My Bos, My Husband

My Bos, My Husband

Bab 1

"Paman..." Kayra berlari menuju mobil yang sudah berhenti di depan sekolah nya sambil melambaikan tangannya.

"Nanti jatuh." Ujar Azzam khawatir, saat melihat gadis berseragam sekolah menengah atas itu berlari cepat ke arah mobilnya terparkir, padahal gadis itu mengenakan rok yang panjang.

"Patah gigi mu nanti." Seseorang di kursi belakang mengejek Kayra yang baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi mobil.

"Bang Azka.." Teriak Kayra saat melihat kakak sepupunya yang berada di luar negeri, kini berada di dalam mobil yang sama dengannya.

"Ngga usah teriak-teriak, Kay. Azka ga budek kok." Ucap Arkana pelan, namun, mampu membuat Kayra cemberut.

"Bang Arka nih kayaknya sensi banget sama aku." Ucap Kayra sambil menatap Arkana tidak suka karena kekhawatiran laki-laki yang terlalu berlebihan. Belum lagi Arkan selalu menegurnya dengan kata-kata yang selalu membuatnya kesal.

Azam tertawa kecil, kemudian mengusap puncak kepala keponakannya yang tertutup hijab itu dengan sayang.

"Pakai sabuk pengaman kamu. Paman belum mu di bunuh sama Papa kamu." Perintah Azam.

Setelah memastikan Kayra sudah duduk dengan nyaman di sampingnya, laki-laki tampan itu segera melajukan mobil meninggalkan gerbang sekolah Kayra menuju kediaman kedua orang tuanya yang sekarang di tempati oleh Alfan.

Beberapa saat melaju di jalanan yang cukup padat, kini mobil Azam mulai memasuki gerbang rumah Alfan. Semua orang sudah bersiap menunggu kedatangan mereka di sana.

Semua orang yang berada di dalam mobil, keluar dari kereta besi itu dan melangkah menuju rumah.

"Kok lama?" Tanya Trias pada Azam saat suaminya itu sudah masuk ke dalam rumah.

"Iya, kan habis jemput Arka aku ke Bandara dulu jemput Azka. Lalu singgah di sekolahnya Kay." Azam mengecup kepala istrinya.

"Bang Ai.." Ujar Kayra saat melihat pemuda yang sudah lama tidak bertemu, kini sedang memasuki ruangan di mana dirinya berada sambil membawa sebuah nampan berisi sayuran

"Lama-lama bibir mu itu akan benar-benar pecah. Bisa ngga kamu berjalan seperti biasa saja, ga usah lari-lari kayak gitu?" Tegur Arkana.

Aidan tersenyum kecil melihat kakak sepupunya yang terlihat begitu mengkhawatirkan adik mereka.

"Ada titipan dari Kak Nala buat kamu." Aidan mengusap kepala Kayra yang tertutup hijab.

"Buku ya, Bang." Tebak Kayra dan langsung diangguki oleh Aidan.

"Pacar Bang Ai emang the best pokok nya." Kayra mengangkat kedua tangannya, lalu mengancingkan kedua jempolnya ke arah Aidan. "Kenapa ga di ajak ke mari, Bang?" Tanya Kayra.

"Nala ada kegiatan yang tidak bisa di tinggalkan di kampus. Nanti Abang bakal ajak kamu ke sana." Ujar Aidan langsung membuat Kayra berbinar.

"Ngga usah janjiin yang mustahil sama dia, Ai. Kamu kan tahu Paman Alfan ga bakal izinin Kay pergi jauh-jauh." Ujar Arkana menimpali dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kayra.

"Ngga usah dengarin dia Bang. Dia emang mirip banget sama Papa." Bisik Kayra, dan langsung membuat Aidan tertawa geli.

"Ayo kita ke taman belakang." Ajak Aidan.

"Aku mau mandi dulu, Bang. Ganti baju juga." Tolak Kayra, karena memang tubuhnya minta untuk di bersihkan setelah seharian beraktivitas di sekolah.

Aidan mengangguk. Mengusap kepala Kayra sebentar, lalu melanjutkan langkahnya menuju taman belakang di mana para orang tua mereka sedang menunggu.

"Bang Arka ga kebelakang? Apa mau nungguin Kayra di sini?" Tanya Aidan sambil menahan tawa karena mendapati Arkan terus menatap khawatir gadis yang baru saja berlari menaiki anak tangga.

"Ini mau ke belakang." Jawab Arkana lalu melangkah menuju taman belakang..

Aidan mengikuti Arkana dari belakang sambil menahan tawa karena sikap berlebihan di bungkus dengan kata-kata mengesalkan dari kakak sepupunya itu.

