Cinta Karena Satu Alasan
Cafe London Jl. Bukit Tulis
Cafe London adalah tempat yang menyimpan berbagai kenangan bagi mereka yang telah bersinggah, seperti menikmati secangkir kopi, atau menikmati suasana hening dan romantis. Jika senja mulai datang maka view akan terlihat begitu indah, ketika cahaya langit jingga yang membentang bukit Tulis menjadi kan alam sangat cantik untuk di pandang.
......................
Saat ini Cafe London di pesan private oleh Liana dalam waktu tiga jam.
Di kursi Cafe Sudut 36° memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang duduk di kursi paling ujung No. 014. Dimana kursi itu menghadap ke arah danau cantik membentuk hati, namun sayang danau itu sering disebut danau yang memiliki mala petakan atau dikenal dengan mitos kenangan. Konon katanya, danau yang memiliki cerita tidak baik jika didatangi atau dipandang oleh sepasang kekasih itu dipercayai "Mengakibatkan sebuah hubungan yang terjalin akan renggang atau tidak langgeng, bahkan hanya menjadi kenangan."
......................
Kini salah seorang karyawan bernama Lian mulai memperhatikan mereka sebelum menghidangkan pesanan. Dia tampak ragu, namun tetap melangkah perlahan menghampiri dan ketika beberapa langkah dia terlihat gelisah, enatah kenapa dia menjadi sangat ragu ketika hendak menghidangkan pesanan. Mungkin semua itu karena dia melihat diantara mereka seperti sedang bersedih, semua terlihat jelas dari raut wajah dan mata yang berbinar-binar.
"... mungkin dengan hidangan ini bisa membuat mereka lebih tenang." ucap di dalam hatinya, sambil berjalan menuju kursi sudut 36°.
"Permisi, mas ba ini kopi dan cake nya, selamat menikmati" Lian memberikan senyuman hangat.
Saat itu Lian melihat wanita yang terus tersenyum, namun dibalik senyuman itu dia melihat sorotan mata yang berkaca-kaca, bahkan air mata yang mengendang hendak menetes. "Kesedihan itu terlihat jelas dari rautnya." bisik hati Lian.
Pandangan Lian tidak terhenti kepada mereka mungkin karena Lian memiliki rasa empati yang tinggi dia pun bisa merasakan suasana yang diperlihatkan pasangan itu. Tiba-tiba saja dia merasa khawatir, apalagi ketika melihat di depan adalah pemandangan Danau Kenanga. Sontak terkejut dan terlihat panik sampai mengangkat kedua tangannya untuk berdoa agar Tuhan memberikan kebahagiaan dan cinta kepada merka.
"Semoga mereka mendapatkan jalan yang terbaik, berikan cinta untuk keduanya aamiin …." ucap Lian pelan.
......................
Kini Liana akan berkata jujur tentang semua yang ada dalam perasaan nya.
Hati selalu jujur terhadap pikiran, namun terkadang pikiran harus berbohong demi perasaan (Liana).
Hampir 75 % Liana merupakan kekasih yang paling bersabar dengan sikap arogan Nata, sehingga Liana mamapu tahan bertahun-tahun dengan Nata. Akan tetapi Nata semakin hari semakin menjadi angkuh, bahkan tidak tahu diri akan sikap sewenang-wenangnya sehingga membuat Liana tidak bisa lagi membiarkan dirinya bertahan demi perasaan.
Kemampuan bersabar itu ada batas atau titik akhirnya bagi seseorang yang telah kecewa (Liana).
Saat ini Liana sedang memperhatikan Nata yang duduk berhadapan dengan raut wajah penuh kekesalan, dan dia juga tidak berhenti memukul pahanya perlahan-lahan mengunakan kepalan tangannya.
"Nat...." Pangil Liana, namun Nata tidak merespon bahkan memalingkan wajah.
"Nat, kenapa kamu harus membuat aku terus-menerus menunggu?" lanjut Liana bertanya.
Nata tidak ada motivasi untuk merespon hal itu bahkan dia hanya mengehal nafas sambil melihat jam tangan yang seolah-olah mengisyaratkan jika dirinya tidak tertarik dengan percakapan itu.
Liana yang mendapatkan respon itu mencoba mengerti tentang Nata dan hanya bisa bersabar agar tidak marah-marah, saat itu Liana dengan perlahan-lahan mengatur napas untuk menciptakan ketenangan. Tidak hanya itu dia juga mencoba berpikir positif, mungkin Nata sedang sibuk dengan pekerjaan sehingga terlambat, karena respon itu juga Liana meminta maaf.
"Maaf ya … Aku tidak bermaksud untuk mengangu perkerja mu."
"Yasudah kita makan dan menikmati semua ini, lalau berbicara" seru Liana dengan wajah short full signal tersenyum kepada Nata. Namun lagi-lagi Nata memeberikan respon yang tidak nyaman kepada Liana, dimana dia me utarakan kedua bole mata tanda malas.
