My Love Vampir
Neta Salista baru saja lulus menempuh pendidikan menengah tingkat SMA. Namun di karena ibunya yang baru saja meninggal dunia ia tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat kuliah, sedangkan semasa hidupnya ibunya telah berjanji kalau ia akan sampai ke tingkat tersebut.
Namun karna ayahnya yang pemabuk dan penjudi berat membuat mereka harus kehilangan semua harta yang dulunya mereka miliki.
"Ayah, mau sampai kapan lagi ayah akan seperti ini terus hiks.. hiks.. Tolong ayah, tolong kasihani Neta ayah hiks.. hiks..".
"Aaiisss" dengan kesal ayahnya Neta langsung memukul kepalanya sampai membuat ia menjerit kesakitan. Lalu ia tertawa, "Benar, karna aku sudah menjual mu jadi kamu tidak usah khawatir lagi untuk hidup mu yang akan susah hahahaha".
"Apa? Ayah barusan bilang apa?".
"Aku sudah menjual mu Neta karena kamu sama sekali tidak berguna untuk hidup ku sama seperti dengan ibu mu. Karna itu aku menjual mu supaya nantinya kamu bebas hidup dan membeli semua barang-barang mewah yang kamu inginkan".
Air mata itu pun semakin bercucuran dari pelupuk kedua mata Neta. Ia tidak habis pikir kalau ayah kandungnya sendiri akan tega melakukan hal itu kepadanya. Sedangkan selama ini ia telah mengabdi menjadi anak yang baik dan penurut, tapi nyatanya semakin menjadi seperti ini.
"A-apa aku tidak salah dengar ayah? Apa ayah benar-benar tega melakukan itu kepada putri ayah sendiri?".
"Kenapa? Kamu tidak terima? Apa karna kekasih mu itu? Siapa nama kekasih mu itu, akh.. Aldo? iya sepertinya tidak salah lagi. Mulai hari ini lupakan pria tidak berguna itu, ayah tidak menyukainya".
"Ayah jahat! Ayah benar-benar sangat jahat" teriak Neta di hadapannya. Namun bukannya perduli, ia malah menarik Neta kedalam kamar dan mengurungnya disana sampai orang yang ada datang menjemputnya tiba disana. "Ayah Neta mohon, jangan lakukan ini sama Neta ayah hiks.. hiks.. Ayah! Ayah tolong keluarkan Neta dari sini ayah hiks.. hiks...".
Hingga hari semakin sore, orang yang akan datang menjemput Neta telah tiba di depan rumah mereka. Dengan senyum mengembang di wajah ayahnya Neta, ia langsung mempersilahkan mereka masuk untuk segera membawa putrinya itu pergi dari sana.
"Dia ada di dalam kamar. Tadi saya mengurungnya. Tunggu sebentar" ucapnya membuat pintu tersebut.
ceklek!
"Neta ayo kelua..
"Berani kalian membawa ku pergi dari rumah ini maka aku akan memotong leher ku sendiri dengan gunting ini" ucap Neta mengancam mereka semua.
Lalu ayahnya membentak dirinya. "Kalau kamu berani macam-macam menyakiti dirimu sendiri maka ayah akan membunuh mu saat ini juga".
"Silahkan ayah, itu jauh lebih bagus supaya aku bisa bertemu dengan ibu".
"Apa?".
Kemudian ketiga orang itu tersenyum kepadanya tanda mereka sama sekali tidak takut dengan ancaman Neta yang akan mengakhiri hidupnya dengan cara itu.
"Ayo bawa dia pergi. Kita tidak punya waktu lagi".
"Baik bos" jawab mereka mendekati Neta yang malah kebingungan menjatuhkan gunting ditangan kanannya.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Ayah tolong aku ayah. Tolong lepaskan aku ayah hiks.. hiks.. Ayah".
Begitu Neta berada di dalam mobil, mereka pun segera pergi meninggalkan rumah tersebut dengan senyum kebahagiaan di wajah ayahnya Neta. "Akhirnya aku mendapatkan uang ini hahahhaha.." tawanya mengeluarkan cek yang kemarin ia dapatkan dari si mucikari.
"Kini saatnya aku pergi bersenang-senang... Kamu?" kagetnya melihat Aldo kekasihnya Neta mendatangi rumahnya. "Ada apa kamu kemari?".
Aldo tersenyum, "Saya turut berdukacita om atas meninggalnya ibunya Neta".
