Gairah Sang Pembantu Muda

Gairah Sang Pembantu Muda

Bu Siti pingsan.

Pak Edo hanyalah seorang buruh tani di ladang Pak Damar sang pemilik lahan, selain bekerja sebagai buruh tani, Pak Edo juga kerja serabutan demi menambah pemasukan sehari hari, Pak Edo juga harus mengurus istrinya yaitu Bu Siti yang sudah lama sakit sakitan, yang sudah tidak mampu lagi untuk membantu Pak Edo bekerja.

Bu Siti ini dulunya juga bekerja di ladang Pak Damar, namun semenjak Bu Siti sakit Pak Edo melarang Bu Siti untuk bekerja, dan menyuruhnya untuk istirahat di rumah.

Pak Edo juga mempunyai anak gadis yang masih duduk di Kelas 2 SMA, namanya Erna.

Erna ini tidak pernak malu dengan keadaannya dan kedua orang tuanya, Erna juga membantu kedua orang tuanya dengan berjualan macam macam jajanan pasar yang ia ambil dari orang lain untuk membantu menjualkannya dan mendapat upah dari menjualkan jajanan tersebut.

Erna ini selalu menjadi bahan bulian di kelasnya, meski begitu Erna tidak pernah mengambil hati omongan teman temannya, ia justru masih mau membantu mereka.

Jam istirahat telah tiba, kini saatnya Erna berjualan di kantin, ia segera lari untuk mengambil dagangannya di loker, dan berharap hari ini dagangannya bisa laku keras.

" Erna ini berapa? " Tanya salah satu murid yang mau membeli dagangan Erna.

" Ini harganya dua ribuan semua. " Jawab Erna.

" Aku ambil 5 ya Er, ini uangnya. "

" Iya, terimakasih. "

Erna sangat senang meski dagangannya masih laku sedikit, ia tidak pernah putus asa, ia yakin bahwa dagangannya akan laris.

Setelah beberapa orang yang membeli dagangan Erna datanglah salah satu teman sekelas Erna beserta para komplotannya yang tiba tiba mengambil dagangan Erna tanpa membayarnya.

" Sinta, bayar dulu dong. " Teriak Erna.

" Apa? kamu suruh aku bayar? kalau aku tidak mau bagaimana? " Jawab Sinta yang terlihat sangat santai menikmati dagangan Erna.

" Tapi kan itu dagangan aku Sin, ini punya orang lain, kalau kamu memakannya tanpa membayarnya lalu siapa yang mau bayar? "

" Ya kamu lah masa aku hahaha. " Jawab Sinta dengan tawa mengejek.

" Tapi Sin aku tidak punya uang untuk membayarnya, tolong jangan lakukan hal ini padaku, uang ini aku gunakan untuk membayar SPP sekolah. " Ujar Erna yang masih sabar.

" Terus apa aku harus peduli? enggak tuh hahaha. " Suara tawa Sinta dan para temannya.

Erna pun pasrah, dan ia harus terpaksa mengganti uang dagangan yang dimakan oleh Sinta, para murid yang lain pun tidak begitu menghiraukan perlakuan Sinta kepada Erna, karena hal ini sudah biasa mereka lihat, dan karena Sinta ini adalah anak dari Kepala Sekolah mereka jadi tidak ada yang berani kepada Sinta.

Singkat cerita jam pulang sekolah telah tiba, Erna harus cepat cepat mengembalikan hasil sisa dagangan.

Setelah mengembalikan sisa dagangan Erna pun segera pulang ke rumah untuk mengurus ibunya, karena Pak Edo jam segini belum pulang bekerja, dan Bu Siti dirumah sendirian.

" Tokk tokk tokk. " Suara ketukan pintu Erna.

" Buk, aku pulang. "

Namun Bu Siti tak kunjung menjawab suara Erna, Erna pun langsung masuk ke dalam rumah, dan menemukan Ibunya yang pingsan di ruang tamu, Erna panik melihat ibunya.

" Ibuuuuukkkk. " Teriak Erna.

" Bukk, ibuk kenapa Buk? " Ujar Erna sambil memangku kepala Bu Siti.

Erna yang kebingungan melihat ibunya yang tak kunjung sadar, Erna pun lari keluar rumah untuk mencari pertolongan.

" Toloong, toloonggg. " Suara Erna meminta tolong.