Kurang lebih satu menit dan Nata hanya memakan tiga potong beef stik lalau menutup dengan meletakkan pisau dan garpu "Jika ingin mengatakan sesuatu jangan bertele-tele aku banyak urusan! gak gampang buat jadwal seperti ini" ucap Nata membuat Liana tidak jadi memakan cake yang hendak menyuapkan makanannya itu.
Liana pun mencoba mengatakan, "Iya... Nat, maafin aku ya tapi ini...." ketika liana hendak mengatakan Nata langsung memotong pembicaraan itu sehingga dia tidak jadi berbicara.
Nata dengan pupil mata mengecil mengatakan kepada Liana "Gue belum selesai ngomong Liana!"
Nata terlihat sangat emosi bahkan sudah malas merespon, "Sudah lah, apa yang akan lo katakan?"
"... Nat." baru saja Liana ingin memulai pembicaraan nya Nata langsung mengatakan hal lain lagi.
"Jangan bertele-tele." ujar Nata.
"Maaf ya Nat. Aku udah merasa capek harus terus menerus mengerti kamu, memahami kamu, tapi kamu ... (Liana menahan tangis) ka … ka kamu tetep egois gak bisa sekali aja mendengarkan aku" ucap pelana sambil berderai air mata.
Nata merasa tidak terima dengan tuduhan Liana, sehingga membuat emosinya terbakar. "Hah! Lo ngomong apa sih Li, Lo tau gak? Gue selalau ngasih yang lo butuh kan, gue selalau berusah buat ngasih yang terbaik buat lo buktinya sekarang gue dateng! Gue selalu memberikan apa yang lo minta! Apa kurang nya gue coba?" jawab Nata dengan keras.
"Nat, kamu memang sempurna seperti yang kamu pikir, tapi aku gak sanggup. (membungkukan tubuh dan sejenak kepala tertunduk) Nata aku gak bisa sama kamu lagi" ucap sambil menatap mata Nata.
"Dan seharusnya kamu sadar juga aku gak pernah meminta apa-apa, aku cuma jawab apa yang kamu tanya dengan apa yang aku mau, tapi aku gak bermaksud untuk meminta. Katika kamu memberikan itu aku juga selalu bilang gak usah di penuhi". Liana mencoba mengingat kembali Nata, agar dia tidak salah paham karna Liana merasa pernyataan Nata tidak benar.
"Ok wanita itu memang selalau benar! Tapi lo itu harus nya peka mengeti memahami kalau gue ini sangat peka?" Nata melawan dengan menggebu-gebu hingga urat-urat di leher terlihat.
Mereka berdua masih berbicara yang secara tidak langsung mengungkit kesalahan masing-masing, sehingga membuat emosi. Untung saja tidak ada pelanggan selain mereka berdua.
"Sekarang, udah waktunya aku melepaskan kamu". Ucap Liana sambil menahan tangis dan kali ini menggenggam tangan Nata di atas meja. Pria itu tidak berani melihat bahkan menatap Liana mungkin terlalu berat untuk menerima kenyataan.
"Lihat aku Nata" Nata hanya diam lalau melepaskan genggaman Liana, dia kini berganti posisi dia berdiri sambail menyilangkan kedua tangan didepan "Seharusnya tidak membuang buang waktu di tempat ini, ini tempat yang indah dan penuh dengan keromantisan tapi kau (menunjuk dengan jari) merusak suasana!" ucap denga nada tinggi lalau menghela napas dan pergi meninggalkan Liana.
Liana pun mengejar Nata, dan menarik lengannya "Aku mau putus sama kamu, kamu gak pernah menghargai aku" pernyataannya yang keluar dari mulut Liana membuat tangan Nata mengepal sambil melirik Liana "Lo sendiri yang membuat diri lo gak panatas untuk di hargai" jawab sambil mengangkat dagu lalu melepaskan tangan Liana.
"Nata …. " Ketika Liana hendak mengatakan sesuatu dia ingat bahwa waktu private Café telah habis sehingga mengurungkan dirinya untuk berkata secara langsung. Liana mengusap airmatanya dan memandang Nata yang berjalan keluar, setelah tidak terlihat dari pandangan dia pun kembali duduk di kursi sambil mengatur napas.
......................
Chat
Liana mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan, enatah kenapa dia sangat menggebu-gebu untuk memerikan pesan.
Liana : Hati-hati di jalan Nat.
Liana : Entah kenapa aku sangat ingin mengatakan ini "Karna tidak ada yang mau dengan pria arogan" aku berkata begitu karena aku Sayang.
[stataus pesan terbaca]
......................
