Kecewa

Semalam Arsenik tidak pulang Karena suatu hal.

Kini pria itu menghampiri kamar Mysha, Arsen mengetuk pintu dan masuk dengan membawa bubur hangat buatannya sendiri. Melihat Mysha yang masih terlelap, Arsen menaruh bubur di nakas dan mulai mendudukkan dirinya di samping Mysha.

" Sha," Panggilnya lirih, Arsen menyisir lembut rambut Mysha, merasakan hal itu Mysha terbangun, sejenak Mysha tertegun. Tindakan Arsen yang perhatian dan penuh kasih membuat hatinya semakin bingung.

" Makan Sha, ini paman sudah buatkan kamu bubur" Arsen memberikan semangkuk bubur yang masih mengepulkan asap. " Izin saja hari ini, kamu masih kurang sehat"

Mysha mengangguk dengan patuh, perlahan ia mulai menyendok bubur buatan Arsen yang terasa pas di lidah.

" Malam ini Paman mungkin pulang larut, karena sedang ada pesta bisnis di kantor" jelas Arsen pada Mysha yang sedang menyuap bubur.

Mysha tiba-tiba membayangkan penampilan Arsen yang tampan dengan stelan formal di keliling wanita cantik dan dewasa di sekitarnya membuat Mysha panas dingin, Tidak. Mysha tidak mau terjadi hal seperti itu, Mysha menjadi tidak tenang dan tidak senang secara bersamaan.

" Paman, bolehkah aku ikut?" Mysha berpikir akan jauh lebih baik dirinya ikut dan bisa menjaga sang paman dari godaan wanita-wanita dewasa di luar sana.

Hufff...Hanya membayangkan saja Mysha sudah kesal.

" Kamu masih sakit, istirahat saja" jawab Arsen yang masih khawatir dengan kesehatan Mysha.

" Paman aku sudah baik-baik saja, sungguh!" Mysha menyakinkan Arsen, bahwa dia sudah sehat.

Akhirnya Arsen setuju Mysha ikut, setelah makan dan mandi akhirnya mereka akan ke salon untuk mencari gaun dan menyiapkan tampilan Mysha.

Mysha sedang di layani oleh beberapa pegawai salon, mereka melayani segala keinginan Mysha, setelah makeup dan menata rambutnya, kini tiba giliran Mysha untuk mencoba gaun pilihannya.

Tiba-tiba pikiran nakal Mysha muncul, Mysha ingin menguji sang paman, mencari tau apakah pamannya memiliki ketertarikan yang sama dengan nya.

Mysha memanggil Arsen yang sedang sibuk dengan ponselnya.

" Paman," Arsen menatap Mysha.

" Bisa tolong Mysha sebentar" Mysha melambaikan tangannya.

Arsen segera menghampiri keponakannya setelah menaruh ponselnya di meja.

Arsen ikut masuk kedalam ruang ganti yang di tempati Mysha.

Tanpa di duga Mysha langsung berbalik memunggungi Arsen, membuat Arsen terkejut.

" Aku tidak bisa menarik ritsleting nya" ucap Mysha yang sengaja mengoda sang Paman.

Tetapi ternyata tidak sesuai dengan yang ia bayangkan, dengan tenang Arsen membantunya, tidak ada adegan yang sempat Mysha pikirkan, Arsen dengan sikap tenangnya membuat Mysha kecewa.

Tetapi sebenarnya yang tidak Mysha ketahui, setelah Arsen usai membantu nya dan keluar dari ruang ganti, telinga Arsen memerah dengan tangan terkepal kuat. Melihat betapa mulus dan halus kulit Mysha, Arsen sampai menahan napas, pinggang yang ramping itu tampak melambai-lambai seperti ingin di sentuh membuat Arsen merasa bersalah.

" Sadar Arsen, dia keponakan mu sendiri" Batinnya merasa frustasi.

Setelah selesai, Akhirnya mereka segera pergi ke pesta, nyatanya pergi ke salon kecantikan begitu memakan waktu.

Sebagai pemilik acara, tentu Arsen harus pergi lebih dulu, karena masih banyak Persiapan yang harus ia pastikan sesuai dengan konsep.

Harapan Mysha untuk menjaga Arsen dari para wanita penggoda pupus, karena sejak kakinya menapaki acara megah nan mewah itu Arsenik mengacuhkan nya, meliriknya pun tidak pria itu lakukan, Arsen sibuk dengan para petinggi perusahaan yang hadir, mengabaikan Mysha yang sudah mengenakan gaun dan riasan terbaiknya malam ini untuk mencuci perhatian Arsen, namun sia-sia.

