Terpikat Annisa

Langit mulai menguning. Ini memang sudah pukul 5 sore. Sudah saatnya para karyawan pulang. Begitulah yang dilakukan Nisa dan seorang koleganya saat ini.

Mereka menuju lift, dan cus menekan angka 1. Tanpa menunggu lama, tibalah mereka di lobby. Dua perempuan tersebut kembali melangkah, keluar dari bangunan megah tempatnya mengais rupiah.

Mereka kembali berjalan ke tempat biasanya angkutan umum lewat. Sayangnya, kendaraan pengantar publik itu tak kunjung menghampiri.

Di saat mereka mulai jenuh menanti, tetiba ada mobil pribadi yang berhenti tepat di depan mereka. Si empunya mobil pun membuka kaca. “Ayo masuk,” tuturnya.

Nisa dan rekannya saling memandang, sejenak. Rasanya agak bagaimana jika karyawan biasa seperti mereka diantar bosnya sendiri.

Kali ini Farel sedikit mendesak. “Ayo naik! Tidak usah sungkan. Tenang saja, kita semua searah kok.”

Dua wanita geulis itu akhirnya membuka mobil. Duduk di jok tengah. Saat posisi duduk mereka sudah bagus, Farel bergegas melajukan mobilnya.

Tak ada percakapan di perjalanan mereka. Yang terdengar hanya lagu-lagu Barat kesukaan Farel. Talking to the Moon, She’s Gone, dan beberapa lagu ciptaan Linkin Park.

Jika dahulu, orang-orang mengunci diri di rumah saat senja. Sekarang malah kebalikannya, banyak muda-mudi yang makan sambil menikmati indahnya sunset di taman kota.

“Enak banget jadi mahasiswa. Masih bisa bersantai ria tanpa memikirkan masa depan. Huffttt,” monolog Nisa dalam hati.

A few moments later...

“Stop di sini saja Pak. Rumah saya masuk gang soalnya,” pinta perempuan yan sedari tadi membersamai Nisa.

Farel mengindahkan ucapan bawahannya tersebut, mobil pun berhenti.

“Terima kasih banyak Pak,” lanjut karyawannya yang langsung ia balas dengan anggukan.

Farel lanjut memainkan setir. Seperti sedia kala, ia dan Nisa membisu.

Saat ini, ia hanya mendengarkan suara mobil yang menderu, karena ia telah mematikan musik favoritnya. Berharap perempuan yang nebeng di mobilnya akan bicara jika musik dimatikan.

Bagaimanapun, trick-nya tak kunjung berhasil. Hingga ia melajukan mobil ke arah yang berlawanan dari rumah Nisa.

“Rumah saya bukan di sebelah sana Pak,” seru Nisa seraya menggigit ibu jarinya.

“Iya, nanti saya antar kamu pulang. Kita ke restoran dulu. Saya lapar sekali, tadi tidak take a lunch di kantor.”

“Oh, iya Pak.” Nisa akhirnya berhenti melakukan aktivitas refleksnya saat cemas. Yeah, jarinya kini tak lagi ia gigit.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah restoran yang cukup sepi akan pengunjung. Entah sepi karena makanan yang disediakan tidak enak. Atau justru harganya yang sulit dijangkau masyarakat awam.

Nisa menelisik pada kendaraan beroda empat yang terparkir. Melihat mobil-mobil yang ada di situ, ia langsung berspekulasi, bahwa restorannya sepi karena memang hanya orang-orang tertentu yang bisa menebus makanannya.

Usai mematikan mesin mobil. Farel membelai rambutnya, lalu mengibaskannya. Mirip seperti iklan shampoo di TV yang biasa kita tonton.

Ia keluar. Entah sudah berapa menit ia berdiri, tapi perempuan yang ditaksirnya di dalam tak kunjung meninggalkan tempat.

Ia berinisiatif menuju pintu tengah. Membukanya kemudian berkata, “Kenapa kamu tidak keluar?”

“Saya tunggu di sini saja Pak.”

Sial, bahkan suara Nisa saja mampu menaklukkan hatinya yang kosong akan kasih sayang seorang perempuan.

Bukan kosong karena tidak laku. Memang ia saja yang enggan mendekati wanita. Istilah kata, belum ada yang sreg.

Ente, kadang-kadang ya...

“Saya tidak enak kalau kamu tidak ikut masuk,” balas Farel dengan suara berat. Berupaya memikat Nisa dengan mengeluarkan suara baritonnya.

“Bagaimana mau masuk, Pak? Saya kan tidak punya uang. Boro-boro beli makanan, bayar kontrakan saja belum,” tutur Nisa dalam hati.

Farel kembali masuk ke mobil karena Nisa yang tidak bereaksi sama sekali.

“Loh. Tidak jadi makan, Pak?”

“Nanti saja di rumah. Saya tidak sampai hati meninggalkan kamu sendirian di sini. Nanti kalau terjadi apa-apa, saya juga yang kena imbasnya.”

“Eh, kalau begitu saya ikut masuk saja Pak.”

