bayi hingga tumbuh besar menjadi anak-anak yang sekarang sudah bersekolah di bangku SMP.
"Aku akan mendatanginya. Dan aku akan pastikan akan mendapatkan pekerjaan ini, apapun yang terjadi," ucap Rosalina meyakinkan dirinya sendiri.
"Lalu kuliahku bagaimana? Masa' iya bayinya aku bawa ke kampus? Apa aku harus cuti demi mengasuh bayi ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Naba rumi
Hadir tuk beri dukungan👍🏻😍
2022-10-10
4
Sebutir Debu
udah ganti cover aja nih
2022-09-30
3
Lili
awalnya aja sudah seru, apalagi selanjutnya. Lanjut author kesayangan😍
2022-09-28
3