Bab 5

Di benua yang lain, tepatnya di negeri yang terkenal dengan negerinya Paman Sam, Azka terjaga dari dalam kamar tanpa sehelai benang yang melekat di tubuhnya. Yang membuat nya lebih terkejut adalah, ada seorang gadis sedang terlelap di atas ranjang yang sama dengannya, juga dalam keadaan tak berpakaian.

Ingatannya kembali berkelana beberapa jam yang lalu. Namun, tiba-tiba gadis yang sedang terlelap di sampingnya menarik selimut dan menutupi tubuh nya. Kepanikan pun begitu jelas di wajah gadis itu karena mendapati dirinya dalam keadaan tak berbusana bersama seorang laki-laki di dalam sebuah kamar.

"Azka?" Ucap gadis itu bingung. Ia memukul-mukul kepalanya yang masih terasa pening entah apa penyebabnya ia pun tidak tahu.

"Kamu siapa?" Tanya Azka bingung. Pasalnya ia tidak mengenali gadis berwajah blasteran di samping nya ini.

Gadis itu menciut. Ia tahu, laki-laki di hadapannya ini salah sala satu anak Indonesia yang cukup si hormati di antara mereka. Dan tentu saja, orang seperti Azka tidak akan mengenali dirinya.

"Kamu menjebak aku, iya?" Tuduh Azka. Bukan tanpa alasan, pasalnya kejadian seperti ini sudah sering kali terjadi, dan ini yang terparah. Biasanya ia masih bisa menguasai diri, dan memilih pulang ke apartemennya, tapi malam ini ia sudah berakhir tanpa sehelai benang pun di atas ranjang.

Menurut orang-orang yang ada di sini, hal-hal seperti ini salah hal yang biasa, tapi tidak baginya. Walaupun ia memiliki banyak uang yang bisa ia gunakan untuk bersenang-senang di sini.

Gadis itu beranjak dari atas ranjang sambil menarik selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. Alhasil teriakan Azka memenuhi kamar mewah itu.

"Diam, bodoh. Kita tidak tahu kita sedang berada di mana." Kesal wanita itu sambil melemparkan satu buah bantal ke arah Azka. Ia lalu memunguti pakaiannya yang sudah berserakan di atas lantai, dan bergegas melangkah menuju kamar mandi.

"Azka, kata teman-temanku, pertama kali melakukannya pasti akan terasa sakit. Kok aku biasa saja?" Gadis yang hanya berbalut selimut itu kembali menoleh ke arah Azka yang hanya menutupi tubuhnya dengan bantal.

"Melakukan apa? Apa yang sakit?" Tanya Azka beruntun.

"Hadeh, ga usah lah." Gadis itu melanjutkan langkah nya dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar itu.

Sepeninggal gadis yang entah siapa itu menuju kamar mandi, Azka pun bergegas memunguti satu persatu pakaiannya yang berserakan di atas Kanti, dan bergegas mengenakannya. Hari ini benar-benar kesialan baginya. Yah, setelah ini, dia pasti akan segera di minta pulang ke Indonesia dan di eksekusi di sana.

Saat melihat wanita yang tadi masuk ke dalam kamar mandi, sudah kembali melangkah keluar dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana, Azka segera mengancingkan kemejanya dengan cepat.

"Kamu pelayan itu?" Tebak Azka.

"Yah, ini hotel tempat kalian berpesta semalam. Aku bekerja paruh waktu di sini." Jawab wanita itu.

"Kamu sengaja mau menjebak ku?" Tuduh Azka lagi.

"Buat apa?" Tanya wanita itu.

Azka terdiam. Iya juga ya, buat apa juga seorang wanita bersusah payah menjebak laki-laki agar meniduri nya.

"Jadi bagaimana bisa kita berakhir di tempat ini?" Tanya Azka.

"Aku ngga ingat apa yang terjadi semalam." Jawab wanita itu acuh. Ia lalu beranjak menuju ranjang untuk memastikan sesuatu. "Jika apa yang di katakan teman ku benar, itu berarti tidak ada yang terjadi di antara kita." Ucap wanita itu lagi.

Azka menghembuskan nafas lega.

