Syila mengambilnya dengan kasar. "Gara-gara elo! " Yudha terkekeh. Syila hanya mendelik, kemudian dia berjalan meninggalkan Yudha di belakangnya. Berjalan menuju atap sekolah untuk memakan camilan yang dia beli sembari menghirup angin segar. Namun, langkahnya terhenti bersamaan seseorang yang berada dihadapannya. Dia kan..
"Mikh! " Panggil Yudha yang membuyarkan lamunan Mikha. "Ko David suruh kita ngumpul! " Tanpa kata apapun, Mikha melewati Syila dan pergi bersama Yudha
.POV Mikha.
Aku berdiri seperti biasanya di atas atap sekolahku. Meminum sekaleng kopi dan satu potong roti isi yang ku beli di kantin sekolah. Menikmati kesendirianku. Senyum mengulas diwajahku, terlihat kecil namun aku menikmati suasana seperti ini. Namun, aku dapat mendengar sesuatu walau itu samar-samar. aku seperti mengenal suara laki-laki itu, tapi siapa wanita yang bersamanya? Kenapa mereka ribut sekali? Awalnya aku ingin berpura-pura, tapi lama kelamaan kepalaku pening dibuatnya. mereka megangguku!
Aku berjalan memapari lantai semen yang kupijaki. Baru saja setengah langkah kususuri, sosok itu tengah berhadapan denganku. "Eh. " Dia sontak terkejut karena kehadiranku, itu tidak bohong semua terpapar jelas di cahaya matanya. Aku? Aku pula hanya tertegun memandanginya dalam dengan wajah datarku. Apakah kau masih mengenalku? Tidak, apa yang aku katakan! Itu tidak akan mungkin! "Permisi. " Satu kata yang terucap untuk memulai pembicaraan dalam suasana yang canggung.
Saat aku hendak menjawabnya dengan singkat. "Mikha! " Yudha yang berada diseberangku memanggilku, membuatku mengurungkan niatku sebelumnya. Aku pergi meninggalkan tempat itu dan dirinya tanpa sepatah kata. Wanita itu masih berdiri memaku ditempatnya, namun aku hanya dapat melirik sekilas saja sebelum aku benar-benar pergi dengan Yudha.
POV Mikha selesai-
***
"Cuacanya bagus. " Syila bermonolog sendiri. Dia memakan cemilan-cemilan yang dia beli tadi yang sempat dijatuhkan oleh Yudha. Untungnya masih utuh!
Saat dia sedang asyik makan sembari menelisik langit biru nan cerah yang dipadukan udara nan segar, tiba-tiba dia teringat akan sosok yang tak sengaja berpapasan dengannya tadi. "Dia itukan bagian dari si boyband.. " Monolog Syila agak meledek. "Tapi.. kaya kenal? "
***
Tuttt!
Suara klakson mendecit menusuk telinga Syila. Di depannya Alvin tengah menggerakan tangannya menyuruh gadis itu untuk menghampirinya. Dengan wajah masam dia mendatangi lelaki julid itu. "Sampai kapan tuan ketua mau jemput saya?!"
"Saya? " Alvin mengangkat sebelah alisnya lalu tertawa geli. "Hahahah, lo tuh ga pantas bilang saya. Pantasnya bilang aku sayang kamu aja ke gue. "
"Cih! " Syila mencebik sinis. "Udah ah. Ayo mending naik, gue..mm, aku anterin pulang!"
Dengan terpaksa Syila mengikuti kemauan lelaki binal itu. Dengan nafas kasar dan wajah musamnya dia menaiki kaki roda dua itu dan melaju bersamanya.
Dan, lagi-lagi seseorang dibelakang sana menatap nanar keduanya yang langsung berubah tajam. "Gue harus cegat dia lagi!" monolognya.
Di tempat lain, Mikha masih serius dengan setir mobilnya. Dan tiba-tiba saja ia teringat akan sosok yang belakangan ini sering dilihatnya. Ck! Dia mencebik sebal. "kenapa dia lupa padaku? Apa dia juga melupakan kesalahannya padaku? Aku benar-benar tak menyukainya! "
Yudha yang baru saja datang bersama motor kesayangannya yang membuatnya ketagihan sekaligus muak langsung masuk ke dalam kamarnya dengan terburu-buru menghiraukan panggilan dari saudara lelakinya. "Ia kenapa sih?! " Gerutu Rama yang berdiri di depan meja makan.
Yudha masuk ke dalam ruangan tidurnya dengan peradaan jengkel, entah mengapa? Dia pum tidak mengetahui sebabnya bahkan bertanya kenapa bisa dia sekesal itu ketika melihat gadis itu pergi bersama pria lain, pria yang sama untuk kedua kalinya. Selama ini dia tidak pernah bermain-main dengan seorang wanita hingga dibuat kesal seperti ini. Ini bukan dirinya!
"Ck! "
Tok! Tok!
Rama mengetuk pintu kamar kakak laki-lakinya itu, karena Yudha yang tidak suka bila orang langsung menyelonong ke dalam ruangannya. "Woy, kata mami makan tuh! Woy, elo denger ga?!" Panggil Rama agak berteriak, namun tak ada balasan dari dalam sana. "Apa dia tidur ya? " Gumamnya. "Ah, udahlah! " Rama meninggalkan pintu kamar itu.
Disisi lain, Alvin baru saja pergi setelah mengantar Syila sampai ke depan rumahnya. Syila membuang nafas pelan. "Dia tuh maunya apa sih? Sampai kapan harus gini terus? "
Alvin yang dalam perjalanan hanya senyam senyum sendiri mengingat kejadian tadi.
Flashback off
Di atas motor yang mereka naiki mereka hanya termangu dalam diam. Alvin sesekali melirik ke belakangnya, dia terfikir ide yang gila karena Syila yang terus memegang ke setir belakang ke ekor motor. Dia menaikkan kecepatan laju motornya membuat Syila yang terhentak mendekap pria didepanya. Syila memeluk erat Alvin dengan nafas tertekannya, dia merasa takut hingga berteriak hingga memukul kecil Alvin. Namun lelaki itu tak menghiraukan semua itu dan tetap mengebut. Hingga mereka sampai di depan rumah Syila. Nafas gadis itu masih terputus-putus. Dia menagngakat wajahnya dengan kesal dia berteriak menarik baju Alvin dari belakang.
"Lo gila ya! Gimana kalau ditilang? " Alvin hanya terkekeh. "Malah ketawa! " Syila memukul Punggungnya. "Kalau mau mati jangan ajak ajak orang! " Syila yang semakin kesal dengan tingkah Alvin turun dengan tergesa-gesa, melepad helmnya dan menepukkannya ke bahu Alvin. "Aduh, sakit! "
"Syukurin! " Alvin mengambil helm itu. "Jangan marah-marah terus dong sayang.. "
"Sayang, sayang, pala lo peyang! " Syila langsung melesat masuk ke dalam pagar yang dia buka itu meninggalkan Alvin. Alvin menggeleng gelengkan kepalanya. "Imut banget sih. " Dia bermonolog sendiri, senyumnya merekah di wajahnya.
Flashback on
Alvin masih senyam senyum sendiri dan menikmati angin perjalanan ini.
Di tempat lain, Syila yang memasuki rumahnya yang terlihat kosong. Dia lalu menaiki tangga berwarna putih itu, naik ke lantai dua. Saat dia akan membuka pintu kamarnya ,terdengar pintu kamar terbuka dari sebelahnya. "Kamu udah pulang? "
"Iya kak. " Wanita itu tersenyum simpul. "Kalau gitu kakak buatin makan siang ya? ibu dan ayah sedang keluar. "
"Gausah kak, kakak istirahat aja. pasti morning sicks terus kan bikin capek, lihat tuh kakak pucet gitu. Biar aku aja yang bikin buat kita, aku ganti baju dulu!"
Lesha, menghela nafas pelan. "Dia imut. " Gumamnya. Ya, Lesha adalah istri dari Akshan kakak Syila. Karena Akshan sedang dinas ke luar kota dan Lesha tengah hamil trimester pertama, ini adalah kehamilan yang ditunggu selama lima tahun. