Disebuah perusahaan PT Cahya Winata memperlihatkan Nata yang duduk di kursi kerjanya, dia terlihat sedang memikirkan seseorang sambil menatap foto yang tak lain adalah Liana.
Hari ini gue sadar mungkin ini adalah hukuman, gue di hukum dengan 1000 penyesalan, bahkan berat untuk mengikhlaskan! Gue paham ini semua ... agar gue bisa menghargai waktu seseorang, menghargainya dengan tidak menyia-nyiakan yang senantiasa memberkasih sayang.
Tapi apa yang gue berikan?
Gue membalasnya dengan derai di mata yang membasahi pipi wanita ini, wanita yang harusnya gue perlakuan dengan cinta.
AAAAAH.
Laki-laki macam apa gue?
Tuk tuk tuk …. Suara pintu, seorang wanita berdiri di samping pintu masuk ruangan milik putra yang saat itu terbuka dengan segera dirinya memperlihatkan wajah terbaik untuk menutupi duka.
"Maaf pak Putra, Saya ingin mengingatkan bahwa siang ini ada pertemuan dengan pak Abian." Ucap Dewi.
......................
Café London adalah cafe yang memeiliki bintang lima dengan salah satu fasilitas privat. Selain itu Cafe ini menyediakan tempat meeting room yang sangat bagus dan tentunya nyaman, jadi tidak salah jika seseorang memilih tempat ini untuk beberapa kegiatan.
Saat ini di ruang meeting itu sudah hadir Putra Cahaya Winata dengan rekan bisnis lainya salah satunya adalah Abian yang juga merupakan saudara tiri.
Abian Abimayu merupakan pria yang ingin mengambil alih kepemilikan perusahaan, tempat meeting room kali ini di pilih oleh Abian, hal itu sengaja di pilihnya agar Putra (Nata) menjadi tidak fokus dengn proyek besar itu dan hanya terlarut untuk mengingat kekasihnya kepada Liana.
Sebelum acara itu dimuali Abian terus memperhatikan raut wajah Putra (Nata) yang muali bersedih, agar citra diri nya semakin bagus dia pun memberikan simpati juga meminta maaf sebagai bentuk menghargai. "Putra gue mau minta maaf, ya sebelumnya gue minta maaf karena seharusnya gue gak pesen Cafe ini."
"Sibuk kerja membuat gue lupa tentang berita duka yang menjadi, top news bahwa cafe ini ada ketertarkaitan dengan kematian kekasih lo, jujur saja gue gak bermaksud untuk membuat lo sedih atau pun …" sebelum Abian berbicara selesai Nata langsung menyahut.
"No problem. " ujar Nata lalu tersenyum tipis.
"OK semuanya kita muali saja."lanjut Nata dia memulai meeting, sebisa mungkin dirinya mencoba tetap fokus terhadap proyek.
"Sialan si Nata tetep profesional ternyata, huft tapi tidak masalah setidaknya dia merasa sedih, dan perlahan gue bisa mencuri keyakinan nya untuk memberikan gue kepercayaan untuk handle pekerjaan ini." gumam dalam hati Bian.
......................
Tempat parkir yang memperlihatkan Nata sedang terdiam didalam mobil dengan wajah sedih, beberapa hari Nata terlihat murung walaupun di depan orang dia selalu berusaha tegar dan baik-baik saja akan tetapi jelas terlihat dari sorot matanya, dan berkali-kali dia ingin sendiri jika tidak dengan Lian wanita yang kini terlintas didalam benaknya.
"Lian, aku harus bertemu." ucap Nata lalu kembali keluar dari mobil menuju Cafe.
Lian menjadi wanita yang entah kenapa sangat dia pikirkan. "Lian mungkin dengan bertemu lo gue bisa lebih baik." lanjut Nata sambil membuka ponsel.
Message
Nata : Li, lo dimana?
Nata : gue ingin membicarakan tentang Liana, gue tunggu di kursi no.14
......................
Kursi No. 014 kini menjadi kursi spesial dengan nama Sudut 36° yang tidak bisa dipesan oleh semua kalangan untuk menempatinya. Hal itu karena kini kursi menyimpan cerita tentang "Percintaan Liana dan Nata" sehingga dijadikan tempat sejarah bukti cinta Liana untuk Nata, dan merupakan tempat best view legendary.
Kursi itu untuk waktu tiga bulan kedepan hanya bisa di pakai oleh Nata secara free dan para konglomerat yang siap membayar dengan harga yang cukup mewah. CEO cafe sengaja karena hal itu untuk menghargai perjuangan Liana sebagai pelanggan setia yang setiap hari datang.
Cafe London juga kini semakin booming sejak perbincangan yang ada keterkaitan dengan model bernama Liana, selain itu memiliki nilai baik mulai dari fasilitas terbaik, pelayanan terbaik, bahkan tempat nyaman dan Cafe dengan view terbaik.
Saat ini Lian duduk tepat dikursi yang Liana duduki, senyuman Lian membuat Nata kembali mengingat, tidak hanya merindu dirinya bahkan terharu sehingga emosi mudah berubah.
"Pak Nata?" tanya Lian yang memperlihatkan Nata terdiam, bengong.
"Hus! Pak Nata mau ngomongin soal ba Liana kan?"
"Oh iya Li."
"terima kasih ya …." ucap pelan Nata untuk kali pertamanya ber terima kasih dengan tulus, sambil memandang Lian tak biasa.
......................
Sudut Pandang Putra Cahaya Winata. Ketika mencoba terlepas dari bayangan-bayangan wanita gue, rasanya sulit bahkan itu membuat diri ini terasa sakit sampai tak mampu bernafas tenang, ingin teriak namun tak bisa!
Gue memang jahat, tapi kenapa harus dihukum seperti ini Tuhan?
......................
Lian yang sangat sensitif dia tahu bagaimana Nata menyembunyikan duka lara akan kepergian wanita terbaik yang telah dia sia-siakan, sorot mata Nata terlihat hampa. Lian pun berusaha membuat Nata lebih tenang dengan memegang, dan mengelus tangan Nata. Dia juga tersenyum seperti meyakinkan Nata, jika Nata pasti bisa menerima dan berdamai dengan masa lalu.
"Nat, aku yakin kamu pasti bisa melewatinya dan untuk saat ini gak perlu menahan diri, menangislah gak papa." ucap Lian sambil menatap Nata penuh keyakinan.
Energi positif yang mengalir dari Liana pun terserap oleh Nata hingga dia bisa merasa lebih baik, dirinya tidak merasa gengsi untuk mengekspresikan. Nata mulai meneteskan airmatanya dan menggenggam tangan Lian begitu erat, hal itu terlihat jelas emosi Nata sangat besar.
"Mengis lah, karena menangis tidak membuat diri mu terlihat lemah, menangis itu normal, dan tidak pernah merubah dirimu … menjadi si cengeng (Tersenyum). Karena setelah ini kamu tidak begitu sedih."
Kepedulian Lian mengingatkan kepada sosok Liana, Nata mengeluarkan semua kesedihan dan duka nya didepan Lian. Betapa pilu dirasakan hingga Lian pun ikut menangis.
Sudah sepuluh menit tanpa berbicara, dan akhirnya kini mereka bisa bernafas lebih lega, begitu yang dirasakan oleh Nata setelah menangis tersedu-sedu dirinya pun diajak berdiri oleh Lian dan melihat bukit tulis dibalik senja yang terlukis indah.
"Lebih baik, thanks Lian"
"Iya sama-sama, sekarang kita coba hal lain... lihat lah senja itu indah bukan?"
Nata mengangguk, dia juga tersenyum.
"Sekarang kita teriak ya dalam hitungan mundur."
" Siap, lima …." Lanjut Lian dengan senyum lebar.
......................
Sudut Pandang Putra Cahya Winata. Lian adalah orang yang baru hadir didalam hidup gue, akan tetapi dia dengan cepat membuat gue nyaman dan selalu bahagia, apa mungkin karena Lian itu sangat mirip dengan Liana?
Sosok wanita yang hadir ini mungkin pengganti Liana?
Sebab itu dia sangat mirip dengn Liana.
Tapi kenapa Tuhan, atau jangan-jangan seperti reinkarnasi? Liana berubah menjadi Lian?
Kenapa tidak Liana saja yang kembali … aku merindukan Liana.
......................
Kini Nata tersenyum, melihat Lian yang sedang berhitung."E … empat!" ucap Liana, melirik Nata lalu kembali melihat danau hati dengan view terindah dari atas Cafe.
"Tiga … dua … sa … teriak" ucap bareng bareng.
"AAA… AAA…. "
"AAA… AAA…. " mereka berteriak bersama-sama.
......................
Hari ini keajaiban datang, suasan ini membuat gue merasa lebih baik … jantung gue terasa hidup kembali.
Gue bahagia… angin sepoy-sepoy yang datang memberikan suasana lebih tenang, dan terasa sejuk. Tak hanya itu dibalik jingga dan kesunyiannya ternyata memberikan pesan untuk penikmatnya. Lian selalu memberikan kesan dan pesan yang begitu berharga … Lian sangat positif vibes.
"Terimakasih Lian." ucap Nata.
Lian menatapnya "Nat,hari ini kita telah belajar dari senja." ucap Lian hanya membuat Nata merasa tidak mengerti apa yang dia maksud, Nata pun hanya terdiam.
"Ya, lihatlah senja dia mengajarkan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, semua pasti berubah layaknya siang berganti malam."
"Senja juga mengajarkan tentang arti kata melepas dan ikhlas, lihatlah Nat (menatap senja) senja terlihat indah bukan ?" lanjut Lian sambil melirik Nata.
Sore itu kembali mengingatkan Nata kepada Liana yang juga penikmat senja.
"Nat, tuhan memiliki rencana yang indah dari apa yang terjadi kepada mu." lanjut Lian, Nata dan Lian saling bertatapan.
......................
"Ya, dan tidak akan pernah gue ulangi kesalahan itu." bisik hati Nata.
Jangan pernah menungu kehilangan untuk sadar pentingnya menghargai seseorang. (Nata)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments