Menjadi Yang Kedua

Menjadi Yang Kedua

Pertemuan

Pagi hari jalanan nampak padat merayap. Suara klakson kendaraan bersautan. Polusi udara mulai merusak udara pagi. Seorang wanita terduduk diam di dalam mobil seraya memijat pelan dahinya. Hampir setengah jam ia terjebak dalam kemacetan, sehingga membuatnya mulai bosan.

"Huff....begini nih jadinya kalau berangkat kesiangan. Seharusnya gue berangkat lebih awal, pokoknya besok gue harus berangkat pagi biar nggak kejebak macet kaya gini"Kesal seorang wanita cantik yang tengah melihat sekeliling. Pandangan mata terhalang banyaknya kendaraan yang ada di sekitar sana, bahkan untuk keluar berjalan di tengah kemacetan itu sungguh mustahil. Jam baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, tapi jalanan sudah sangat padat. Bola mata tertuju pada sebuah ponsel "Mana dia udah telepon terus dari tadi...." Meraih ponsel lalu mematikan telepon dari seseorang. Sejak tadi ponselnya tidak berhenti berdering. Hal itu membuatnya tambah pusing.

"Ayolah, kenapa jalan padat sekali hari ini. Telat sedikit saja bisa kena maki gue" Menyalakan klakson mobil, tapi tetap saja jalanan tidak bisa langsung terbuka lebar untuknya. Banyak pengendara lain yang juga ingin segara keluar dadi kemacetan.

Sekitar lima belas menit wanita itu baru bisa keluar dari kemacetan. Segara tancap gas menuju tempat tujuan "Bisa kena semprot lagi nih sama pak bos..." Menepuk kening seraya terus melajukan mobil yang di kendarai.

"Awwww...." Mengerem mendadak ketika ada seorang pejalanan kaki nyelonong masuk ke jalan raya membuatnya hampir menabrak pengguna jalan tersebut "Woy....kalau jalan lihat kiri kanan napa, buta lo ya? apa udah bosen hidup? kalau nggak mau hidup lagi nggak gitu juga caranya" Membuka kaca mobil sembari memaki seorang pria paruh baya yang tengah membawa barang dagangan.

"Maaf mbak, saya tidak memperhatikan jalan. Sekali lagi saya minta maaf" Pria paeuh baya itu menunduk seraya membungkukkan badan tanda permintaan maaf.

"Enak saja maaf, maaf. Emang bapak pikir dengan kata maaf bisa kembaliin mood saya?"

"Iya, mbak. Saya ngaku memang saya yang salah"

"Makanya punya mata di pake jangan di jadiin pajangan saja" ketus wanita tersebut seraya kembali menuntup kaca mobil. Perlahan mobil kembali melaju. "Heran deh gue pada nyebrang jalan nggak pada nengok kiri kanan, di kira jalanan nenek moyang dia apa?"

"Cakep cakep tapi sayang pemarah" Melihat si wanita melajukan mobil menjauh dari tempat lelaki tadi.

"Ihhhhh....hari ini menyebalkan sekali" Memukul stir kemudi. Hari ini begitu menguras emosi sampai membuatnya hampir meledak.

Aira Andini, 25 tahun bekerja di salah satu perusahaan ternama di kotanya. Aira termasuk wanita mandiri. Di kota besar ini ia hanya hidup sendiri tanpa orang tua. Kedua orang tuanya meninggal beberapa tahun yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Aira sendiri adalah anak tunggal. Semenjak kepergian kedua orang tuanya mau tidak mau ia harus bisa menghidupi sendiri.

"Kenapa dia belum datang juga? sudah jam berapa ini? di telepon tidak di angkat di chat tidak di balas(Geleng kepala) sebenarnya dia kemana saja sih" Seorang lelaki tengah berdiri mematung melihat jam tangan. Beberapa kali melihat layar ponsel berharap ada panggilan masuk atau pesan dari seseorang yang ia tunggu. Setelah satu minggu berada di luar kota untuk tujuan bisnis, sekarang ia ingin segera bertemu dengan seseorang yang paling di rindukan. Waktu terasa berjalan lambat kala harus terpisah jauh dari orang yang di sayang. Gerak jarum jam tak kunjung memutar. Kerinduan mulai menggebu tak menentu.

Drttt....

Ponsel Aira kembali berdering segera ia melajukan kendaraan menuju bandara. Sesampainya di sana Aira berlari mencari sosok lelaki yang tidak lain adalah bos sekaligus kekasih hatinya.

"Kamu di mana?" tanya Aira pada seseorang di telepon.

Dari kejauhan si lelaki melihat Aira kebingungan mencari keberadaannya. Peralahan langkah kaki mulai mendekat. "Berbaliklah..."

Seketika Aira berbalik badan "Sayang....." Melihat seorang lelaki tampan sudah terdiri tepat di hadapannya, membuat senyum manis Aira mengembang. Dengan penuh semangat Aira langsung berlari lalu memeluknya.

"Hey....kendalikan diri kamu, nanti ada yang melihat kita bagaimana" Melepas pelukan Aira.

"Kemana saja sih kamu, kenapa baru datang? saya sudah lama lho nungguin kamu?" guratan di dahi lelaki itu menunjukan kekesalan terhadap si wanita.

"Jalanan itu macet parah, sayang. Di tambah lagi tadi aku hampir saja nabrak orang tau, semua gara gara kamu" Melupat kedua tangan merasa kesal.

Memicingkan mata "Kok salah saya?"

"Ya jelas lah salah kamu, udah jalan macet ngomel terus jadi aku kan pusing"

"Iya deh iya saya yang salah. Maaf ya sayang ku. Tapi kamu nggak kenapa napa, kan? ada yang luka tidak?" melihat dati ujung kaki sampai kepala.