Tetangga Erna yang mendengar teriakan Erna minta tolong pun segera keluar melihat Erna.

" Erna kamu kenapa. " Tanya Tetangga Erna.

" Pak, Pak Ali, tolong itu Ibu saya pingsan. " Ujar Erna sambil menangis.

" Hah? pingsan? sekarang dimana ibu kamu? " Tanya Pak Ali.

" Di dalam Pak. "

Mereka pun segera ke dalam untuk mengecek keadaan Bu Siti.

" Bapakmu kemana? Tanya Pak Ali.

" Bapak masih di ladang Pak, belum pulang. " Jawab Erna.

Pak Ali pun membantu Erna untuk memindahkan Bu Siti ke atas kasur, Pak Ali menyuruh Erna agar sambil mengoleskan minyak kayu putih ke seluruh tubuh Bu Siti.

" Erna, kamu tunggu ibu kamu disini dulu ya, saya akan memberitahu Bapak kamu di ladang. " Ujar Pak Edo.

" Baik Pak. " Jawab Erna.

Pak Ali pun segera ke ladang untuk memberitahu Pak Edo bahwa Istrinya pingsan.

Pak Ali yang juga panik pun tak menemukan Pak Edo, Pak Ali kemudian menanyakan Salah satu orang yang bekerja di ladang itu.

" Pak permisi, Pak Edo dimana ya? " Tanya Pak Ali.

" Oh Pak Edo, itu ada di ujung sana Pak. " Jawab orang itu sambil menunjukkan keberadaan Pak Edo.

" Oh itu, baik Pak terimakasih. "

Pak Ali pun segera menuju ke lokasi Pak Edo.

" Pak, Pak Edo. " Suara Pak Ali.

" Lohh, Pak Ali ada apa sampai mencari saya kesini? " Tanya Pak Edo yang kebingungan.

" Itu, istrimu pingsan di rumah, cepetan pulang kasian istrimu. "

" Apa istri saya pingsan Pak? lalu bagaimana keadaannya? " Tanya Pak Edo yang khawatir.

" Dia masih pingsan, tadi Erna yang teriak minta tolong, ya sudah ayo buruan. "

Pak Edo langsung meninggalkan pekerjaannya dan berpamitan kepada para pekerja yang lain kalau istrinya pingsan jadi ia harus segera pulang.

Pak Edo yang khawatir pun pulang berlarian.

Sesampainya di rumah Pak Edo langsung masuk ke dalam rumah dan melihat Istrinya yang dalam keadaan lemah tak berdaya.

" Ibu mu kenapa Nak? " Tanya Pak Edo kepada Erna.

" Tidak tahu Pak, tadi Erna pulang sekolah tau tau ibu sudah pingsan Pak. " Jawab Erna.

" Sudah sudah, mending langsung dibawa ke rumah sakit saja. " Ujar Pak Ali.

" Tapi Pak... " Pak Edo yang nampak bingung.

" Kenapa tapi tapi? yang penting sekarang kesehatan istrimu. " Jawab Pak Ali.

Mereka pun membawa Bu Siti ke rumah sakit dengan mobil Pak Ali.

Pak Edo yang nampak kebingungan bagaimana ia akan membayarnya biaya rumah sakit nanti, sedangkan saat ini Pak Edo hanya punya uang untuk biaya makan hari ini.

Setelah sampai di rumah sakit Bu Siti langsung dibawa Ke ruang UGD, tak lama Bu Siti masuk ke dalam ruangan, keluarlah salah satu suster yang berada di dalam.

" Keluarga Ibu Siti? " Tanya Perawat.

" Iya Mbak saya suaminya. " Jawab Pak Edo.

" Maaf Bapak, silahkan urus biaya administrasi di kasir terlebih dahulu untuk penanganan lebih lanjut ya Pak. " Ujar Perawat.

" Emm, Baik Mbak. " Jawab Pak Edo yang terlihat berat.

Pak Ali yang memperhatikan Pak Edo yang mondar mandir tak karuan dan malah tidak segera ke kasir pun bingung.

" Pak, kenapa malah mondar mandir seperti itu? " Tanya Pak Ali.

" Saya bingung Pak harus bayar pakai apa, karena jujur uang saya tidak cukup untuk membayar biaya Rumah sakit ini. " Jawab Pak Edo.

Terpopuler

Comments

Desy Andayanti

Desy Andayanti

baru nyimak semoga bagus cerita nya

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!