Cafe London Jl. Bukit Tulis
Cafe London adalah tempat yang menyimpan berbagai kenangan bagi mereka yang telah bersinggah, seperti menikmati secangkir kopi, atau menikmati suasana hening dan romantis. Jika senja mulai datang maka view akan terlihat begitu indah, ketika cahaya langit jingga yang membentang bukit Tulis menjadi kan alam sangat cantik untuk di pandang.
......................
Saat ini Cafe London di pesan private oleh Liana dalam waktu tiga jam.
Di kursi Cafe Sudut 36° memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang duduk di kursi paling ujung No. 014. Dimana kursi itu menghadap ke arah danau cantik membentuk hati, namun sayang danau itu sering disebut danau yang memiliki mala petakan atau dikenal dengan mitos kenangan. Konon katanya, danau yang memiliki cerita tidak baik jika didatangi atau dipandang oleh sepasang kekasih itu dipercayai "Mengakibatkan sebuah hubungan yang terjalin akan renggang atau tidak langgeng, bahkan hanya menjadi kenangan."
......................
Kini salah seorang karyawan bernama Lian mulai memperhatikan mereka sebelum menghidangkan pesanan. Dia tampak ragu, namun tetap melangkah perlahan menghampiri dan ketika beberapa langkah dia terlihat gelisah, enatah kenapa dia menjadi sangat ragu ketika hendak menghidangkan pesanan. Mungkin semua itu karena dia melihat diantara mereka seperti sedang bersedih, semua terlihat jelas dari raut wajah dan mata yang berbinar-binar.
"... mungkin dengan hidangan ini bisa membuat mereka lebih tenang." ucap di dalam hatinya, sambil berjalan menuju kursi sudut 36°.
"Permisi, mas ba ini kopi dan cake nya, selamat menikmati" Lian memberikan senyuman hangat.
Saat itu Lian melihat wanita yang terus tersenyum, namun dibalik senyuman itu dia melihat sorotan mata yang berkaca-kaca, bahkan air mata yang mengendang hendak menetes. "Kesedihan itu terlihat jelas dari rautnya." bisik hati Lian.
Pandangan Lian tidak terhenti kepada mereka mungkin karena Lian memiliki rasa empati yang tinggi dia pun bisa merasakan suasana yang diperlihatkan pasangan itu. Tiba-tiba saja dia merasa khawatir, apalagi ketika melihat di depan adalah pemandangan Danau Kenanga. Sontak terkejut dan terlihat panik sampai mengangkat kedua tangannya untuk berdoa agar Tuhan memberikan kebahagiaan dan cinta kepada merka.
"Semoga mereka mendapatkan jalan yang terbaik, berikan cinta untuk keduanya aamiin …." ucap Lian pelan.
......................
Kini Liana akan berkata jujur tentang semua yang ada dalam perasaan nya.
Hati selalu jujur terhadap pikiran, namun terkadang pikiran harus berbohong demi perasaan (Liana).
Hampir 75 % Liana merupakan kekasih yang paling bersabar dengan sikap arogan Nata, sehingga Liana mamapu tahan bertahun-tahun dengan Nata. Akan tetapi Nata semakin hari semakin menjadi angkuh, bahkan tidak tahu diri akan sikap sewenang-wenangnya sehingga membuat Liana tidak bisa lagi membiarkan dirinya bertahan demi perasaan.
Kemampuan bersabar itu ada batas atau titik akhirnya bagi seseorang yang telah kecewa (Liana).
Saat ini Liana sedang memperhatikan Nata yang duduk berhadapan dengan raut wajah penuh kekesalan, dan dia juga tidak berhenti memukul pahanya perlahan-lahan mengunakan kepalan tangannya.
"Nat...." Pangil Liana, namun Nata tidak merespon bahkan memalingkan wajah.
"Nat, kenapa kamu harus membuat aku terus-menerus menunggu?" lanjut Liana bertanya.
Nata tidak ada motivasi untuk merespon hal itu bahkan dia hanya mengehal nafas sambil melihat jam tangan yang seolah-olah mengisyaratkan jika dirinya tidak tertarik dengan percakapan itu.
