NovelToon NovelToon

Sweet Heart Boys

1. Menjadi siswi SMA

drtt drttt drrtt

Ponsel yang bergetar menampilkan sebuah jam beker yang terbangun untuk membangunkan sang empu yang masih terlelap dalam tidurnya. Dia terus mengabaikan jam beker di ponselnya yang terus berseru membangunkannnya. Telah bosan dan lelah, gawai itu pun kembali padam dan terlelap juga.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu yang keras terus bergema membuat sang empu yang bersembunyi di balik selimut semakin menutup rapat kedua telinganya.

"Asyila! Syila! Bangun! Nanti terlambat lho! " Teriak wanita yang berdiri dibalik pintu kayu bercat krem itu. "Euh. " Gadis itu melenguh. "Ck. Iya, iya, Syila ini udah bangun! "

"Cepetan bangun! Ibu tau kamu masih bersedekap dengan selimut ilermu itu! Lihat tuh udah jam enam! Bangun, La! " Syila pun bangun dengan kaku. Meregangkan otot-otot tubuhnya, mengucek kedua matanya yang masih melihat secara samar hingga sedikit jelas. Dia menuruni ranjang kecilnya dan membuka pintu yang masih di ketuk oleh sang ibu.

"Bangun! " Teriak sang ibu di depan wajahnya. Syila membuang nafas kasar. "Ini udah bangun bu, ga usah teriak terus nanti suaranya habis. "

"Ya udah cepet mandi!" Suruh neila dengan alis berkerutnya. Malas menjawab karena pastinya akan semakin memanjang cerita lawang pintu ini, Syila pun bergegas ke kamar mandi berjalan dengan setengah nyawanya.

Dua puluh menit pun berlalu dan kini gadis itu mulai tersadar, dengan terburu-buru dia memakai pakaiannya. Untung saja perlengkapan yang harus dibawa telah disiapkan semalam olehnya. Syila turun ke lantai bawah dengan langkah yang cepat menyapa semua anggota keluarga yang telah duduk berkumpul di meja makan.

"Morning! "

"Ya, sarapan dulu!" Suruh sang ayah. Dengan cepat Syila menyambet roti yang telah berselai stroberi kacang, mentega dan mises itu ke dalam mulutnya, menggigit ujung roti itu dan mulai menyalami kedua orang tua dan mengacak ngacak rambut adiknya.

"Ya ampun! duduklah makannya! "

"Iya nak, makanlah dengan tenang. "

"Kakak nih belepotan! "

Semua perkataan itu masuk telinga kiri keluar telinga kanan, Syila t etap dengan pendiriannya. "Udwah meau terlwambat! " setelah mensun tangan Syila langsung beranjat keluar rumah keluar dari gang rumahnya dengan cepat karena mang ojol sudah menunggunya. Syila menelan seluruh sisqqq111a roti di mulutnya. "Mba Syila ya? " Syila mengangguk. "Cepet ya mang, takut telat! "

"Siap! ini pake helm juga biar selamat sampai tujuan! " Klik. Suara tali pengaman helm itu telah terkunci dibawah dagunya.

BuZz

Motor itu melaju dijalanan menuju sebuah bangunan bernama sekolah. Lima belas menit berjalan dan sampai di depan sebuah bangunan bercat putih dengan semi kayu kayu yang estetika. Sebuah sekolah internasional school berjudul Swing International school. Syila adalah seorang siswi beasiswa full yang mendapat undangan langsung dari prestasi menulis cerpennya.

"Hah.. hah.. hah.. " Syila membungkukan tubuhnya memegang sepasang lututnya dengan nafas yang tersengal-sengal. "Kenapa lu tumben amat telat! "

"Kagak bisa tidur. " Bisik Syila ke Renita sahabatnya sejak TK. "Yaelah.. pasti keasikan nonton drakor kan lu?! " Syila memekarkan senyumnya. "Hehe. "

Hari ini adalah hari dimana pembukaan penerimaan siswa baru. Para murid baru dan juga murid kelas dua dan tiga dikumpulkan di aula yang luas untuk mendengarkan sambutan sambutan dari kepala direktor, kepala sekolah dan ketua osis.

