Tak Ingin Menyedihkan: KUPU-KUPU MALAM

Tak Ingin Menyedihkan: KUPU-KUPU MALAM

Bagian 1

.

.

.

Pagi yang dingin, terdengar hembusan angin menggoyangkan daun pohon kelapa di sekeliling rumah. Beberapa tupai sudah mencari makanannya lompat dari satu pohon ke pohon lainnya.

Ding dong Ding dong

Alarm berbunyi, terbangun dari tidurnya. Menghela nafas, dan membuka mata. Wanita yang bernama Laira itu meraba ponselnya, dengan mata setengah tertutup dilihatnya jam tepat pukul 06:00. Dari sudut gorden jendela nampak mentari sudah mulai meninggi.

"Oke berawal lagi," ucapnya beranjak dari kasur dan di sahutnya handuk yang tergantung di belakang pintu, membuka pintu menuju kamar mandi.

Terdiam beberapa saat, menatap cermin tanpa berkata apapun, dia melepas daster santai bercorak burung flamingo dan menggantungnya.

Menghidupkan keran Deerrrdeerr air keluar mengisi bak mandi fiber yang hanya menampung 220liter.

Sekitar beberapa menit "Huuuu entah segar atau dingin, tapi bulu kuduk ini berdiri," lalu memakai baju putih dan rok abu yang ukuranya di atas lutut.

Berkulit putih, tinggi badan sekitar 162cm dan wajah berbentuk daun, dengan mata sipitnya terlihat begitu sempurna untuk seorang gadis remaja yang tinggal di perkampungan.

Kembali ke kamarnya, wanita itu duduk berdandan, meneteskan handbody ke telapak tangan lalu di gosok pelan ke bagian tangan, paha sampai kaki. Mengoleskan pelembab ke seluruh wajah, di tambah dengan bedak, menyisir alis dan memakai lipcream berwarna nude.

Sret Sret Sret memakai minyak wangi.

"Oke finish, hari ini harus lebih kuat lagi iya, kenyataan itu pahit!" ucapan untuk menguatkan diri sendiri.

Tiiittt Tiittt!! terdengar suara klakson motor yang di kendarai oleh seorang pria sedIkit berlaga seperti perempuan.

"Buruan Raaa!"

Dia Iki teman sekelas Ira. Mereka menemukan banyak kecocokan lalu saling mengenal dan membuatnya menjadi teman dekat, apalagi ketika Iki tau bahwa jarak rumah Ira tidak jauh dari rumahnya.

Wanita itu berlari kecil menuju teras, nampak Iki sedang duduk di atas motor Honda beat berwarna hitam menunggunya.

"Sepagi ini? lo gak nelepon gue dulu, belum kelar nih tunggu," kembali ke kamarnya.

"Yaudah gue tunggu, jangan sengaja di perlambat iya mau santai nih di jalan," jawabnya sambil merapihkan rambutnya menatap kaca spion motor.

"Sabar sayang," membawa jaket yang tergantung lalu keluar, dia duduk di lantai dan mengenakan sepatu sport pink dengan kaus kaki putih selutut.

Merasa ada seorang yang berdiri di belakangnya sontak Ira menoleh, gadis kecil memakai seragam merah putih berdiri di ambang pintu memperhatikannya.

"Mau berangkat kak?" dia Tia, adik terakhir dari ayah tirinya.

"Iya," mengambil uang 10 Ribu dari sakunya, "Nih buat jajan"

"Makasih," gadis itu tersenyum menerimanya.

Wanita itu menghampiri Iki dan siap berangkat ke sekolah, dia menaiki motornya tanpa berpamitan, "Mah berangkat" sambil menancap gas.

**

Ira anak kedua dari lima bersaudara. Sejak lulus SMA Kakaknya pergi bekerja dan tinggal di sana. Lalu adik ke dua dan ke tiga tinggal bersama nenek dari sejak mereka kecil.

Di rumah Ira tinggal, hanya ada Ibu dan Tia. Sebenarnya bukan tak ingin sarapan atau meminta uang jajan seperti anak lainnya.

Tapi hubungan di dalam rumah tidak seperti ibu dan anak pada umumnya, mungkin merasa canggung hingga membuatnya jarang bertegur sapa apalagi saling bercerita.

