Meminjam uang kepada Pak Damar.

" Ini saya ada uang sedikit mungkin bisa membantu membayar biaya administrasi untuk sementara, kamu pakai saja dulu. " Ujar Pak Ali sambil mengulurkan uang kepada Pak Edo.

" Tapi Pak, itu uang Bapak. " Jawab Pak Ali yang merasa tidak enak hati menerimanya.

" Sudah kamu pakai saja dulu, kamu lebih membutuhkan. "

" Tapi Pak, tidak apa apa? saya takut merepotkan. "

" Tidak, tidak apa apa, yang penting istri kamu mendapatkan pertolongan dulu. "

" Terimakasih Pak, terimakasih sekali, kalau tidak ada Bapak saya tidak tahu bagaimana saya akan membayar semua ini. " Ujar Pak Edo yang mengucapkan terimakasih karena telah di tolong oleh Pak Ali.

" Iya sama sama. "

Pak Edo pun langsung menuju kasir untuk membayar biaya administrasi rumah sakit.

Erna menangis, khawatir dengan keadaan ibunya di dalam.

" Erna, kamu sabar ya, kamu bantuin doa agar ibu kamu segera diangkat penyakitnya. " Ujar Pak Ali yang mencoba menenangkan Erna.

" Iya Pak. " Jawab Erna.

" Kamu yakin saja kalau ibu kamu pasti akan sembuh, kamu yang kuat ya, ibu kamu sedang berjuang di dalam. "

" Iya Pak, terimakasih ya. "

" Sama sama Nak. "

Tak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan UGD.

" Dok bagaimana keadaan ibu saya? " Tanya Erna.

" Dek ibu kamu sangat lemah sekali, sepertinya ibu kamu harus mendapatkan perawatan intensif disini. " Jawab Dokter.

Pak Edo yang baru selesai dari kasir langsung menanyakan Keadaan istrinya.

" Dok, bagaimana keadaan istri saya? " Tanya Pak Edo.

" Pak keadaan istri Bapak sangat lemah, dan harus mendapatkan perawatan intensif di sini Pak, karena kalau tidak di khawatirkan nanti kondisi Ibu akan semakin memburuk. " Jawab Dokter.

" Tapi Dok, berapa biayanya? "

" Untuk itu sebaiknya Bapak tanyakan pihak kasir ya Pak, lalu bagaimana apakah bapak setuju kalau istri Bapak perawatan intensif di sini? " Tanya Dokter.

" Baik Dok saya setuju. " Tak pikir panjang Pak Edo pun langsung menyetujui perkataan Dokter.

" Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. " Pamit Dokter.

" Baik Dok, terimakasih. "

Setelah Pak Dokter pergi mereka pun langsung masuk ke dalam untuk melihat keadaan Bu Siti.

Erna langsung lari dan memeluk tubuh ibunya yang lemah dan menangis, sedih melihat ibunya harus merasakan sakit seperti ini.

Beberapa saat kemudian Pak Ali pun berpamitan untuk pulang karena ada acara.

" Pak saya pamit dulu ya, saya ada acara sore ini. " Pamit Pak Ali.

" Oh iya Pak, terimakasih sekali atas semua bantuan Bapak, semoga tuhan menggantikannya dengan yang lebih. " Jawab Pak Edo.

" Iya Pak sama sama, Erna, Pak Edo kalian yang sabar ya merawat Bu Siti, semoga Bu Siti segera sembuh. " Ujar Pak Ali.

" Baik Pak sekali lagi terimakasih. "

Setelah berpamitan Pak Ali pun pulang, dan hanya tinggal Pak Edo dan Erna yang menemani Bu Siti.

Erna yang melihat Bapaknya kebingungan memikirkan biaya rumah sakit ibunya pun semakin tak tega, namun Erna bingung apa yang bisa ia bantu untuk meringankan beban biaya rumah sakit.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, ternyata biaya yang di perlukan itu sangat besar, karena Bu Siti harus bolak balik cuci darah setiap tiga hari sekali, Pak Edo pun sudah merasa di puncak kebingungannya, Pak Edo pun kepikiran kalau ia akan meminjam uang kepada Pak Damar, ia mendengar bahwa Pak Damar meminjamkan uang berbunga, Pak Edo pun tak memikirkan seberapa besar bunga itu, yang penting saat itu ia bisa mendapatkan uang untuk membayar pengobatan istrinya.

Singkat cerita siang ini Pak Edo ke ladang untuk menemui Pak Damar untuk meminjam uang.

