Bab 3 – Kehidupan Pernikahan

1 tahun kemudian.

Hari ini ulang tahun pernikahan Elnara dan Zayan yang pertama. Sayangnya, tidak ada yang spesial. Semua terasa seperti hati biasa di mana Zayan tidak pernah menganggap Elnara sebagai istrinya.

Zayan seolah menganggap Elnara hanyalah istri di atas kertas. Tidak pernah ada kehangatan dalam rumah tangga mereka karena Zayan begitu membenci Elnara.

Namun, tentu saja Elnara tidak akan menyerah begitu saja. Bagi Elnara, Zayan yang tiba-tiba mau menikah dengannya sudah pasti memiliki rasa yang sama.

"Mas Zayan, happy anniversary ....” Elnara menyambut Zayan yang baru saja keluar dari kamar. Gadis itu tersenyum lembut berharap Zayan membalas ucapannya.

Sayangnya, Zayan hanya menatap dingin pada Elnara yang segera menunduk kecewa. Zayan selalu bersikap dingin seperti ini, bahkan mereka tidak pernah tidur sekamar.

Sejak mereka menikah hanya terhitung beberapa kali Zayan mau berbicara padanya. Kalimat yang selalu Zayan ucapkan selalu berhasil membuat Elnara sakit hati.

"Ayo, El sudah masak sarapan." Elnara segera berlalu menuju dapur demi menyembunyikan kekecewaannya.

Zayan mengikuti langkah Elnara menuju dapur. Setidaknya Zayan selalu memakan masakan Elnara, hal itu sudah cukup membuat Elnara merasa bahagia.

"Mas Zayan, Papi ngundang kita makan malam." Ucap Elnara membuka percakapan seraya menyiapkan makanan untuk Zayan.

"Kamu lupa apa yang pernah saya bilang?" tanya Zayan tanpa mau menatap Elnara.

"Nanti El bilang Mas lagi sibuk di kantor," ucap Elnara lesu.

Dia tidak mungkin memaksa Zayan karena tidak ingin membuat suaminya itu semakin membencinya.

Sedari awal mereka menikah, Zayan memang sudah membuat peraturan untuk tidak menginjakkan kaki ke rumah orang tua mereka, kecuali ada hal yang benar-benar penting.

 

*

"El, gimana kabarmu?" tanya Okta begitu melihat Elnara yang sedang berbelanja di Mall seorang diri.

"Mas Okta? El baik, gimana kabar Mas?" tanya balik Elnara.

"Mas juga baik. Kamu sendirian? Kata Papi, kalian diundang makan malan akhir pekan ini."

"El sendirian, Mas Zayan lagi sibuk akhir-akhir ini. El jug sudah kabarin Papi ... mungkin nanti El izin sama Mas Zayan untuk datang sendiri." Elnara terpaksa berbohong, bagaimanapun tidak ada yang boleh tahu keadaan rumah tangganya.

"Oke, Mas ngerti. Kebetulan Mas lagi sendiri jadi, temanin kamu ya. Sekalian Mas mau ngobrol banyak sama kamu."

Elnara mengangguk, setidaknya dia tidak merasa kesiapan karena ada Okta yang suka rela menemaninya berbelanja.

Setelah berbelanja keduanya memutuskan untuk makan malam bersama. Zayan memang tidak pernah makan malam bersama dengan Elnara karena pria itu selalu pulang jam 9 malam. Saat Elnara protes, Zayan hanya menjawab pria itu lebih memilih lembu dari pada menghabiskan banyak waktu di rumah.

 

*

 

Elnara tiba lebih dulu dari Zayan. Gadis itu segera membereskan berjalan dan masuk ke dalam kamar. Rumah ini begitu sepi dan sunyi karena mereka hanya tinggal berdua. Zayan mempekerjakan tukang bersih-bersih yang datang saat pagi dan pulang sore hari.

