Antara Si Cupu & BadBoy
Seperti biasa, pagi benar Nara telah bersiap akan berangkat ke sekolah.
"Ayah-ibu, Nara berangkat dulu ya?"
Tak lupa Nara menyalami kedua orang tuanya.
"Ade, kamu ikut kakak atau mau berangkat sama ayah?"
Nara memiliki satu adik lelaki yang baru duduk di bangku sekolah dasar.
"Kamu berangkat saja dulu, Nara. Biar Ade berangkat sama ayah."
Tukas Ayah Bimo.
Bimo bekerja di sebuah kantor, akan tetapi hanya sebagai pegawai staf biasa. Sedangkan Ibu Resy di samping sebagai ibu rumah tangga, dia juga bekerja menerima jasa catering dan membuka laundry.
Kehidupan mereka tergolong sederhana, akan tetapi selalu bahagia.
Nara berangkat dengan mengayuh sepedanya, saat ini dia duduk di bangku SLTA bonafit dan favorit tepatnya kelas dua.
Ayah Bimo sengaja memasukkan, Nara ke sekolahan tersebut supaya pergaulan Nara berbaur dengan anak-anak orang kaya. Lagi pula Nara juga sangat pintar, menurut Ayah Bimo sayang jika hanya sekolah di sekolah yang standar.
Walaupun bagi Nara itu tak masalah, karena baginya sudah bisa sekolah saja itu sudah sangat bersyukur.
Karena biaya sekolah di sekolahan elite tersebut tidaklah murah, makanya Ayah Bimo dan Bu Resy harus bekerja extra untuk bisa mendapatkan uang tambahan.
"Hey, Nara! ini sekolahan elite, tapi kamu selalu saja datang dengan sepeda bututmu, apa kamu nggak malu?"
Seperti biasa Rina cs selalu saja mengganggu Nara. Dia sangat membencinya karena Nara memiliki teman baik Ara, yakni pemuda tampan yang selama ini menjadi incarannya.
"Berisik loe, Rina! beraninya main keroyokan, coba loe doang yang hadepin gwe, berani nggak loe?"
Nara bukan gadis manja atau cengeng. Di tengah bulian karena keluarganya yang hidup sederhana, dia selalu bisa menghadapi setiap orang atau teman yang selalu menghinanya.
"Heh, sudah-sudah! pagi-pagi kok sudah berantem saja."
Si tampan Ara datang untuk melerai pertengkaran Nara dan Rina.
"Hay, ganteng. Tumben pagi benar sudah ada di school?" Btw sudah sarapan belum nech?"
Rina mendadak berubah manis pada saat berhadapan dengan Ara.
"Sudah dong, sayang. Btw aku pergi dulu ya, belum ngerjain tugas IPA. Next time, kita sambung lagi, by by cantik...muachhh."
Ara merangkul Nara berlalu pergi menjauh dari Rina.
"Kebiasaan loe! lebay, ganjen banget, suka banget deh loe tebar pesona pada semua cewe school sini?"
"Nara-Nara, kaya kamu nggak tahu saja. Secara gwe ini kan ganteng bak aktor Korea setara Le Min Ho. Apa loe nggak nyadar dengan ketampanan gwe, sist?"
"Halah, sombong di piara. Korea apa korehan? hahahaha...
"Sue loe! kebiasaan dech demen banget ngehina gwe, hati-hati saja ntar loe jatuh cintrong end klepek-klepek ama gwe baru nyaho!"
"Eh btw, mana si Tara? kok belum kelihatan batang kacamatanya? eh batang hidungnya. Sory menyory bray....
Tak berapa lama, datanglah si cupu berkacamata bernama, Tara. Pemuda yang pendiam tapi paling pintar di sekolah tersebut.
"Hey, Tara. Buruan dong, jalan lambat amat kaya siput!"
"Ada apa sih, pagi-pagi udah ngatain gwe?"
"Biasa, Tara. Apa lagi kalau buat bantuin tuh Le Min Ho ngerjain tugas IPA."
"Le Min Ho? sejak kapan loe ganti nama? emangnya loe udah buat naskun gitu?" Tara ikut saja mengejek Ara.
"Nggak level dah, gwe bikin naskun. Secara gwe kan orang kaya, ganti nama ya pesannya burger, pizza atau setara makanan ala-ala khas Eropa gitu dech."
"Hello, bukannya yang kaya itu orang tua loe? bukan loe kan?"
"Nara sayang cantik imut kaya marmut, ada satu hal yang kamu lupakan ya? gwe ini anak semata wayang secara kelak seluruh warisan bokap bakal jatuh ke tangan gwe."
"Hem, iya-iya dech Babang Le Min Ho."
Sebenarnya di dalam hati Nara, dia juga suka pada Ara, tapi dia sama sekali tak suka dengan sikap sombong Ara yang selalu saja membanggakan ketampanan dan kekayaan orang tuanya.