" Selamat siang Pak. " Sapa Pak Edo.

" Ya, ada perlu apa kamu kesini? " Tanya Pak Damar.

" Sebelumnya saya minta maaf Pak, saya mau bertanya apakah benar Bapak bisa meminjamkan uang? "

" Iya memang benar, memangnya kenapa kamu mau minjam? " Tanya Pak Damar yang ketus.

" Iya Pak, saya mau minjam untuk biaya pengobatan istri saya Pak. " Jawab Pak Edo.

" Tapi apakah kamu bersedia dengan bunga yang saya berikan? " Tanya Pak Damar.

" Saya bersedia Pak. "

" Kamu bersedia dengan tempo yang saya berikan? "

" Saya bersedia Pak. "

" Baiklah, berapa uang yang kamu butuhkan? "

" 50juta Pak. "

" Baik saya akan memberikan uang itu kepada kamu, tapi ingat kamu harus membayar itu beserta bunganya! dan ingat! kalau kamu tidak bisa mengembalikan semua itu kamu akan tau sendiri akibatnya! " Ancam Pak Damar.

" Baik Pak. "

Setelah menerima uang itu Pak Edo segera kembali ke rumah sakit untuk membayar biaya pengobatan istrinya.

Erna pun bingung dari mana Bapaknya bisa melunasi biaya rumah sakit ini.

" Bapak dapat uang dari mana bisa melunasi semua ini? " Tanya Erna.

" Adalah, yang penting Bapak tidak mencuri dan tidak mengambil hak orang lain, kamu tenang saja yang penting ibu kamu cepat sembuh. " Jawab Pak Edo.

Erna yang mendengar penjelasan Bapaknya itu pun tak berani bertanya yang lain, ia takut kalau itu akan menyinggung perasaan Bapaknya.

Beberapa hari kemudian Bu Siti pun sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit, Bu Siti pun bingung bagaimana suaminya bisa membayar pengobatan rumah sakit sebesar ini, padahal ia tahu kalau biaya rumah sakit ini sangatlah besar.

" Pak, Bapak dapat uang dari mana bisa ngobatin ibu di rumah sakit ini? " Tanya Bu Siti.

" Bapak masih punya tabungan buk. " Jawab Pak Edo yang berbohong.

" Kok Bapak tidak pernah bilang kalau Bapak punya tabungan sebanyak ini? "

" Ya Bapak hanya jaga jaga saja buk kalau terjadi seperti ini. "

" Benarkah itu Pak? "

" Benar Buk. "

Pak Edo yang tidak mau menambah beban pikiran istrinya pun terpaksa berbohong, walau sebenarnya Pak Edo juga bingung sampai kapan ia bisa melunasi uang tersebut.

Beberapa bulan kemudian tibalah saatnya Pak Edo untuk membayar hutangnya kepada Pak Damar, saat bertemu di ladang pun Pak Damar sudah mengingat kan kalau Pak Edo sudah jatuh tempo, tapi Pak Edo selalu minta waktu untuk bisa melunasi uang tersebut.

Beberapa hari kemudian sudah lewat masa jatuh tempo Pak Edo, Pak Damar pun sudah sekian kali mengingtkan hal itu kepada Pak Edo namun lagi lagi jawabannya selalu meminta waktu.

" Pak Edo, bagaimana ini? kapan kamu akan mengembalikan uang saya? " Tanya Pak Damar.

" Maaf Pak saat ini saya belum ada uang untuk membayarnya. " Jawab Pak Edo.

" Selalu itu itu itu dan itu alasanmu, sampai kapan kamu akan meminta waktu kepada saya! "

" Tapi Pak, saat ini saya memang benar benar belum ada uang untuk membayarnya Pak. "

" Baiklah saya akan memberikan waktu lagi untuk kamu! tapi ingat kalau dalam waktu ini kamu tidak bisa melunasinya kamu tau apa yang akan saya lakukan kepada kamu! " Ancam Pak Damar.

" Baik Pak, terimakasih. "

Tanpa menjawab Pak Edo, Pak Damar langsung pergi meninggalkan Pak Edo.

Singkat cerita beberapa waktu kemudian tiba lah saatnya Pak Edo melunasi hutangnya dengan waktu yang ia minta, namun sampai hari ini pun belum ada tanda tanda Pak Edo untuk memblpayar hutangnya, Pak Damar yang sudah kesal dengan Pak Edo karena tak kunjung membayar hutangnya pun berniat untuk menagih ke rumahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!