Elnara duduk temenung di atas tempat tidur. Dia mengingat kembali pembicaraannya dengan Okta. Entah sampai kapan dia harus berbohong pada keluarganya mengenai kehidupan pernikahan yang tidak baik-baik saja.

“Gimana pernikahan kamu?” tanya Okta tiba-tiba.

“Baik, kenapa Mas nanya begitu?” tanya balik Elnara yang merasa aneh dengan pertanyaan Okta.

“Nggak, Mas cuma merasa aneh aja. Kenapa kalian jarang kumpul keluarga ... seperti menghindari sesuatu,” ujar Okta dengan tebakan yang tepat.

Elnara terdiam sejenak, berusaha mencari alasan yang tepat. Dia tahu suatu saat akan ada salah satu anggota keluarganya yang bertanya seperti ini. Namun, Elnara tetapi tidak siap menerima pertanyaan yang dia sendiri tidak tahu jawabannya.

“Mas Zayan sibuk, El nggak mungkin maksa atau pergi sendirian. Mas Okta nggak usah khawatir, kami baik-baik saja kok.”

Sesaat Okta menatap manik mata Elnara untuk memastikan bahwa tidak ada kebohongan di sana. Sayangnya, Elnara justru berpura-pura sibuk dengan ponselnya, hal itu membuat Okta yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan Elnara.

Untuk kesekian kalinya Elnara menghela napas lelah, lagi-lagi dia berbohong pada orang-orang tentang rumah tangganya yang jauh dari kata baik.

Lamunan Elnara terhenti saat mendengar suara mobil Zayan yang memasuki pekarangan rumah. Seperti biasa, Elnara akan menyambut Zayan yang baru pulang kerja. Kebiasaan Elnara ini dia tiru dari kedua orang tuanya, berharap suatu saat Zayan akan bersikap hangat seperti sang Papi.

"Assalamu’alaikum," ucap Zayan memberi salam.

"Waalaikumsalam. Mas sudah makan? Mau El siapkan makan malam?" tanya Elnara yang sudah tahu jawaban pasti Zayan.

"Nggak perlu," jawab Zayan dingin.

Elnara masih mengikuti langkah kaki Zayan yang menuju kamarnya. Ada sesuatu yang ingin dia sampa,jikan pada Zayan.

"Ada apa?" tanya Zayan saat menyadari Elnara mengikutinya.

"Mas, El boleh minta sesuatu? Tadi, El ketemu Mas Okta dan sepertinya Mas Okta mulai curiga sama pernikahan kita. Mas Okta nanya gimana pernikahan kita. El pikir seharusnya kita datang untuk makan malam di rumah orang tua El. Setidaknya, biar Mas Okta nggak curiga kalau pernikahan kita nggak baik-baik saja Mas."

Zayan berbalik, menatap sinis pada Elnara yang memilih menunduk demi menghindari tatapan Zayan.

"Nyatanya pernikahan kita nggak baik-baik saja," ucap Zayan sinis.

"Mas-" belum sempat Elnara membantah, Zayan sudah menyela ucapannya lebih dulu.

"Saya nggak mau bergabung dengan keluarga dan berpura-pura bahwa kita bahagia. Sudah cukup saya berbohong selama satu tahun ini, saya nggak mau menambah kebohongan lagi."

Usai mengatakan kalimat menyakitkan itu Zayan segera masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Elnara yang hanya bisa menatap nanar pintu kamar Zayan.

"Kenapa kita nggak bisa seperti suami istri yang sebenarnya?" tanya Elnara lirih yang tentu saja tidak didengar oleh Zayan.

Elnara tidak tahu mengapa Zayan bersikap dingin seperti itu. Pria itu yang datang melamarnya secara tiba-tiba dan setelah mereka menikah Zayan justru bersikap seolah pernikahan ini adalah sebuah paksaan.

Zayan terlihat begitu membenci Elnara, hanya menganggap gadis itu seperti istri yang tidak dianggap. Ketika Elnara menanyakan alasan dari sikap Zayan, pria itu hanya menjawab bahwa seharusnya Elnara berkaca mengapa Zayan membencinya.

