Pemilik Hati Tuan Muda Arogan

Pemilik Hati Tuan Muda Arogan

Patah Hati

"Brengsek!!!" teriak Alex ketika membaca pesan teks yang ia terima dari rival bisnisnya.

"Ada apa, Bos?" tanya Vian, khawatir.

"Bajingan, Steven kembali membuat ulah. Dia merebut apa yang kita incar!" jawab Alex marah.

"Yang kita incar? maksud, Bos?"

"Showroom itu, Bodoh!" jawab Aley emosi.

Vian melongo, karena saat ini mereka berdua sedang merencanakan untuk membeli showroom itu. Tetapi dalam sekejap mata, musuh bebuyutannya itu malah sudah menggagahinya. Pria itu selalu terkenal suka membuat ulah dengannya.

Bukan hanya prihal bisnis, pria itu juga suka menguntit kehidupan pribadinya. Seperti merusak hubungan asmara dan juga hubungan sesama partner kerja.

Alex menggertak giginya kasar. Sebab malam ini, sang rival mengundangnya ke acara pembukaan showroom tersebut. Alex yakin, ini adalah salah satu cara pria itu untuk melecehkannya.

"Awas saja, akan ku hancurkan dia! Dasar bajingan brengsek" teriak Alex marah.

Vian hanya diam, karena dia tahu bosnya dan pria itu memang sedang bersaing dalam hal apapun. Termasuk bersaing mendapatkan hati seorang gadis.

Benar yang dipikirkan Vian bahwa Alex emosi bukan hanya alasan Showroom. Tetapi masalah lain. Masalah hati. Masalah perasaan. Masalah cinta.

"Sabar, Bos. Showroom itu letaknya kurang strategis. Sering banjir. Aku pribadi sih lebih suka Bos tidak buang-buang uang untuk membeli showroom itu. Aku lebih setuju kalo Bos membeli komplek perumahan yang sedang kita nego!" jawab Vian jujur dan bermaksud menghibur.

Sayangnya hiburan yang dilontarkan oleh sang asisten sangat tidak berpengaruh sedikitpun untuk hati Alex. Alex terlanjur panas dan ingin meremas wajah rival brengseknya itu.

Bagaimana tidak? Yang ia hadapi bukan hanya perihal uang tapi juga harga diri, perasaan dan cinta.

Lima tahun sudah Alex memendam rasa pada seorang gadis. Namun gadis itu lebih memilih cinta rivalnya.

Kekecewaan membuat Alex semakin bersemangat menyaingi pria itu, termasuk hal bisnis. Namun sayang, Alex sering gagal melawan rivalnya tersebut.

Perihal perasaan, Alex begitu mencintai Kanaya. Sayangnya, Kanaya lebih memilih cinta teman sekaligus pesaing bisnisnya. Lagi-lagi Alex kalah memperjuangkan cintanya.

Tak ingin disebut pecundang, Alex pun tetap memutuskan untuk datang ke acara peresmian itu. Meskipun tanpa Vian.

Vian meminta izin untuk pulang ke Surabaya. Ibunya memintanya pulang.

***

Malam pun tiba, dengan penuh percaya diri, Alex pun memakai stelan jas termahal yang ia miliki. Sebab ia tak ingin kelihatan murahan di hadapan rival sekaligus wanita yang pernah menolak cintanya itu.

Di pesta peresmian itu...

"Hay, Brother.... Bagaimana kabarmu?" sapa Steven ketika melihat Alex duduk sendirian di pestanya.

"Baik, pesta yang bagus!" jawab Alex malas.

"Terima kasih, Bro. Silakan pilih saja, mana wanita yang hendak kamu tiduri malam ini. Tenang, semua yang ada di sini gratis!" ucap Steven meledek. Sengaja membuat Alex panas.

"Wahhh, tapi sorry, Bro. Aku lagi nggak minat!" jawab Alex sembari meneguk Vodka yang ada di tangannya.

"Bagus kalo kamu nggak tertarik. Ngomong-ngomong, selamat menikmati pestanya. Oiya, aku ada kejutan untukmu!" bisik Steven, seperti meledek padanya.

"Kau pikir aku peduli!" Alex kembali meneguk minuman laknat itu.

"Benarkah? Yakin nggak peduli?" tanya Steven, masih dengan gaya yang sama. Menatap Alex dengan tatapan meledek. Sepertinya ia memang punya senjata untuk membuat rivalnya ini naik darah.

Sejenak mereka terdiam. Lalu Steven memanggil seseorang.

"Honey, kemarilah!" pinta Steven pada seorang gadis, yaitu Kanaya, yang tak lain adalah kekasihnya. Gadis yang disukai dan sedang diperjuangkan oleh Alex. Tapi bisa ia dapatkan dengan sangat mudah.

"Ada apa, Sayang?" tanya Kanaya sembari menyambut uluran tangan Steven. Kemudian mereka saling menautkan bibir. Membuat Alex muak dan meneguk kasar vodka yang ada ditangannya.

"Sial!" umpat Alex dalam hati.

"Sayang, aku punya sesuatu buat kamu!" ucap Steven sembari mengeluarkan sebuah kalung dari dalam sakunya.

"Apa ini, Honey?" tanya Kanaya dengan senyuman yang memukau.

"Ini adalah lambang cintaku untuk kamu, Honey. Aku ingin melamarmu. Maukah kamu menjadi ratu dalam hidupku?" tanya Steven dengan nada lembut. Lembut dan sangat memabukkan.

Spontan Kanaya pun tersenyum girang. Karena inilah yang ia inginkan. Karena inilah yang ia harapkan. Kanaya sudah lama menanti saat ini. Dilamar oleh seseorang yang sangat ia agungkan.

"Ya Tuhan, Honey! Apakah ini serius?" tanya Kanaya, manja.

"Iya, Sayang. Ini serius. Maukah kamu jadi istriku?" tanya Steven lagi.

"Tentu saja, Sayang. Aku sudah lama menantikan ini!" jawab Kanaya, girang.

"Thank you so much, Honey. Thank you so much!" ucap Steven sembari memakaikan kalung itu pada Kanaya. Kemudian mereka pun berciuman mesra. Berciuman panas dan menggairahkan. Tepat di depan Alex. Sehingga membuat tubuh pria ini panas dingin karena cemburu.

Alex menatap marah pada dua insan yang berani memamerkan kemesraan ini padanya. Ingin rasanya ia meremas wajah kedua sejoli ini. Sungguh, andai ini bukan pesta para petinggi-petinggi besar, mungkin Alex akan menghajar Steven. Menghajar pria itu, hingga mati kalau perlu.

Tak ingin terus dipermalukan oleh Steven dan Kanaya, Alex pun memutuskan meninggalkan pesta brengsek itu. Pesta yang sukses membuatnya patah hati. Pesta brengsek yang sukses membuatnya malu setengah mati.

Di dalam mobil menuju pulang...

Bayangan senyum kebahagiaan dua sejoli brengsek itu nyatanya sangat menganggu pikiran Alex.

Hati pria gagah ini serasa geram. Andai dia bawa senjata tadi, sudah pasti Alex akan menembak mereka berdua. Paling tidak, hatinya bisa merasa lega jika tak melihat mereka lagi.

Rasa marah berlebihan itu menimbulkan rasa muak yang teramat sangat. Tak ingin terhanyut dalam kesedihan berbalut amarah itu, Alex pun memutuskan untuk melanjutkan pesta ke club yang biasa ia kunjungi bersama teman-teman.

***

Di lain pihak...

Seorang gadis bernama Emma Maura, 22 tahun, sedang dirundung duka. Vonis dokter atas penyakit kakeknya adalah penyebab gadis ini bersedih.

Sang kakek begitu berarti baginya. Bagaimana tidak? Priantua itulah yang selama ini berjuang untuknya, membesarkannya seorang diri sejak ibunya meninggal dunia sepuluh tahun yang lalu.

Sang kakek divonis menderita tumor paru-paru dan harus segera mengambil tindakan.

Untuk mengantarkan Sang kakek ke meja operasi, Emma membutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, terpaksa gadis cantik ini menerima tawaran sebagai sopir taksi online oleh salah satu sahabatnya.

Setelan siang tadi ia sukses registrasi, sekarang Emma pun resmi menjadi salah satu tim taksi online di mana ia bernaung.

Berbekal mobil yang ia pinjam dari salah satu temannya, Emma segera memulai pekerjaan barunya.

Sesuai pesan Sang sahabat, Emma harus senantiasa berdoa, fokus pada jalanan agar penumpang yang hendak ia antarkan bisa selamat sampai tujuan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Asiah Erap

Asiah Erap

Seru ceritanya thor, semangat nulisnya

2023-01-10

0

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

masih nyimak

2022-10-18

0

ian machmud

ian machmud

mampir thor

2022-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!