Aku (Bukan) Wanita Murahan

Aku (Bukan) Wanita Murahan

Melamar

Pesan-pesan masuk kembali menumpuk di WhatsApp Annisa Nadhira. Menanti untuk dibaca oleh perempuan berusia 25 tahun tersebut.

Namun jemarinya masih enggan untuk membuka satu demi satu pesan yang masuk ke gawainya. Hingga tekadnya berubah ketika sebuah pesan yang dinanti-nantinya sejak kemarin menyapa.

“Sorry baru kasih kabar. Kemarin saya sibuk ekspansi ke Makassar.”

Membaca rentetan kata dari teman sekolahnya kala SMA itu, rupanya tak kunjung mencerahkan wajahnya yang muram.

“Di kantor lagi butuh staff di Divisi Regional. Cepat daftar kalau minat! Peminatnya banyak soalnya,” imbuh Athira. Emot semangat tak lupa Athira sisipkan di akhir chat-nya.

Nisa menarik kedua sudut bibirnya kala mengetik di board ponselnya. “Thanks untuk informasinya sist.”

Ia pun meletakkan benda berbentuk persegi panjang yang tiap hari menemaninya itu setelahnya. Pikirannya kini memutar episode saat ia berjuang menuntut ilmu di sekolah dulu.

Diingat-ingatnya lagi, Athira bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan dengan dirinya yang selalu mendapatkan nilai bagus kala itu.

Tapi siapa sangka, Athira yang dulu hanya termasuk kasta IQ menengah di kelas, justru melambung tinggi ke atas setelah lulus.

Sekarang, Athira sungguh memiliki karier yang didamba-dambakan para alumnus gagal seperti Nisa.

Beberapa menit kemudian, Nisa menarik diri dari lamunan tentang masa-masa sekolahnya. Sebayanya yang telah membantunya saat ekonominya terpuruk di seberang sana, rupanya kembali membalas chat.

“Sama-sama sist.”

Seberes kemudian, Nisa menghapus butiran bening yang masih saja lolos keluar dari matanya yang lebam. Mata itu memang selalu menghiasi wajahnya, usai menumpahkan kekesalan pada keadaan.

Kemarin, pemilik kontrakan datang. Seperti biasa, perempuan berusia senja itu menagih uang sewa. Namun keluarga Nisa tak mampu bayar.

Mau tak mau pemilik kontrakan itu pulang dengan tatapan kosong, juga kantong kosong. Jangankan separuh bayaran, bahkan sepeser pun uang tak diberikan oleh keluarga Nisa padanya.

Bukannya tak ingin membayar, tapi keluarga Nisa memang tengah berada di titik terendah ekonomi.

Kanza, Adik Nisa, masih sekolah. Belum bisa diandalkan untuk memperkuat pundi-pundi rupiah keluarga.

Faridah, ibu Nisa, hanya seorang tukang cuci pakaian. Gajinya tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga dan membayar kontrakan di saat yang bersamaan.

Nugroho, ayah Nisa, tengah berbaring lemah. Rematik akut yang menyerang, terkadang membuatnya tak mampu berjalan. Seperti yang tengah ia alami saat ini. Otomatis ia tidak bisa mencari upah di luar rumah.

Adapun Nisa, ia belum juga mendapatkan pekerjaan usai di-PHK kala pandemi. Karena itulah ia meminta bantuan pada Athira. Memohon agar sahabatnya itu segera memberikan informasi jika ada lowongan kerja yang terbuka, di kantor tempatnya bekerja.

Dan hari ini, tibalah saat yang sangat dinanti-nantikan Nisa. Hari dimana ia akhirnya bisa berharap perjuangannya selama ini mencari kerja, berakhir dengan kemenangan (diterima bekerja).

Ia kini terlalu sibuk dengan urusan-urusannya. Dimulai dari menonton cara membuat Surat Lamaran Kerja yang baik di YouTube. Tentunya surat lamaran yang ia buat adalah yang tidak seragam seperti buatan kebanyakan orang.

Dilanjutkan dengan mengedit Curriculum Vitae lama menjadi lebih menarik. Ia mencantumkan beberapa kemampuan dan kompetensi yang mumpuni agar pihak perusahaan mau melirik berkasnya.

Tak lupa juga ia menyiapkan Fotocopy ijazah dan transkip nilai, Fotocopy KTP, dan selembar pas foto berukuran 3x4 dengan latar merah.

Semua berkas yang sudah siap itu ia susun dengan rapi, menyatukannya dengan penjepit kertas. Lalu memasukkannya ke dalam map berwarna jingga.

***

Pagi menyingsing, tatkala mentari berhasil membakar habis kesedihan kemarin. Hingga yang tersisa hanyalah kebahagiaan baru yang siap untuk diburu.

Kemarin, demi mendapatkan pekerjaan, Nisa menjual anting emas satu-satunya yang dipasangkan ibunya sejak ia balita.

Meski harganya tak seberapa, setidaknya hasil penjualan emas itu bisa ia gunakan selama mendaftar kerja. Yup, seperti sekarang ini. Uang itu akan ia gunakan untuk membayar sewa angkutan umum nantinya.

