Bagian 4

.

.

.

Dia melanjutkan berdandan jika pergi dengan pria tua Ira suka dengan makeup bold. Mengimbangi mereka yang membawanya pergi. Setelah selsai, menyisir rambutnya di biarkan terurai.

*Duut duut duut!* ponsel bergetar panggilan masuk dari Gadun.

Di angkatnya "Iya, dimana sekarang? Ini lagi makeup."

"Ini di jalan, mau di jemput dimana?"

"Tunggu aja di pinggir jalan deket rumah kosong!" perintahnya.

"Iyaa, jangan lama." balasnya.

Melihat tas hitamnya dan di isi dengan keperluannya. Dia mengganti baju kaosnya dengan baju yang agak terbuka. Memakai sepatu bening hak pendek. Keluar membawa tas di lengan kiri.

Keadaan rumah sangat sepi. Karna televisipun ada di kamar masing² jadi belum pernah duduk berkumpul bersama layaknya keluarga.

Tanpa berbicara pada siapapun dia membuka pintu keluar.

Melewati rumah orangtua itu,

"Kek, Nek Ira berangkat iya. Nanti pulang agak malem" sambil berlari kecil menghindari pertanyaan yang lain." jalan kaki menuju ke tempat yang di maksudkan.

Nenek tua itu keluar dari rumah, berteriak pada Ira yang sudah jauh terlihat punggungnya saja "Iya hati hati!" ujarnya.

Di sebrang jalan, sudah terlihat mobil xenia putih menunggunya.

Menghampiri membuka pintu dan masuk.

"Udah lama nunggu?" tanya Ira.

"Enggak. Lama nunggu kamu dandan cantik gak papa"sambil tersenyum menggoda.

"Hmmm," membalas senyuman terpaksa.

"Pergi sekarang? mau kemana?"

"Iya yu, makan dulu mau ikan bakar enak kali"

"Iya." menghidupkan mobil melaju.

*

Beberapa menit mereka tiba di sebuah tempat bakar ikan yang di kelilingi oleh sawah. Turun dari mobil berjalan masuk memilih tempat ternyaman.

Pria itu memesan makannya. Dan Ira duduk di pojok belakang dekat kolam ikan.

Terlihat langit begitu gelap menandakan akan turunnya hujan.

Satupersatu gemercik air menetes pada kolam ikan di bawah tempat Ira duduk. Angin yang menghembus membuat bulukuduk berdiri.

"Dingin sekali malam ini" gumamnya.

Pria itu datang menghampirinya.

"Mau makanan yang lain?"

"Enggak, nanti aja sambil pulang beli ayam goreng apa sate buat yang di rumah" balasnya.

"Iya, tapi tadi bilang sama si kakek?"

"Tadi sore udah bilang si."

Dua perempuan penghantar makanan itu tiba. Satu membawa nasi, alat makan, teh hangat dan tumis kangkung. Yang satunya membawa saus tiram udang, ikan bakar yang sudah di tunggu lengkap dengan lalapan sayur juga sambal kecap dan terasi.

Pria itu menaruh piring untuk Ira, lalu dia mengambil satu centong nasi. Perhatian kecil yang di berikan padanya membuat Ira sedikit merasa nyaman.

"Terimakasih" Ira sebari siap makan.

"Aku mau jus alpukat!" ucap Ira.

Pria itu memanggil seorang wanita muda untuk datang menghampiri.

"Neng jus alpukatnya 1!"

Dia mengangguk lalu pergi.

Ira makan dengan lahap. Karna gadun itu sudah lama bersamanya sudah tidak ada rasa sungkan.

Tidak lama,

"Ini jusnya" Ucap seorang wanita langsung pergi."

*

Selsai makan. Ira menyulut rokonya begitu pula pria itu.

"Mau pergi sekarang? " Tanyanya.

"Boleh." 

Mereka beranjak dari duduk. Ira merapihkan rambutnya yang di ikat, karna makan lahap dengan rambut terurai akan terasa menganggu.

Pria itu berjalan lebih dulu sambil membayar makanannya. Ira menyusul langsung naik ke dalam mobil.

Tidak lama dia kembali tanpa berkata apapun, menghidupkan mobil dan berangkat.

**

Tiba di sebuah rumah dekat dengan pantai. Iya, karna mereka memiliki hubungan dan sudah terbilang lama. Pria itu membeli rumah tempat untuk beristirahat khususnya dengan Ira. Kadang jika ingin menenangkan diri Ira datang menginap di rumah itu sendirian.

Turun dari mobilnya masuk ke rumah. Pria itu lalu  pergi ke sebuah toko membeli satu botol anggur merah.

Kembali, Melihat Ira duduk di kursi dekat jendela yang menghadap langsung ke pantai dia sudah mengganti bajunya dengan dres pendek.

