Sebuah restoran mewah menjadi tempat pertemuan Arkan dengan klien bisnisnya malam ini. Salah satu ruang privat di restoran itu, sudah di sediakan oleh Kayra terlebih dahulu sebelum berangkat. Ia tahu, bagaiman bawal nya Arkana jika masih harus menunggu dirinya memesan tempat..
Saat tiba di restoran itu, Kayra mengabari jika klien mereka sudah tiba di sejak dua puluh menit yang lalu di tempat pertemuan. Kayra pun sudah mengabarkan kepada asisten klien mereka, mengenai tempat yang sudah ia siapkan untuk pertemuan malam ini.
"Kamu sudah bilang ya kalau aku paling ngga suka menunggu." Arkana mengusap kepala Kayra yang tertutup hijab.
Kayra menoleh ke sisi kanan dan kirinya. Tatapan orang-orang yang sedang menikmati makan malam, kini tertuju ke arahnya.
"Bang, kita ini Bos dan Sekretaris. Bersikaplah profesional." Bisik Kayra kesal.
Arkana hanya tergelak, sambil terus melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan protes yang keluar dari bibir adik nya.
"Saya sudah memesan ruangan, atas nama Kayra Pratama." Ucap Kayra pada petugas restoran.
Wanita cantik yang sedang diajak Kayra berbicara, tersenyum ramah, lalu mengantar Kayra dan Arakan menuju ruang private di mana Rangga sedang menunggu.
Saat Kayra dan Arkana tiba di dalam ruangan itu, lelaki yang entah sedang membahas apa dengan asistennya, segera berdiri dari tempat duduknya untuk menyambut kedatangan kliennya.
"Rangga Mahendra?" Arkana mengulurkan tangannya untuk menyalami laki-laki yang juga sedang mengulurkan tangan ke arahnya.
Lelaki yang bernama Rangga itu tersenyum, kemudian mengangguk membenarkan pertanyaan dari kliennya.
"Saya Arkana Pratama, dan ini Sekretaris saya, Kayra." Ucap Arkana..
Kayra mengulurkan tangannya, dan ikut menyalami laki-laki yang kini mengulurkan tangan ke arah nya.
"Bos dan Sekretaris Kesayangan." Ujar Rangga.
Arkana mengerutkan keningnya.
"Oh, saya mendengar rumor. Tapi tidak apa-apa, hubungan romantis antara Bos dan sekretaris sudah sering terjadi di dunia pekerjaan." Ujar Rangga lagi membuat Arkana semakin tidak suka.
"Kita bertemu di sini ingin membahas bisnis, bukan masalah pribadiku." Jawab Arkana.
Rangga tertawa mendengar kalimat penuh ketegasan itu.
"Jangan terlalu serius, Pak Arka. Kita santai saja dulu." Ujar nya. "Sesil." Rangga mengulurkan tangan ke arah asistennya. Beberapa saat kemudian, berkas mengenai bisnis yang akan mereka kerjakan bersama, sudah berpindah ke tangannya. Entah ke mana perginya wajah penuh humor tadi. Kini, Rangga berubah menjadis serius, sambil sesekali melirik ke arah Kayra yang juga sedang sibuk menyiapkan berkas seperti miliknya.
Yang tidak laki-laki itu tahu, Arkana sama sekali tidak melepaskan pandangan darinya. Tidak, apapun yang mengganggu Kayra, pasti tidak akan pernah luput dari tatapannya.
"Ini, Pak."
Dokumen yang tadinya sedang di periksa Kayra, kini sudah berpindah ke tangan Arkana.
Rangga masih terus memperhatikan Kayra. Benar, gadis yang berada di hadapannya ini, jika di lihat dengan teliti begitu mirip dengan laki-laki yang tidak pernah menginginkan kehadirannya sejak dulu.
Tidak salah lagi, inilah anak yang di ceritakan sang Ibu padanya. Anak dari wanita yang di cintai mati-matian okeh Ayahnya, namun, memilih menikah ab hidup dengan orang lain.
Beberapa saat Arkana memeriksa perjanjian kerja itu, ia kembali mendapati Rangga memperhatikan Kayra. Entah mengapa, sejak kedatangannya dengan Kayra di ruangan ini, tatapan Rangga tidak pernah lepas dari adik nya ini..