Mata Syila menaut mulai meredup, mulutnya menguap. "Lu ngantuk. " Sindir Renita menyiku pinggang Syila. "Lu juga kan? "

"Hehe."

Upacara penerimaan telah selesai, tiga hari pun berlalu kami telah menyelesaikan kegiatan ospek yang biasa saja. Pagi ini aku begitu terburu-buru karena ingin mengetahui kalau aku masuk ke kelas yang mana.

"Ribut apaan tuh! " Syila menghampiri gerombolan manusia-manusia berisik didepannya yang membelakangi papan pengumuman sekolah. "Syil! " Panggil Renita.

"Ada apa sih Ren? Apa ada yang lebih penting dari pengumuman kelas? " Renita mendelik malas, memutar bola mata hitamnya. "Lo ga tau? " Syila menggelrngkan kepalanya. "Ini loh, tuh liat itu kakak kelas dari 11 A IPA namanya Mikha. " Syila mengerutkan dahi sembari membukatkan sepasang bibirnya.

"Ishh lu tu ya Syil! " Gerutu renita. "Lah gue napa coba? " Renita memutar matanya malas. Memang nampak cowok berwajah datar dengan tatapan dingin dan tajam berjalan memapaki jalanan yang tersusun lurus, dikerumuni semut-semut betina yang heboh dan dikelilingi tatapan sinis dari para rubah jantan yang iri.

"Mik! " Seseorang dari seberang lelaki datar itu mrmanggilnya, mengangkat satu tangannya melambaikan telapaknya. Tampak juga beberapa yang berdatangan menyusul lelaki dengan senyum yang lebar itu.

"Kyaaaa! " "Ahhhh! " "Kak David! Jeremy! Mikhaa! " Jadi itu nama mereka ya? Syila dalam hati. Para perempuan itu tampak sangat berekspresi dan antusias, kecuali satu orang diantara kerumunan itu yang hanya memperhatikan dengan wajah datarnya. "Hari! kak Hari! " Pria itu memamerkan senyuman manisnya. Pria disampingnya tidak kalah dan terus mengedipkan sebelah matanya menggoda setiap perempuan yang ada di sekelilingnya.

Hah! Syila membuang nafas kasar. Kaya artis aja deh! gerutunya dalam hati. gue jadi merasakan perasaan mereka. Syila mengitari satu persatu rubah jantan itu. Memang sih mereka kalah dari artis-artis itu, tapi ga semua sih! Lagipula gue ga tertarik juga sih sama semuanya! Syila terus berbicara dalam batinnya.

Teriakam semakin menggema. "Yuda! Rama! " Teriakam semakin keras ketika dua orang dengan wajah yang mirip. Ralat! wajah yang sama datang dari belakang pria bernama Mikha. "Itu.. Itu Syil! "

"Lu kayak cacing kepanasan deh.. Ah! " Pekik Syila karena sahabatnya itu memukul bahunya. "Ishh, gue lagi serius, La! "

"Gue juga. " Renita mendelik kesal. "Emang mereka siapa, bagian kelompok boyband itu? "

"Kok boyband? "

"Ya. Tampak mereka seperti itu, lihat deh! " Renita membelalak melihat agak lama pria pria itu. "Hehe, iya ya. cocok! Ish, itu tuh anak kembar kolongmerat namanya Yudha dan Rama. anak dari grup pembisnid terkenal Arjuna co. grup! "

"Baru denger gue. "

"HA??! " Syila menutup kedua telinganya. "Lo kira gue budeg! " Balasnya berteriak tepat ke telinga sahabatnya itu. "Gue kaget lo ga tahu tentang perusahaan itu secara mereka kolongmerat terkenal mereka. "

"Mau kolongmerat, kolong bangku, kolong jembatan. Gue sih ga peduli! Semua orang tuh sama aja, manusia makan nasi sama seblak! "

"Ya, ya, ya, gimana lo aja deh Syil! " Syila terkekeh melihat kekesalan sahabat laknatnya itu. Ya ampun, si renita udah kepelet sama tuh boyband. Hihihihi.