"Kenapa Mas menikahi El kalau nyatanya Mas terlihat begitu membenci El? Apa salah El sebenarnya?"

Elnara kembali menangis menatap kosong pada pintu kamar yang tertutup rapat itu. Seperti malam-malam sebelumnya, Elnara tidak akan mendapat jawaban atas pertanyaannya.

Sesungguhnya, Elnara mulai lelah dan ingin berhenti. Namun, Elnara sangat mencintai Zayan dan tidak ingin melepaskan pria itu. Elnara yakin suatu saat nanti Zayan akan bersikap baik dan mencintainya dengan tulus, meski Elnara sendiri tidak yakin kapan hari itu datang.

To Be Continue ~~>

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

semangat untuk meraih cinta.
klo udah Ndak kuat dada di kamera ya....

2023-05-08

0

Sweet Girl

Sweet Girl

salah pak Genta... maksain Zayan.

2023-05-08

0

Sweet Girl

Sweet Girl

ganti aja suaminya...

2023-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perjuangan dan Penolakan
2 Bab 2 – Sebuah Tawaran
3 Bab 3 – Kehidupan Pernikahan
4 Bab 4 – Masa Lalu
5 Bab 5 - Penjelasan Mikha
6 Bab 6 - Hati yang Terluka
7 Bab 7 - Sahabat Lama
8 Bab 8 - Permintaan Mikha
9 Bab 9 - Siapa yang Jahat?
10 Bab 10 - Cemburukah?
11 Bab 11 - Haruskah Menyerah?
12 Bab 12 - Permintaan Elnara
13 Bab 13 - Menciptakan Kenangan Indah
14 Bab 14 - Marahnya Okta
15 Bab 15 - Kado untuk Elnara
16 Bab 16 - Sisa Waktu
17 Bab 17 - Hari Terakhir
18 Bab 18 - Berakhir Sia-sia
19 Bab 19 - Sisi Lain Almira
20 Bab 20 - Terima Kasih dan Selamat Tinggal
21 Bab 21 - Sebuah Kesalahpahaman
22 Bab 22 - Perjuangan
23 Bab 23 - Penjelasan
24 Bab 24 - Hukuman untuk Mikha
25 Bab 25 - Gosip Hangat
26 Bab 26 - Permainan Licik
27 Bab 27 - Selangkah Lebih Dekat
28 Bab 28 - Ikuti Permainan
29 Bab 29 - Sebuah Kepercayaan
30 Bab 30 - Permainan Licik (2)
31 Bab 31 - Keadaaan Memanas
32 Bab 32 - Batas Kesabaran
33 Bab 33 -Cerita yang Sebenarnya
34 Bab 34 - Keadaan Berbalik
35 Bab 35 - Khawatir dan Ragu
36 Bab 36 - Cemburu
37 Bab 37 - Honeymoon dan Sebuah Rahasia
38 Bab 38 - Saling Terbuka
39 Bab 39 - Perasaan Zayan
40 Bab 40 - Si Pengkhianat
41 Bab 41 - Zayan Sakit
42 Bab 42 - Sikap Aneh Zayan
43 Bab 43 - Seseorang yang Tak Diharapkan
44 Bab 44 - Dimana Elnara?
45 Bab 45 - Jangan Main-main
46 Bab 46 - Ruangan Gelap
47 Bab 47 - Titik Terang
48 Bab 48 - Kabar Bahagia
49 Bab 49 - Seseorang di Masa Lalu
50 Bab 50 - Zayan dan Elnara
51 Bab 51 - Awal Mula ( Okta & Vika)
52 Bab 52 - Manisnya Pernikahan
53 Bab 53 - Pahitnya Kenyataan
54 Bab 54 - Hati yang Terluka
55 Bab 55 - Mari Berpisah
