Marriage With(Out) Love

Marriage With(Out) Love

Bab 1 - Perjuangan dan Penolakan

Kalau boleh jujur, Elnara sungguh malas harus datang ke kantor Genta, Papinya. Banyak karyawan kantor Genta yang mencari muka membuat Elnara malas harus berhadapan dengan mereka. Sayangnya, Genta selalu punya cara untuk membuat Elnara bersedia datang ke kantor.

“Elnara!” Elnara menoleh ketika seseorang memanggil namanya dengan suara keras.

Gadis itu menekuk wajahnya mendapati Okta, sepupunya yang tengil itu tengah melambai dengan semangat. Okta memang bekerja sebagai Manager di perusahaan Genta, inilah salah satu alasan Elanara males ke kantor Papinya.

“Bisa nggak sih, kamu nggak usah teriak-teriak begitu?” Elnara hanya bisa menatap kesal Okta.

“Mas! Bukan kamu, yang sopan kamu bocah!” Tegur Okta membuat Elnara semakin kesal saja. Jarak umur mereka 7 tahun karena itulah Okta selalu bersikap senior.

“Terserah, Mas deh. Aku mau ke ruangan Papi,” ucap Elnara sambil lalu.

Okta segera menahan langkah gadis itu, masih ada yang ingin dia bicarakan.

“Tunggu dulu ... nih, Mas mau kenalin kamu sama sohib Mas.” Okta menarik paksa Elnara hingga berdiri tepat di depan seorang pria asing yang tidak pernah Elnara lihat.

Elnara terpaku menatap wajah pria itu, begitu tampan dan mempesona. Untuk pertama kalinya Elnara merasa debaran aneh itu. Sebuah rasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, mungkinkah Elnara jatuh cinta pada pandangan pertama?

“Woi, El! Malah melamun nih bocah. Kenalin nih Zayan, sohib Mas. Dia baru diangkat jadi Manager dan masih perlu bimbingan dari Mas. Kebetulan karena perusahaan kita kerja sama jadi Mas mau bimbingan Zayan selama tiga bulan ini ” Okta terus berceloteh tanpa menyadari Elnara yang tampak malu-malu menatap wajah tampan Zayan.

“Elnara,” Elnara mengulurkan tangannya disertai senyuman manisnya.

“Zayan,” Zayan membalas singkat uluran tangan Elnara.

“Kenapa nih bocah senyum-senyum begitu? Kesambet kamu?” Ledek Okta yang baru melihat wajah tersipu malu milik Elnara.

“Apaan sih, Mas?” Elnara merajuk, sedikit malu karena ketahuan oleh Okta. Okta itu rajanya gosip, pasti setelah ini Okta akan menyebarkan gosip di grup keluarga besar mereka.

“Sudah sana , Papi Genta nungguin kamu dari tadi.” Dengan kejamnya Okta menyeret Elnara hingga ke depan lift tidak memedulikan perlawanan dari Elnara.

Zayan yang memperhatikan keduanya hanya bisa menggeleng tidak percaya. Sepertinya Zayan akan semakin disibukkan bukan karena tugas kantor, tapi karena Elnara, adik sepupu Okta.

*

 

Elnara tidak bisa melupakan wajah tampan Zayan yang terlihat begitu dingin dan misterius. Wajah itu seolah memiliki daya tarik tersendiri dan mampu menyusun Elnara hingga tidak bisa melupakannya.

Ini sudah dua bulan sejak perkenalan mereka hari itu dan Elnara diam-diam selalu mencuri pandang pada Zayan. Suatu kebetulan Zayan belakangan ini berada di kantor Genta dengan alasan mendapat pelajaran dari Okta.

Seperti saat ini, Elnara tengah mencuri pandang pada Zayan yang tampak sering menatap layar monitornya.

"Mas Zayan, sudah makan siang?" tanya Elnara berbasa basi.

"Belum waktunya makan siang," Zayan menjawab dengan dingin bahkan tanpa mau menatap wajah cantik Elnara.