Liana yang mendapatkan respon itu mencoba mengerti tentang Nata dan hanya bisa bersabar agar tidak marah-marah, saat itu Liana dengan perlahan-lahan mengatur napas untuk menciptakan ketenangan. Tidak hanya itu dia juga mencoba berpikir positif, mungkin Nata sedang sibuk dengan pekerjaan sehingga terlambat, karena respon itu juga Liana meminta maaf.
"Maaf ya … Aku tidak bermaksud untuk mengangu perkerja mu."
"Yasudah kita makan dan menikmati semua ini, lalau berbicara" seru Liana dengan wajah short full signal tersenyum kepada Nata. Namun lagi-lagi Nata memeberikan respon yang tidak nyaman kepada Liana, dimana dia me utarakan kedua bole mata tanda malas.
Kurang lebih satu menit dan Nata hanya memakan tiga potong beef stik lalau menutup dengan meletakkan pisau dan garpu "Jika ingin mengatakan sesuatu jangan bertele-tele aku banyak urusan! gak gampang buat jadwal seperti ini" ucap Nata membuat Liana tidak jadi memakan cake yang hendak menyuapkan makanannya itu.
Liana pun mencoba mengatakan, "Iya... Nat, maafin aku ya tapi ini...." ketika liana hendak mengatakan Nata langsung memotong pembicaraan itu sehingga dia tidak jadi berbicara.
Nata dengan pupil mata mengecil mengatakan kepada Liana "Gue belum selesai ngomong Liana!"
Nata terlihat sangat emosi bahkan sudah malas merespon, "Sudah lah, apa yang akan lo katakan?"
"... Nat." baru saja Liana ingin memulai pembicaraan nya Nata langsung mengatakan hal lain lagi.
"Jangan bertele-tele." ujar Nata.
"Maaf ya Nat. Aku udah merasa capek harus terus menerus mengerti kamu, memahami kamu, tapi kamu ... (Liana menahan tangis) ka … ka kamu tetep egois gak bisa sekali aja mendengarkan aku" ucap pelana sambil berderai air mata.
Nata merasa tidak terima dengan tuduhan Liana, sehingga membuat emosinya terbakar. "Hah! Lo ngomong apa sih Li, Lo tau gak? Gue selalau ngasih yang lo butuh kan, gue selalau berusah buat ngasih yang terbaik buat lo buktinya sekarang gue dateng! Gue selalu memberikan apa yang lo minta! Apa kurang nya gue coba?" jawab Nata dengan keras.
"Nat, kamu memang sempurna seperti yang kamu pikir, tapi aku gak sanggup. (membungkukan tubuh dan sejenak kepala tertunduk) Nata aku gak bisa sama kamu lagi" ucap sambil menatap mata Nata.
"Dan seharusnya kamu sadar juga aku gak pernah meminta apa-apa, aku cuma jawab apa yang kamu tanya dengan apa yang aku mau, tapi aku gak bermaksud untuk meminta. Katika kamu memberikan itu aku juga selalu bilang gak usah di penuhi". Liana mencoba mengingat kembali Nata, agar dia tidak salah paham karna Liana merasa pernyataan Nata tidak benar.
"Ok wanita itu memang selalau benar! Tapi lo itu harus nya peka mengeti memahami kalau gue ini sangat peka?" Nata melawan dengan menggebu-gebu hingga urat-urat di leher terlihat.
Mereka berdua masih berbicara yang secara tidak langsung mengungkit kesalahan masing-masing, sehingga membuat emosi. Untung saja tidak ada pelanggan selain mereka berdua.
"Sekarang, udah waktunya aku melepaskan kamu". Ucap Liana sambil menahan tangis dan kali ini menggenggam tangan Nata di atas meja. Pria itu tidak berani melihat bahkan menatap Liana mungkin terlalu berat untuk menerima kenyataan.
"Lihat aku Nata" Nata hanya diam lalau melepaskan genggaman Liana, dia kini berganti posisi dia berdiri sambail menyilangkan kedua tangan didepan "Seharusnya tidak membuang buang waktu di tempat ini, ini tempat yang indah dan penuh dengan keromantisan tapi kau (menunjuk dengan jari) merusak suasana!" ucap denga nada tinggi lalau menghela napas dan pergi meninggalkan Liana.
Liana pun mengejar Nata, dan menarik lengannya "Aku mau putus sama kamu, kamu gak pernah menghargai aku" pernyataannya yang keluar dari mulut Liana membuat tangan Nata mengepal sambil melirik Liana "Lo sendiri yang membuat diri lo gak panatas untuk di hargai" jawab sambil mengangkat dagu lalu melepaskan tangan Liana.
"Nata …. " Ketika Liana hendak mengatakan sesuatu dia ingat bahwa waktu private Café telah habis sehingga mengurungkan dirinya untuk berkata secara langsung. Liana mengusap airmatanya dan memandang Nata yang berjalan keluar, setelah tidak terlihat dari pandangan dia pun kembali duduk di kursi sambil mengatur napas.
......................
Chat
Liana mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan, enatah kenapa dia sangat menggebu-gebu untuk memerikan pesan.
Liana : Hati-hati di jalan Nat.
Liana : Entah kenapa aku sangat ingin mengatakan ini "Karna tidak ada yang mau dengan pria arogan" aku berkata begitu karena aku Sayang.
[stataus pesan terbaca]
......................
Saat di dalam mobil dia mendapatkan pesan dari Liana yang membuat dirinya langsung melihat isi pesan, ketika Nata membaca pesan itu dia merasa bahwa dirinya tidak lah salah dan tidak terima akan perkataan Liana sehingga membuat dirinya emosi, dan untung saja yang mengendarai bukan dirinya.
"Kalau lo sayang ya terima gue apa adanya lah! Lagian lo gak ngaca seperti apa buruk nya lo? Cewek matre" ucap keras Nata penuh amarah.
Apa yang di ucapkan Nata tadi membuat sopirnya tak henti memperhatikan Nata di kaca mobil sambil menggeleng geleng kepala, lalu bertanya dengan suara pelan "Mmm mas Putra"
Nata pun menatap sopirnya, dan memberikan kode dengan me gerakan kedua alis nya ke atas.
"Mas Putra lagi berantem?" Nata memilih diam.
......................
Kejadian itu membuat Lian yang dari tadi memperlihatkan merasa kasihan dengan wanita yang berdiri sambil menangis, Lian pun menemui wanita itu dan memberikan sapu tangannya.
"Ambilah ini" ucap Lian sambil menatap Liana dan tersenyum lalu ketika hendak pergi ke belakang Liana pun memangil.
"Ba Lian tunggu"
Lian pun melirik, Liana melambaikan tangan tanda dirinya meminta agar Lian menemuinya.
"Lian kenalin aku Liana, dan nama kita hampir sama" ucap Liana sambil tersenyum dengan tulus. Kehangatan itu tumbuh diantara keduanya merka pun bersalama dan saling membalas senyum manis yang disaksiakan senja. Tanpa ragu Liana mempersilahkan Lian untuk duduk dan memakan beberapa hidangan manis seperti cake.
Setelah penerimaan maka kesedihan itu akan hilang dengan sendirinya, tanpa harus terlarut (Liana).
Liana mengucapakan rasa terimakasih atas kepedulian Lian terhadap dirinya, dia juga meminta maaf karena sempat terjadi keributan. Saat Liana hendak berpamitan dia melihat dompet Nata yang tertinggal akan tetapi dia tidak bisa mengembalikannya sehingga memeinta bantuan kepada Lian untuk membantunya mengembalikan.
"Nata lupa sama dompetnya" ucap Liana sambil mengambil dompet di meja.
"Aku boleh kan meminta bantauan kamu buat ngasih dompet ini ke Nata, karena … aku gak akana sempat" pinta Liana sambil memegang tangan Lian.
"Ini kartu nama nya, kamu hubungi aja. Yaudah aku pamit dan terimakasih banyak ya" Lanjut nya sebelum pergi Liana memeluk sejenak, lalau pergi sambil melambaikan tangan kepada Lian.
Lian pun tidak bisa menolak dia menganggukan kepalanya dan mengucapkan hati hati kepada Liana.
"Hati-hati ba Liana" saat Liana sudah dekat dengan pintu keluar masuk.
Liana pun melirik dan kembali melambaikan tangan sambil tersenyum.
Setelah kejadian itu Lian pun pergi ke ruangan sahabatnya, tak lama setelah beberapa jam kemudian dia mendapatkan sebuah kabar yang tidak pernah terduaga, channel televisi yang ada di ruangan itu sedang membahas sebuah kecelakaan.