Arsen sedang duduk bersama orang-orang yang terlihat sukses di bidangnya masing-masing, dengan para wanita yang berpakaian mencolok dan gelamor, dengan mereka yang berjas mahal. Mereka terlihat beberapa kali tertawa dengan apa yang mereka bicarakan.

Sementara Mysha di tinggalkan di sebuah meja cukup jauh dari Arsen menyambut para undangan.

Mysha yang melihat itu dari kejauhan merasa tidak betah, Arsenik terlihat acuh dan sama sekali tidak perduli dengan dirinya. Padahal niatnya Mysha ikut untuk menempeli sang paman agar para wanita enggan mencari perhatian pria itu, tapi, malah begini.

" Sendiri?" Seorang pria tiba-tiba ikut duduk bergabung dengan Mysha.

Mysha melirik dengan ekor matanya tanpa minat, perasannya sedang kacau tidak tertarik untuk sekedar basa-basi.

" Rio" pria itu mengulurkan tangannya. Dan Mysha menatap tangan itu tanpa minat.

Pria itu tertawa sumbang. " Aku hanya ingin berkenalan, tetapi ternyata kau wanita cantik yang lumayan sombong"

Untuk informasi saja, Mysha adalah tipe perempuan yang cukup cuek dengan orang baru. ia tidak suka bicara dengan orang yang baru ia kenal. Mungkin juga itu alasan kenapa sirkulasi pertemanannya itu-itu saja, tidak berkembang.

Jelas sangat berbanding terbalik dengan Arsen. Pria itu memiliki lingkar pertemanan yang luas, jika bagi Mysha teman adalah beban yang harus dibatasi, sementara Arsenik beranggapan bahwa teman adalah aset yang harus terus diekspansi.

Mood Mysha langsung anjlok begitu melihat seorang wanita bergelanyut manja di lengan kekar Arsen, lebih sakit hati lagi ketika Mysha melihat Arsen membiarkan saja wanita itu pegang-pegang tubuhnya.

" Mau kemana?" tanya pria yang duduk bersama Mysha.

Mysha tidak tertarik meladeninya, gadis itu berjalan tergesa-gesa meninggalkan pesta perusahaan Arsen.

Arsenik sendiri bukannya enggan berdekatan dengan Mysha, hanya saja bayangan pinggang Mysha tidak mau hilang dari pikirannya, Arsen sedikit menjauh takut tidak mampu menempatkan dirinya, biar bagaimanapun dia adalah wali sang keponakan dan Arsen harus tau batasannya.

Arsenik juga sebenarnya risih dengan tatapan pria yang tertuju pada Mysha, Arsen ingin sekali mencongkel mata-mata yang menatap Mysha penuh minat.

Tadinya Arsen sudah akan menemui Mysha saat melihat seorang pria menghampiri gadisnya, hanya saja sapaan dari sahabat karibnya membuat Arsen menunda niatnya.

Arsen buru-buru mengejar Mysha, namun sekejap mata Mysha sudah tidak ada.

" Oh, Nona yang tadi datang bersama Bapak sudah pergi dengan taksi. Itu dia Pak!"

Informasi itu membuat Arsen buru-buru memasuki mobilnya dan mengejar taksi yang membawa Mysha.

Ketika hampir mengejar taksi yang Misha tumpangi, Arsen terjebak lampu merah, beruntung taksi yang di naiki Mysha mengarah ke kediamannya, sedikit membuat Arsen tenang.

Saat tiba di rumahnya buru-buru Arsen menuju kamar sang keponakan, namun Mysha lebih dulu mengunci pintu kamarnya.

" Mysha"

Mendengar suara Arsen, air mata Mysha mengalir.

Mysha ingin sendiri, tidak ingin melihat Arsen dalam waktu dekat, mengurung diri rasanya adalah pilihan tepat, dari pada harus sakit hati melihat Arsen bermesraan dengan wanita lain.

" Ada apa dengan hati ku Tuhan... Kenapa sakit sekali?" gadis itu membenamkan wajahnya di atas bantal, meredam suara tangis yang tiba-tiba pecah.

Sementara itu, Arsen menatap daun pintu di hadapannya dengan tatapan penuh penyesalan.

Terpopuler

Comments

Anggit Juliadi

Anggit Juliadi

kayaknya arsen adik angkat ayahnya mysha ... mudah2an saja wkwkwk

karena mereka saling memiliki ketertarikan hehehe

2023-01-17

0

oyen

oyen

rupanya gayung bersambut....
pengen pov masalalu dan silsilah arsen 🙏🙏🙏

2022-10-02

0

Ummi D K

Ummi D K

up donk thor 🙏🙏🙏

2022-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!