"Perasaan loe berdua ribut mulu, kapan kita mo kerjain tugas IPA?"
"Gwe mah anak teladan, Tara. Udah gwe kerjain di rumah, yang belom kan itu Babang Le Min Ho."
Sejenak mereka tak bercanda, akan tetapi serius mengajari Ara mengerjakan tugas IPA.
"Wajah doang yang ganteng, tapi nggak bisa ngerjain tugas segampang ini," ejek Tara mencibir.
"Bukan gitu, bro. Sebenarnya gwe itu pintar dan bisa kerjain tugas IPA tersebut. Gwe cuma ingin ngetes loe berdua saja, IQ kalian masih ok nggak? begono sobat."
"Halah ngeles doang bisanya loe! sama tuh, godain cewek-cewek school sini. Sudah berapa cewek loe pacarin?" kini giliran Nara mengejek Ara.
"Kepo apa kepo? jangan-jangan loe juga nech mo ngedaftar jadi cewek gwe."
"Masbuloh jika gwe punya banyak cewek, setara gwe ini titisan Le Min Ho. Memangnya Tara, titisan Peter. Itu loh si cupu yang jadi super boy, loe berdua tahu kan?"
"Hust, sudah jangan berisik. Tuh, Bu Meylan sudah datang." Tukas Nara.
Sejenak suasana kelas hening untuk beberapa jam, karena Bu Meylan guru IPA terkenal judes dan galak. Tidak ada satupun siswa yang berani bergurau di saat jam pelajaran tersebut.
"Teng teng teng teng"
Bunyi bel tanda istirahat, semua bisa bernapas lega karena mata pelajaran Bu Meylan telah usai.
"Ngantin yuk, seperti biasa. Gwe yang bayarin kalian berdua."
Ara merangkul Tara dan Nara, mereka melangkah bersama menuju ke kantin sekolah.
"Hay sayang, kok kamu cuekin gwe sih?"
tiba-tiba datang salah satu siswi dari lain kelas menyambangi, Tara.
"Eh, beb. I am sorry but i' am busy studying."
"Btw, ntar kita pulang bareng yak? gimana kalau kita nobar?"
'Hem, memangnya mau nobar apa beb?"
"Ada, dech. Pokoknya ntar pulang aku nunggu loe di parkiran mobil."
Siswi tersebut pergi begitu saja setelah sejenak menyapa Ara.
"Hay, tampan? see next time kita jalan yuk?"
"Eh, Rina cantik. Btw mana cs loe, kok loe sendiri aja?"
"Hem, mereka sedang asik sama gebetan merekalah. Jawab dong ganteng, mau kan jalan denganku?"
"Apa sih yang nggak buat, Rina cantik. Tapi gwe ada satu syaratnya buat loe, dan syarat ini harus loe tepati kalau loe ingin sering-sering jalan berdua Ama gwe."
"Memang apa syaratnya, tampan?"
"Loe nggak boleh ganggu sobat gwe yang satu ini." Ara menepuk pundak Nara.
"Sanggup nggak loe?"
"Hem, ok dech. Mulai sekarang dan seterusnya, gwe dan cs gwe nggak akan ganggu Nara lagi. Asal loe tepati ucapan loe itu."
"Tenang, sayangku. Secara gwe ini bukan tipe cowo tukang bohong. Besok kita jalan kan besok malming, gimana Rina cantik?"
"Serius?"
"Iya, sayang. Besok gwe samperin dech ke rumah loe. Ok?"
Ara mengedipkan matanya genit ada Rina.
"Oh so sweet honey, thanks you so much." Tanpa ada rasa malu sedikit pun, Rina mengecup kening Ara.
"Oh my God, thanks you cinta."
Ara membalas dengan mengecup punggung tangan kanan Rina.
"Kenapa hatiku seakan ingin menjerit melihat pemandangan di depanku ini! sangat menjijikkkan!"
Dalam hati, Nara merasa sangat cemburu melihat kemesraan antara Ara dan Rina. Akan tetapi dia gengsi untuk mengatakan rasa cemburunya, tidak seperti gadis-gadis di sekolah tersebut tanpa ada rasa malu, mereka malah mengungkapkan cintanya terlebih dulu pada, Ara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Eka elisa
prnah ngerasain kyak nara... gk ya.. wktu skolah... enggak kyaknya.. 😁😁biasa... aj lok ma temen mah...?
2023-08-04
2
Eka elisa
buk ning guru ppkn dulu yg horor..
lok di smp pak wayan guru mtk gnteng tpi songong gtu tmpang y.. 😁😁😁😁apa kbr mreka ya.... msih jdi guru atau udh pnsiun ya.. 😁😁
2023-08-04
2
Eka elisa
nama para tokoh y kyak ank kmbar mak. .😁😁🙏🙏nara ara tara...
smoga gk slh sbut nama yo mak.. 😁😁🙏🙏
2023-08-04
2