Saat di dalam mobil dia mendapatkan pesan dari Liana yang membuat dirinya langsung melihat isi pesan, ketika Nata membaca pesan itu dia merasa bahwa dirinya tidak lah salah dan tidak terima akan perkataan Liana sehingga membuat dirinya emosi, dan untung saja yang mengendarai bukan dirinya.
"Kalau lo sayang ya terima gue apa adanya lah! Lagian lo gak ngaca seperti apa buruk nya lo? Cewek matre" ucap keras Nata penuh amarah.
Apa yang di ucapkan Nata tadi membuat sopirnya tak henti memperhatikan Nata di kaca mobil sambil menggeleng geleng kepala, lalu bertanya dengan suara pelan "Mmm mas Putra"
Nata pun menatap sopirnya, dan memberikan kode dengan me gerakan kedua alis nya ke atas.
"Mas Putra lagi berantem?" Nata memilih diam.
......................
Kejadian itu membuat Lian yang dari tadi memperlihatkan merasa kasihan dengan wanita yang berdiri sambil menangis, Lian pun menemui wanita itu dan memberikan sapu tangannya.
"Ambilah ini" ucap Lian sambil menatap Liana dan tersenyum lalu ketika hendak pergi ke belakang Liana pun memangil.
"Ba Lian tunggu"
Lian pun melirik, Liana melambaikan tangan tanda dirinya meminta agar Lian menemuinya.
"Lian kenalin aku Liana, dan nama kita hampir sama" ucap Liana sambil tersenyum dengan tulus. Kehangatan itu tumbuh diantara keduanya merka pun bersalama dan saling membalas senyum manis yang disaksiakan senja. Tanpa ragu Liana mempersilahkan Lian untuk duduk dan memakan beberapa hidangan manis seperti cake.
Setelah penerimaan maka kesedihan itu akan hilang dengan sendirinya, tanpa harus terlarut (Liana).
Liana mengucapakan rasa terimakasih atas kepedulian Lian terhadap dirinya, dia juga meminta maaf karena sempat terjadi keributan. Saat Liana hendak berpamitan dia melihat dompet Nata yang tertinggal akan tetapi dia tidak bisa mengembalikannya sehingga memeinta bantuan kepada Lian untuk membantunya mengembalikan.
"Nata lupa sama dompetnya" ucap Liana sambil mengambil dompet di meja.
"Aku boleh kan meminta bantauan kamu buat ngasih dompet ini ke Nata, karena … aku gak akana sempat" pinta Liana sambil memegang tangan Lian.
"Ini kartu nama nya, kamu hubungi aja. Yaudah aku pamit dan terimakasih banyak ya" Lanjut nya sebelum pergi Liana memeluk sejenak, lalau pergi sambil melambaikan tangan kepada Lian.
Lian pun tidak bisa menolak dia menganggukan kepalanya dan mengucapkan hati hati kepada Liana.
"Hati-hati ba Liana" saat Liana sudah dekat dengan pintu keluar masuk.
Liana pun melirik dan kembali melambaikan tangan sambil tersenyum.
Setelah kejadian itu Lian pun pergi ke ruangan sahabatnya, tak lama setelah beberapa jam kemudian dia mendapatkan sebuah kabar yang tidak pernah terduaga, channel televisi yang ada di ruangan itu sedang membahas sebuah kecelakaan.
......................
Tabrakan Beruntun Mengakibatkan 1 Mobil Masuk Kejurang di Kawasan Ring Roda Tol KM 0.75
Telah terjadi kecelakaan dikawasan Ring Roda Tol KM 0.75 Kecamatan Bukit Tulis, Kota Mati. Pada Kamis sore 14 September 2022. Kecelakaan yang terjadi melibatkan empat kendaraan yaitu satu unit box dan tiga unit kendaraan pribadi yang salah satunya masuk ke dalam jurang. Kecelakan beruntun menewaskan 12 korban jiwa diantaranya 9 orang meninggal dan 3 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat Citra Mediaka.
Tragedi kecelakaan yang bermula sopir box mengantuk hingga membantingkan stir ke tiga unit mobil pribadi di bahu kiri dan salah satu mobil pribadi itu dikendarai oleh mantan Nata, Mobil yang dikendarai Liana merupakan mobil terdepan namun saat terdorong dari belakang ia sempat membanting stir untuk menghindari kecelakaan beruntun yang panjang, akan tetapi saat Liana berhasil menghindari mobil di depannya ia tidak bisa berhenti hingga masuk kedalam jurang dan merenggut nyawa Liana.
......................
Kita tidak akan pernah tahu bagaiman skenario semesta dalam perjalanan hidup ini, di satu menit yang akan datang (Liana).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
hadir😇🙏
2024-11-04
0
Yoanita_Situmorang
Semangat kk
2023-02-07
1
teti kurniawati
sudah saya tambahkan ke favorit ya
2022-12-30
2