Gila, cakep banget nih orang. Apa dia Papanya bayi yang akan aku asuh? Sayang banget, seandainya dia masih perjaka, pasti akan aku perjuangkan dia, Rosalina berkata dalam hatinya.
"Cari siapa?" tanya Kenzo pada gadis yang ada di hadapannya.
Kenzo menatap gadis yang ada di hadapannya itu dari atas hingga bawah. Penampilan gadis itu tidak seperti perempuan yang biasanya melamar jadi baby sitter di rumahnya.
"Perkenalkan Om, saya Rosalina dan saya ke sini ingin melamar menjadi baby sitter," jawab Rosalina ramah dan mengembangkan senyumnya.
"Baby sitter? Apa kamu punya pengalaman dalam mengurus bayi?" tanya Kenzo tidak percaya.
"Saya sudah biasa mengurus dua adik saya mulai dari bayi Om. Tenang saja Om, saya pasti akan menjaga anak Om dengan sangat baik," jawab Rosalina meyakinkan Kenzo.
"Apa kamu yakin bisa menjaganya selama dua puluh empat jam?" tanya Kenzo kembali.
"Bisa Om," jawab Rosalina dengan yakin.
Kenzo menatap kembali gadis di hadapannya itu, dia masih ragu pada gadis tersebut.
"Rumah kamu di mana? Kamu harus berada di dekat bayi ini selama dua puluh empat jam, apa keluarga kamu mengijinkannya?" tanya Kenzo kembali.
"Mereka mengijinkannya Om. Semua ini kan demi membantu perekonomian mereka," jawab Rosalina dengan senyum lebarnya.
"Baiklah kami bisa mencobanya. Bisakah saya melihat Kartu identitasmu?" tanya Kenzo sambil menengadahkan tangannya meminta KTP milik Rosalina.
Tanpa pikir panjang, Rosalina pun memberikan KTP yang dia ambil dari dompetnya pada Kenzo.
Kenzo pun menerima KTP milik Rosalina itu dan melihatnya.
Mahasiswa? Jadi dia mahasiswa, pantas saja penampilannya tidak seperti baby sitter baby sitter lain yang bekerja selama ini. Apa aku harus menerimanya? Lalu bagaimana dengan kuliahnya? Kenzo berkata dalam hatinya.
Tiba-tiba saja terdengar suara bayi menangis dari dalam kamar bayi. Kenzo segera berlari diikuti oleh Rosalina yang ingin melihat bayi tersebut.
Kenzo menggendong-gendong menenangkan sang bayi, namun tangisannya semakin keras hingga membuat Kenzo frustasi.
"Maaf Om, biar saya saja yang gendong," ucap Rosalina sambil meminta bayi tersebut dari tangan Kenzo.
Rosalina mulai melihat popoknya yang ternyata sudah penuh, kemudian mengeringkan bagian bawah tubuh bayi tersebut menggunakan tisu basah dan memberikan bedak tabur dibagian depan dan belakang bagian bawah tubuhnya, setelah itu dia menutup kembali menggunakan popok yang baru.
Dengan telatennya Rosalina menggendong bayi tersebut hingga membuat Kenzo kagum akan dirinya.
Chintya, bayi mungil itu tidur nyenyak dalam gendongan Rosalina. Bibir Rosalina melengkung ke atas melihat wajah menenangkan dari bayi yang ada dalam gendongannya.
Untuk pertama kalinya, Kenzo merasakan tertarik ketika melihat senyum Rosalina itu. Hatinya yang beku kini sepertinya sudah tersinari oleh seberkas cahaya yang mampu sedikit mencairkan hatinya.
"Kamu saya terima. Mulai sekarang kamu jaga Chintya," ucap Kenzo sebelum berjalan meninggalkan kamar tersebut.
"Gaji saya Om? Gaji saya bagaimana? Apa benar gaji saya lima kali lipat?" tanya Rosalina menghentikan langkah kaki Kenzo.
Kenzo benar-benar menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan dari Rosalina. Dia memutar kembali tubuhnya kebelakang untuk menghadap Rosalina.
"Benar. Dan jika kerja kamu bagus tanpa masalah, saya akan memberikan bonus untukmu," jawab Kenzo yang kembali disuguhi senyum kebahagiaan dari wajah Rosalina.
"Baik Om, saya akan bekerja dengan baik," ucap Rosalina dengan antusias.
Tanpa sadar Kenzo tersenyum melihat tingkah Rosalina.
"Tapi Om, gajinya diberikan kapan ya Om?" tanya Rosalina kembali.
Seketika senyum Kenzo memudar, kini dia memasang kembali wajah datarnya.
"Kamu ini, baru aja kerja baru tanya gaji. Kerja dulu baru minta gaji," jawab Kenzo dengan tegas, kemudian dia berjalan keluar dari kamar tersebut.
"Masalahnya tasnya limited edition Om, takut kehabisan," ucap Rosalina lirih.
