Nara tetap tak Sudi memaafkan Ara. Yang dia pikirkan saat ini adalah keberadaan Tara. Dia ingin sekali bertemu dengan Tara. Tapi entah bagaimana caranya, karena nomor ponsel Tara tak aktif dan rumahnya juga sudah pindah entah di mana.
Sepanjang hari Nara terus saja memikirkan akan hal itu. Dia belum bisa tenang jika belum bisa menemukan keberadaan, Tara.
Pagi menjelang, Nara tak bersemangat untuk datang ke sekolah. Terkadang dia ingin mengulang masa lalu dimana persahabatannya menyenangkan.
"Jika gwe bisa memutar waktu, pasti gwe akan putar waktu kembali seperti dulu dimana persahabatan gwe bersama Ara dan Tara tak ada permasalahan. Tetapi itu tidaklah mungkin terjadi," batin Nara.
Dia sedih karena persahabatan yang pernah membuat iri semua teman di sekolahnya telah kandas begitu saja. Ini semua gara-gara Ara.
Nara terus saja mengayuhkan sepedanya menuju ke sekolah. Dan tak berapa lama dia pun sudah ada di sekolah.
"Hy Nara, selamat pagi. Gwe pikir loe nggk berangkat, karena biasanya loe datang lebih awal ke sekolah," sapa Ara seraya tersenyum ke arah Nara.
Akan tetapi Nara sama sekali tak menghiraukan apa yang di katakan oleh Ara, dia hanya melirik sejenak ke arah Ara lantas dia pun fokus dengan bacaan bukunya.
"Nara, bolen gwe minta tolong nggak nech? gwe lagi kesusahan mengerjakan tugas matematika, loe kan pintar sama. pelajaran ini," ucap Ara yang kembali lagi tak di respon oleh Nara.
Nara malah bangkit dari duduknya dengan membawa buku bacaan ya, dia melangkah keluar kelas duduk di teras depan kelas.
"Gwe harus bagaimana lagi ya, supaya Nara kembali seperti dulu lagi? kok susah sekali meminta maaf padanya? mau sampai kapan dia seperti ini pada, gwe?" batin Ara terus saja di liputi oleh tanda tanya.
Jam pelajaran berbunyi, Nara yang semula duduk di teras depan kelas langsung masuk ke dalam kelas. Begitu pula dengan para siswa siswi lainya.
"Selamat pagi, anak-anak semuanya. Kali ini ibu akan memperkenalkan murid baru, dia kebetulan baru kembali dari negara Amerika. Dan saat ini dia akan menempuh pendidikan di sini."
"Mari masuk, Ronald. Perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu."
Ucap Ibu Guru wali lekas tersebut.
Saat itu juga Ronald masuk ke kelas tersebut. Pada saat Nara dan Ara melihatnya, mereka sempat terperangah. Karena wajah Ronald mirip sekali dengan Tara, hanya saja Ronald tak memakai kacamata dan juga potongan rambutnya juga berbeda.
"Teman-teman, perkenalkan nama saya Ronald. Saya pindahan dari Amerika, karena kebetulan papah saya saat ini bertugas di negara Indonesia."
"Wah, keren dech seorang yang dari Amrik mau sekolah di sini. Memang papah loe tugas apaan, atau kerja apaan?" tanya seorang siswi.
"Papah gwe seorang pengusaha. Karena kami ingin dekat dengan oma dan opa, hingga palsu memutuskan itu pindah di Indonesia ini. Dan menjual seluruh aset di Amrik dan mengelola perusahaan di sini," ucap Ronald.
"Oalah, gwe pikir papah loe itu aparat hukum seperti polisi atau pengacara atau hakim."
Setelah sejenak perkenalan tersebut, Ronald memilih duduk di samping Nara. Membuat hati Ara merasa tak suka.
"Kenapa anak baru itu malah duduk di sebelah Nara, padahal gwe belum juga bisa mendapatkan maaf dari nya. Jika seperti ini pasti Nara akan semakin jauh dengan gwe," batin Ara kesal.
"Hay, boleh kan gwe duduk di sebelah loe," sapa Ronald tersenyum manis pada Nara.
"Hay juga, iya boleh kok silahkan saja," ucap Nara singkat.