Terpopuler

Comments

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

ternyata diam² Farel menyukai annisa yah...wuah² saingan dengan atasan sendiri donk tar 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-01-13

1

Buna_Qaya

Buna_Qaya

Farrel lempar jurus pasrah yang akhirnya termakan oleh perasaan gak enak anisha🤭🤭
nyicil segini dulu ya kak🙏🙏
cerita nya bagus, nanti aku rate bintang full

2022-10-10

2

Nur meini

Nur meini

Farel semoga berjodoh sama Nisa, Serasa ikut dalam cerita mu thor,... 🥰

2022-10-01

3

lihat semua
Episodes
1 Melamar
2 Pengagum Rahasia
3 Kebencian Arkana Pradipta
4 Terpikat Annisa
5 Berdua
6 Karakter Ganda
7 Arkana Pahit Lidah
8 Singkirkan Nisa
9 Normal
10 Gadis Murahan
11 Tuduhan Jahat Arkana
12 Humble Maher
13 Ludes
14 Tambah Lagi
15 Cumbuan Yang Gagal
16 Biang Kerok
17 Dijebak
18 Farel Murka
19 Impian Nita Terwujud
20 Letting Goes
21 Dipecat
22 Bro Daniel
23 Arka Dipaksa Nikah
24 Lamar Dia!
25 Takut
26 Nikah Day
27 Dalam Naungan Mansion
28 Bahan Ghibah
29 Dikuatin
30 Tamu Awet
31 Usai Bertengkar Hebat
32 Mertua Datang
33 Anakzzz
34 Yang Pertama
35 Takut Ketahuan Dara
36 Bayi Besar
37 Ospek
38 Mertua Kepo
39 Mantu Idaman Mama
40 Arkana Ketahuan
41 Honeymoon
42 Hello Indonesian!
43 Nama Baik Perusahaan
44 After Honeymoon
45 Cincin
46 Janji Nisa
47 Nisa Atau Dara
48 Coz Dara
49 Pecah
50 Bukan Saya
51 Muak Pada Arkana
52 Kok Jemput?
53 Dugaan
54 Kayak Perangko
55 Teaching Each Others
56 Jangan Mendekatinya!
57 Mengingatkan
58 Fakta Terungkap
59 Ceraikanlah Saja Cintaku
60 Bukan Dia
61 Tugas
62 Bergandengan Tangan
63 Kediaman Untuk Mertua
64 Mulai Memantau
65 Mesum
66 Membulatkan Tekad
67 Kamu Tak Termaafkan
68 Arkana Gendeng
69 Possessive
70 Delegasi Divisi
71 Ekspansi ke Sulbar
72 Fakta Terkuak
73 Putus
74 Nisa Hamil
75 Tak Apa Berpisah
76 Bawaan Bayi
77 Ikut
78 Balik Indonesia
79 Tak Sengaja Bertemu
80 Bertemu Lagi
81 Rindu
82 Nita Pergi
83 Dilamar Lelaki Lain
84 Pilihan Nita
85 Nikah
86 Thanksgiving
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Melamar
2
Pengagum Rahasia
3
Kebencian Arkana Pradipta
4
Terpikat Annisa
5
Berdua
6
Karakter Ganda
7
Arkana Pahit Lidah
8
Singkirkan Nisa
9
Normal
10
Gadis Murahan
11
Tuduhan Jahat Arkana
12
Humble Maher
13
Ludes
14
Tambah Lagi
15
Cumbuan Yang Gagal
16
Biang Kerok
17
Dijebak
18
Farel Murka
19
Impian Nita Terwujud
20
Letting Goes
21
Dipecat
22
Bro Daniel
23
Arka Dipaksa Nikah
24
Lamar Dia!
25
Takut
26
Nikah Day
27
Dalam Naungan Mansion
28
Bahan Ghibah
29
Dikuatin
30
Tamu Awet
31
Usai Bertengkar Hebat
32
Mertua Datang
33
Anakzzz
34
Yang Pertama
35
Takut Ketahuan Dara
36
Bayi Besar
37
Ospek
38
Mertua Kepo
39
Mantu Idaman Mama
40
Arkana Ketahuan
41
Honeymoon
42
Hello Indonesian!
43
Nama Baik Perusahaan
44
After Honeymoon
45
Cincin
46
Janji Nisa
47
Nisa Atau Dara
48
Coz Dara
49
Pecah
50
Bukan Saya
51
Muak Pada Arkana
52
Kok Jemput?
53
Dugaan
54
Kayak Perangko
55
Teaching Each Others
56
Jangan Mendekatinya!
57
Mengingatkan
58
Fakta Terungkap
59
Ceraikanlah Saja Cintaku
60
Bukan Dia
61
Tugas
62
Bergandengan Tangan
63
Kediaman Untuk Mertua
64
Mulai Memantau
65
Mesum
66
Membulatkan Tekad
67
Kamu Tak Termaafkan
68
Arkana Gendeng
69
Possessive
70
Delegasi Divisi
71
Ekspansi ke Sulbar
72
Fakta Terkuak
73
Putus
74
Nisa Hamil
75
Tak Apa Berpisah
76
Bawaan Bayi
77
Ikut
78
Balik Indonesia
79
Tak Sengaja Bertemu
80
Bertemu Lagi
81
Rindu
82
Nita Pergi
83
Dilamar Lelaki Lain
84
Pilihan Nita
85
Nikah
86
Thanksgiving

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!