"Ini ... El memasaknya sendiri, semoga Mas Zayan suka." Dengan semangat Elnara mengulurkan sebuah tas bekal yang berisi masakannya.

Zayan hanya melirik sekilas, tidak berniat mengambil bekal yang diulurkan oleh Elnara. Ini bukan pertama kali Elnara memasak untuknya, selama dua bulan gadis itu selalu melakukan hal ini.

"El? Wah, cantik banget adek Mas Okta satu ini." Puji Okta yang baru saja masuk ke dalam ruangan Zayan.

Elnara hanya mendelik kesal, gadis itu sedang berusaha menjaga sikap di hadapan Zayan.

"Ini bekal buat siapa?" tanya Okta melihat tas bekal yang masih dipegang oleh Elnara.

"Buat Mas Zayan, ini El masak sendiri loh." Elnara menjawab dengan antusias, berusaha memamerkan bakatnya.

"Buat Mas Okta mana? Kok Zayan doang sih, Mas kan juga mau ngerasain masakanmu." Protes Okta yang tidak dihiraukan oleh Elnara.

"Mas Zayan makan ya, El mau pamit ke ruangan Papi dulu." Dengan cepat Elnara menarik bekalnya di meja kerja Zayan dan pergi begitu saja tanpa mau menatap Okta.

"Enak banget lo dapat bekal gratis, gue dengar-dengar El sudah sering bawain lo bekal. Gue bahkan belum pernah ngerasain masakan El," Okta terus berceloteh tanpa memedulikan ekspresi wajah Zayan yang terganggu.

"Buat lo aja, gue bisa beli makan di luar." Ucap Zayan seraya mengulurkan bekal tersebut pada Okta yang masih sibuk berceloteh.

"Kok gue sih, itu khusus buat lo. Sudah lo makan tuh bekal, gue mau cabut dulu makan siang di luar." Okta berlalu begitu saja meninggalkan  Zayan yang hanya bisa menghela napas lelah.

Sudah dua bulan ini Elnara terus mengganggunya, mulai dari teror chat yang tidak pernah dia balas hingga bekal makan siang yang selalu Elnara buat untuknya. Zayan jelas tahu ada maksud tersendiri dari semua sikap Elnara, akan tetapi Zayan tidak pernah tergoda untuk membalas perasaan Elnara.

 

*

 

"Mas Zayan, boleh minta waktunya sebentar?" Elnara berdiri tepat di depan Zayan bermaksud menghalangi langkah Zayan yang ingin segera pulang.

"Ada apa?" tanya Zayan dingin.

"Mas Zayan ... sebenarnya El suka sama Mas. El jatuh cinta saat pertama kali melihat Mas." Elnara mengucapkan kalimat itu sembari menunduk, menyembunyikan wajah meronanya.

Zayan tidak terkejut, seolah sudah menebak akan hal ini. Semua sikap Elnara sudah menunjukkan perasaan gadis itu. Selama ini Zayan berusaha untuk bersikap baik karena Elnara adalah adik sepupu Okta, sahabatnya sendiri.

"Maaf, tapi saya nggak memiliki rasa yang sama." Balas Zayan menatap dingin pada Elnara yang terlihat begitu kecewa.

"Kenapa, Mas? Apa El kurang cantik atau bukan tipe gadis yang Mas suka?" tanya Elnara berusaha menyembunyikan kekecewaannya.

"Karna kamu mengganggu saya. Semua sikap kamu selama ini mengganggu ketenangan saya, jadi tolong berhenti mengganggu saya dan lupakan perasaan kamu itu." Ucap Zayan dingin, bahkan pria itu segera berlalu meninggalkan Elnara begitu saja.

Elnara menahan tangisnya, ini kali kedua Zayan menolaknya. Saat pertama kali menolak, Zayan hanya mengatakan tidak tertarik menjalin hubungan asmara.