"Mmmmmm" balasnya dengan gumaman.
"Oh iya om. Neta ya ada di rumah? Saya ingin bertemu dengannya sebentar saja om".
Ia lalu menatap Aldo dengan wajah serius, "Saya ingatkan kamu mulai dari sekarang lupakan Neta. Dia tidak pantas kamu dekati dan Neta juga sudah saya kirim kepada orang yang lebih layak dari mu" jawanya membuat Aldo kebingungan.
"Maksudnya om?".
"Saya sudah menikahkan dia".
"Apa?" kaget Aldo membulatkan mata.
"Mmmmm, sekarang kamu tidak punya harapan lagi bisa memiliki putri saya. Sebaiknya kamu pergi dan lupakan dia" lalu ia pergi meninggalkan aldo.
.
Sesampainya di club, mereka langsung membawa Neta keluar dari dalam mobil menuju ruangan si mucikari yang berada di lantai atas.
"Kami sudah membawanya bos" ucap mereka.
Si mucikari lalu menyuruh mereka keluar, kemudian ia mendekati Neta sambil mengangkat dagunya melihat air mata yang masih bercucuran dari kedua boleh mata Neta.
"Ternyata putrinya cantik juga. Siapa nama mu?" tanyanya. Namun Neta tidak menjawabnya, ia malah asik menangis membuat si mucikari geram mencengkeram dagunya sedikit kuat. "Kalau saya bertanya kamu harusnya menjawabnya bukan menangis seperti ini" ucapnya dengan tajam.
Neta yang sangat ketakutan pun langsung menjawab pertanyaan dengan suara terbata-bata. Setelah itu si mucikari membawanya keluar, mereka lalu memasuki sebuah ruangan dimana Neta melihat beberapa wanita-wanita cantik tengah mempercantik diri mereka masing-masing.
"Perhatian semuanya" ucapnya. "Kalian lihat dia? Saya mau kalian mendandani dia secantik mungkin. Saya akan menjemputnya nanti jam 8. Kalian mengerti?".
"Iya Tante" jawab mereka.
"Bagus. Sana pergi" Setelah itu ia keluar meninggalkan mereka.
Neta lalu mendekat dengan kepala menunduk, "Ckckck kasihan sekali kamu. Mana kamu masih terlihat muda lagi. Siapa nama mu?" tanya si perias wajah.
"Ne-neta" jawabnya.
"Mmmm.. Neta! Nama yang bagus seperti kamu cantiknya. Ayo bantu saya memandikan dirinya, kita tidak punya banyak waktu".
"Iya".
Mereka pun membantu Neta membersihkan tubuhnya, meskipun dengan perasaan sangat malu. Neta hanya bisa pasrah saat mereka tetap memaksakan diri dari pada mereka terkena amukan si mucikari.
Setelah selesai, mereka memilihkan pakai yang cocok untuk Neta kenakan. Namun sebelumnya mereka bertanya warna apa yang ia sukai, dengan kepala menggeleng mereka tidak menemukan jawaban dari mulut Neta hingga akhirnya mereka memilih gaun merah yang membuat tubuh putih mulus Neta terlihat sangat indah mengenakan gaun tersebut.
"Bagaimana menurut kalian?".
"Sangat bagus".
Mereka pun langsung membawa Neta keluar dari dalam ruang ganti untuk segera di kenakan riasan di wajahnya. "Bagaimana menurut mu? Apa gaun ini..
"Sangat bagus" potongnya menyuruh Neta duduk di hadapannya. Tampa melawan, Neta segera duduk diatas kursi melihat ke depan cermin dengan mata sembap.
"Ya Tuhan, kenapa hidup ku harus berakhir seperti ini? Apa salah ku Tuhan? Apa salah ku" lagi-lagi Neta mengeluarkan air mata membuat si perias wajah menghentikan tangannya.
"Kamu menangis?".
Neta melap air matanya, ia lalu menggeleng menatap wajahnya di depan pantulan cermin itu lagi.
"Jangan menangis jika kamu tidak ingin hidup mu berakhir begitu saja..
"Maksudnya?".
"Kamu tidak tau atau kamu benar-benar tidak tau kenapa kamu bisa berada disini?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Stevani febri
mampir lho baru baca di Fb tadi
Up yg byk ya 3 bab minimal perhari 😂😂
2022-09-21
1