"Aku baik baim saja kok. Yang skait itu di sini" Meyentuh dada sembari tersenyum.

"Kamu itu bisa aja..."

David Nicholas Narendra, 30 tahun. Putra dari Nicholas Narendra, pengusaha ternama di kotanya. Mempunyai banyak bisnis dan club malam di berbagai tempat. Harta berlimpah bukan jaminan hidup bahagia, sebab apa yang di inginkan belum tentu kesampaian. Hidupnya di stir oleh kedua orang tua. Dalam hidup David tidak ada hal yang bisa di pertimbangkan karena keputusan selalu di tangan kedua orang tuanya. Ia tidak punya pilihan untuk menolak apa lagi memilih. Kehidupannya tidak sesempurna karirnya, tidak ada hal menarik yang menbuatnya bersemangat. Hidup seperti tidak ada artinya kala kedua orang tua terus campur tangan dalam kehidupan pribadi sang anak.

(Melihat dia berada di sisiku membuat hati terasa nyaman. Nggak ada yang lebih membahagiakan selain keberadaannya) Senyum David mengembang melihat wajah manyun sang kekasih.

"Marah?" Meraih bagu Aira "Jelek tau kalau marah gini, mending senyum biar tambah cantik" Melebarkan ujung bibir Aira "Nah gitu baru cantik" Mengusap ujung kepala gemas melihat sikap manja sang kekasih.

"Emmmm....aku kangen" Mengusap dada bidang sembari membenahi pangkal dasi.

David membelai manja rambut Aira sembari merangkulnya "Saya juga sangat merindukan kamu. Setiap malam selalu terbayang saat indah bersamamu sampai membuat saya terjaga sepanjang malam."

"Bohong? paling kamu lagi kangen sama dia, kan?"

David membungkam mulut Aira "Jangan sebut orang lain saat kita bersama, hal itu membuat ku muak dengan hidup ini." Tiba tiba saja David menjadi kesal kala Aira hendak mengungkit seseorang.

Sigap Aira memeluk David "Maaf sayang aku nggak bermaksud begitu kok"

Aira mendongak melihat wajah sang kekasih. Nampak bersinar terang dengan senyum tipis di ujung bibir "Kita makan dulu yuk, saya sangat lapar" Mengusap perut karena merasa lapar. Sejak bangun tidur sampai sekarang David belum makan apa pun.

"Ayo, enaknya makan apa ya" Menjentikkan jari telunjuk di dagu.

"Saya maunya makan kamu saja deh" Tatapan nakal David membuat Aira langsung tersipu malu "Ah....kamu ini baru ketemu udah nakal deh" mencubit pelan lengan David.

David berbisik "Seminggu nggak makan kamu bikin saya rindu"

"Sabar dulu dong. Sebelum makan aku, bagaimana Kalau kita isi perut dulu biar kuat sampai lima ronde(Menyeringai manja). Bagaimana kalau kita ke tempat biasa saja, udah lama nggak kesana" ujar Aira.

"Bener ya lima ronde? awas nanti kalau baru satu ronde udah nggak sanggup..." mencubir pinggang Aira.

Aira mengangguk sembari melingkarkan tangan di pinggang David "Pokoknya buat hari ini bisa kok sampai lim ronde"

Mencubit hidung Aira "Awas ya kalau bohong...." Sembari bercanda mereka menuju parkiran.

"Sini biar saya yang nyetir" Meminta kunci mobil kemudian membukakan pintu untuk sang kekasih "Silahkan tuan putri tercinta" Melebarkan senyum dengan badan sedikit membungkuk.

"Terima kasih sayang" Ketika hendak masuk ke dalam mobil, Aira meninggalkan kecupan di pipi kanan David hingga membuatnya langsung berbunga bunga. Jarang sekali ada seorang wanita berinisiatif mencium lelaki terlibih dahulu. Biasanya wanita itu paling suka di cium bukan mencium, tapi beda dengan Aira. Wanita cantik nan lincah itu terus memberikan kesan tersendiri bagi David. Bersama Aira ia bisa mengenal arti cinta. Darinya ia dapatkan sebuah kenyamanan yang di impikan.

Tidak mau kalah, David pun menunduk lalu mencium bibir Aira. Mereka saling memejamkan mata meresapi kerinduan yang sudah lama tertahan.

"Ehem..." Seseorang berdehem melihat adegan panas antara mereka. Sontak David melepas ciuman kemudian buru buru menutup pintu mobil.

"Lihat tempat dong pak kalau mau sayang sayangan" Tegur seorang yang baru saja keluar dari mobil. Tanpa kata David segera berlari menuju kursi kemudi.Malunya tidak tertahankan. Baru kali ini ia lepas kendali di hadapan umum. Semua terjadi dekat dengan Aira. Hanya bersamanya ia bisa merasakan bagaimana di cintai dan mencintai.

"Ih kamu sih sayang jadi malu kan jadinya" Aira memukul pelan lengan David.

"Salah kamu yang mencing duluan...." Sembari melajukan mobil keluar dari bandara.

"Kamu tau nggak sayang selama kamu nggak ada di sini, aku tu kesepian. Lain kali kalau mau ke luar kota aku ikut ya, boleh kan?"Menggelayut manja di lengan David.

"Apa sih yang enggak buat kamu"

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

David org kaya yg gak bisa menentukan hidupnya sendiri, begitulah kadang2 kehidupan org kaya kebanyakan org tuanya ikut campur terutama masalah jodoh.

2022-09-29

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

Jakarta mau jm berapa aja pasti macet🤭

2022-09-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!