Hari ini Zayan kembali menolaknya, bahkan dengan kata-kata yang sungguh menyakitkan. Elnara mengganggu Zayan, mengganggu ketenangan pria itu. Zayan menyuruhnya melupakan perasaan ini, tapi bagaimana bisa Elnara melakukan hal itu.

Ini pertama kalinya Elnara jatuh cinta dan sayangnya dia harus ditolak dengan kejam oleh cinta pertamanya.

Elnara merasa semua usahanya berakhir sia-sia dan memalukan. Padahal selama dua bulan ini Elnara benar-benar berubah. Dia belajar berdandan cantik, memakai dress dan bahkan melakukan hobi yang sama dengan Zayan.

Sayangnya, perasaan tidak bisa dipaksa. Elnara tidak bisa memaksa Zayan saat pria itu bahkan menolaknya dengan kejam. Hari ini Elnara belajar akan satu hal, bahwa tidak semua hal bisa dia dapatkan dengan mudah.

To Be Continue ~~>

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

cinta ditolak dukun bertindak.

2023-05-08

0

Kim

Kim

kk sakit ya,,,pernah berada diposisi Nara

2022-12-02

1

Erni Handayani

Erni Handayani

Salam kenal othor minnami🙏

2022-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perjuangan dan Penolakan
2 Bab 2 – Sebuah Tawaran
3 Bab 3 – Kehidupan Pernikahan
4 Bab 4 – Masa Lalu
5 Bab 5 - Penjelasan Mikha
6 Bab 6 - Hati yang Terluka
7 Bab 7 - Sahabat Lama
8 Bab 8 - Permintaan Mikha
9 Bab 9 - Siapa yang Jahat?
10 Bab 10 - Cemburukah?
11 Bab 11 - Haruskah Menyerah?
12 Bab 12 - Permintaan Elnara
13 Bab 13 - Menciptakan Kenangan Indah
14 Bab 14 - Marahnya Okta
15 Bab 15 - Kado untuk Elnara
16 Bab 16 - Sisa Waktu
17 Bab 17 - Hari Terakhir
18 Bab 18 - Berakhir Sia-sia
19 Bab 19 - Sisi Lain Almira
20 Bab 20 - Terima Kasih dan Selamat Tinggal
21 Bab 21 - Sebuah Kesalahpahaman
22 Bab 22 - Perjuangan
23 Bab 23 - Penjelasan
24 Bab 24 - Hukuman untuk Mikha
25 Bab 25 - Gosip Hangat
26 Bab 26 - Permainan Licik
27 Bab 27 - Selangkah Lebih Dekat
28 Bab 28 - Ikuti Permainan
29 Bab 29 - Sebuah Kepercayaan
30 Bab 30 - Permainan Licik (2)
31 Bab 31 - Keadaaan Memanas
32 Bab 32 - Batas Kesabaran
33 Bab 33 -Cerita yang Sebenarnya
34 Bab 34 - Keadaan Berbalik
35 Bab 35 - Khawatir dan Ragu
36 Bab 36 - Cemburu
37 Bab 37 - Honeymoon dan Sebuah Rahasia
38 Bab 38 - Saling Terbuka
39 Bab 39 - Perasaan Zayan
40 Bab 40 - Si Pengkhianat
41 Bab 41 - Zayan Sakit
42 Bab 42 - Sikap Aneh Zayan
43 Bab 43 - Seseorang yang Tak Diharapkan
44 Bab 44 - Dimana Elnara?
45 Bab 45 - Jangan Main-main
46 Bab 46 - Ruangan Gelap
47 Bab 47 - Titik Terang
48 Bab 48 - Kabar Bahagia
49 Bab 49 - Seseorang di Masa Lalu
50 Bab 50 - Zayan dan Elnara
51 Bab 51 - Awal Mula ( Okta & Vika)