"Maaf saya tidak bisa melanjutkan kerja sama nya." Arkana meletakkan berkas yang kata Kayra di kirimkan oleh pihak perusahaan Ganedra itu, ke atas meja yang ada di hadapannya.
"Kenapa, Pak?" Tanya Kayra heran. Karena menurutnya, perjanjian kerja itu sudah sangat pas seperti yang di inginkan Arkana.
"Aku tidak merasa cocok menjalin kerja sama dengan nya." Jawab Arkana acuh, walau alasannya itu terkesan tidak masuk akal menurut Kayra.
Rangga menarik sudut bibirnya. Tersenyum kecil melihat sikap yang di ambil Arkana.
"Apa kamu takut aku akan merebut sekretaris kesayangan mu?" Tanya Rangga.
Arkana beranjak dari atas kursi yang ia duduki. Meraih tangan Kayra dan hendak membawa adiknya keluar dari sana. Sejujurnya, Alfan sudah mengingatkan tentang keluarga Kayra dulu, namun, ia berpikir saat perusahaan Ganedra ingin menjalin kerja sama dengannya, memang murni ingin mendapatkan hasil yang memuaskan. Namun, saat melihat reaksi Rangga yang terus saja memperhatikan Kayra, ada rasa curiga jika laki-laki ini memiliki niat lain.
"Apa Kayra tahu....
"Tutup mulut mu! Aku pikir kamu ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan ku, memang karena ingin memulihkan kembali perusahaan mu. Ternyata kamu memang memiliki niat lain." Kesal Arkana.
"Ah, keahlian ibu nya langsung menurun pada nya ya." Ejek Rangga lagi..
Hingga beberapa saat kemudian, bogem mentah mendarat di pipinya hingga darah segar menetes keluar dari sudut bibirnya.
"Bang..." Tarik Kayra saat Arkana kembali melayangkan tangannya.
Kayra menarik tubuh tinggi Arkana agar menjauh dari laki-laki yang sudah terduduk di atas lantai. Ia lalu melangkah mendekati Rangga yang sudah tersungkur di atas lantai. Mengambil dokumen yang ada di atas meja, lalu memukul wajah laki-laki itu.
"Bodoh! Ini kesempatan kamu untuk memulihkan perusahaan orang itu, agar kamu di anggap ada oleh nya. Kamu malah merusak semuanya." Hina Kayra. "Jangan bodoh Rangga. Aku dan Ibu ku yang kamu anggap hina, kenyataan nya jauh lebih di cintai oleh keluarga kami dari pada kamu dan ibu mu yang berasal dari keluarga terpandang itu." Sambung nya kesal.
"Tetap saja kalian tidak akan bisa memiliki derajat yang sama seperti kami." Tegas Rangga Krena tidak terima dengan penghinaan adik tirinya.
Kayra tergelak mendengar kata derajat.
"Derajat? Derajat menurut siapa? Menurut keluarga Ganedra yang tidak bisa kamu gunakan nama belakangnya, atau kah derajat menurut keluarga Hendrawan? Aku dan Ibu ku memiliki jauh lebih tinggi derajatnya di mata sang pencipta. Ya, pencipta keluarga Hendrawan dan Ganedra yang kamu bangga-banggakan itu." Sambungnya.
Arkana melotot melihat pemandangan di hadapannya. Dia pikir, Kayra akan seperti gadis lain yang akan menangis sedih karena mendengar hinaan dari orang lain.
"Ah bodohnya." Kayra kembali memukul wajah memar Rangga karena pukulan Arkana, kemudian beranjak dari atas lantai. Menatap remeh ke arah gadis yang masih terdiam di tempat duduknya, lalu melangkah keluar dari ruangan itu. "Ayo Bang, kita pulang." Ajaknya.
Arkana mengusap kepala Kayra yang tertutup hijab, laku ikut melangkah bersama adiknya itu keluar dari sana..
"Aku pikir kamu bakalan nangis." Ucap Arkana pelan.
"Buat apa? Mubajir banget keluarin air mata untuk orang-orang seperti mereka."Jawab Kayra.
Gadis yang mengenakan terusan berwarna cokelat itu terus melangkah dengan anggun keluar dari restoran itu bersama Arkana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
myjuly
masih bingung
2023-03-29
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
ada kisah masa lalu apa antara keluarga Hendrawan dan ganendra
2022-09-24
0
Reni giany
Rangga ini anak hasil perseligkuhan istri kedua Rayan ya,, makanya benci sama kyara
2022-09-22
1