Syila melirik kembali ke arah kelompok pria terkenal itu. Para cassanova sekolah ini. Dia baru teringat akan sesuatu. Seketika matanya melebar melihat salah satu dari mereka. "Itu.. kan?! " Gumamnya sangat pelan. Namun, dia langsung mengatupkan kembali kedua bibirnya dan tak melanjutkan perkataannya.

Dia pun langsung menarik lengan Renita ke arah papan pengumuman. "Gue kelas 10 A, lo? "

"Mana gue ta.. Oh itu gue kelas D! " Renita diam sejenak, lalu menoleh ke wajah sahabatnya. "Yah, kita ga sekelas. " Keluhnya. "Kan bisa ketemuan disaat istirahat. "

-

2. Mengingat kembali

Tahun dua ribu tiga..

"Ahh! " Pekik kedua anak itu. Anak lelaki itu melihat sinis ke atasnya. Seorang anak perempuan yang terjatuh dari atas pohon dan menimpa tubuhnya terjatuh ke atas badannya.

"Maaf! " Anak perempuan yang tomboy dengan rambut panjang sebahu itu langsung bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantu bocah didepannya, namun ditepis oleh tangan sang anak lelaki itu.

Anak perempuan itu menganga, dia tak percaya mendapat balasan yang begitu ketus dari bocah yang ditimpanya itu. Dia memilih untuk diam dan tetap tenang walapun mendapatkan tatapan tajam dengan ekspresi dingin anak laki-laki itu. "Sekali lagi saya minta maaf. " Anak perempuan itu membungkukan badannya, lalu pergi.

***

POV Mikha

"Kamu sudah siap, nak? " Mikha menyimpulkan sudut bibirnya dengan lembut dan manis. "Sudah, ma. "

"Kalau begitu, ayo kita sarapan sekarang mereka sudah menunggu. " Ajak Intana menggandeng putra semata wayangnya.

Di meja makan sudah ada keluargaku yang duduk dengan rapi. Minggu ini kakek dan nenekku sedang berkunjung untuk beberapa hari dirumahku, sebelumnya mereka singgah dirumah sepupuku Yudha dan Rama. Kami pun sarapan bersama.

"Saya berangkat dulu. " Aku menyalami setiap anggota keluarga ku, berpamitan sebelum berangkat ke sekolah.

Aku yang sudaj ditunggu oleh supir pribadiku Pak Ari, aku pun langsung masuk kedalam mobil menyusulnya. "Selamat pagi, den. "

"Selamat pagi. Pak, mari berangkat sekarang."

"Siap, den! " Mobil telah melaju dengan kecepatan sedang. Telah sampai di tujuanku aku pun turun dan memasuki gerbang bangunan itu. Telah banyak orang yang menungguiku, menyambutku dengan sorakan mereka. Beberapa wanita menyapa. Dan aku berusaha tetap tenang dan tidak mempedulikan mereka, maupun tatapan sinis dibelakang sana. Di depan sana Jeremy memanggilku dengan tingkah konyolnya, ya seperti biasa. Ko David dan Ko Hari pun ada disana dengan sifat kalem dan ramahmereka yang berbanding terbalik dengan jeremy ataupun aku. "Yo! " Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku melirik kilas ke belakangku. Itu adalah Rama yang diikuti Yudha. Kami pun mendatangi temanku yang sedang menunggu dan akan menuju ruangan kami. Di tengah jalan aku melihat seseorang yang nampak tidak asing bagiku, namun aku hanya meliriknya sekilas dan tetap acuh. Dia pun sama acuhnya denganku. Apa dia telah melupakanku?

