Sweet Heart Boys
drtt drttt drrtt
Ponsel yang bergetar menampilkan sebuah jam beker yang terbangun untuk membangunkan sang empu yang masih terlelap dalam tidurnya. Dia terus mengabaikan jam beker di ponselnya yang terus berseru membangunkannnya. Telah bosan dan lelah, gawai itu pun kembali padam dan terlelap juga.
TOK TOK TOK
Suara ketukan pintu yang keras terus bergema membuat sang empu yang bersembunyi di balik selimut semakin menutup rapat kedua telinganya.
"Asyila! Syila! Bangun! Nanti terlambat lho! " Teriak wanita yang berdiri dibalik pintu kayu bercat krem itu. "Euh. " Gadis itu melenguh. "Ck. Iya, iya, Syila ini udah bangun! "
"Cepetan bangun! Ibu tau kamu masih bersedekap dengan selimut ilermu itu! Lihat tuh udah jam enam! Bangun, La! " Syila pun bangun dengan kaku. Meregangkan otot-otot tubuhnya, mengucek kedua matanya yang masih melihat secara samar hingga sedikit jelas. Dia menuruni ranjang kecilnya dan membuka pintu yang masih di ketuk oleh sang ibu.
"Bangun! " Teriak sang ibu di depan wajahnya. Syila membuang nafas kasar. "Ini udah bangun bu, ga usah teriak terus nanti suaranya habis. "
"Ya udah cepet mandi!" Suruh neila dengan alis berkerutnya. Malas menjawab karena pastinya akan semakin memanjang cerita lawang pintu ini, Syila pun bergegas ke kamar mandi berjalan dengan setengah nyawanya.
Dua puluh menit pun berlalu dan kini gadis itu mulai tersadar, dengan terburu-buru dia memakai pakaiannya. Untung saja perlengkapan yang harus dibawa telah disiapkan semalam olehnya. Syila turun ke lantai bawah dengan langkah yang cepat menyapa semua anggota keluarga yang telah duduk berkumpul di meja makan.
"Morning! "
"Ya, sarapan dulu!" Suruh sang ayah. Dengan cepat Syila menyambet roti yang telah berselai stroberi kacang, mentega dan mises itu ke dalam mulutnya, menggigit ujung roti itu dan mulai menyalami kedua orang tua dan mengacak ngacak rambut adiknya.
"Ya ampun! duduklah makannya! "
"Iya nak, makanlah dengan tenang. "
"Kakak nih belepotan! "
Semua perkataan itu masuk telinga kiri keluar telinga kanan, Syila t etap dengan pendiriannya. "Udwah meau terlwambat! " setelah mensun tangan Syila langsung beranjat keluar rumah keluar dari gang rumahnya dengan cepat karena mang ojol sudah menunggunya. Syila menelan seluruh sisqqq111a roti di mulutnya. "Mba Syila ya? " Syila mengangguk. "Cepet ya mang, takut telat! "
"Siap! ini pake helm juga biar selamat sampai tujuan! " Klik. Suara tali pengaman helm itu telah terkunci dibawah dagunya.
BuZz
Motor itu melaju dijalanan menuju sebuah bangunan bernama sekolah. Lima belas menit berjalan dan sampai di depan sebuah bangunan bercat putih dengan semi kayu kayu yang estetika. Sebuah sekolah internasional school berjudul Swing International school. Syila adalah seorang siswi beasiswa full yang mendapat undangan langsung dari prestasi menulis cerpennya.
"Hah.. hah.. hah.. " Syila membungkukan tubuhnya memegang sepasang lututnya dengan nafas yang tersengal-sengal. "Kenapa lu tumben amat telat! "
"Kagak bisa tidur. " Bisik Syila ke Renita sahabatnya sejak TK. "Yaelah.. pasti keasikan nonton drakor kan lu?! " Syila memekarkan senyumnya. "Hehe. "
Hari ini adalah hari dimana pembukaan penerimaan siswa baru. Para murid baru dan juga murid kelas dua dan tiga dikumpulkan di aula yang luas untuk mendengarkan sambutan sambutan dari kepala direktor, kepala sekolah dan ketua osis.
Mata Syila menaut mulai meredup, mulutnya menguap. "Lu ngantuk. " Sindir Renita menyiku pinggang Syila. "Lu juga kan? "
"Hehe."
Upacara penerimaan telah selesai, tiga hari pun berlalu kami telah menyelesaikan kegiatan ospek yang biasa saja. Pagi ini aku begitu terburu-buru karena ingin mengetahui kalau aku masuk ke kelas yang mana.