......................
Tabrakan Beruntun Mengakibatkan 1 Mobil Masuk Kejurang di Kawasan Ring Roda Tol KM 0.75
Telah terjadi kecelakaan dikawasan Ring Roda Tol KM 0.75 Kecamatan Bukit Tulis, Kota Mati. Pada Kamis sore 14 September 2022. Kecelakaan yang terjadi melibatkan empat kendaraan yaitu satu unit box dan tiga unit kendaraan pribadi yang salah satunya masuk ke dalam jurang. Kecelakan beruntun menewaskan 12 korban jiwa diantaranya 9 orang meninggal dan 3 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat Citra Mediaka.
Tragedi kecelakaan yang bermula sopir box mengantuk hingga membantingkan stir ke tiga unit mobil pribadi di bahu kiri dan salah satu mobil pribadi itu dikendarai oleh mantan Nata, Mobil yang dikendarai Liana merupakan mobil terdepan namun saat terdorong dari belakang ia sempat membanting stir untuk menghindari kecelakaan beruntun yang panjang, akan tetapi saat Liana berhasil menghindari mobil di depannya ia tidak bisa berhenti hingga masuk kedalam jurang dan merenggut nyawa Liana.
......................
Kita tidak akan pernah tahu bagaiman skenario semesta dalam perjalanan hidup ini, di satu menit yang akan datang (Liana).
Walaupun setelah tiga hari berlalu, namun hari ini masih hari berduka bagi sebagian orang yang ditinggalkan oleh keluarga, atau para sahabat akibat dari kecelakaan beruntun di Ring Roda KM 0.75. Begitu dengan Nata yang merupakan mantan kekasih Liana, dia sangat terpukul dan merasa tidak percaya bahwa kemarin lusa adalah hari terakhir dengan Liana.
Memang Liana sudah bukan lagi kekasihnya, namun Nata tetap menganggap bahwa dia masih pacarnya, dan sejatinya Nata tidak pernah bisa melepaskan dia. Selama tiga hari ini... Nata hanya berderai air mata dengan penuh penyesalan telah menyia-nyiakan kehadiran Liana.
Dia baru menyadari bahwa Liana sangat penting dalam hidupnya, Liana adalah sosok wanita yang selalu sabar menghadapi dirinya selama bertahun-tahun, wanita yang senantiasa mengerti di setiap keadaan dan Liana tidak pernah meminta apa pun dari Nata.
"Lo wanita terbaik baik." ucap Nata berderai air mata duduk dibalik pintu kamar sambil memeluk foto Liana.
Ting
Ting
Ting
Notif handphone Nata terus berbunyi tak pernah berhenti, dia pun terpaksa melihat apa yang sebenarnya terjadi. "Dunia memang kejam! Tak peduli dengan kondisi gue saat ini, padahal semua tahu bahwa gue sedang berduka!" ucap Nata sambil membuka pesan yang lebih penting.
Message.
Aldi : Pak bagaimana dengan hari ini,
bapak masuk kerja?
^^^Nata : Heandel semua sampai Saya masuk kerja!^^^
Nata baru membalas pesan setelah ada pesan tiga hari yang lalu.
Gue gak bisa berhenti dengan penyesalan ini, walaupun gue sadar Tuhan memberikan ini ketika meninggalkan yang baik untuk yang lebih baik. (Nata)
......................
PT Cahya Winata merupakan perusahaan terbesar sejak enam tahun di pegang oleh CEO Putra Cahya Winata dan memiliki banyak aset, serta kerja sama dengan berbagai perusahaan ternama. Banyak orang-orang merasa iri dengan kemajuan perusahan PT Cahya Winata, tidak banyak diantara mereka yang bekerja sama ingin mengambil alih kepemilikan perusahaan itu.
Kabar baiknya untuk saat ini suasana di perusah tetap terjaga dan selalu kondusif, semua itu berkat tangan kanan Nata yang memilih dua sahabatnya untuk me handle perusahaan.
Di perusahaan itu terlihat ada wanita yang sedang melakukan presentasi dengan baik dia bernama Dewi Eliana, dia adalah asisten pribadi juga salah tangan kanan Nata di perusahan. Wanita itu bayang andil tidak hanya di kantor ia pun ikut dalam kehidupan pribadi Nata sejak lima tahun terakhir.
