Elina semakin bingung saat dia keluar ruangan dan mendapati sebuah lorong asing.
Mungkinkah ini hotel?
Elina mencari-cari lift sesuai dengan instingnya yang mengatakan kalau pintu keluar pasti berada di paling ujung. Dan benar saja, di ujung lorong memang ada lift. Tanpa basa-basi Elina langsung masuk ke dalam lift, menekan lantai nomor paling bawah yaitu lantai satu, sebenarnya ada lantai basement, tapi Elina memutuskan untuk mencoba keluar dari lantai satu terlebih dahulu.
Ting!
Lift terbuka dan Elina langsung melesat keluar. Benar saja, ini adalah sebuah hotel yang super mewah. Elina memperkirakan kalau ini mungkin
saja hotel bintang empat. Tapi hotel ini terasa sangat asing dan saat Elina berhasil keluar dari hotel, dia tiba-tiba bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Pemandangan di depannya benar-benar tidak ia kenal. Tubuh Elina merosot dan dia berjongkok di depan pintu hotel. Nona muda ini sekarang terlihat sangat menyedihkan dengan rambut yang acak-acakan dan hanya memakai kemeja kebesaran dan berjongkok di depan pintu hotel. Terlihat mirip seperti gelandangan dengan versi lebih cantik dan sedikit lebih bersih.
“Apa yang harus aku lakukan?”
“Di mana ini?”
Elina kebingungan dan panik setengah mati. Dia tidak tahu di hotel mana dia berada dan di negara mana dia berada. Mungkinkah ini dunia asing? Mungkinkah dia mengalami kecelakaan dan masuk ke dalam novel?
Elina memiliki tebakan berani seperti itu. Hal ini karena dia jelas-jelas mengalami kecelakaan dan pingsan, tapi tiba-tiba dia bangun dan
berada di tempat aneh. Rasanya tidak mungkin dia kecelakaan dan diselamatkan, lalu dibawa ke hotel bukannya dibawa ke rumah sakit. Dan kebetulan Elina juga sudah membaca begitu banyak buku. Lebih tepatnya sebagai nona muda dari keluarga kaya yang kurang kerjaan dan hidupnya hanya bersantai menikmati kekayaan, membaca adalah salah satu cara Elina membunuh waktu yang terasa begitu lambat. Dia juga sudah membaca berbagai macam novel dan salah satunya adalah novel tentang bertransmigrasi atau masuk ke dalam sebuah novel.
“Elina!”
“Hah?!” Elina mendongak dengan linglung dan menoleh ke sumber suara. Suara itu berasal dari arah belakang Elina. Dua sosok wanita muda
dengan pakaian modis menghampiri Elina yang masih berjongkok dengan wajah polos kebingungan.
“Sedang apa di situ?” tanya Lusi wanita berambut pendek yang diwarnai pirang dan sebuah kaca mata hitam yang bertengger di ubun-ubunnya.
“Apa berhasil? Kenapa kamu berjongkok di depan pintu hotel?” Giliran Sania yang memiliki rambut panjang yang sengaja dikeriting yang bertanya sambil memindai keadaan Elina melalui matanya.
“Hah?”
“Berhasil apa tidak? Kenapa kamu langsung keluar hotel? Padahal kita sudah menunggu lama di lobi. Apa kamu tidak melihat kita?” Lusi memain-mainkan ujung rambutnya sambil mengunyah permen karet serta memberikan
tatapan menyelidik.
“Kalian siapa?” Elina tidak bereaksi untuk sementara waktu. Melihat kedua orang asing ini yang berbicara. Kedua orang itu tahu namanya,
tapi sayang Elina tidak mengenal kedua orang ini.
“Apa maksudmu? Jadi kamu gagal apa berhasil? Sudahlah, yang pertama kita harus cepat kabur dari sini. Kamu harus segera pulang?” Lusi mengkerutkan kedua alisnya. Lalu berjalan menghampiri Elina dan membantunya berdiri.
Selang beberapa saat, ada mobil yang berhenti di depan mereka.
“Ayo pulang!” ajak Lusi dan Sania bersamaan menyeret paksa Elina. Tidak pernah ada pengalaman dalam hidup Elina dia diseret paksa seperti ini. Tidak pernah ada! Sialan! Siapa yang berani berlaku tidak sopan kepada putri tertua dari Keluarga Maharani ini, jika keluarganya tahu, mereka pasti akan dihabisi oleh kakak Elina. Sudah menjadi rahasia umum bahwa keluarga
Maharani sangat memanjakan dan menyayangi Elina. Tidak ada satupun para putra dan putri dari generasi ketiga di ibu kota berani menyinggung nona muda ini. Dan sekarang apa? Ada dua orang idiot yang berani menyeret tubuh berharga Elina? ! benar-benar tidak bisa dimaafkan Sungguh!
“Tunggu!”
“Ayolah cepat!”
“Pelan-pelan, badanku sakit semua!”
Lusi : “…”
“Hei, jadi kamu berhasil. Haha, tidak kusangka kamu berhasil tidur dengan dewa kita. Apa kamu sudah mengamankan barang bukti? Apa kamu sudah merekam vidionya? Jangan lupa dicadangkan di cloud agar tidak bisa dihancurkan.” Sania menggoda Elina, tapi dalam nadanya ada cemooh yang tersirat.
Mereka sudah berada di dalam mobil dan perlahan mobil melaju pergi meninggalkan daerah hotel.
Elina : “…”
Apa-apaan ini?
Apa aku sedang diculik?
Tapi aku merasa seperti sudah mengenal kedua orang ini meski samar.
Meski Elina tidak mengenal kedua orang ini, tapi entah kenapa dia merasa sedikit aman dan instingnya juga mengatakan kalau mereka akan
mengantarkannya menuju ‘Rumah’ di dunia ini. Tebakan Elina soal bertransmigrasi semakin kuat. Tapi pertanyaannya adalah buku mana yang ia masuki?
Sepanjang jalan Elina hanya diam mengamati pemandangan luar yang terasa asing. Tapi setidaknya bahasanya sama seperti bahasa yang digunakan di kehidupan sebelumnya. Meskipun dia tidak tahu ada di negara mana novel ini
bersetting, tapi bukan itu yang harus ia pusingkan untuk saat ini. Dia akan mencari tahu secara perlahan nanti.
Sekitar tiga puluh menit mobil mulai memasuki area pinggiran kota denga vila mewah berderet-deret dibangun di atas tanah dengan pemandangan yang sangat indah dan asri. Ada danau buatan dan perbukitan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang sudah besar menambah kesan rindang dan segar, serta taman bunga yang dirawat dengan rapih dan bunga-bunga yang bermekaran. Sepertinya area hunian ini adalah milik orang-orang super kaya di lingkaran elit. Meski Elina tidak tahu di mana ini dan tidak mengenal tempat ini, tapi bersyukur, setidaknya kemungkinan besar keluarganya di dalam novel ini adalah keluarga kaya. Jujur saja, Elina sebagai wanita kaya ini takut miskin!
Kemiskinan dan kekurangan sandang pangan tidak pernah ada dalam kamus hidup Elina. Yang ada hanyalah kekayaan dan kekayaan yang melimpah ruah. Dulu … sebelum dia mengalami kecelakaan. Tapi sekarang dia tidak bisa menjamin akan berada dalam keluarga yang kaya raya atau tidak meskipun tempat yang ia tuju merupakan vila super mewah. Dia masih tidak yakin.
Mobil berhenti di depan vila besar.
“Kenapa tidak turun?” Lusi memandang Elina yang masih terlihat linglung.
“Bagaimana aku bisa turun kalau kamu tidak keluar terlebih dahulu?” pungkas Elina entah kenapa merasa kesal pada wanita berambut pendek ini. Bagaimana bisa keluar? Jalannya terhalang oleh tubuhnya. Dia duduk di tengah, oke !
“Oh!” Lusi turun terlebih dahulu.
Saat Elina akan mengkah keluar, dia dihentikan oleh suara yang berasal dari Sania.
“Tunggu! Kamu belum memberitahu kita apa kamu berhasil tidur dengan Arka atau tidak. Setidaknya beritahu kami dulu.”
Elina : “…”
Elina tidak menjawab dan mengabaikan Sania begitu saja. Dia langsung keluar mobil dan berjalan menuju pintu vila tanpa menoleh ke belakang. Siapa mereka menanyai hal privasi seperti ini, pikir Elina.
“Ck!” Sania mencibir tidak suka dengan tingkah Elina.
“Ada apa?” Lusi kini memasuki mobil dan bertanya saat melihat Sania manyun.
“Ada yang aneh dengan sikap Elina. Tidak seperti biasanya. Dia sekarang berani mengabaikanku dan tidak menjawab pertanyaanku,” keluh Sania.
“Oh. Lihat saja nanti, akan seperti apa pembalasan Arka pada Elina. Kita harus menantikan tontonan menarik ini. Sudahlah, jangan dihiraukan. Waktu keangkuhannya tidak akan bertahan lama. Nona muda bodoh ini mau saja kita peralat.” Ada senyum jahat di wajah Lusi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Dede Mila
baca
2024-05-21
0
cinta_lu
Elina 😍
2023-03-21
0
Shu@08CH..Siti hajar
teruskan usaha anda Thor..bikin ceritanya lebih menarik
2022-10-03
3