Pria itu menuangkan anggur pada gelas kecil menandakan ingin minum bersama. Ira mengambil gelas dan di teguknya. Tanpa berbicara apapun setengah dari botol anggur itu masih tersisa. Tapi pria itu langsung menggendong Ira ke tempat tidur dan menindih tubuhnya.

Di luar terdengar hujan deras jatuh membasahi halaman depan yang beratapkan baja. Gelombang air yang pecah menerpa karang menemani malamnya saat ini.

*

Permainan sudah berada di puncaknya. Keringat yang bercucuran membasahi tubuh Ira. Malam yang dingin pun terasa panas akan dekapan yang seseorang yang tidak di cintainya. Perlahan pria itu menyelesaikannya. Berbaring di  sebelah Ira. Tanpa basa basi Ira bangun mengambil handuk menuju kamar mandi. Dalam benaknya saat ini dia hanya ingin segera pulang.

Setelah selsai mandi memakai baju dan merapihkan make-upnya. Ira menunggu pria itu keluar dari kamar mandi.

Untuk urusan kamar ada seorang wanita paruh baya pemilik rumah sebelumnya yang selalu merapikannya.

Pria itu selsai mandi. Mengambil sebatang roko menyulutnya. Terlihat membuka dompet dan beberapa lebar uang di berikan pada Ira.

Dia menerima uang itu sambil tersenyum. Iya, karna itu yang dia butuhkan.

Duduk meminum kembali anggur merah yang tinggal setengah tadi.

"Kayaknya akhir-akhir ini bakalan sering minta uang dan banyak deh" ucap Ira.

"Untuk apa? keperluan? "

"Buat keperluan sekolah sih, bentar lagi mau praktik kerja lapangan, lama juga kalo gak salah 2-3 bulanan."

"Ohh, dimana?"

"Kurang tau juga belum ada rapat soalnya, cuma nanti bakalan tinggal serumah sama beberapa teman. Kayaknya sulit buat keluar malem. Nanti di kasih tau aja gimana dimananya." ucap Ira.

Pria itu hanya menatap dan diam. Ira tau maksudnya, bukan hanya masalah uang tapi mungkin akan sulit juga untuk bertemu karna Ira akan tinggal dengan beberapa teman kelasnya.

Mereka pergi dari tempat itu masuk ke dalam mobil dan pulang.

"Nanti beli sate buat kakek!" ucap Ira di keheningan.

"Dimana?"

"Itu di depan sebelah tukang bubur" menunjuk tempat.

Senn kiri. Mobil berhenti. Pria itu keluar membeli sate sedangkan Ira menunggu.

Beberapa menit dia kembali membawa dua pincuk sate. Untuk Ira di bawa pulang.

"Ko dua?" tanya Ira.

"Buat kamu satu!"

Kendaraan itu kembali melaju. Beberapa menit sampai di pinggir jalan dekat rumah kosong tempat tadi pria itu menunggu. Ira meminta untuk turun di sana.

Turun melangkah hanya tersenyum anggap saja tanda salam perpisahan, lalu jalan kaki menuju rumah. Dia melihat pria itupun membelokan mobilnya pulang.

Pukul 23:00 malam, nampak setiap ruang tengah rumah sudah dalam keadaan gelap. Mungkin sebagian orang sudah tertidur.

"Tok tok tok, Kek, Nenek" Ira mengetuk rumah orangtua itu.

"Iyaa?" balas si Nenek membuka pintu.

"Baru pulang? udah malem gak nginep aja sekalian!" ucapnya.

"Iyaa, enggak ah besok sekolah. Ini ada sate buat makan. Simpen di kulkas aja buat besok!" ucap Ira sambil memberi dua pincuk

"Adik-adik udah tidur?" tanya Ira.

"Udah."

"Mau nginep di sini? "

"Enggak ke rumah aja. Ini juga ada kuncinya ko." balas Ira jalan ke rumah.

Perempuan muda itu kadang membawa kunci rumah. Karna dia merasa canggung jika harus membangunkan ibunya yang saling acuh satu sama lain.

Membuka pintu. Mengunci kembali dan langsung masuk ke kamar. Menyimpan tas dan sepatunya. Mengganti pakaian dengan daster santai.

Pergi ke kamar mandi mencuci muka. Setelah selsai, memakai cream malam di wajahnya dan mengusapkan bodylotion ke seluruh tubuh.

"Bruuggg!" rebahan di kasurnya.

"Lelah sekali rasanya." gumamnya sambil menatap langit-langit kamar perlahan terlelap dalam tidurnya.

*****

Terpopuler

Comments

anan

anan

yeeee seru🥰👏👏

2022-12-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!