"Jangan terlalu menekannya, Bang. Kasian dia kalau kita juga ikut-ikutan posesif kayak Paman Alfan." Ujar Aidan.

"Jangan ajak dia ke sana, Ai." Ujar Arkana memperingati.

"Nggak kok. Aku juga masih sayang hidup ku." Ucap Aidan tertawa kecil. Dia tahu bagaimana posesif pamannya jika mengenai Kayra.

Saat tiba di taman belakang, Arkana menyalami punggung tangan para orang tua yang ada di sana.

Daren dan Azam yang memang sudah bersahabat sejak lama, sedang membahas perusahaan keduanya. Aidar pun ikut bergabung dengan Abang dan iparnya itu, walau ia jarang membahas tentang bisnis nya. Berbeda dengan Alfan yang hanya terus mengikuti Kia ke mana pun istrinya itu pergi.

"Untung aja kamu ga gila karena kelakuan suami mu ini." Ujar Daniza sambil menunjuk kakak kandungnya. "Bang tinggalkan kami, ayo pergi sana. Tuh tempat para lelaki di sana." Kesal wanita cantik itu sambil menunjuk ke arah suami dan kedua kakak nya.

"Ngga suka. Aku udh bosan sama mereka." Jawab Alfan acuh membuat Daniza memutar bola matanya malas. Kia hanya tertawa geli karena pertengkaran kedua bersaudara itu.

"Udah biarin aja, Niz." Tiara menimpali. Trias pun ikut mengangguk membenarkan kalimat kakak nya.

"Aku kesal ih. Untung aja Kia ga gila dengan kelakuannya ini." Jawab Daniza.

Alfan hanya menjulurkan lidah nya menggoda Daniza sama seperti dulu ketika ia ingin membuat adiknya itu menangis.

"Aduh..." Teriak Alfan saat spatula yang berada di tangan Daniza mendarat dengan sempurna di kepalanya.

"Pergi gak!" Daniza hendak kembali memukul Alfan, agar kakak nya itu segera pergi dari tempat para perempuan beraktivitas.

Alfan beranjak dari atas tempat duduknya, lalu mencubit pipi Daniza gemas.

Di ujung sana, Danira hanya tersenyum melihat kelakukan Alfan yang memang tidak pernah berubah sejak dulu. Putranya itu akan selalu membuat putri nya menjerit kesal.

"Jangan jahat-jahat sama suami ku, Niz." Ucap Kia saat Daniza sudah kembali ke tempat semula dan melanjutkan pekerjaannya.

"Wah, kamu baik banget Kia. Kamu ga kesal dapat suami kayak gitu? Kamu benar-benar wanita penyabar." Ucap Daniza.

Kia hanya tertawa mendengar kalimat penuh kekesalan dari adik iparnya. Tapi memang hal itulah yang paling dia rindukan dari Alfan. Sikap berlebihan laki-laki yang paling dia tunggu di setiap hari mereka.

"Wah gadis cantik sudah segar." Daniza menatap keponakannya yang baru saja bergabung dengan mereka.

Kayra menyalami punggung tangan ibu dan tante-tante nya satu per satu.

"Bentar lagi Kay udah mau jadi mahasiswa ya." Tiara menatap gadis cantik itu dengan kagum.

"Iya, Aunty." Jawab Kayra sopan.

"Jadi mau kuliah di mana?" Tanya Tiara.

"Di kampus nya Arkana." Kami ini Trias yang menjawab.

"Wah, padahal Aunty mau ajak kamu kuliah di kampus Bang Ai aja." Tiara kembali bersuara.

"Kay mau banget, di sana juga ada Kak Nala. Tapi Papa pasti ga bakal izinin." Jawab Kayra cemberut.

Kia tertawa geli. Kayra memang tidak seperti dirinya yang suka dengan sikap berlebihan Alfan. Kayra justru selalu cemberut jika Alfan mulai bersikap berlebihan. Namun, yang membuat Kia suka, Kayra tidak pernah membantah apapun yang di perintahkan Alfan pada putrinya ini.

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Lanjut thor semangat 💪💪💪

2022-09-30

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

butuh refresh lagi kayanya aku
ini msh sequel nya wanita kedua kan ya...kayra ini cucunya dr danira dan Arion kan ya dr anaknya Alfan abangnya daniza...trs daniza nikahnya sama sepupunya kan ya duh lupa namanya siapa yg papahnya Al Fatih yg direbutin sama ayiman anaknya Aira dan abizar

2022-09-24

1

Dawimah

Dawimah

oh pindah sini ya Thor baru tahu ..sy tunggu kmarin k0g gk up2ctrnyta disini...sukses sll thor lup you😍😍😍

2022-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!