Kebingungan Erna dan kedua orang tuanya

Sesampainya dirumah Erna memasak dengan bahan seadanya, setelah Erna masak, Erna pun langsung mandi, ketika sehabis mandi ia sebenarnya hendak makan namun karena teringat ibunya dia tiada selera untuk makan, akhirnya Erna pun membungkus makanan yang ia masak tadi untuk dibawa ke rumah sakit.

Erna bersiap siap untuk kembali ke rumah sakit karena dirumah ia merasa tidak tenang sama sekali.

" Tok tok tok tok. "

Suara ketukan pintu dari luar.

Erna segera membuka pintu rumah dan melihat siapa yang datang ke rumahnya, yang ternyata adalah Bu Tatik.

" Oh Bu Tatik, saya kirain siapa buk, silahkan masuk buk. " Ujar Erna.

" Iya Erna terimakasih. " Jawab Bu Tatik.

" Ada apa buk? tumben kesini?" Tanya Erna.

" Tidak apa apa Erna, Ibu hanya ingin tanya sebenarnya ada apa, ibu kamu yang lama tidak kumat sakitnya kenapa tiba tiba bisa drop seperti ini? " Tanya Bu Tatik yang khawatir akan keadaan saudaranya itu.

" Nggak apa apa buk, mungkin ibu saya kecapekan. " Jawabnya untuk menutupi masalah yang sedang melanda keluarga mereka.

" Sudah tidak usah berbohong saya tau ada yang kamu sembunyikan. " Ujar Bu Tatik.

" Baiklah bu, saya akan bercerita, sebenarnya bapak sama ibu saya kemarin ditagih hutang sama Pak Damar, sebesar 170juta, saya juga baru tau kemarin ketika saya pulang sekolah bu, sebelumnya Bapak sama Ibu tidak pernah cerita apa apa soal ini, pas saya tanya sama Bapak, Bapak bilang kalau uang tersebut untuk biaya ibu berobat sewaktu ibu masih sakit sakitan juga untuk biaya makan sehari hari. " Jawab Erna sambil menangis.

" Ya ampun, Pak Damar yang terkenal rentenir dengan bunga yang besar itu? kenapa harus ke Pak Damar kenapa enggak yang lain? " jawab Bu Tatik yang terkejut dengan cerita Erna.

" Iya buk, Pak Damar pengusaha batu bara yang terkenal itu, saya juga tidak tahu bu dengan semua ini, saya juga bingung bagaimana saya bisa membantu kedua orang tua saya, kemarin Pak Damar memberikan waktu kami satu minggu untuk melunasi hutang hutang kami, tapi bagaimana kami bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu minggu buk. " Ujar Erna.

" Lalu apa yang akan kamu lakukan Erna, apalagi kamu masih kecil kamu saja masih kelas 2 SMA mana bisa kamu mencari uang sebanyak itu? "

" Saya juga belum tahu bu, paling saya akan ikut Pak Damar ke rumahnya, karena Pak Damar juga sempat bilang kalaunkami tidak bisa melunasi hutang hutang kami, Pak Damar akan membawa saya ke rumahnya untuk bekerja dirumahnya tanpa di bayar buk. " Ujar Erna dengan raut wajah yang begitu sedih.

" Apa kamu sudah gila Erna? apa kamu mau menyia-nyiakan waktu muda kamu untuk bekerja dirumah Pak Damar itu? apalagi tanpa dibayar! " jawab Bu Tatik dengan nada tinggi.

" Tapi bu, hanya itu yang bisa saya lakukan untuk membantu kedua orang tua saya, saya tidak tega bu, melihat keadaan ibu saya seperti itu. "

" Ya sudah Erna, ibu juga tidak bisa membantu apa apa untuk kamu, semoga keputusan yang kamu ambil adalah keputusan yang tepat. "

" Iya buk, terimakasih ya buk. " Ujar Erna.

" Apa kamu mau ke rumah sakit Erna? " Tanya Bu Tatik yang melihat di samping meja ada ransel besar yang mungkin berisi pakaian.

" Iya buk, kasian bapak di sana sendirian. "

Tiba-tiba...

" Brakk brakk brakk. " Gedoran pintu yang sangat keras sekali dari luar.

Ternyata itu adalah preman preman yang kemarin kerumah ini sama Pak Damar, Erna pun terkejut dengan kedatangan mereka pasalnya belum ada satu minggu, kenapa mereka datang kesini lagi?.

" Ngapain kalian kesini lagi? kan belum ada satu minggu, jadi ada perlu apa kalian kesini? " Tanya Erna.