Selanjutnya di sudut ruangan kerja meeting proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Nata, kini diambil alih oleh Aldi Pranata Widjaya sebagai tangan kanan perusahaan yang dipilih oleh Nata sejak tiga tahun terakhir. Pria bernama Aldi sangat multi tasking, dengan penampilan yang super mewah.
......................
Ruang CEO Café London
Memperlihatkan seorang pria sangat fokus menyimak live streaming pemberitaan terhangat yang menjadi tren news di beberapa media, dia mulai terlihat pusing ketika mengetahui bahwa salah satu orang yang meninggal sempat singgah di Café London yang merupakan Caffè milik dirinya.
"Malang nasib" ucap pria itu dibalik kaca sambil melihat banyak wartawan, media, serta ada polisi yang datang.
Pria bernama Anggara Puja mulai tidak enak diam, dia khawatir jika berita ini bisa membuat Café miliknya turun drastis dari peminat. Apalagi jika dikaitkan dengan mitos Danau Kenangan kini Angga mulai menggaruk kepala mondar-mandir.
Tak lama terdengar ketukan pintu berkali-kali, sungguh perasaan Angga sangat gugup jantungnya berdegup kencang, sesekali dia mengelus dada.
"Ga? Ini aku Lian" terdengar suara dari balik pintu, Angga pun menghela nafas lega.
Suara liputan dalam video.com yang membahas kecelakaan beruntun mengenai mobil yang dikendarai oleh Liana menjadi trend, hal itu karena Nata yang ingin mengetahui bagaimana kecelakaan itu bisa menimpa kekasihnya hingga merenggut nyawa.
Selain itu Liana juga merupakan model terkenal dalam beberapa waktu terakhir, dan hal itu menjadi salah satu daya tarik bagi beberapa media untuk membahas apalagi banyak fans best yang merasa penasaran akan kronologi sebenarnya dibalik desas desus misteri rem blong.
Banyak sekali berita berita yang bermunculan bahkan menjadi trend news di beberapa portal berita mengenai kasus Liana, (Kekasih CEO PT Cahya Winata Liana Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Beruntun di Ring Roda KM 0.75, Kronologi Kecelakaan yang Menimpa Model Liana di Ring Roda KM 0.75, Fans Tidak Percaya Bahwa Kematian Model Liana di Ring Roda KM 0.75 Murni Kecelakaan, Mobil Model Liana Masuk Jurang Akibat Kecelakaan Beruntun di Ring Roda KM 0.75, Diduga Rem Blong Kekasih CEO PT Cahya Winata Meninggal Dunia Masuk Jurang di Ring Roda KM 0.75, CEO PT Cahya Winata Meminta Kapolres Demak Mencari Penyebab Kasus Rem Blong Liana, Kejanggalan Kecelakaan Liana Membuat CEO PT Cahya Winata Ikut Turun TKP, Manajer Menduga Kematian Model Liana di Ring Roda KM 0.75 Murni Kecelakaan). Tidak hanya itu tapi masih banyak pembahasan berita kecelakaan Liana yang di sebut sebut "kasus perencana pembunuha"
......................
Di Café itu terlihat ada Abian dan Della sedang duduk di kursi ujung, mereka berdua terlihat sedang asik menikmati secangkir kopi di cuaca hujan, tak hanya itu merka sangat terlihat puas ketika bertemu dengan salah satu pegawai Café London.
"Nice anak pintar!" puji Della kepada pegawai sambil memberikan amplop coklat yang sangat tebal dengan isi yang tebal.
Nata juga bertemu dengan mereka "Hai Bian, lo... oh dengan Della"
"Hey Putra! Lo disini juga mau gabung?" tanya Bian.
"Tidak, gue kesini ada hal yang lebih penting." jawab Nata sambil berjalan, dia datang untuk mencari bukti-bukti dari misteri rem blong.
"OK." Jawab Della.
Nata dan Manager Liana kini berjalan bersama polisi menuju pintu CEO Cafe yang diarahkan oleh pelayan. Kedatangan mereka tidak lain untuk membawa Anggara juga Lian ke kantor polisi, mereka di interogasi karena ada beberapa file cctv yang menghilang, serta kebersamaan Lian di hari sebelum maut merenggut Liana menjadi kecurigaan yang utama.