***

Teriakam semakin menggema. "Yuda! Rama! " Teriakam semakin keras ketika dua orang dengan wajah yang mirip. Ralat! wajah yang sama datang dari belakang pria bernama Mikha. "Itu.. Itu Syil! "

"Lu kayak cacing kepanasan deh.. Ah! " Pekik Syila karena sahabatnya itu memukul bahunya. "Ishh, gue lagi serius, La! "

"Gue juga. " Renita mendelik kesal. "Emang mereka siapa, bagian kelompok boyband itu? "

"Kok boyband? "

"Ya. Tampak mereka seperti itu, lihat deh! " Renita membelalak melihat agak lama pria pria itu. "Hehe, iya ya. cocok! Ish, itu tuh anak kembar kolongmerat namanya Yudha dan Rama. anak dari grup pembisnid terkenal Arjuna co. grup! "

"Baru denger gue. "

"HA??! " Syila menutup kedua telinganya. "Lo kira gue budeg! " Balasnya berteriak tepat ke telinga sahabatnya itu. "Gue kaget lo ga tahu tentang perusahaan itu secara mereka kolongmerat terkenal mereka. "

"Mau kolongmerat, kolong bangku, kolong jembatan. Gue sih ga peduli! Semua orang tuh sama aja, manusia makan nasi sama seblak! "

"Ya, ya, ya, gimana lo aja deh Syil! " Syila terkekeh melihat kekesalan sahabat laknatnya itu. Ya ampun, si renita udah kepelet sama tuh boyband. Hihihihi.

Syila melirik kembali ke arah kelompok pria terkenal itu. Para cassanova sekolah ini. Dia baru teringat akan sesuatu. Seketika matanya melebar melihat salah satu dari mereka. "Itu.. kan?! " Gumamnya sangat pelan. Namun, dia langsung mengatupkan kembali kedua bibirnya dan tak melanjutkan perkataannya.

Dia pun langsung menarik lengan Renita ke arah papan pengumuman. "Gue kelas 10 A, lo? "

"Mana gue ta.. Oh itu gue kelas D! " Renita diam sejenak, lalu menoleh ke wajah sahabatnya. "Yah, kita ga sekelas. " Keluhnya. "Kan bisa ketemuan disaat istirahat. "

"kalau gitu gue ke kelas dulu ya. " Renita mengangguk, mereka pun pamit dan menuju kelasnya masing-masing.

Syila mendapati kelas di dekat lab komputer, lab. bahasa dan satu ruangan yang tertutup rapat bersebrangan dengan perpustakaan tempat favorit gadis nakal itu. Dia masuk ke dalam kelas dengan acuh dan mulai menduduki bangku kosong yang berada disisi dinding berdempetan dengan jendela yang memperlihatkan pemandangan diluar sana.

"Hai! " Syila membalas senyuman ramah itu. "Kenalin gue Marthalia, nama lo siapa? " Gadis itu menyodorkan tangan kanannya. Syila membalas jabatan tangan itu. "Syila. "

"Salam kenal ya! Gue duduk di bangku terdepan barisan tengah. " Syila mengiyakan pernyataan gadis otu dengan anggukan dan senyum simpul halusnya. Gadia itu kembali ke tempatnya.

Syila menyenderkan punggungnya sembari melirik gadis yang menjadi orang pertama yang mengajaknya berkenalan tadi sedang mengandrungi dan digandrungi banyak orang. Syila menghela nafas pelan dan semakin menyenderkan punggungnya ke muka kursi.

PLUKK

"Sorry. " Tegas Syila yang sadar telah menjatuhkan barang orang yang dibelakangnya. Dia membantu merapikan kotak pensil yang isinya sudah berhamburan. Lelaki berkacamata itu hanya tersenyum simpul sambil merapikan barang-barangnya yang jatuh oleh gadis didepannya.

"Ini. sekali lagi sorry. " Syila menyodorkan penghapus berwarna putih itu. "Santai aja. Ah gue Robby. "

"Syila. "

***

POV Yudha

Pagi itu aku melihat punggung Mikha saat berjalan bersama Rama memasuki area sekolah. Rama menyapanya begitupun aku. Saat ditengah jalan, aku melihat seseorang yang tempo hari tak sengaja aku tabrak dan aku tolong saat acara ospek siswa baru.

Flashback off

Hari ini adalah hari kedua ospek anak murid baru. Sialnya, Syila datang terlambat karena ditabrak seseorang sehingga kakinya terkilir dan berjalam tertatih. Ya, yang menbraknya adalah Yudha yang juga terlambat dan ditinggal oleh Rama. Dengan terpaksa dia menaiki motornya yang sangat dia jaga dan tak pernah dia pakai sebelumnya karena takut terjebak macet. Dia yang mengebut tidak sengaja menyerempet seorang gadis yang baru saja turun dari angkutan umum dan sedang berjalan menyusuri trotoar minimalis itu. Karena dia tidak ingin terlambat ,karena tidak kata itu di dalam kamusnya. Yudha mengacuhkan gadis yang telah jatuh dan dibantu oleh pejalan kaki lainnya. Dia juga sempat mendengar gerutuan gadis dan orang-orang itu.

