Bab 2 Jadi baby sitter

Gila, cakep banget nih orang. Apa dia Papanya bayi yang akan aku asuh? Sayang banget, seandainya dia masih perjaka, pasti akan aku perjuangkan dia, Rosalina berkata dalam hatinya.

"Cari siapa?" tanya Kenzo pada gadis yang ada di hadapannya.

Kenzo menatap gadis yang ada di hadapannya itu dari atas hingga bawah. Penampilan gadis itu tidak seperti perempuan yang biasanya melamar jadi baby sitter di rumahnya.

"Perkenalkan Om, saya Rosalina dan saya ke sini ingin melamar menjadi baby sitter," jawab Rosalina ramah dan mengembangkan senyumnya.

"Baby sitter? Apa kamu punya pengalaman dalam mengurus bayi?" tanya Kenzo tidak percaya.

"Saya sudah biasa mengurus dua adik saya mulai dari bayi Om. Tenang saja Om, saya pasti akan menjaga anak Om dengan sangat baik," jawab Rosalina meyakinkan Kenzo.

"Apa kamu yakin bisa menjaganya selama dua puluh empat jam?" tanya Kenzo kembali.

"Bisa Om," jawab Rosalina dengan yakin.

Kenzo menatap kembali gadis di hadapannya itu, dia masih ragu pada gadis tersebut.

"Rumah kamu di mana? Kamu harus berada di dekat bayi ini selama dua puluh empat jam, apa keluarga kamu mengijinkannya?" tanya Kenzo kembali.

"Mereka mengijinkannya Om. Semua ini kan demi membantu perekonomian mereka," jawab Rosalina dengan senyum lebarnya.

"Baiklah kami bisa mencobanya. Bisakah saya melihat Kartu identitasmu?" tanya Kenzo sambil menengadahkan tangannya meminta KTP milik Rosalina.

Tanpa pikir panjang, Rosalina pun memberikan KTP yang dia ambil dari dompetnya pada Kenzo.

Kenzo pun menerima KTP milik Rosalina itu dan melihatnya.

Mahasiswa? Jadi dia mahasiswa, pantas saja penampilannya tidak seperti baby sitter baby sitter lain yang bekerja selama ini. Apa aku harus menerimanya? Lalu bagaimana dengan kuliahnya? Kenzo berkata dalam hatinya.

Tiba-tiba saja terdengar suara bayi menangis dari dalam kamar bayi. Kenzo segera berlari diikuti oleh Rosalina yang ingin melihat bayi tersebut.

Kenzo menggendong-gendong menenangkan sang bayi, namun tangisannya semakin keras hingga membuat Kenzo frustasi.

"Maaf Om, biar saya saja yang gendong," ucap Rosalina sambil meminta bayi tersebut dari tangan Kenzo.

Rosalina mulai melihat popoknya yang ternyata sudah penuh, kemudian mengeringkan bagian bawah tubuh bayi tersebut menggunakan tisu basah dan memberikan bedak tabur dibagian depan dan belakang bagian bawah tubuhnya, setelah itu dia menutup kembali menggunakan popok yang baru.

Dengan telatennya Rosalina menggendong bayi tersebut hingga membuat Kenzo kagum akan dirinya.

Chintya, bayi mungil itu tidur nyenyak dalam gendongan Rosalina. Bibir Rosalina melengkung ke atas melihat wajah menenangkan dari bayi yang ada dalam gendongannya.

Untuk pertama kalinya, Kenzo merasakan tertarik ketika melihat senyum Rosalina itu. Hatinya yang beku kini sepertinya sudah tersinari oleh seberkas cahaya yang mampu sedikit mencairkan hatinya.

"Kamu saya terima. Mulai sekarang kamu jaga Chintya," ucap Kenzo sebelum berjalan meninggalkan kamar tersebut.

"Gaji saya Om? Gaji saya bagaimana? Apa benar gaji saya lima kali lipat?" tanya Rosalina menghentikan langkah kaki Kenzo.