......................
Setelah proses interogasi selesai polisi menyimpulkan bahwa mereka tidak terlibat dan sementara ini kasus kematian Liana diduga perencanaan pembunuhan, yang masih menyimpan misteri. Polisi akan menginterogasi beberapa teman dan kerabat terdekat Liana. Namun jika mereka tidak menemukan bukti kuat maka kematian itu murni kecelakaan serta kasus akan ditutup dalam waktu tujuh hari.
Lian dan Anggara keluar dengan merasa lega serta tidak perlu panik. Kini Lian merasa kasihan karena tega sekali seseorang merencanakan pembunuhan kepada wanita sebaik Liana, hal itu juga membuat Lian ingin ikut dalam mencari kebenaran.
"Lian terima kasih banyak karena kamu mau ikut andil mencari kebenaran." ucap Nata sambil tersenyum menunjukan kerendahan hati. Nata merasa semakin menyesal ketika mengetahui cerita pertemuan pertama Lian dengan Liana, menunjukkan bahwa Liana adalah wanita kuat, baik dan seharusnya di bahagiakan.
Lian tersenyum sambil mengangguk lalu memberikan dompet yang diamanatkan Liana, "Oiya aku hampir saja lupa, pak Nata ini dompetnya"
Nata terkejut saat Lian memanggil dirinya dengan pangilan "Nata" karena pangilan itu hanya oleh Liana.
"Pak Nata! Jangan bengong nanati kerasukan, ini."
......................
Alur cerita mundur. Nata dan Liana dipertemukan karena bisnis. Mereka bekerja sama untuk mengiklankan produk kecantikan milik orang tuanya. Dan untuk kali pertama Nata di pangil Liana adalah dengan pangilan "Nata" dan dihari ke dua pertemuan mereka sama persis dengan hari ini dimana Liana datang untuk memberikan dompetnya yang tertinggal di ruang pemotretan.
"Pak Nata, sepertinya ini milik bapak."
"Pak Nata?" ucap Nata sambil mengambil dompetnya.
"Apa gue terlihat tua? Begini mudanya" ucap Nata sambil mengangkat dagu.
Liana tersenyum "Iya Nata, sorry ya …." ucap pelan lalau memberikan hormat dengan membungkuk badanya. Tiba-tiba saja Nata terdiam enatah apa yang sedang dipikir.
"Hey! Nat kok bengong … (tertawa kecil) hati-hati nanati ada yang merasuki"
......................
Alur cerita maju di sebuah kantor polisi. "Gue merindukannya" ucap pelan Nata matanya menatap Lian, seketika tatapan mereka menyalurkan perasaan yang sama yaitu merasa kehilangan seseorang. Lian sangat memahami keadaan Nata sehingga dia reflek ngelus lengan Nata.
"Aku ikut berdukacita" sikap Lian yang peduli terus membuat dirinya mengingatkan ketika Liana yang selalau peduli. Hal itu membuat Nata kembali menatap Lian.
Tatapan Nata membuat Lian merasa ikut terbawa suasana, bahkan tatapan itu sangat memperlihatkan secara tidak langsung ada ketertarikan. Mata Nata berbinar dengan pupil yang melebar juga menatap Lian sangat lama.
Mereka berdua terdiam saling menatap.
"Kenapa Lian bertingkah sama dengannya" gumam dalam hati Nata.
Setiap kali gue mencoba melepaskan lo, gue malah menemukan lo menyelinap kembali di hati ini lewat memori indah yang baru gue sadari betapa pentingnya lo, dan gue merindukan Liana. (Nata)
Terdengar sebuah lagu yang cukup keras sedang diputar oleh Putra Cahya Winata.
Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan ku mengingat
Tentang dirimu
Kuhanya diam
Menggenggam menahan
Malam dengan keheningan yang sunyi menyelimuti pikiran Nata mengingat Liana, sambil mendengarkan musik yang biasa di play di mobil ketika jalan bersamanya. Nata sendiri duduk di sofa sambil memandang bintang- bintang diangkasa yang biasa dilakukan oleh Liana, Liana adalah wanita yang sangat menyukai alam semesta, seperti memandang senja, menikmati hujan, ataupun galaksi diangkasa.