56 Bab 56 - Keputusan Terbaik
57 Bab 57 - Memulai Kehidupan Baru
58 Bab 58 - Kebahagian Semu
59 Bab 59 - Belajar Ikhlas
60 Bab 60 - Yang Telah Pergi
61 Bab 61 - Memulai Kehidupan Baru
62 Bab 62 - Rahasia yang Terbongkar
63 Bab 63 - Kesempatan Kedua
64 Bab 64 -Rahasia yang Terbongkar
65 Bab 65 - Restu yang Dinanti
66 Bab 66 - Persiapan Pernikahan
67 Bab 67 - Bahagia untuk Mereka
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 - Perjuangan dan Penolakan
2
Bab 2 – Sebuah Tawaran
3
Bab 3 – Kehidupan Pernikahan
4
Bab 4 – Masa Lalu
5
Bab 5 - Penjelasan Mikha
6
Bab 6 - Hati yang Terluka
7
Bab 7 - Sahabat Lama
8
Bab 8 - Permintaan Mikha
9
Bab 9 - Siapa yang Jahat?
10
Bab 10 - Cemburukah?
11
Bab 11 - Haruskah Menyerah?
12
Bab 12 - Permintaan Elnara
13
Bab 13 - Menciptakan Kenangan Indah
14
Bab 14 - Marahnya Okta
15
Bab 15 - Kado untuk Elnara
16
Bab 16 - Sisa Waktu
17
Bab 17 - Hari Terakhir
18
Bab 18 - Berakhir Sia-sia
19
Bab 19 - Sisi Lain Almira
20
Bab 20 - Terima Kasih dan Selamat Tinggal
21
Bab 21 - Sebuah Kesalahpahaman
22
Bab 22 - Perjuangan
23
Bab 23 - Penjelasan
24
Bab 24 - Hukuman untuk Mikha
25
Bab 25 - Gosip Hangat
26
Bab 26 - Permainan Licik
27
Bab 27 - Selangkah Lebih Dekat
28
Bab 28 - Ikuti Permainan
29
Bab 29 - Sebuah Kepercayaan
30
Bab 30 - Permainan Licik (2)
31
Bab 31 - Keadaaan Memanas
32
Bab 32 - Batas Kesabaran
33
Bab 33 -Cerita yang Sebenarnya
34
Bab 34 - Keadaan Berbalik
35
Bab 35 - Khawatir dan Ragu
36
Bab 36 - Cemburu
37
Bab 37 - Honeymoon dan Sebuah Rahasia
38
Bab 38 - Saling Terbuka
39
Bab 39 - Perasaan Zayan
40
Bab 40 - Si Pengkhianat
41
Bab 41 - Zayan Sakit
42
Bab 42 - Sikap Aneh Zayan
43
Bab 43 - Seseorang yang Tak Diharapkan
44
Bab 44 - Dimana Elnara?
45
Bab 45 - Jangan Main-main
46
Bab 46 - Ruangan Gelap
47
Bab 47 - Titik Terang
48
Bab 48 - Kabar Bahagia
49
Bab 49 - Seseorang di Masa Lalu
50
Bab 50 - Zayan dan Elnara
51
Bab 51 - Awal Mula ( Okta & Vika)
52
Bab 52 - Manisnya Pernikahan
53
Bab 53 - Pahitnya Kenyataan
54
Bab 54 - Hati yang Terluka
55
Bab 55 - Mari Berpisah
56
Bab 56 - Keputusan Terbaik
57
Bab 57 - Memulai Kehidupan Baru
58
Bab 58 - Kebahagian Semu
59
Bab 59 - Belajar Ikhlas
60
Bab 60 - Yang Telah Pergi
61
Bab 61 - Memulai Kehidupan Baru
62
Bab 62 - Rahasia yang Terbongkar
63
Bab 63 - Kesempatan Kedua
64
Bab 64 -Rahasia yang Terbongkar
65
Bab 65 - Restu yang Dinanti
66
Bab 66 - Persiapan Pernikahan
67
Bab 67 - Bahagia untuk Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!