"Benarkah begitu?" Tanya Azka polos membuat gadis itu mengerutkan keningnya heran.

"Yah, tidak ada darah di ranjang. Dan aku merasa biasa-biasa saja, tidak ada rasa perih atau apapun yang di ceritakan temanku itu." Jelas wanita itu lagi.

Azka mengangguk-angguk.

"Kalau begitu aku kembali ke bawah. Sebentar lagi aku mau masuk kerja." Pamit wanita itu. "Oh iya, apapun yang terjadi di sini, cukup kita berdua saja yang tahu." Sambungnya.

Azka kembali mengangguk mengerti.

"Boleh minta tolong ga?" Tanyanya.

Gadis itu terdiam sebentar di depan pintu kamar hotel.

"Bisa pinjam uang ga? Aku ngga tahu dompet ku ketinggalan di mana." Ucap Azka.

Gadis itu mengelilingi ruangan mewah itu dengan netra nya, mencari benda yang baru saja di ucapkan oleh laki-laki yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat nya itu.

Beberapa saat kemudian, ia merogoh kantong seragam kerjanya. Beruntung ia menemukan selembar uang dari saku itu. Ia lalu memberikannya pada Azka.

"Aku akan mengganti nya." Ucap Azka.

"Tidak perlu. Jangan sampai kita ketemu lagi. Nama kamu akan rusak nanti." Jawab gadis itu. Dia cukup mengenal nama Azka di lingkungan mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di tempat ini, dan banyak mahasiswa lain yang akan melakukan apa saja untuk menjatuhkan mahasiswa yang cukup terpandang seperti Azka.

Setelah mengatakan itu, dengan hati-hati ia keluar dari kamar itu, dan melangkah cepat menuju lantai bawah di maja ruang khusus para karyawan berada.

Tidak ada yang perlu di takutkan, apalagi harus memperbesar masalah di antara mereka. Toh, tidak ada yang terjadi, buktinya hari ini ia masih bisa melangkah seperti biasanya. Ia tahu, ada seseorang yang sengaja ingin menghancurkan kehidupan Azka di sini, dengan mengorbankan dirinya. Dan jika dirinya menyatakan keberatan dengan keadaan yang ia dapati pagi ini, maka tidak hanya Azka yang akan hancur, tetapi juga dirinya.

Jika Zaka, pasti akan kembali baik-baik saja setelah keluar dari Negera ini. Karena laki-laki itu punya banyak uang untuk bisa menyelamatkan hidup, tapi tidak dengannya.

"Kenapa kamu masih memakai pakaian itu, Anna." Tegur salah seorang karyawan yang ada di sana.

"Aku sudah tiba sejak pagi ini. Tadi ada seorang tamu yang meminta ku untuk membersihkan ruangan nya." Jawab gadi bernama Anna itu.

Namun, sepertinya wanita yang terlihat sudah cukup tua itu tidak percaya dengan jawaban yang baru saja di ucapkan oleh rekan kerjanya. Pasalnya, Anna justru mengambil atau set pakaian lain dari dalam loker nya, dan mengganti pakaian yang ia kenakan.

"Berhati-hatilah dengan tamu, Anna. Jangan sembarang di tempat ini. Ingat tujuan mu ke sini." Ujar wanita itu kembali memperingati agar rekan kerja nya itu tidak melebihi batas. Memang, bekerja di tempat seperti ini banyak godaan yang cukup menggiurkan, terlebih wanita-wanita Asia seperti mereka.

Gadis bernama Anna itu hanya menghembuskan nafas nya berat. Kapan tujuannya itu akan terkabul, agar bisa secepatnya kembali ke tanah kelahirannya. Sepertinya angan itu masih sulit untuk ia gapai. Jika dirinya hanya akan fokus dengan mata kuliah seperti mahasiswa Indonesia yang lain. ..

Ah, sudah lah. Nasib setiap orang memang berbeda-beda. Dan tidak perlu membandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan kita.

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

siapa yg udh ngejebak mereka

2022-09-25

0

Reni giany

Reni giany

kok zaka thor🤭

2022-09-22

0

Reni giany

Reni giany

lugu apa pura² lugu

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!