Zayan menatap datar pada sosok wanita dewasa di depannya, wanita itu adalah sekretaris baru Zayan. Wanita itu tersenyum lembut pada Zayan yang tidak hanya menatap datar.
"Perkenalankan Pak, nama saya Mikha. Mulai hari ini saya menjadi sekretaris Bapak menggantikan sekretaris yang lama," ucap wanita bernama Mikha itu memperkenalkan dirinya.
Zayan tidak bereaksi apapun selain menatap datar dan segera memberi kode pada Mikha untuk keluar dari ruangannya.
Setelah Mikha keluar, Zayan tampak termenung. Pria dingin itu memikirkan takdirnya yang begitu lucu. Setelah bertahun-tahun kini sosok itu datang tiba-tiba seolah tidak pernah terjadi apapun
Mikha, wanita cantik itu adalah salah masa lalu terburuk yang Zayan miliki. Masih dia ingat dengan jelas bagaimana Mikha meninggalkannya begitu saja tanpa sepata katapun.
"Takdir benar-benar lucu, setelah terpaksa menikah dengan Elnara sekarang wanita tidak tahu diri itu muncul tiba-tiba." Zayan mendesah lelah, sungguh cobaan yang mengerikan.
Belum selesai kisah pernikahan yang tidak tahu mau dia bawa kemana, kini datanglah wanita dari masa lalu yang hanya bisa memberinya luka.
Sedangkan di luar ruangan, Mikha tengah bersandar dipintu sembari memegang dadanya yang berdebar. Pertemuan ini tidak pernah Mikha bayangkan sebelumnya.
"Rasanya masih sama," gumam Mikha lirih sembari memegang dadanya yang masih berdebar setelah menatap wajah tampan Zayan.
Mikha yakin takdirlah yang membawanya pada Zayan. Perasaan yang sudah dia coba kubur kini kembali hadir menggetarkan hati Mikha yang kosong. Wanita itu yakin jika semua ini adalah awal mulai kisahnya bersama Zayan dimulai kembali.
"Aku yakin kita memang berjodoh. Terima kasih Tuhan karena mempertemukan kami kembali." Mikha masih bergumam seorang diri, mengucapkan syukur atas takdir yang Tuhan gariskan.
*
*
Tidak ada yang tahu seberapa keras usaha Elnara untuk tetap bertahan pada pernikahan ini. Hanya bermodalkan cinta Elnara yakin suatu saat nanti Zayan akan membalas cintanya.
Di saat terluka seperti ini Elnara membutuhkan waktu untuk menenangkan pikirannya. Beruntung ada Vika, sahabatnya yang selalu menemani Elnara. Vika sendiri tidak pernah tahu kehidupan pernikahan Elnara dan Zayan. Yang gadis itu tahu Elnara bahagia karena bisa menikah dengan pria yang dia cintai.
Saat ini mereka berada di restoran setelah puas berbelanja. Ini adalah salah satu obat galau bagi Elnara.
“Kenapa, El?” tanya Vika saat melihat wajah mendung Elnara.
Elnara menggeleng pelan sebelum menjawab, "Papi ngundang makan malam, tapi Mas Zayan lagi sibuk banget."
"Laki lo sibuk mulu deh, nggak bisa apa ninggalin kerjaannya sebentar." Vika menghela napas kasar, dia sendiri bingung harus bereasi seperti apa karena ini sudah kesekian kalinya Elnara mengeluhkan hal yang sama.
"Mau diapain lagi Vik, gue nggak bisa maksa Mas Zayan. Gue takut Mas Zayan nggak nyaman, lagian dia benar-benar sibuk di kantor."
"Dia itu laki lo El! Kenapa sih lo malah takut begitu? Lo tinggal bilang Papi ngundang makan malam, seenggaknya kalian harus datang kali ini. Lo nggak mikir apa perasaan orang tua lo?"
Elnara menunduk, tidak berani membantah ucapa Vika karena apa yang diucapkan sahabatnya itu benar. Seandainya Vika tahu keadaan rumah tangga Elnara mungkin gadis itu akan menyeret Elnara menjauh dari Zayan.
"Gue pikirin lagi deh," Elnara berkata dengan lirih.
Mungkin dia benar-benar harus mencoba sekali lagi, berharap Zayan mau memberinya keringanan sekali ini saja.
"Oke, lupain pembicaraan ini. Gue mau kasih tau lo sesuatu." Vika mengibaskan tangannya pertanda mereka harus mengganti topik pembicaraan.
"Ada apa?" tanya Elnara tanpa minat.
"Lo masih ingat Fian? Lo dekat banget sama dari awal semester."
Elnara tampak berpikir, mengingat-ingat sosok Fian yang sudah 2 tahun ini hilang tanpa kabar.
"Gue ingat, dia pindah semester tigakan? Gimana kabarnya sekarang?"
"Gue ketemu dia kemarin dan dia nanyain kabar lo. Katanya handphone dia hilang jadi dia kehilangan kontak kita. Nih, gua ada kontaknya kali aja kalian mau reunian." Vika bercerita dengan menggebu-gebu seraya menyerahkan kontak Fian pada Elnara yang terpaksa menerimanya.
Elnara tidak lupa bagaimana dulu Vika sangat bersemangat menjodohkan dirinya dengan Fian. Vika bilang Elnara dan Fian sangat cocok, seperti tuan putri dan pangeran.
"Nanti kalau ada waktu gue hubungi dia. Sudah ya, gue mau ke kantor Mas Zayan mau bawain makan siang." Elnara segera pergi membawa makanan yang sengaja dia pesan untuk Zayan.
Vika sendiri hanya bisa menatap kesal pada Elnara yang sudah menjauh. Vika tidak habis pikir kenapa Elnara begitu tergila-gila pada Zayan yang sangat dingin. Padahal dulu ada Fian yang sangat lembut dan perhatian, sayangnya Elnara tidak pernah menanggapi perasaan Fian.
*
*
Setibanya di kantor Zayan, Elnara segera menuju ruangan suaminya itu. Dia sudah mengabari Zayan akan membawakan makan siang dan pria itu hanya menjawab 'ya' yang artinya dia mengizinkan Elnara datang.
Elnara menghentikan langkahnya di depan meja sekretaris Zayan. Ada sosok asing yang duduk di sana dan kini menatap bingung pada Elnara.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Mikha menyambut Elnara dengan senyuman.
"Mbak sekretaris baru?" tanya balik Elnara.
"Benar, Mbak saya baru mulai bekerja hari ini ... perkenalkan nama saya Mikha." Mikah mengulurkan tangannya dengan ramah yang disambut hangat oleh Elnara.
"Saya Elnara, semoga betah bekerja di sini ya Mbak. Oh iya, Mas Zayan ada di ruangannya? Saya mau mengantar makan siang." Elnara tersenyum lembut menunjukkan bungkus makanan yang dia bawa untuk Zayan.
"Beliau ada di dalam, silahkan masuk Mbak." Dengan sopan Mikha mempersilahkan Elnara untuk masuk ke dalam ruangan Zayan.
Zayan tadi berpesan jika ada gadis yang datang mencarinya segera izinkan dia masuk. Mikha pikir gadis yang dimaksud Zayan adalah Elnara.
Sepeninggalnya Elnara, Mikha tampak berpikir sejenak. Memikirkan siapa gadis muda itu yang membawakan makan siang untuk Zayan.
"Apa mungkin dia adik sepupu Zayan? Sepertinya Zayan dulu mengatakan dia memiliki adik sepupu perempuan yang cukup dekat dengannya." Gumam Mikha yang kini sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Mikha pikir ini adalah hal yang baik karena Elnara tampaknya gadis yang cukup baik dan ramah. Mikha bisa mendekati Elnara untuk bisa mencari perhatian pada Zayan lagi. Mikha yakin Elnara akan mendukungnya jika dia menceritakan kisah masa lalunya bersama Zayan.
Di sisi lain, Elnara yang menyiapkan makan siang untuk Zayan tengah berpikir. Melihat bagaimana sikap ramah dan hangat Mikha membuat Elnara menyukai wanita itu.
Sekretaris Zayan dulu sangat kaku sehingga Elnara merasa segan. Sekarang ada sekretaris baru yang tampaknya sangat baik dan ramah. Elnara pikir dia bisa berteman dengan Mikha dan dia bisa mendapat sedikit info mengenai keseharian Zayan di kantor.
Tanpa keduanya sadari, mereka tengah terjerat benang yang saling berhubungan. Kedua ingin saling memanfaatkan tanpa tahu bahwa sesungguhnya mereka adalah musuh. Musuh dalam merebut perhatian dan cinta Zayan.
To Be Continue ~~>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sweet Girl
istrinya tuuu
2023-05-08
0
Sweet Girl
ingat El... sudah ada suami...
2023-05-08
0
Sweet Girl
mau dibilang pelakor luuu
2023-05-08
0