Forbidden Love
Mobil Arwan telah sampai di kediaman megah milik Arsenik Dharmendra, sang adik. Di sinilah putri semata wayangnya akan tinggal sementara waktu sampai Mysha Eleanor mengenal lingkungan tempatnya menimba ilmu.
Mysha memilih melanjutkan kuliahnya di kota Malang, dan kebetulan jarak kampusnya dan rumah Arsen tidak jauh, membuat kedua orang tuanya sepakat menitipkannya pada sang Paman. Arsenik Dharmendra yang berusia hampir kepala empat masih melajang, bukan tanpa alasan, ada kisah kelam yang membuat pria itu betah sendiri, tidak ingin menikah. Terlalu takut menjalin komitmen untuk berumah tangga.
" Ini?" Arsen tidak mengenali gadis yang tiba-tiba memeluknya erat.
" Mysha!" tegur Arwan pada putrinya.
Mata Arsen terbuka lebar, terkejut. Gadis kecil yang dulu kerap kali tertidur di atas gendongannya sudah menjelma menjadi remaja cantik jelita, Arsenik benar-benar tidak mampu mengenalinya.
Tidak adalagi rambut ekor kuda yang dulu membuat Arsen gemas saat Mysha berlari sehingga rambutnya bergoyang seirama. Kini gadis itu memiliki rambut pendek yang justru membuatnya semakin menawan.
" Untuk sementara aku masih cari orang untuk bekerja di sini mas" Arsenik mengelus rambut keponakannya dan memberi tahu jika belum menemukan orang untuk membantu Mysha.
" Untuk apa cari asisten rumah tangga? Mysha sudah besar, dia juga pintar mengurus rumah, kamu juga jarang di rumah, ngak ada anak kecil yang menghambur, Mba pikir ngak perlu cari pembantu Ar."
" Tapi Mba, aku juga jarang makan di rumah, jadi nanti ngak ada yang masakin Mysha"
" Aku bisa masak, Paman tenang saja" Mysha ikut menjawab.
" Yang di ucapkan Mysha benar Ar, sudahlah, mas menitipkan Mysha disini karena masih belum tega jika tiba-tiba melepaskan begitu saja di kota baru, ponakan mu sudah besar, banyak hal yang sudah bisa dia lakukan" terang Arwan pada sang adik.
Tibalah saatnya kedua orang tua Mysha kembali ke Surabaya, Mysha mencium kedua orang tuanya dan berjanji tidak akan merepotkan pamannya.
" Mas dan Mbak, titip Mysha Arsen, nasehati jika bandel, kamu juga boleh memberi hukuman jika dia suka keluyuran" Irwan menepuk bahu adiknya, sebelum tubuhnya masuk kedalam mobil yang akan membawanya kembali pulang.
Setelah mobil yang membawa kedua orang tuanya tidak lagi terlihat. Mysha mengandeng tangan Arsen.
" Terimakasih Paman sudah mau menerima Mysha disini"
" Kamu ngomong apa sih, kayak sama siapa aja, kamu ini dari kecil paman gendong kemana-mana tau" Arsen mencubit hidung mancung Mysha.
" Dih, kapan? kok aku ngak ingat!"
" Mana bisa ingat orang dulu kamu masih kecil" ucap Arsen, sambil mengandeng tangan Mysha masuk rumah.
Malamnya, Arsenik yang ketiduran di ruang kerja mengngerjapkan matanya saat tepukan lembut mengenai punggung tangannya.
" Om, bangun, mandi, makan malam, baru bobo lagi"
Hampir saja Arsen terperanjat saat melihat seorang wanita cantik berada dalam ruang pribadinya, andai saja lesung pipi familiar itu tak membuatnya tersadar.
" Mysha" Panggilnya saat mulai mengumpulkan kesadarannya.
***
Arsen merasa seperti seorang suami yang sedang di layani oleh istrinya, dengan telaten Mysha mengambilkan makanan untuk nya.
Sudah satu minggu mereka tinggal bersama, membuat Arsen mulai terbiasa dengan kehadiran Mysha.
Kehadiran Mysha membuat Arsen terhibur dengan celetukan ataupun tingkah polah Mysha yang tidak ada jaim-jaim nya sebagai perempuan, Mysha yang tomboy tapi bisa feminim di saat tertentu, cuek, dan selengean justru membuat Arsen sangat nyaman dengan kehadiran Mysha yang menurut pria itu sangat apa adanya, jujur, bersahaja serta bisa di andalkan karena kemandiriannya.
" Ini enak!" puji Arsen pada olahan soto yang dibuat oleh gadis cantik berlesung pipi itu.
" Ya dong, siapa dulu yang masak!" Setelah membanggakan diri sendiri Mysha tertawa.
Arsen hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku ponakannya.