"Ribut apaan tuh! " Syila menghampiri gerombolan manusia-manusia berisik didepannya yang membelakangi papan pengumuman sekolah. "Syil! " Panggil Renita.
"Ada apa sih Ren? Apa ada yang lebih penting dari pengumuman kelas? " Renita mendelik malas, memutar bola mata hitamnya. "Lo ga tau? " Syila menggelrngkan kepalanya. "Ini loh, tuh liat itu kakak kelas dari 11 A IPA namanya Mikha. " Syila mengerutkan dahi sembari membukatkan sepasang bibirnya.
"Ishh lu tu ya Syil! " Gerutu renita. "Lah gue napa coba? " Renita memutar matanya malas. Memang nampak cowok berwajah datar dengan tatapan dingin dan tajam berjalan memapaki jalanan yang tersusun lurus, dikerumuni semut-semut betina yang heboh dan dikelilingi tatapan sinis dari para rubah jantan yang iri.
"Mik! " Seseorang dari seberang lelaki datar itu mrmanggilnya, mengangkat satu tangannya melambaikan telapaknya. Tampak juga beberapa yang berdatangan menyusul lelaki dengan senyum yang lebar itu.
"Kyaaaa! " "Ahhhh! " "Kak David! Jeremy! Mikhaa! " Jadi itu nama mereka ya? Syila dalam hati. Para perempuan itu tampak sangat berekspresi dan antusias, kecuali satu orang diantara kerumunan itu yang hanya memperhatikan dengan wajah datarnya. "Hari! kak Hari! " Pria itu memamerkan senyuman manisnya. Pria disampingnya tidak kalah dan terus mengedipkan sebelah matanya menggoda setiap perempuan yang ada di sekelilingnya.
Hah! Syila membuang nafas kasar. Kaya artis aja deh! gerutunya dalam hati. gue jadi merasakan perasaan mereka. Syila mengitari satu persatu rubah jantan itu. Memang sih mereka kalah dari artis-artis itu, tapi ga semua sih! Lagipula gue ga tertarik juga sih sama semuanya! Syila terus berbicara dalam batinnya.
Teriakam semakin menggema. "Yuda! Rama! " Teriakam semakin keras ketika dua orang dengan wajah yang mirip. Ralat! wajah yang sama datang dari belakang pria bernama Mikha. "Itu.. Itu Syil! "
"Lu kayak cacing kepanasan deh.. Ah! " Pekik Syila karena sahabatnya itu memukul bahunya. "Ishh, gue lagi serius, La! "
"Gue juga. " Renita mendelik kesal. "Emang mereka siapa, bagian kelompok boyband itu? "
"Kok boyband? "
"Ya. Tampak mereka seperti itu, lihat deh! " Renita membelalak melihat agak lama pria pria itu. "Hehe, iya ya. cocok! Ish, itu tuh anak kembar kolongmerat namanya Yudha dan Rama. anak dari grup pembisnid terkenal Arjuna co. grup! "
"Baru denger gue. "
"HA??! " Syila menutup kedua telinganya. "Lo kira gue budeg! " Balasnya berteriak tepat ke telinga sahabatnya itu. "Gue kaget lo ga tahu tentang perusahaan itu secara mereka kolongmerat terkenal mereka. "
"Mau kolongmerat, kolong bangku, kolong jembatan. Gue sih ga peduli! Semua orang tuh sama aja, manusia makan nasi sama seblak! "
"Ya, ya, ya, gimana lo aja deh Syil! " Syila terkekeh melihat kekesalan sahabat laknatnya itu. Ya ampun, si renita udah kepelet sama tuh boyband. Hihihihi.
Syila melirik kembali ke arah kelompok pria terkenal itu. Para cassanova sekolah ini. Dia baru teringat akan sesuatu. Seketika matanya melebar melihat salah satu dari mereka. "Itu.. kan?! " Gumamnya sangat pelan. Namun, dia langsung mengatupkan kembali kedua bibirnya dan tak melanjutkan perkataannya.
Dia pun langsung menarik lengan Renita ke arah papan pengumuman. "Gue kelas 10 A, lo? "
"Mana gue ta.. Oh itu gue kelas D! " Renita diam sejenak, lalu menoleh ke wajah sahabatnya. "Yah, kita ga sekelas. " Keluhnya. "Kan bisa ketemuan disaat istirahat. "
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments