Hamil Anak Protagonis
Elina mengernyitkan dahi saat saraf kulitnya merasakan sapuan napas hangat di tengkuknya. Sebuah beban berat di atas tubuhnya membuat dirinya ingin mendorong beban itu sejauh mungkin tapi sayangnya tubuhnya terasa lemas tanpa sebab. Matanya juga terasa sangat berat dan sangat sulit dibuka, seberapa keras dia mencoba membuka mata, tetap saja kelopaknya
terkatup rapat.
“Elina. Kamu melewati batas!” Suara yang terdengar dingin namun seksi disertai dengan napas yang terengah-engah membuat Elina kebingungan dalam tidurnya.
Apa?
Siapa itu?
Apa dia sedang bermimpi?
Tubuhnya bergetar merasa geli saat sapuan napas hangat itu berpindah tempat dan seperti menjelajahi seluruh inci tubuhnya. Elina merasa gerah, tubuhnya sangat panas dan tidak nyaman, sperti haus dan mendamba sesuatu. Tapi dia tidak tahu apa itu.
Mimpi apa yang sedang ia alami? Kenapa terasa seperti adegan tidak senonoh seperti topik yang sering teman-temannya yang sudah menikah bicarakan saat berkumpul bersama. Bahkan saat berkumpul tempo hari, topiknya tidak jauh-jauh dari itu.
Apa saat itu dia terlalu fokus mendengarkan teman-temannya bercerita hingga terbawa mimpi yang terasa seperti nyata ini? Jika orang tuanya
tahu kalau anaknya yang berumur 23 tahun memikirkan dan memimpikan hal tidak senonoh, mungkin mereka akan pingsan di tempat. Citra yang ia bangun selama hidupnya sebagai wanita bangsawan anggun dan berkelas mungkin akan hancur. Bukannya dia tidak mengerti masalah hubungan orang dewasa, hanya saja didikan dan temperamennya yang mulia ini akan menganggap mimpi ini menjijikan.
Tidak! Tidak seharusnya wanita seperti dia memimpikan hal seperti ini. Tapi rangsangan yang ia rasakan di tubuhnya terasa begitu nyata. Apalagi saat rasa sakit yang berasal dari bagian bawah tubuhnya datang secara tiba-tiba dan membuat tubuhnya tersentak. Rasa seperti terkoyak memaksa matanya terbuka seketika. Tapi sayang, pandangannya terlalu buram dan tidak lama kemudian matanya kembali tertutup
karena mendapat ekstasi menyenangkan yang tidak terduga dan bertubi-tubi.
Ini benar-benar mimpi musim bunga yang terasa sangat nyata. Sudah terlanjur memimpikannya, maka mari nikmati saja. Ibu maafkan anakmu yang memimpikan hal-hal seperti ini. Biarkan ini menjadi rahasia kecilnya.
Elina tidak tahu seberapa lama dia bermimpi, karena yang dia ingat sebelum tertidur lelap adalah tempat tidur yang bergetar dan suara
berderit halus disertai dengan gumaman dan erangan aneh bergema di ruangan. Dan lemparan bertubi-tubi yang ia rasakan sebelum dia menutup mata dan jatuh pingsan karena kelelahan yang terasa sangat nyata.
…
Elina perlahan membuka matanya. Pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah langit-langit kamar dengan ukiran indah bergaya Eropa era
Victoria.
Dengan perlahan namun pasti, Elina mencoba bangkit dan duduk. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan sangat sulit digerakan, terutama bagian bawah tubuhnya. Hal ini mengingatkan dirinya akan kejadian beberapa saat lalu di jalan, tepatnya saat berada di lampu merah, tiba-tiba ada sebuah truk besar yang datang dari lawan arah datang dengan kecepatan luar biasa dan
langsung menghantam mobilnya.
Pikiran pertama Elina adalah dia selamat dari kecelakaan maut itu dan kemungkinan besar sekarang dia berada di rumah sakit. Namun
pikiran itu langsung ditepis saat matanya sepenuhnya terjaga dan menyapu ruangan asing di depannya.
Matanya menjelajah ke seluruh ruangan. Yang ia lihat adalah sebuah ruangan yang didesain seperti gaya kamar Kerajaan Eropa yang penuh
dengan furniture bergaya artistic. Persis sama dengan gaya kamarnya, yang membedakan adalah warna yang digunakan. Kamar Elina dibuat sedemikian rupa seperti kamar putri yang penuh dengan warna merah muda, sedangkan tempat ini menggunakan warna gelap dan terkesan dingin.
Pikiran pertamanya adalah ini bukan rumah sakit!
Lalu di mana dia sekarang?
Elina memekik tertahan saat kepalanya tak sengaja ia arahkan ke samping dan mendapati sesosok tubuh setengah telanjang sedang tertidur lelap di sampingnya.
Kenapa bisa berada di tempat tidur dan disampingnya juga tergeletak orang asing dengan tampilan luar biasa. Sebuah wajah yang seperti
patung dewa yang diukir secara hati-hati oleh pemahatnya. Rahang tegas, sepasang alis tebal dengan bentuk pedang, kedua mata yang dihiasi dengan bulu mata panjang, tebal dan lentik. Elina merasa iri dengan bagian ini, catat itu!
Lalu batang hidung yang begitu tinggi terlihat sangat kokoh dan bibir seksi dengan warna merah muda alami. Oh! Betapa indahnya pemandangan di depannya ini membuat Elina sementara melupakan kondisi dirinya dan tubuhnya yang jauh dari kata baik.
Namun kekagumannya segera tergantikan dengan rasa panik yang langsung menghantam jiwanya. Seolah diingatkan, Elina kembali sadar dengan kondisi tubuhnya yang polos saat ini dan hanya tertutup selimut.
Tubuh Elina gemetar. Pikirannya kosong. Dia kembali mengingat adegan semalam yang ia kira adalah sebuah mimpi.
Apa yang terjadi pada dirinya? Kenapa dia bisa mengalami kecelakaan dan tiba-tiba terbangun di ranjang dengan seseorang di sampingnya dan parahnya dia juga sepertinya sudah melakukan hal-hal itu.
Elina panik!
Yang pertama harus ia lakukan adalah kabur dari ruangan ini. Akan kacau jika sampai orang dari lingkaran elit ibu kota memergoki satu-satunya putri tertua dan bangsawan dari Keluarga Maharani tidur dengan seorang pria tidak dikenal. Dia harus segera menyelamatkan reputasinya. Dia
tidak ingin dhancurkan oleh gosip yang kemungkinan akan berdampak pada keluarga
besarnya.
“Ah!”
Elina memekik tajam.
Kenapa begitu lemah! Kakinya seperti ubur-ubur yang tak bertulang.
Dia jatuh dengan keras saat mencoba berdiri di lantai. Meski lututnya menghantam karpet, tapi tetap saja rasanya sakit. Kulit halusnya yang ia rawat dengan baik pasti memerah! Sial! Selama hidupnya dia tidak pernah terluka. Selama hidupnya dia selalu dirawat layaknya berlian. Tidak akan dibiarkan terkena sinar matahari langsung, berjalan dengan sangat anggun dan
berhati-hati langkah demi langkah, apalagi membiarkan tubuhnya terluka meski hanya sebuah memar samar. Tidak! Para pengasuhnya jelas tidak akan pernah membiarkan sang putri mengalami penderitaan seperti para rakyat jelata yang terbiasa dengan kehidupan yang keras.
Melupakan rasa sakit, Elina dengan cepat menutup mulutnya dan berharap tindakannya meskipun jelas itu sia-sia mampu mencegah orang yang masih tertidur di atas kasur bangun.
Elina menghela napas lega saat memastikan kalau orang itu tidak bergerak dan diam seperti orang mati. Bagus! Dia bisa segera melancarkan
aksinya untuk kabur.
Langkah selanjutnya adalah berpakaian. Elina melihat pakaian wanita yang berserakan di lantai namun kondisinya sudah tidak layak pakai.
Terkoyak di sana sini seperti dimakan anjing.
Beruntungnya pakaian dalamnya masih utuh. Dengan cepat dia berpakaian dan dengan tertatih-tatih berjalan untuk mengambil kemeja putih yangbseratus persen pasti milik dari pria itu dan langsung ia kenakan.
Elina buru-buru keluar dari kamar takut orang itu akan bangun. Pergi dengan tangan kosong meninggalkan barang-barang khas wanita seperti tas yang berada di sofa.
Yang tidak Elina sadari adalah setelah pintu tertutup, pria itu membuka mata tajamnya. Ada jejak ketidaksenangan dalam tatapannya. Duduk
menyender, lalu menyeringai menertawakan tingkah konyol gadis yang diam-diam mencuri sesuatu darinya. Mencuri hal pertamanya, juga mencuri kemejanya.
Pria itu meraih ponsel di saku jasnya yang kebetulan berada di lantai dan bisa ia gapai dengan mudah menggunakan uluran tangan. Kemudian dia membuat sebuah panggilan.
“Bos! Perintahmu!”
“Bawakan aku satu set pakaian ganti.”
“Baik.”
Setelah panggilan selesai, dia menyimpan ponselnya. Kemudian menyibak selimut dan pria itu sakit kepala saat melihat noda bercak darah yang sudah mengering di atas seprai putih. Mari kita lihat di masa depan, dengan cara apa dia akan membereskan kekacauan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ra dhiraemon
Hai author izin mampir ya
2023-04-19
0
cinta_lu
😍😍😍😍
2023-03-21
0
KidOO
Beeebb! Beeebb!
Klakson mobil terdengar.
“Punya mata liat² donk, minggir! Author Sombong mau lewat.” Si Author, sehabis membentak, bergegas dengan cepat berlalu dari sana.
#Mak Jleebb! 😂😂😂😂😂
2022-10-18
2