Bab 3

Neta mendengus, ia lalu tersenyum ramah kepada mereka. Namun sayangnya tidak ada satu orangpun di antara mereka membalas senyumannya dan itu membuat Neta kebingungan ada apa dengan mereka. "Hallo! perkenalkan namaku Neta" ucapnya penuh dengan keramahan. Tetapi sayangnya, lagi-lagi mereka mengabaikan dengan kepala menunduk.

"Selama malam tuan" ucap mereka.

"Mmmmm" balas Raga dengan suara bass-nya. Lalu ia melihat Neta, "Dia adalah istri ku yang selama ini tidak pernah kalian lihat. Mulai dari sekarang, kalian semua harus memperlakukan dia sama seperti kalian memperlakukan saya. Kalian bisa mengerti?".

"Baik tuan" jawab mereka.

"Bagus, kalian bisa pergi".

"Wah..!" kagum Neta. "Mereka semua benar-benar sangat menuruti apa yang barusan tuan bicarakan".

"Jangan memanggilku seperti itu. Aku ini suami kamu, panggil saja dengan Raga".

"Ais, aku sudah berapa kali mengatakan kepada mu kalau aku ini belum pernah menikah dan aku masih anak dibawah umur. Kamu tidak melihat aku seperti anak kecil?".

Raga pun langsung tersenyum gemas menyentuh kedua pipinya, "Tubuh mu yang masih seperti anak kecil sayang. Tapi Raga mu tidak. Ayo, aku akan membawa mu ke dalam kamar kita".

"Tidak!" tolak Neta menahan tubuhnya.

"Kenapa?".

"Ka-kamu mau ngapain haahh? Aku sudah mengatakan kepada mu...

"Kamu terlalu banyak bicara sayang. Apa kamu benar-benar tidak merindukan aku?" ucap Raga mengangkat tubuh Neta ke dalam kamar mereka. Begitu ia membuka pintu, kedua mata Neta malah berbinar-binar melihat betapa indahnya kamar tersebut.

"Ini kamar kita sayang" ucap Raga.

"Apa?".

"Mmmmm.. Kamu kemarilah, aku akan menunjukkan kepada mu kisah cinta kita 200 tahun yang lalu".

"Apa?" semakin kaget Neta sama sekali tidak mempercayai apa yang Raga ucapakan. "Kamu pasti membohongi ku kan? Bagaimana bisa...

"Kamu lihat wanita ini? Dia adalah kamu sayang".

Lagi-lagi Neta membulatkan kedua matanya melihat wanita yang sedang bermain gitar tersebut sama persis seperti dirinya.

"Tidak mungkin, kenapa wanita ini mirip sekali dengan ku?".

"Aku sudah mengatakannya kepada mu sayang kalau wanita itu adalah kamu".

Neta lalu melihatnya dengan wajah penuh dengan tanda tanya, "Jadi aku ini sudah pernah hidup 200 tahun yang lalu?".

"Iya sayang".

"Tapi aku tidak mempercayainya. Aku sama sekali tidak mempercayai semua ini. Bagaimana bisa aku sudah pernah hidup 200 tahun yang lalu? Apakah ini semua masuk diakal".

"Aku tau kamu tidak akan pernah semudah itu mempercayai ini semua. Tapi lama-kelamaan kamu akan mengerti semuanya sayang".

"Terus kalau gitu. Kamu berkata kepada ku kalau aku sudah pernah hidup 200 tahun yang lalu dan kini aku dilahirkan kembali ke dunia ini dan aku sama sekali tidak mengenali mu. Terus bagaimana dengan mu? Kenapa kamu masih hidup dan berada di hadapan ku?".

Raga pun terdiam, ia tidak menyangka kalau Neta akan mengajukan pertanyaan tersebut.

"Kenapa kamu jadi diam? Ayo jawab aku".

"Hhhmmss... Maaf sayang aku belum bisa memberitahu mu yang sebenarnya".

"Kenapa? Apa itu sangat rahasia sekali sampai kamu belum bisa memberitahu ku?".

"Mmmmm, bersabarlah. Suatu saat nanti aku akan memberitahu mu sayang alasan semuanya".

"Tidak, aku maunya sekarang. Kalau tidak, aku tidak akan pernah mau tinggal di kamar ini atau.. Tidak, aku harus bertahan dirumah ini. Bagaimana? Apa kamu masih ingin menyembunyikannya dari ku?".

Raga pun tersenyum kembali, "Kamu akan tetap tidur di kamar ini bersama dengan ku sayang. Aku tidak akan pernah membiarkan kamu tidur seorang diri".

"Kalau gitu ayo jawab pertanyaan ku sekarang juga".

"Maaf, aku tidak bisa melakukan itu sayang".

Dengan kesal Neta lalu menatap tajam mata Raga, namun saat itu juga ia melihat sebuah cahaya yang begitu silau membuat ia langsung ketakutan.

"Ada apa sayang?".

"Tidak" geleng Neta.

Tetapi Raga yang melihat ketakutan di wajah Neta, ia segera memeluk tubuh tersebut dengan erat. Karna ia tau, kalau saja Neta melihat sebuah sosok di bola matanya.

"Tidak apa-apa sayang. Jangan khawatir, aku ada disini bersama dengan mu".

Kemudian Raga merasakan tubuhnya Neta bergetar, pelukan itu pun semakin ia eratkan sampai Neta merasa sedikit sesak.

"Lepaskan aku. Kau membuat ku tidak bisa bernafas".

"Maafkan aku sayang".

Neta setelah itu memperhatikan seisi kamar tersebut begitu sangat mewah sehingga ia beberapa kali dibuat terkagum-kagum.

"Terus apa pekerjaan mu? Tidak mungkin kamu tidak punya pekerjaan ya kan?".

"Aku memiliki beberapa perusahaan..

"Apa?".

"Kenapa?".

"Memiliki beberapa perusahaan kamu bilang?".

"Iya. Kenapa sayang?".

"OMG.. Seberapa kayanya kamu sekarang? Tidak bisakah kamu memperkerjakan aku tuan Raga yang terhormat? Aku ingin sekali menghasilkan uang sendiri. Nanti terserah kamu mau membuat aku bekerja di bidang apa saja".

"Tidak, mulai dari sekarang kamu tidak boleh meninggalkan rumah ini sayang".

Neta mengernyit dahi, "Kenapa aku tidak boleh keluar? Apa karna kamu sudah membeli ku? Jangan khawatir, aku tidak akan pernah berbuat macam-macam untuk kabur dari mu meskipun aku ingin sekali sih" jawab Neta sambil berkata dalam hati. "Karna kamu orang pertama kali yang aku temui sangat aneh".

"Tetap tidak bisa sayang. Dunia luar sangat berbahaya untuk mu".

"Berbahaya? Kamu ada-ada saja deh. Bagaimana bisa kamu berkata kalau dunia luar sangat berbahaya untuk ku? Kamu enggak percaya kalau selama ini aku.. Lebih baik kamu tidak usah tau".

"Tetap tidak bisa sayang" ucap Raga kembali memasuki kamar mandi.

"Astaga! Selain dia tampan, ternyata dia menyebalkan juga" gumam Neta melihat seisi kamar itu lagi. Tidak menunggu lama, Raga segera keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian santai membuat Neta lagi-lagi terpesona dengan ketampanan Raga yang sangat luar biasa yang belum pernah ia temui.

"Jangan melihat ku seperti itu".

"Hahh? Ck, aku tidak melihat mu. Aku hanya memandangi seisi ruangan ini saja begitu sangat mewah sekali. Kalau begitu aku juga mau.. Tapi aku tidak memiliki pakaian ganti, bagaimana ini?".

"Kamu buka saja lemari itu, semua pakaian mu ada disana".

"Pakai ku? Bagaimana bisa?".

"Setiap tahun aku selalu membeli pakaian untuk mu sayang" jawab Raga menyuruh Neta memasuki ruangan ganti tersebut. Dan begitu Neta memasuki ruangan itu, ia segera membuka lemari yang tadi Raga ucapkan itu dengan mata berbinar.

"Waow.. Pakaian sebanyak ini hanya untuk ku saja? OMG! Dan juga perhiasan ini semua adalah milikku? Astaga, rasaku dia benar-benar sudah gila dengan ini semua. Bagaimana bisa dia..

"Kamu menyukainya sayang?" potong Raga memeluknya dari belakang.

"Astaga!" kaget Neta. "Apa yang kamu lakukan disini?".

"Kenapa? Apa aku tidak bisa datang kemari melihat mu memasuki ruangan ini?".

"Bukan seperti itu..

Cup!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!