" Paman sudah siapkan mobil buat kamu"
" Aduh, Mysha padahal ngak bisa bawa mobil lo paman"
" Jangan bohong, paman lihat SIM A kamu di tas."
" Paman ih" timpal Mysha kesal.
Arsenik hanya melanjutkan makannya acuh, tidak merespon gerutuan Mysha.
Setelah makan, Arsen mengajak Mysha melihat mobil yang disiapkan olehnya.
Arsenik menyiapkan mobil khusus untuk Mysha jika ingin berangkat sendiri ke kampus, mobil sedan premium keluaran terbaru yang harganya tentu tidak murah.
" Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Mysha kaget melihat kemurahan hati pamannya.
" Apapun, yang penting kau suka" Arsenik cuma tersenyum menyaksikan keheranan Mysha.
Sementara Mysha merasa ini terlalu berlebihan, tidak perlu mobil baru seperti ini jika hanya untuk dirinya pulang pergi ke kampus.
" Ayah pasti marah, Paman!" komentar Mysha menatap Arsen.
" Tidak perlu memberi tau ayahmu" jawab Arsenik terlampau santai.
Ini tak main-main.
" Apa paman tidak mau mengantarkan ku?" pertanyaan ini lumrah karena kampus Mysha dan kantor Arsen searah, kantor Arsen melewati depan kampusnya.
" Itu Paman siapkan siapa tau kamu sedang ada kegiatan dan paman tidak bisa mengantar mu" Jawab Arsen enteng.
Mysha hanya mengangguk.
"Paman akan pulang cepat hari ini" beritahu Arsen.
" Oke, nanti Mysha masak untuk kita makan malam" Mysha menjawab dengan antusias.
***
Sepulang dari kampus, Mysha sudah melihat mobil Arsen terparkir di garasi, pertanda sang paman benar-benar sudah di rumah.
Mysha buru-buru masuk kedalam kamar dan mulai mengganti bajunya dengan kaos oblong santai dan celana selutut, gegas Mysha mengetuk pintu kamar Arsen untuk bertanya kepada sang Paman ingin dibuatkan apa untuk makan malam.
Beberapa kali mengetuk tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Mysha berpikir mungkin sang Paman ketiduran.
Mysha akhirnya membuka pintu kamar Arsen, pada saat yang sama Arsen yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandi. Untuk sesaat mata mereka bertubrukan, Mysha sangat terkejut.
Terlebih melihat keadaan Arsen yang hanya tertutup handuk di bagian bawahnya, pria itu sedang menatapnya dan Mysha gugup karena itu.
Tanpa mengatakan apapun, Mysha segera meninggalkan kamar Arsen dengan wajah memerah.
Terbayang jelas bentuk tubuh Arsen yang membuatnya dilanda serangan jantung tiba-tiba.
Bagaimana tidak? Ternyata di balik kemeja dan jas yang selama ini dikenakan sang paman, ada otot sixpack dan sabuk Apolo yang indah, di tambah tetesan air yang tergantung di ujung rambutnya yang membuatnya semakin terlihat seksi.
Untuk pertama kalinya Mysha melihat tubuh pria dewasa yang sangat indah dan jantungnya tidak berhenti melompat.
Buru-buru Mysha melangkah ke dapur, memasak apa saja yang bisa membuatnya lupa akan bayangan yang terlampau indah untuk sekedar di pikirkan.
Tidak begitu lama, Arsen turun dan masuk ke area dapur dimana Mysha sedang sibuk membuat menu makan malam.
Arsen mengambil air di kulkas dan meminum langsung dari botol.
Karena kedatangan Arsen konsentrasi Mysha terganggu, terlebih saat melihat Arsen sedang minum, perhatiannya teralihkan seutuhnya, cara Arsen minum benar-benar menarik perhatian Mysha.
Jakun Arsen bergulir ke atas dan kebawah membuat Mysha menekan ludah karena terkesima.
Tanpa sadar omelette yang dibuatnya sudah berubah warna, Mysha tersadar karena bau menyengat, begitu ia kembali pada kegiatan sebelumnya semua sudah terlambat, masakannya sudah berwarna coklat kehitaman.
" Yaaahhhh" Mysha buru-buru mematikan apinya namun apa boleh dikata semua sudah berantakan.
Di satu sisi, Arsen justru tertawa melihat tingkah Mysha, Arsen mengira Mysha sedang melamun tadi.
" Bagaimana ini?" Mysha menatap omelette buatannya dengan sedih.
" Ngak pa-pa, kita order saja" ucap Arsen dengan sisa tawa. Pria itu menepuk lembut kepala keponakannya.
Mysha menyembunyikan rasa malunya dengan menunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sandisalbiah
isi absen thor..
2023-10-17
0
Anita noer
I try to read this story....and it is good....
2023-08-21
0
Anggit Juliadi
nggak ada cinta ponaan ke om nya kan ... haduh bahaya wkwkwk
2023-01-17
0