Kini terlihat Nata bersedih. "Maafkan gue Li, selama ini gue gak pernah bisa melepaskan diri lo." ucap Nata melihat isi kota yang merupakan benda-benda (hadiah) dari Liana.
Dari kotak itu Nata menemukan sebuah amplop yang tidak pernah sedikitpun dia sentuh, di dalam amplop itu terdapat surat cinta dari Liana. "Kejam, Kenap gue sekejam ini ... sampai baru sempat membaca surat dari lo Li." ucap Nata dengan wajah sedih dan penuh penyesalan.
"Gue tahu penyesalan itu selalu di akhir tapi kenapa Nat! Kenapa bisa lo lakukan ini ke Liana, wanita yang jelas sangat peduli." lanjut Nata, tangan nya gemetar saat membuka amplop.
Untuk : Putra Cahya Winata
^^^14 Januari 2020^^^
Hari ini aku sangat merindukan mu,
Berharap berjumpa lagi dengan mu,
Aku sengaja menulis surat ini bersama dengan benda itu, agar kamu tahu bahwa saat kamu menggunakan nya kamu ingat aku yang sangat merindu. Merindukan kamu.
Kamu tahu setiap malam ku panjatkan do'a agar Tuhan memberikan aku kesempatan ke dua bersama mu kembali, dan aku penuh percaya bahwa kamu akan datang dan bangun.
Setelah Nata membaca itu dia tidak henti menangis, derai airmatanya terus mengalir apalagi saat dirinya mengingat masa-masa bersama dengan Liana.
......................
Alur Cerita Mundur di sebuah rumah sakit, hampir saja maut datang kepada Nata. Dia mengalami serangan jantung pada tanggal 10 Januari 2020 dan dirawat selama satu minggu. Nata yang tertidur tak sadarkan diri selama empat hari membuat Liana merasa khawatir akan kesembuhan Nata, Ia juga sangat merindukan Nata, walaupun kekasihnya itu kejam akan tetapi Liana selalu setia menemani dan memperlakukan dengan baik.
Terlihat Nata yang berbaring di temani Liana yang selalu duduk di sampingnya, dengan penuh doa dan kepercayaan akan kembalinya Nata.
"Li …." ucap pelan Nata tersadar dan melihat Lian tertidur di samping sambil menggenggam tangannya.
......................
Alur cerita maju, malam disebuah rumah milik Lian yang memperlihatkan dia sedang tidak bisa tidur cepat, dia tidak bisa berhenti memikirkan tentang wanita bernama Liana. Sambil duduk di kursi dia menulis secara sistematis dan logis mengenai kronologis kecelakaan Liana.
"Kecelakaan yang sangat aneh, dan bisa jadi karena ada motip pembunuhan. Liana adalah seorang model yang cantik dan populer untuk beberapa waktu ini, tapi siapa yang membunuh itu?"
"Rem yang blong secara tiba-tiba bukan kah itu hal aneh, sewaktu dia datang ke Café London rem nya dengan keadaan baik-baik saja, bahkan yang lebih aneh beberapa video cctv hilang."
"Begitu dengan Nata...." Lanjut Lian.
Namun tiba-tiba saja dia mengingat Nata, hari ini Nata menatap dengan tajam, berdurasi sangat lama bahkan tatapan itu tidak biasa dan untuk pertama kali Lian ditatap seperti itu oleh seorang pria.
"Hus! Lian mikir apa coba" ucapnya sambil menggeleng kepala.
Lagi-lagi dia kembali teringat dengan kejadian itu, sehingga menimbulkan rasa penasaran tentang makna tatapan seorang pria, dan dengan cepat Lian membuka laptop untuk mencari makna itu.
Arti tatapan yang tidak biasa [google search]
Lian tidak henti membaca artikel. "Masa sih pak Nata tertarik." ucap Lian sambil menghela nafas lalu menutup laptop dan beranjak ke tempat tidur. Akan tetapi saat dia memejamkan matanya bayangan Nata terus hadir dan itu sangat mengganggu.
"ITU TIDAK MUNGKIN! PAK NATA ADALAH KEKASIH YANG TIDAK BAIK DIA PERIA AROGAN."
......................
Dikamar Nata, kini dia terlihat sangat frustasi dengan semua bayangan yang hadir selalu mengingatkan dirinya kepada Liana. Sampai-sampai dia harus teriak penuh amarah hingga memukul dinding, dia tidak sadar telah melukai diri sendiri sampai mengeluarkan darah.
"AAAAA KENAPA TUHAN HARUS MENGAMBIL LIA LIANA."
"Lian … kenapa gue sekarang keringat dengan wanita itu"
"Dia, Liana? Lian!" ucap Nata memikirkan sesuatu hal. Nata pun tiba-tiba saja tersenyum dan beranjak untuk tidur.
"Enatah mengapa saat memikirkan Lian kesedihan itu hilang, rasanya ada pengganti." gumam Nata sambil menyelimuti dengan bedcover.
......................
Pagi ini di Café London penuh keceriaan. Terlihat di wajah Lian dengan semangat penuh dia juga datang sangat pagi bahkan Café masih terkunci. Hal itu karena Lian ingin segera kembali cek cctv yang menurutnya ada hal mencurigakan.
Datang CEO Cafe dengan wajah lesu sambil menguap lalu menatap Lian dengan terheran-heran. "Tumben banget jam segini mau ke Café?" tanya Anggara sambil membuka kunci.
"Iya Ga … aku mau cek cctv lagi boleh ya?"
Anggara terdiam lagi-lagi dengan tatapan aneh, mereka pun masuk ke dalam dan Anggara menarik lengan Lian yang hendak masuk ke ruangannya. "Lo ngapain sih Li ngurusin mereka?" tanya Anggara.
"Aku kasian sama ba Liana, dia orang baik dan menurut aku ada yang aneh dari kecelakaan itu." jawab Lian sambil tersenyum lalu memutari Anggara.
"Mmm … gue juga aneh kok bisa ya cctv di depan mati, tapi sebelum masih baik-baik saja. Terus cctv nya sekarang baik-baik saja lagi, huft pusing ah." Anggaran berhenti memikirkan.
Anggara membuka pintu dan masuk lalu mereka berdua cek cctv bersama. Kali ini Anggara tak henti memandang sahabatnya itu entah apa yang ada di dalam pikiran nya, yang jelas tatapan itu tidak biasa.
" Hus! Ga jangan natap seperti itu." seru Lian.
Sambil tertawa Anggara berkata "Kok lo cantik ya" Lian melirik sahabatnya dengan malas sambil memutar bola mata.
"Eeh beneran lo cantik" tatap Gala.
"Jangan sampai suka ya ingat kita sahabat sejati" ucap Lian setelah menatap tajam dia langsung memalingkan muka.
Gala yang sangat suka bercanda dia pun kembali menjawab sambil tersenyum miring. "Heh! Film aja judulnya Teman Tapi Menikah, kenapa kita enggak muehehe."
Lian hanya me geleng-geleng kepala sambil kembali fokus dengan beberapa video dari cctv.
......................
Di kursi sudut no 14 terlihat Nata dan Lian bertemu di tempat yang biasa di pesan Liana untuk bertemu. Hal itu membuat Nata kembali merindukan sosok Liana, tiba-tiba saja di sela-sela mereka sedang berdiskusi mengenai kasus Liana. Nata malah melihat sosok Lian adalah Liana.
"Liana …." ucap pelan Nata sambil menatap dengan tajam, Lian yang mendengar dan ditata seperti itu membuat dirinya merasa tidak nyaman.
"Aku rasa kita harus pindah dari tempat ini." dan ketika Liana berdiri dan hendak pergi Nata menahan nya dia menarik lengan dan menggeleng kepala.
"Gue merindukan dia, bisakah tetap disini." Lian memang tidak bisa membuat seseorang memohon dan rasa simpati nya sangat tinggi sehingga dia tidak tega jika membiarkan Nata. Lian pun kembali duduk.
"Entah kenapa gue merasa Liana telah kembali, kelembutan dan kebaikan Lian sama sepertinya." gumam dalam hati Nata sambil menatap lembut.
Saat ini Nata tidak bisa berpaling menatap Lian.
Dia datang bukan untuk aku, namun dia ada untuk masa lalunya (Lian).
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!