" Kami hanya mau mengingatkan 3 hari lagi kami akan kesini lagi untuk menagih hutang kalian!! " Ujar seorang pria dengan tegas.

" Tolong beri waktu lagi pak, Ibunya Erna lagi ada dirumah sakit. " Ucap Bu Tatik yang mencoba meminta waktu.

" Tidak bisa! Pak Edo ini sudah terlalu banyak meminta waktu, sekarang waktu kalian hanya tinggal 3 hari! " Ujar pria kekar itu lagi.

Berapa pria tadi pun pergi dari rumah Erna, disini Erna pun semakin merasa tertekan karena waktunya tidak lama lagi, ia berfikir mungkin memang ia harus ikut kerumah Pak Damar.

" Sabar ya Erna ya, maafkan ibu yang tidak bisa membantu kamu apa apa. " Ujar Bu Tatik.

" Ya sudah bu, saya harus buru buru kerumah sakit kasian bapak belum makan juga dari tadi pagi. "

" Iya Erna, salam untuk bapak ibu kamu ya, sampaikan juga maaf ibu belum bisa menjenguk kesana. " Ucap Bu Tatik lagi.

" Baik bu, saya pamit dulu ya. " Jawab Erna sembari berjalan menuju kerumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit Erna langsung mengeluarkan makanan yang ia bawa dan menyiapkan makanan untuk Bapaknya.

" Pak, makan dulu pak" Ujar Erna sambil menyodorkan piring yang berisi nasi dan lauk.

" Maafin bapak ya nak, bapak tidak memberimu uang untuk belanja hari ini. " ucap Pak Edo

" Tidak apa apa pak, Erna masak bahan yang ada dirumah saja, mubazir nanti kalau tidak di masak. " Jawabnya untuk melegakan hati Bapaknya itu.

Erna memandang ibunya yang tengah terbaring lemah diatas kasur rumah sakit itu, Sebenarnya Erna hendak bilang bahwa orang orang suruhan Pak Damar tadi kerumah, tapi ia tak mau membuat Bapaknya semakin merasa tertekan akan hal ini, akhirnya Erna pun hanya bisa terdiam memendam itu semua.

Empat hari sudah Bu Siti berada dirumah sakit, hari ini keadaan Bu Siti sudah terlihat membaik, dan dokter tadi pagi sudah bilang kalau sampai nanti sore keadaan Bu Siti sudah stabil besok akan diperbolehkan pulang.

" Pak, kalau besok ibu sudah boleh pulang, bagaimana kita akan melunasi biaya administrasinya pak? " Tanya Erna.

" Bapak terpaksa menjual motor Bapak satu satunya itu nak. " Jawab Pak Edo dengan nada sangat pelan.

" Kalau motornya Bapak jual bagaimana bapak akan menarik penumpang pak? bagaimana Bapak akan bekerja? " Tanya Erna yang semakin bingung bagaimana biaya untuk ibunya sehari hari sedangkan Bapaknya yang bekerja sebagai Tukang Ojek itu kini motornya sudah dijual untuk biaya administrasi rumah sakit.

" Nanti Bapak akan mencari pekerjaan yang lain saja nak, tidak apa apa yang penting sekarang adalah kesehatan ibu kamu. " Jawab Pak Edo yang mencoba tegar dengan semua ini.

Malam ini mereka tidur lagi dirumah sakit, Erna melihat bapaknya yang seperti sedang memikirkan sesuatu.

" Pak, bapak mikirin apa pak? jangan dipikir berat berat ya pak nanti kalo bapak sakit. " Ucap Erna.

" Tidak nak, Bapak hanya sedang memikirkan bagaimana kita akan membayar hutang kepada Pak Damar, sedangkan waktu kita hanya tinggal satu hari besok. " Jawab Pak Edo.

" Biarkan Erna saja pak yang akan melunasi hutang hutangnya. " Ujar Erna untuk menenangkan Bapaknya.

" Maksud kamu nak? " jawab Pak Edo dengan kebingungan dengan jawaban putrinya itu.

" Erna akan ikut dengan Pak Damar kerumahnya pak. "

" Jangan, Bapak tidak akan membiarkan kamu berkorban untuk semua ini! kamu punya cita cita! masa depan kamu masih panjang! " Ucap Bapaknya dengan tegas.

" Tapi pak, Erna tidak tega melihat Bapak sama ibuk menderita seperti ini. "

" Tidak bapak tidak akan membiarkan kamu ikut dengan Pak Damar! " Ujar Pak Edo kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!