Nisa naik, duduk di dekat jendela. Kendaraan itu lalu melaju, dan berhenti setelah beberapa menit, tepat di depan perusahaan tempat Athira bekerja.

Nisa bergegas memberikan uang pada kernet yang berdiri di dekat pintu. Dan langsung saja melangkah menuju lobby perusahaan.

Di sana, sudah ada Athira yang sejak tadi menunggunya. Nisa segera menghampiri gadis yang tengah mengenakan dress selutut itu. Mereka saling menyapa, kemudian berjalan bersebelahan. Bersama-sama, mereka memasuki lift.

Di dalam, tangan mulus Thira menekan angka 5. Setibanya di lantai 5, Thira berjalan ke suatu ruangan, masih dengan diikuti Nisa.

“Maaf ya, kamu terpaksa saya tinggal. Banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan soalnya. Kumpul saja berkasmu di dalam,” ujarnya sebelum pergi.

Nisa mengangguk. Lalu berkata, “Thanks a lot, Thira.”

“Most welcome.”

Seperginya Thira dari hadapannya, Nisa memasuki ruangan yang ditunjukkan. Tatapan bak elang milik Qanita, yang tengah duduk di kursi kebesarannya, berhasil menghancurkan separuh semangat Nisa yang baru saja masuk ke ruangan.

Terlebih ketika perempuan cantik berbibir tebal itu mulai membuka mulut. “Pakai hijab terus?” tanyanya dengan sorot mata yang begitu fokus ke arah depan.

“Iya,” balas Nisa cepat.

“Kami tidak pernah menerima perempuan berhijab sebelumnya.” Nita memberi jeda. “Tapi keputusan final ada di tangan direktur. Berdoa saja supaya kamu diloloskan.”

“Iya, aamiin.” Hanya kata itu yang bisa Nisa katakan, sebelum ia terdiam agak lama.

“Anda boleh keluar sekarang. Kami akan mengirimkan pesan nanti malam kalau Anda lolos.”

Nisa tersenyum. “Baik, terima kasih sebelumnya.”

“Sama-sama.” Wajah Nita tetap saja datar, sama sekali tak berniat untuk membalas senyum hangat pelamar di hadapannya.

Seperginya Nisa dari situ. Seorang lelaki berpostur tinggi, bermata sayu menghampiri Nita. Ia adalah Farel, lelaki berusia 25 tahun, yang merupakan sepupu dari pemilik perusahaan tersebut. Satu-satunya lelaki yang mampu merundukkan sikap angkuh Nita.

Farel memeriksa berkas pelamar yang masuk. Tangannya berhenti di salah satu CV. Ketertarikan timbul ketika ia membaca kemampuan dan kompetensi yang tertera di atas kertas itu.

“Well, perempuan ini saja yang jadi staff baru kita.” Ia menyodorkan CV-nya pada Nita.

“What? Keputusanmu itu terkesan kurang ajar, Rel. Pak Arka pasti marah kalau kita meloloskan perempuan berhijab ini.” Saking speechlessnya, Nita spontan memijat kedua alisnya dengan kasar.

“Tenang saja. Kalau masalah itu, bisa saya bicarakan baik-baik dengan Arka. Yang terpenting itu, kita sudah dapat calon staff baru yang berkompeten.”

Bibir Farel yang tadinya berbentuk horizontal, kini berubah menjadi bentuk perahu. Rona merah juga bertaburan di pipinya. Seberapa keras pun ia menutupi, rona itu tetap tampak jelas.

Ditambah lagi matanya yang tidak bisa diajak kompromi. Mata sayu itu bahkan membulat kala melihat foto Nisa. Tak bisa berpaling barang sedetik pun. Arghhh, sungguh tak dapat ia tahan gejolak cinta di hatinya.

“Masih banyak berkas lain yang belum kamu baca. Jangan mentang-mentang karena perempuan itu cantik, kamu langsung pilih dia. Dasar buaya!” Nita langsung menarik paksa CV milik Nisa dari tangan Farel.

“Aish, Nita. Kamu kebiasaan sekali mengganggu orang yang sedang kasmaran. Makanya jatuh cinta juga, biar hidupmu lebih berwarna. Jangan bisanya cuman marah-marah terus.” Farel terkekeh kemudian.

“Saya sudah lama jatuh cinta, Rel. Kamunya saja yang tidak peka,” monolog Nita dalam hati.

“Lebih baik single keles. Daripada kamu, PDKT, pacaran, terus patah hati. Ujung-ujungnya curhat ke saya. Semua cewek sama saja, buaya betina. Begitu kan?”

“Saya yakin, perempuan ini beda Nit. Lihat saja mukanya, auranya, uhhh positive vibes sekali.”

“Terserah kamu lah Rel mau bicara apa. Minggir sana! Saya lapar, mau makan.” Nita mendorong pelan tubuh Farel yang menghalangi jalan keluarnya.

Farel menyusulnya. “Berhubung hari ini saya senang, saya traktir kamu makan. Gimana? Mau kan?”

“Tidak usah, saya masih punya uang untuk bayar makanan sendiri.”

“Okay, terserah kamu saja. Jangan menyesal ya!”

“Iyyuhhh, will never Farel.”

Terpopuler

Comments

Ninin Primadona

Ninin Primadona

👍😍
ini aku baru baca..
semoga bagus

2023-07-20

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

lanjut

2023-04-22

1

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-02-07

3

lihat semua
Episodes
1 Melamar
2 Pengagum Rahasia
3 Kebencian Arkana Pradipta
4 Terpikat Annisa
5 Berdua
6 Karakter Ganda
7 Arkana Pahit Lidah
8 Singkirkan Nisa
9 Normal
10 Gadis Murahan
11 Tuduhan Jahat Arkana
12 Humble Maher
13 Ludes
14 Tambah Lagi
15 Cumbuan Yang Gagal
16 Biang Kerok
17 Dijebak
18 Farel Murka
19 Impian Nita Terwujud
20 Letting Goes
21 Dipecat
22 Bro Daniel
23 Arka Dipaksa Nikah
24 Lamar Dia!
25 Takut
26 Nikah Day
27 Dalam Naungan Mansion
28 Bahan Ghibah
29 Dikuatin
30 Tamu Awet
31 Usai Bertengkar Hebat
32 Mertua Datang
33 Anakzzz
34 Yang Pertama
35 Takut Ketahuan Dara
36 Bayi Besar
37 Ospek
38 Mertua Kepo
39 Mantu Idaman Mama
40 Arkana Ketahuan
41 Honeymoon
42 Hello Indonesian!
43 Nama Baik Perusahaan
44 After Honeymoon
45 Cincin
46 Janji Nisa
47 Nisa Atau Dara
48 Coz Dara
49 Pecah
50 Bukan Saya
51 Muak Pada Arkana
52 Kok Jemput?
53 Dugaan
54 Kayak Perangko
55 Teaching Each Others
56 Jangan Mendekatinya!
57 Mengingatkan
58 Fakta Terungkap
59 Ceraikanlah Saja Cintaku
60 Bukan Dia
61 Tugas
62 Bergandengan Tangan
63 Kediaman Untuk Mertua
64 Mulai Memantau
65 Mesum
66 Membulatkan Tekad
67 Kamu Tak Termaafkan
68 Arkana Gendeng
69 Possessive
70 Delegasi Divisi
71 Ekspansi ke Sulbar
72 Fakta Terkuak
73 Putus
74 Nisa Hamil
75 Tak Apa Berpisah
76 Bawaan Bayi
77 Ikut
78 Balik Indonesia
79 Tak Sengaja Bertemu
80 Bertemu Lagi
81 Rindu
82 Nita Pergi
83 Dilamar Lelaki Lain
84 Pilihan Nita
85 Nikah
86 Thanksgiving
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Melamar
2
Pengagum Rahasia
3
Kebencian Arkana Pradipta
4
Terpikat Annisa
5
Berdua
6
Karakter Ganda
7
Arkana Pahit Lidah
8
Singkirkan Nisa
9
Normal
10
Gadis Murahan
11
Tuduhan Jahat Arkana
12
Humble Maher
13
Ludes
14
Tambah Lagi
15
Cumbuan Yang Gagal
16
Biang Kerok
17
Dijebak
18
Farel Murka
19
Impian Nita Terwujud
20
Letting Goes
21
Dipecat
22
Bro Daniel
23
Arka Dipaksa Nikah
24
Lamar Dia!
25
Takut
26
Nikah Day
27
Dalam Naungan Mansion
28
Bahan Ghibah
29
Dikuatin
30
Tamu Awet
31
Usai Bertengkar Hebat
32
Mertua Datang
33
Anakzzz
34
Yang Pertama
35
Takut Ketahuan Dara
36
Bayi Besar
37
Ospek
38
Mertua Kepo
39
Mantu Idaman Mama
40
Arkana Ketahuan
41
Honeymoon
42
Hello Indonesian!
43
Nama Baik Perusahaan
44
After Honeymoon
45
Cincin
46
Janji Nisa
47
Nisa Atau Dara
48
Coz Dara
49
Pecah
50
Bukan Saya
51
Muak Pada Arkana
52
Kok Jemput?
53
Dugaan
54
Kayak Perangko
55
Teaching Each Others
56
Jangan Mendekatinya!
57
Mengingatkan
58
Fakta Terungkap
59
Ceraikanlah Saja Cintaku
60
Bukan Dia
61
Tugas
62
Bergandengan Tangan
63
Kediaman Untuk Mertua
64
Mulai Memantau
65
Mesum
66
Membulatkan Tekad
67
Kamu Tak Termaafkan
68
Arkana Gendeng
69
Possessive
70
Delegasi Divisi
71
Ekspansi ke Sulbar
72
Fakta Terkuak
73
Putus
74
Nisa Hamil
75
Tak Apa Berpisah
76
Bawaan Bayi
77
Ikut
78
Balik Indonesia
79
Tak Sengaja Bertemu
80
Bertemu Lagi
81
Rindu
82
Nita Pergi
83
Dilamar Lelaki Lain
84
Pilihan Nita
85
Nikah
86
Thanksgiving

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!