Karna menurut Ira, ibu dan ayah bukan lagi peran penting di kehidupan nya. Di dalam hatinya hanya ada rasa sakit dan dendam, sedari kecil dia terbiasa di tinggalkan bekerja oleh sang ibu keluar kota, di rumah dia hanya tinggal bertiga dengan ayah dan kakak. perempuannya.

Pada umur 8 tahun orangtuanya bercerai, waktu yang tidak di inginkanpun tiba. Di tinggalkan oleh ayahnya karna seorang duda mungkin akan berkelana, dan ibunya pergi kembali ke luar kota.

Selama beberapa tahun Ira hidup bersama kakek dan nenek yang di sibukkan dengan mengurus enam cucu. Iya bagaimana tidak? semua cucu perempuan. Dua kakak dari saudari ibu, bertambah Ira, lalu kakak dan adik-adiknya tinggal dalam satu rumah.

Menurut anak-anak mungkin bahagia saja karna bisa bercanda ria, berbagi pekerjaan rumah, mandi bersama, tidur bersama, tertawa di setiap detiknya, sambil menutupi luka masing-masing yang kadang rindu akan Kehadiran orang tua. Meskipun jika di bandingkan, lebih banyak akan rasa kecewa.

Hal yang paling menyakitkan baginya bukan hanya perceraian orangtua. Tapi ketidakbertanggung jawabannya. Seingat Ira, mereka meninggalkan anak-anaknya tanpa ada penjelasan apapun. Tetapi entah jika kepada kakaknya yang saat itu dia sudah menjadi gadis remaja.

Semakin hari luka itu terlihat sangat jelas ketika satu persatu kepunyaan miliknya lenyap, pergi tinggal di rumah nenek, kemudian satu rumah yang penuh dengan kenangan kecilnya di bongkar lalu di pisahkan dari adik ke 3. Di situlah semuanya di mulai, kepedihan, kenakalan, pelajaran dan suka duka. Untuk anak kecil yang tidak tau apa-apa mungkin hal yang tak seberapa, jika sekarang dia bercerita pun hanya permasalahan biasa, tapi bagi dia yang mengalaminya, saat itu adalah waktu yang paling menyakitkan. Dimana sekarang mengingatnyapun tak berkeinginan.

***

Kiiiitttttt!! tiba di sekolah.

"Raaaa?" sapa Anggi teman sebangkunya, dia berlari kecil menghampiri.

"Aaaa sayangku," peluk Ira.

"Ayo kantin, mustahil seorang Ira sarapan di rumah," ajak Anggi merangkul pundaknya.

"Yuk lapar nih," tambah Iki.

"Simpen tas dulu ke, masuk kelas, jaket juga belum di buka. Masa iya mau makan dengan keadaan repot gini, gila lo?" ucap Ira mengehentikan langkah mereka.

"Haha iya santai aja jangan ngegas," jawab Anggi bantu mengambil tas Ira.

Mereka naik ke atas menuju kelas, saat itu ruangan kosong, mungkin masih pagi atau sebagian orang nongkrong di warung belakang sambil meroko.

Di setiap penjuru ruangan hanya ada beberapa siswa perempuan yang sedang saling berbincang, jarang para pria memenuhi lingkungan sekolah selain waktu jam pelajaran.

Kembali ke bawah, berjalan menuruni tangga menuju kantin. Mereka duduk dan masing-masing membuka satu bungkus nasi kuning, dengan potongan telur dadar dan orek tempe di tambah sedikit sambal. Mesikpun berbadan mungil tapi porsi makan Ira tidak cukup sedikit, di antara ketiganya wanita itu yang paling banyak makan.

Keadaan sekolah juga biasa, tidak sama dengan sekolah pavorit lainnya. Menu makanan di kantin pun hanya nasi uduk dan bakwan, serta jajanan sederhana lainnya.

"Teh bakwan 5 sama minumnya es jeruk 3 iya!" pesan Ira.

"Siap," teh kantin menyiapkan.

"Nanti kemana Ra?" tanya Anggi.

"Iya gak kemana-mana tapi gue sibuk gak bisa di ganggu atau di ajak keluar"

"Ahh lo pura-pura gak tau, diakan selalu punya urusan yang peting tanpa ada yang tau," ucap Iki sambil mengunyah bakwan.