52 Bab 52 - Manisnya Pernikahan
53 Bab 53 - Pahitnya Kenyataan
54 Bab 54 - Hati yang Terluka
55 Bab 55 - Mari Berpisah
56 Bab 56 - Keputusan Terbaik
57 Bab 57 - Memulai Kehidupan Baru
58 Bab 58 - Kebahagian Semu
59 Bab 59 - Belajar Ikhlas
60 Bab 60 - Yang Telah Pergi
61 Bab 61 - Memulai Kehidupan Baru
62 Bab 62 - Rahasia yang Terbongkar
63 Bab 63 - Kesempatan Kedua
64 Bab 64 -Rahasia yang Terbongkar
65 Bab 65 - Restu yang Dinanti
66 Bab 66 - Persiapan Pernikahan
67 Bab 67 - Bahagia untuk Mereka
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Perjuangan dan Penolakan
2
Bab 2 – Sebuah Tawaran
3
Bab 3 – Kehidupan Pernikahan
4
Bab 4 – Masa Lalu
5
Bab 5 - Penjelasan Mikha
6
Bab 6 - Hati yang Terluka
7
Bab 7 - Sahabat Lama
8
Bab 8 - Permintaan Mikha
9
Bab 9 - Siapa yang Jahat?
10
Bab 10 - Cemburukah?
11
Bab 11 - Haruskah Menyerah?
12
Bab 12 - Permintaan Elnara
13
Bab 13 - Menciptakan Kenangan Indah
14
Bab 14 - Marahnya Okta
15
Bab 15 - Kado untuk Elnara
16
Bab 16 - Sisa Waktu
17
Bab 17 - Hari Terakhir
18
Bab 18 - Berakhir Sia-sia
19
Bab 19 - Sisi Lain Almira
20
Bab 20 - Terima Kasih dan Selamat Tinggal
21
Bab 21 - Sebuah Kesalahpahaman
22
Bab 22 - Perjuangan
23
Bab 23 - Penjelasan
24
Bab 24 - Hukuman untuk Mikha
25
Bab 25 - Gosip Hangat
26
Bab 26 - Permainan Licik
27
Bab 27 - Selangkah Lebih Dekat
28
Bab 28 - Ikuti Permainan
29
Bab 29 - Sebuah Kepercayaan
30
Bab 30 - Permainan Licik (2)
31
Bab 31 - Keadaaan Memanas
32
Bab 32 - Batas Kesabaran
33
Bab 33 -Cerita yang Sebenarnya
34
Bab 34 - Keadaan Berbalik
35
Bab 35 - Khawatir dan Ragu
36
Bab 36 - Cemburu
37
Bab 37 - Honeymoon dan Sebuah Rahasia
38
Bab 38 - Saling Terbuka
39
Bab 39 - Perasaan Zayan
40
Bab 40 - Si Pengkhianat
41
Bab 41 - Zayan Sakit
42
Bab 42 - Sikap Aneh Zayan
43
Bab 43 - Seseorang yang Tak Diharapkan
44
Bab 44 - Dimana Elnara?
45
Bab 45 - Jangan Main-main
46
Bab 46 - Ruangan Gelap
47
Bab 47 - Titik Terang
48
Bab 48 - Kabar Bahagia
49
Bab 49 - Seseorang di Masa Lalu
50
Bab 50 - Zayan dan Elnara
51
Bab 51 - Awal Mula ( Okta & Vika)
52
Bab 52 - Manisnya Pernikahan
53
Bab 53 - Pahitnya Kenyataan
54
Bab 54 - Hati yang Terluka
55
Bab 55 - Mari Berpisah
56
Bab 56 - Keputusan Terbaik
57
Bab 57 - Memulai Kehidupan Baru
58
Bab 58 - Kebahagian Semu
59
Bab 59 - Belajar Ikhlas
60
Bab 60 - Yang Telah Pergi
61
Bab 61 - Memulai Kehidupan Baru
62
Bab 62 - Rahasia yang Terbongkar
63
Bab 63 - Kesempatan Kedua
64
Bab 64 -Rahasia yang Terbongkar
65
Bab 65 - Restu yang Dinanti
66
Bab 66 - Persiapan Pernikahan
67
Bab 67 - Bahagia untuk Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!