Kenzo benar-benar menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan dari Rosalina. Dia memutar kembali tubuhnya kebelakang untuk menghadap Rosalina.

"Benar. Dan jika kerja kamu bagus tanpa masalah, saya akan memberikan bonus untukmu," jawab Kenzo yang kembali disuguhi senyum kebahagiaan dari wajah Rosalina.

"Baik Om, saya akan bekerja dengan baik," ucap Rosalina dengan antusias.

Tanpa sadar Kenzo tersenyum melihat tingkah Rosalina.

"Tapi Om, gajinya diberikan kapan ya Om?" tanya Rosalina kembali.

Seketika senyum Kenzo memudar, kini dia memasang kembali wajah datarnya.

"Kamu ini, baru aja kerja baru tanya gaji. Kerja dulu baru minta gaji," jawab Kenzo dengan tegas, kemudian dia berjalan keluar dari kamar tersebut.

"Masalahnya tasnya limited edition Om, takut kehabisan," ucap Rosalina lirih.

Setelah Baby Chintya tertidur pulas, Rosalina segera mengembalikan pada box bayinya. Kemudian dia keluar kamar tersebut untuk mencari Kenzo.

Rosalina terpanah melihat Kenzo yang sedang bermain basket. Sangat tampan dan mempesona dengan badan yang atletis dan keringat yang mengalir pada wajah dan tubuhnya.

"Wow... apa aku harus mengelap keringatnya?" ucap Rosalina lirih sambil membuka mulutnya melihat Kenzo sedang bermain basket.

Merasa seperti ada yang memperhatikannya, Kenzo menoleh dan mendapati Rosalina yang sedang bengong menatap ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Kenzo dari tempatnya berada saat ini.

"Eh itu Om, apa saya boleh pulang untuk mengambil pakaian saya?" tanya Rosalina yang merasa malu karena ketahuan melihat Kenzo.

Kenzo diam, dia berpikir sebentar, kemudian dia berkata,

"Lebih baik nanti saja pada saat Chintya bangun. Saya antarkan kamu pulang," jawab Kenzo.

"Tapi Om-"

Rosalina tidak bisa meneruskan ucapannya karena Kenzo sudah bergerak kembali memainkan bola basketnya.

Berarti nanti aku pulang diantarkan sama dia dengan membawa Chintya? Hah, gimana tanggapan orang tuaku nanti jika melihat mereka? Gawat, aku harus cari alasan yang pas, Rosalina berkata dalam hatinya.

"Sekarang aku harus ngapain? Lapar nih, ada makanan gak ya?" Rosalina bermonolog seiring langkah kakinya menuju dapur.

"Loh Mbak ini siapa?" tanya Bik Narmi pada Rosalina.

"Saya baby sitter yang baru. Mbak ini...."

"Kenalkan, saya Bik Narmi, pembantu di sini. Tapi saya hanya datang pagi dan pulang setelah pekerjaan saya selesai," ucap bik Narmi menyela perkataan Rosalina sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Rosalina," ucap Rosalina sambil menjabat tangan bik Narmi.

"Semoga betah ya, sebelumnya sudah banyak baby sitter yang mengurus Chintya, tapi mereka tidak ada yang betah karena Chintya sangat rewel sekali. Ditambah lagi mereka harus standby dua puluh empat jam di sini. Dan mereka harus menghadapi Tuan Kenzo yang dingin, cuek dan suka cerewet jika menyangkut tentang Chintya," tutur bik Narmi sambil memotong sayuran yang ada di hadapannya.

Seketika Rosalina menjadi ketakutan mendengar apa yang dikatakan oleh bik Narmi. Dia menelan ludahnya sendiri, merasa ngeri mendengar ucapan bik Narmi. Dia tidak tahu bagaimana nantinya nasibnya sebagai baby sitter Chintya.