Setelah Baby Chintya tertidur pulas, Rosalina segera mengembalikan pada box bayinya. Kemudian dia keluar kamar tersebut untuk mencari Kenzo.
Rosalina terpanah melihat Kenzo yang sedang bermain basket. Sangat tampan dan mempesona dengan badan yang atletis dan keringat yang mengalir pada wajah dan tubuhnya.
"Wow... apa aku harus mengelap keringatnya?" ucap Rosalina lirih sambil membuka mulutnya melihat Kenzo sedang bermain basket.
Merasa seperti ada yang memperhatikannya, Kenzo menoleh dan mendapati Rosalina yang sedang bengong menatap ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Kenzo dari tempatnya berada saat ini.
"Eh itu Om, apa saya boleh pulang untuk mengambil pakaian saya?" tanya Rosalina yang merasa malu karena ketahuan melihat Kenzo.
Kenzo diam, dia berpikir sebentar, kemudian dia berkata,
"Lebih baik nanti saja pada saat Chintya bangun. Saya antarkan kamu pulang," jawab Kenzo.
"Tapi Om-"
Rosalina tidak bisa meneruskan ucapannya karena Kenzo sudah bergerak kembali memainkan bola basketnya.
Berarti nanti aku pulang diantarkan sama dia dengan membawa Chintya? Hah, gimana tanggapan orang tuaku nanti jika melihat mereka? Gawat, aku harus cari alasan yang pas, Rosalina berkata dalam hatinya.
"Sekarang aku harus ngapain? Lapar nih, ada makanan gak ya?" Rosalina bermonolog seiring langkah kakinya menuju dapur.
"Loh Mbak ini siapa?" tanya Bik Narmi pada Rosalina.
"Saya baby sitter yang baru. Mbak ini...."
"Kenalkan, saya Bik Narmi, pembantu di sini. Tapi saya hanya datang pagi dan pulang setelah pekerjaan saya selesai," ucap bik Narmi menyela perkataan Rosalina sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Rosalina," ucap Rosalina sambil menjabat tangan bik Narmi.
"Semoga betah ya, sebelumnya sudah banyak baby sitter yang mengurus Chintya, tapi mereka tidak ada yang betah karena Chintya sangat rewel sekali. Ditambah lagi mereka harus standby dua puluh empat jam di sini. Dan mereka harus menghadapi Tuan Kenzo yang dingin, cuek dan suka cerewet jika menyangkut tentang Chintya," tutur bik Narmi sambil memotong sayuran yang ada di hadapannya.
Seketika Rosalina menjadi ketakutan mendengar apa yang dikatakan oleh bik Narmi. Dia menelan ludahnya sendiri, merasa ngeri mendengar ucapan bik Narmi. Dia tidak tahu bagaimana nantinya nasibnya sebagai baby sitter Chintya.
Tapi aku sangat membutuhkan uang itu. Tidak peduli bagaimana nantinya, pokoknya aku harus mendapatkan uang itu untuk membeli tas impianku, Rosalina kembali berkata dalam hatinya.
"Saya bantu Bik, kebetulan Chintya sedang tidur," ucap Rosalina sambil mencuci sayuran yang sudah dipotong oleh bik Narmi.
Bik Narmi mengangguk dan tersenyum, dia senang dengan kehadiran Rosalina yang menurutnya tidak seperti baby sitter yang lainnya. Mereka hanya mau melakukan tugasnya saja tanpa mau membantu bik Narmi meskipun mereka sedang bersantai.
Kenzo yang baru saja masuk ke dalam rumah melihat Rosalina sedang berada di dapur bersama dengan bik Narmi.
"Rosa, kamu ngapain di situ? Tugasmu hanya menjaga Chintya. Biarkan Bik Narmi yang mengerjakan."
Tiba-tiba suara Kenzo mengalihkan perhatian Rosalina dan bik Narmi.
"Om, eh itu Chintya masih tidur. Saya lapar, jadi saya membantu bik Narmi agar masaknya cepat selesai," jawab Rosalina sambil tersenyum lebar.
"Ya sudah, tolong buatkan saya minuman dingin," perintah Kenzo pada Rosalina.
Dengan cekatan Rosalina membuatkan Kenzo orange jus seperti petunjuk dari bik Narmi.
"Ini Om, silahkan," ucap Rosalina sambil meletakkan segelas orange jus di meja.
Kenzo meraih gelas tersebut dan menenggaknya sekaligus.
Jakun Kenzo yang naik turun ketika meminum orange jus tersebut membuat Rosalina ikut menelan ludahnya.
Buset dah, kalau begini lama-lama aku bisa jatuh cinta sama dia. Tunggu, gak boleh Rosalina, kamu harus dapat perjaka. Ingat itu, batin Rosalina yang masih betah memandang Kenzo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Allya Azzara
tak apalah rosa duda juga hahha
2022-10-10
1
Allya Azzara
semangat rosali pasti kamu bisa demi tas
2022-10-10
1
Allya Azzara
cihuuy
2022-10-10
0