Hah! Syila menghela nafas gusar. "Makasih bu, pak. " Ucap Syila kepada para pejalan kaki yang membantunya. "Neng, gapapa jalan sendiri kayak gitu? Gak mau dianter ke tukang urut dulu atau ke klinik? "

"Gak usah Pak, bu. Saya takut terlambat ke sekolah, makasih banyak atas bantuannya. "

***

Syila berjalan dengan meringis. Dia melihat seseorang yang jangkung mencegatnya didepan gerbang. Syila mengenal motor dan helm yang pria itu pakai, dia pun memasang wajah datar dan nafas yang ketus. "Dasar ga tanggungjawab! " Gumam Syila, namun masih terdengar oleh Yudha. "Kalau ga tanggung jawab, gue ga bakal nungguin lo disini anak kecil!"

Ck. Syila mendesis. "Minggir! gue ga mau telat nanti dihukum! " Syila berjalan melewati Yudha dengan tertatih tatih. Tanpa berkata-kata, Yudha menarik tangan Syila dan membopongnya ke UKS melewati gerbang belakang yang jarang dilewati orang-orang. Bahkan Syila pun baru mengetahuinya.

"Lepasin! Turunin! " Syila memberontak namun Yudha sangat kuat dan tak berkutik. Dia bahkan melupakan dan meninggalkan motor kesayangannya yang sudah seperti sang kekasih itu.

"Yudha, ada ap.. " Rusita menghentikan perkataanya ketika melihat Yudha membopong seorang gadis yang pasti itu adalah murid baru. "

"Sus, tolong obati anak ini saya nabrak dia pakai motor. "

"Hah?! kok bisa?! Yaudah bawa masuk! " Rusita pun memeriksa keadaan Syila. "Kamu cuma terkilir, istirahat dulu aja. Nanti saya yang akan membuat izin untuk kamu. Yudha, tolong jaga dia sebentar sampai saya kembali. "

"Terimakasih, sus. " Syila dan Yudha berbarengan membuat Rusita menahan senyumnya. Syila masih dengan wajah judesnya.

"Aw! " Yudha menjetikkan kening gadis itu hingga terpekik. "Sakit tahu! "

"Mana maksihnya? "

"Makasih. " Jawab Syila dengan ketus. "Yang ikhlas dong. gue juga ikhlas nolongin elo. "

"Itukan kewajiban elo yang udah buat gue celaka!"

Flashback on

"Yid.., yudha! " Rama membangunkan lamunannya. "Elo ini di ajak ngobrol malah senyam senyum, otak elo konslet? " Yudha menyunggingkan senyum dan menggelengkan kepalanya. "Nih orang napa sih! " Mikha yang melihat itu merasa ada yang Yudha sembunyikan.

3.Ketos julid

Hari ini adalah hari kedua ospek anak murid baru. Sialnya, Syila datang terlambat karena ditabrak seseorang sehingga kakinya terkilir dan berjalam tertatih. Ya, yang menbraknya adalah Yudha yang juga terlambat dan ditinggal oleh Rama. Dengan terpaksa dia menaiki motornya yang sangat dia jaga dan tak pernah dia pakai sebelumnya karena takut terjebak macet. Dia yang mengebut tidak sengaja menyerempet seorang gadis yang baru saja turun dari angkutan umum dan sedang berjalan menyusuri trotoar minimalis itu. Karena dia tidak ingin terlambat ,karena tidak kata itu di dalam kamusnya. Yudha mengacuhkan gadis yang telah jatuh dan dibantu oleh pejalan kaki lainnya. Dia juga sempat mendengar gerutuan gadis dan orang-orang itu.

Hah! Syila menghela nafas gusar. "Makasih bu, pak. " Ucap Syila kepada para pejalan kaki yang membantunya. "Neng, gapapa jalan sendiri kayak gitu? Gak mau dianter ke tukang urut dulu atau ke klinik? "

"Gak usah Pak, bu. Saya takut terlambat ke sekolah, makasih banyak atas bantuannya. "

***

Syila berjalan dengan meringis. Dia melihat seseorang yang jangkung mencegatnya didepan gerbang. Syila mengenal motor dan helm yang pria itu pakai, dia pun memasang wajah datar dan nafas yang ketus. "Dasar ga tanggungjawab! " Gumam Syila, namun masih terdengar oleh Yudha. "Kalau ga tanggung jawab, gue ga bakal nungguin lo disini anak kecil!"

Ck. Syila mendesis. "Minggir! gue ga mau telat nanti dihukum! " Syila berjalan melewati Yudha dengan tertatih tatih. Tanpa berkata-kata, Yudha menarik tangan Syila dan membopongnya ke UKS melewati gerbang belakang yang jarang dilewati orang-orang. Bahkan Syila pun baru mengetahuinya.

"Lepasin! Turunin! " Syila memberontak namun Yudha sangat kuat dan tak berkutik. Dia bahkan melupakan dan meninggalkan motor kesayangannya yang sudah seperti sang kekasih itu.

"Yudha, ada ap.. " Rusita menghentikan perkataanya ketika melihat Yudha membopong seorang gadis yang pasti itu adalah murid baru. "

"Sus, tolong obati anak ini saya nabrak dia pakai motor. "

"Hah?! kok bisa?! Yaudah bawa masuk! " Rusita pun memeriksa keadaan Syila. "Kamu cuma terkilir, istirahat dulu aja. Nanti saya yang akan membuat izin untuk kamu. Yudha, tolong jaga dia sebentar sampai saya kembali. "

"Terimakasih, sus. " Syila dan Yudha berbarengan membuat Rusita menahan senyumnya. Syila masih dengan wajah judesnya.

"Aw! " Yudha menjetikkan kening gadis itu hingga terpekik. "Sakit tahu! "

"Mana maksihnya? "

"Makasih. " Jawab Syila dengan ketus. "Yang ikhlas dong. gue juga ikhlas nolongin elo. "

"Itukan kewajiban elo yang udah buat gue celaka!"

***

"Yid.., yudha! " Rama membangunkan lamunannya. "Elo ini di ajak ngobrol malah senyam senyum, otak elo konslet? " Yudha menyunggingkan senyum dan menggelengkan kepalanya. "Nih orang napa sih! " Mikha yang melihat itu merasa ada yang Yudha sembunyikan.

Disisi laim, Renita yang sedamg celingak celinguk memandangi seisi kelasnya yang penuh terisi oleh banyaknya manusia. Dia mencari tempat kosomg untuknya bersinggah. "Hei! Disini! " Seru seorang gadis bertubuh gempal yang duduk disamping dua lelaki yang sikapnya berbanding terbalik, yang satu serius dan sibuk dengan bukunya dan yamg satu lagi asyik sekali mengaganngu temannya yang kutu buku itu. didepannya seorang gadis mungil dengan rambut cleopatra dan kacamata bulat dengan tatapan tajam. Diantara mereka ada satu kursi yang belum dijamah.

"Disini kosong, ayo duduk disini! " Serunya lagi. Renita menurutinya, masuk kedalam kelas dengan wajah sedikit tertunduk karena pasalnya dia baru bertemu dengan orang-orang itu. Ya, dibalik sikap konyol dan cengengesannya sebenarnya Renita adalah sosok introvert dan pemalu berbeda dengan sahabatnya Syila yang lebih berani dan bisa dibilang sedikit angkuh karena sifat dinginnya. Dia hanya ceplas ceplos dengan orang terdekatnya saja.

"Duduk sini! " Gadis itu tersenyum sumringah dan mulai memperkenalkan dirinya. "Nama aku Sirya, kalau kamu? " Tanya gadis gempal itu. Renita tersenyum simpul. "Gue Renita. Salam kenal ya, Sirya. " Sirya menganggukan wajahnya dengan senyuman lebarnya.

"Ini yang didepan kamu namanya Adzitha, Dzith kenalan dong sama Renita! " Gadis cleopatra itu membalikkan tubuhnya ke belakang menengadahkan tubuhnya ke depan Renita. "Adzitha, panggil aja gue Dzith. " Jawabnya dengan nada yang datar seirama dengan ekspresi wajahnya.

"Renita. " Mereka saling berjabat tangan. "Gue Kenzi! " Tiba-tiba seorang lelaki bertubuh tinggi dan ramping yang duduk disebelah Renita menyelip pembicaraan para gadis membuat Renita terkejut.

"Suka banget lo gangguin orang. " Sindir lelaki tampan yang sibuk dengan bukunya. "Ssstt! gue lagi ngenalin diri! " Kenzi menoleh kembali ke Renita mengedipkan sebelah matanya. "Bintitan. " Kompak ketiga temannya. "Ishh! Jangan dengerin mereka Ren, gue mah sehat waalfiat! " tegasnya.

Renita menyunggingkan bibirnya menahan tawa. "Iya. Salam kenal ya, Kenzi? " Tentu saja Alvin begitu sumringah terlihat dari senyumnya yang merekah ketika Renita membalas perkenalannya.

"Oya, cowo dingin kutu buku disamping gue ini namanya Adzhesta. " kenzi yang memperkenalkan teman disebelahnya dengan gamblang. Adzhesta? Batin Renita. Kenzi yang sadar drngan kerutam di dahi gadis didepannya itu langsung angkat bicara. "Dia kakak kembarnya Dzitha. " Begitulah panggilan kenzi untuk Adzitha. "Gue bilang panggil Dzith! " Ketus Dzith.

"Iya Dzitha sayang! " Dzith mendecit. "Mereka bukan kembar siam. Eh salah, maksudnya kembar seiras itu biasa."

"Emang kartun, Zi! Lo ada-ada aja sih! " Seru Sirya yang mulai bersuara. Membuat Renita tekekeh dan semua melirik padanya. "Sorry, kalian lucu sih. Seneng kenalan sama kalian."

***

Waktu istirahat tiba. Syila keluar dari kelasnya untuk menemui Renita di kelasnya,namun..

BRUK!

Dia tidak sengaja menubruk seorang lelaki didepannya. "Maaf. "

"Dasar ga punya mata! " Namun dia mendapati balasan yang ketus dari orang itu. Syila mengangkat wajahnya menatap tajam wajah angkuh lelaki itu. "Saya kan udah minta maaf tuan ketua osis!"

Kenzi tersenyum sinis. "Jadi elo punya ingetin yang bagus, good job! " Dia bertepuk tangan.

Syila menautkan kedua alisnya. "Tapi minta maaf aja ngak cukup, lo harus.. "

"Ga usah bertele-tele, tuan ketua."

"Kalau gitu gue bakal kasih hukuman sekarang karena elo waktu itu ga masuk satu hari. "

"Maksudnya, waktu ospek? " Alvin mengangguk ngangguk. "Exactly! "

"kan suster Rusita sudah menyampaikan izin saya, kalau saya sedang sakit.. "

"No! tapi sekarang elo sehatkan? " Syila membuang nafas kasar. "Terus saya harus apa? " Kenzi tersenyum smirk. Dia mendekati wajahnya ke telinga Syila dan membisikkan ide gilanya. "Lo harus ngaku ke semua orang kalau elo nembak gue jadi pacar elo. " Syila langsung terbelalak mendengar pengutaraan itu. "A-apa katamu?!"

"Kurang jelas? Elo harus teriakan nama gue Alvin Alvero sebagai pacar lo."

"Gak sudi! " Alvin membelalak mendengar balasan dari gadis itu. "Lo bilang apa? "

"Gak su.. di..! Jelas? " Tiba-tiba Alvin mendekatkan wajahnya ke wajah Syila, namun dengan sigap Syila langsung menjauh dengan mundur ,lalu menendang harta karun lelaki didepannya.

"Arghh! Lo! " Alvin membesarkan matanya menatap tajam ke arahnya. "Syukurin lo, dasar ketos julid! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!