Tapi aku sangat membutuhkan uang itu. Tidak peduli bagaimana nantinya, pokoknya aku harus mendapatkan uang itu untuk membeli tas impianku, Rosalina kembali berkata dalam hatinya.

"Saya bantu Bik, kebetulan Chintya sedang tidur," ucap Rosalina sambil mencuci sayuran yang sudah dipotong oleh bik Narmi.

Bik Narmi mengangguk dan tersenyum, dia senang dengan kehadiran Rosalina yang menurutnya tidak seperti baby sitter yang lainnya. Mereka hanya mau melakukan tugasnya saja tanpa mau membantu bik Narmi meskipun mereka sedang bersantai.

Kenzo yang baru saja masuk ke dalam rumah melihat Rosalina sedang berada di dapur bersama dengan bik Narmi.

"Rosa, kamu ngapain di situ? Tugasmu hanya menjaga Chintya. Biarkan Bik Narmi yang mengerjakan."

Tiba-tiba suara Kenzo mengalihkan perhatian Rosalina dan bik Narmi.

"Om, eh itu Chintya masih tidur. Saya lapar, jadi saya membantu bik Narmi agar masaknya cepat selesai," jawab Rosalina sambil tersenyum lebar.

"Ya sudah, tolong buatkan saya minuman dingin," perintah Kenzo pada Rosalina.

Dengan cekatan Rosalina membuatkan Kenzo orange jus seperti petunjuk dari bik Narmi.

"Ini Om, silahkan," ucap Rosalina sambil meletakkan segelas orange jus di meja.

Kenzo meraih gelas tersebut dan menenggaknya sekaligus.

Jakun Kenzo yang naik turun ketika meminum orange jus tersebut membuat Rosalina ikut menelan ludahnya.

Buset dah, kalau begini lama-lama aku bisa jatuh cinta sama dia. Tunggu, gak boleh Rosalina, kamu harus dapat perjaka. Ingat itu, batin Rosalina yang masih betah memandang Kenzo.

Terpopuler

Comments

Allya Azzara

Allya Azzara

tak apalah rosa duda juga hahha

2022-10-10

1

Allya Azzara

Allya Azzara

semangat rosali pasti kamu bisa demi tas

2022-10-10

1

Allya Azzara

Allya Azzara

cihuuy

2022-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keinginan Rosalina
2 Bab 2 Jadi baby sitter
3 Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4 Bab 4 Kenangan buruk
5 Bab 5 Bonus
6 Bab 6 Wajah Chintya
7 Bab 7 Gosip
8 Bab 8 Curahan hati
9 Bab 9 Usaha Rendi
10 Bab 10 Pernyataan Rendi
11 Bab 11 Perjuangan Rendi
12 Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13 Bab 13 Keinginan Rendi
14 Bab 14 Keteledoran Rosalina
15 Bab 15 Kemarahan Kenzo
16 Bab 16 Takut khilaf
17 Bab 17 Tanya jawab
18 Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19 Bab 19 Main apa?
20 Bab 20 Dia istriku
21 Bab 21 Antara duda dan perjaka
22 Bab 22 Perasaan apa ini?
23 Bab 23 Panggil aku sayang!
24 Bab 24 Kekecewaan Rendi
25 Bab 25 Hukuman?
26 Bab 26 Mencoba menerima
27 Bab 27 Kecurigaan
28 Bab 28 Semakin curiga
29 Bab 29 Kekesalan Rosalina
30 Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31 Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32 Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33 Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34 Bab 34 Aku masih perjaka!
35 Bab 35 Skakmat!
36 Bab 36 Terciduk
37 Bab 37 Ketakutan Rosalina
38 Bab 38 Cerita Kenzo
39 Bab 39 Kejujuran Levia
40 Bab 40 Keputusan Kenzo
41 Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42 Bab 42 Kebencian Kenzo
43 Bab 43 Kehadiran Chintya
44 Bab 44 Kemarahan Venita
45 Bab 45 Tentang cinta
46 Bab 46 Sebuah pilihan
47 Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48 Bab 48 Pertimbangan
49 Bab 49 Kedatangan Rendi
50 Bab 50 Pembuktian
51 Bab 51 Tes
52 Bab 52 Harga diri
53 Bab 53 Pencarian Rosalina
54 Bab 54 Virus cinta
55 Bab 55 Kangen
56 Bab 56 Usaha Kenzo
57 Bab 57 Perasaan Kenzo
58 Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59 Bab 59 Antara hati dan harga diri
60 Bab 60 Pilihan hati
61 Bab 61 Bubur pengobat rindu
62 Bab 62 Obat rindu
63 Bab 63 Kapan nikah?
64 Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65 Bab 65 Apa hubungan kalian?
66 Bab 66 Ayah Chintya
67 Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68 Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69 Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Rosalina
2
Bab 2 Jadi baby sitter
3
Bab 3 Terlihat seperti pasangan
4
Bab 4 Kenangan buruk
5
Bab 5 Bonus
6
Bab 6 Wajah Chintya
7
Bab 7 Gosip
8
Bab 8 Curahan hati
9
Bab 9 Usaha Rendi
10
Bab 10 Pernyataan Rendi
11
Bab 11 Perjuangan Rendi
12
Bab 12 Kejutan untuk Rosalina
13
Bab 13 Keinginan Rendi
14
Bab 14 Keteledoran Rosalina
15
Bab 15 Kemarahan Kenzo
16
Bab 16 Takut khilaf
17
Bab 17 Tanya jawab
18
Bab 18 Antara gaji dan lelaki
19
Bab 19 Main apa?
20
Bab 20 Dia istriku
21
Bab 21 Antara duda dan perjaka
22
Bab 22 Perasaan apa ini?
23
Bab 23 Panggil aku sayang!
24
Bab 24 Kekecewaan Rendi
25
Bab 25 Hukuman?
26
Bab 26 Mencoba menerima
27
Bab 27 Kecurigaan
28
Bab 28 Semakin curiga
29
Bab 29 Kekesalan Rosalina
30
Bab 30 Bayangan pemilik tendangan super
31
Bab 31 Usaha Dino dan Dina
32
Bab 32 Perasaan Dina pada Kenzo
33
Bab 33 Ingin menikah dengan perjaka
34
Bab 34 Aku masih perjaka!
35
Bab 35 Skakmat!
36
Bab 36 Terciduk
37
Bab 37 Ketakutan Rosalina
38
Bab 38 Cerita Kenzo
39
Bab 39 Kejujuran Levia
40
Bab 40 Keputusan Kenzo
41
Bab 41 Kenyataan yang menyakitkan
42
Bab 42 Kebencian Kenzo
43
Bab 43 Kehadiran Chintya
44
Bab 44 Kemarahan Venita
45
Bab 45 Tentang cinta
46
Bab 46 Sebuah pilihan
47
Bab 47 Proses pencarian kebenaran
48
Bab 48 Pertimbangan
49
Bab 49 Kedatangan Rendi
50
Bab 50 Pembuktian
51
Bab 51 Tes
52
Bab 52 Harga diri
53
Bab 53 Pencarian Rosalina
54
Bab 54 Virus cinta
55
Bab 55 Kangen
56
Bab 56 Usaha Kenzo
57
Bab 57 Perasaan Kenzo
58
Bab 58 Dokter Cinta Kenzo
59
Bab 59 Antara hati dan harga diri
60
Bab 60 Pilihan hati
61
Bab 61 Bubur pengobat rindu
62
Bab 62 Obat rindu
63
Bab 63 Kapan nikah?
64
Bab 64 Hukuman Rosalina dari Kenzo
65
Bab 65 Apa hubungan kalian?
66
Bab 66 Ayah Chintya
67
Bab 67 Kekalutan hati Rosalina
68
Bab 68 Mama dan Papa Chintya
69
Bab 69 Duda perjaka dan gadis perawan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!