"Oh ya, nama loe siapa?" tanya Ronald mengulurkan tangannya ke arah Nara.
"Gwe, Nara."
"Nara, ini gwe Tara. Gwe minta maaf harus menyamar seperti ini. Gwe hanya ingin memastikan bagaimana kondisimu dan hubunganmu dengan, Ara. Sepertinya kalian tak baik-baik saja," batin Ronald.
"Gwe sengaja datang dengan penampilan baru, untuk bisa mendapatkan hati loe. Karena ger benar-benar cinta pada loe. Dan gwe ingin hanya low selamanya di dalam hidup gwe," batin Ronald.
Tak terasa waktu istirahat telah tiba, namun Nara tak bergeming dari tempat duduknya. Dia asik membaca buku kesukaannya.
"Nara, loe nggak ke kantin?" tanya Ronald.
"Hem, nggak. Gwe lagi suka baca," ucapnya masih saja tatapan ke arah bukunya.
"Nara, ke kantin yuk temenin gwe. Karena gwe belum tahu dimana letak kantinya karena gwe kan baru di sekolah ini," pinta Ronald hingga terpaksa Nara menutup buku bacaannya.
Nara bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari kelasnya. Dan di ikuti oleh, Ronald dari belakangnya. Sementara Ara juga diam-diam mengikuti keduanya.
Setelah sampai di kantin, Ronald memesan makanan dan minuman dua porsi.
"Nara, duduklah. Kenapa loe malah berdiri saja di situ?"
"Hem, gwe kembali ke kelas ya."
"Jangan, Nara. Gwe sudah memesan makanan untuk loe, tolong jangan di tolak ya," pinta Ronald memohon.
Akhirnya Nara duduk di sebelah Ronald. Dia begitu terkejut pada saat melihat makanan dan minuman yang telah di pesankan oleh Ronald untuk dirinya.
"Ya ampun, ini kan makana kesukaan gwe dan Tata juga tahu akan hal ini. Bagaimana Ronald juga tahu, atau hanya serba kebetulan ya?" batin Nara dalam hati.
"Kenapa, Nara? apa loe nggak suka dengan makanan dan minuman yang gwe pesankan? jika begitu loe pesan saja lagi nggak apa-apa kok," ucap Ronald.
"Nggak usah, justru ini adalah makanan dan minuman yang gwe suka. Kebetulan sekali loe tahu kesukaan gwe, terima kasih ya," ucapnya langsung menyantap makanan tersebut.
"Gwe jelas ingat semua yang loe suka, Nara. Gwe nggak akan melupakan apapun yang berhubungan dengan diri loe. Maafkan gwe yang harus menyamar seperti ini, karena gwe tahu loe nggak suka dengan dari gwe yang lalu. Dimana Ara mengatakan jika penampilan gwe cupu dan nggak banget," batin Ronald.
Saat itu juga, Ronald juga melahap makanannya. Nara juga merasa heran karena apa yang di makan dan di minum oleh, Ronald juga makanan dan minuman favorit dari Tara.
"Kenapa gwe perhatikan makanan dan minuman yang sedang di konsumsi oleh Ronald sama seperti kesukaan Tara. Juga cara makannya tak beda dengan Tara. Kenapa semua serba kebetulan seperti ini ya?" batin Nara.
"Nara, kenapa loe melamun dan melihat gwe seperti itu? apakah ada yang aneh dengan gwe?" tanya Ronald penasaran.
"Iya, cara makan loe dan apa yang loe makan mirip sekali dengan seseorang yang gwe kenal. Bahkan paras wajah lie juga mirip hanya saja penampilan kalian yang berbeda," ucap Nara.
"Hem, siapakah orang itu? apa dia begitu spesial untuk loe?" tanyanya penasaran.
"Dia itu sahabat baik gwe namanya, Tara. Gwe punya salah padanya hingga kini gwe belum bisa memaafkan diri gwe sendiri," ucap Nara sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Eka elisa
dia...tara sohib kmu...nara...
2023-08-07
2
Eka elisa
gue....apa ger...mak....
2023-08-07
2
Eka elisa
palsu...apaan mak....?
2023-08-07
2