"kadang penasaran, tapi cari tau juga percuma karna iya karakter lo jika punya rencana selalu berjalan dengan baik tanpa di ketahui orang, santai gue udah biasa ko tanda tanya gini," Anggi dengan senyum mengerinyai.

"Apaan si kalian haha"

Dalam hati kadang terpikir jika teman baiknya atau bahkan satu sekolah tau bahwa dia adalah seorang pelac*r berkedok siswa SMK apa yang akan terjadi? tidak ada jaminan mereka akan menetap seakrab ini.

Ira wanita yang cantik, kepribadiannya yang kadang baik bak malaikat membuat dia akrab dengan siapapun. Dan kadang memiliki sikap seenaknya, tidak peduli dengan pendapat orang lain hingga dia menjadi satu-satunya perempuan yang bergaul dengan para brandal sekolah. Melanggar aturan, dan di cap buruk oleh sebagian guru. Bagi orang-orang tertentu mungkin sebenarnya sudah mengetahui tentang nya, tetapi banyak dari mereka yang hanya bungkam sambil berusaha menggodanya.

Sayang sekali, Ira bukan wanita yang mudah menaruh hati terutama pada seorang pria. Mungkin karna patah hati pertamanya di beri oleh ayahnya sendiri, sehingga dia menjadi tidak percaya pada siapapun terutama tentang cinta. Dia tidak tau bagaimana caranya mencintai dan merasakan di cintai. Bagi wanita sepertinya, mungkin hidup akan lebih baik tanpa harus melibatkan perasaan.

*

Tengtengteng *j**am pertama akan di mulai*

Bunyi bel menandakan waktunya masuk kelas. Dia masih asyik dengan makannya, sehingga tidak menyadari murid lain berlalu-lalang masuk ke kelasnya masing-masing. Melirik jam di tangannya waktu sudah menunjukkan pukul 07:20 tetapi dia masih duduk tidak beranjak.

"Gue ke atas duluan iya?" ucap Anggi beranjak dari duduknya.

Wanita itu hanya mengangguk tanpa berkata apapun, "Gue tunggu di kelas," ucap Iki berjalan menaiki tangga bersamaan dengan Anggi.

"Iya duluan sana!" membiarkan ke-dua temanya pergi. Dia menatap ke sekeliling, bangku-bangku yang di penuhi oleh murid sekarang nampak kosong. Hanya ada Ira dan beberapa murid pria yang sengaja melambat masuk ke kelasnya.

"Hei masuk, makan terus," ucap seorang pria sambil mengusap punggungnya.

Wanita itu menoleh dan menatap pria yang berdiri sampingnya.

"Lagi makan Ri, duluan sana!"

Ari duduk di samping Ira yang sedang makan. Mereka memiliki hubungan dekat yang sebenarnya tidak berstatus apapun, tetapi sebagian sekolah mempercayai bahwa mereka berpacaran.

"Orang belajar ini makan"

"Udah ko," wanita itu berdiri lalu mencuci tangannya.

"Teh nih, sisanya buat nanti," menyimpan uang di atas meja.

"Iya, masuk dulu sana!" jawab seorang perempuan paruh baya yang berjualan di kantin.

"Yuk?" perlahan berjalan menaiki tangga, terlihat kelas lain sudah memulai pelajarannya.

"Duluan iya?" wanita itu masuk ke kelas, sementara Ari berjalan lurus menuju kelasnya yang terletak di ujung.

Tok tok

Guru wanita yang sedang menulis di papan itu menoleh, "Dari mana baru masuk?" tanyanya.

"Dari toilet Bu," ucap Ira berjalan masuk lalu duduk di kursinya.

Dia bukan murid yang baik dalam hal belajar. Bahkan jarang sekali memperhatikan guru ketika menjelaskan. Tetapi dia juga orang yang mudah mengerti hanya dengan mendengarkan.

*****

Terpopuler

Comments

Maria_dwi90

Maria_dwi90

hai kk, q mampir ya...

2023-10-04

0

🥀

🥀

mampir ni mak thor, cerita nya bagus, semangtttt nulis nyaaa kakak, 😊😊💪💪💪💪

2023-02-17

1

༅⃟🥂🅐🅛🅥_12࿐✅

༅⃟🥂🅐🅛🅥_12࿐✅

Yang ini juga kak 😊

2023-02-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!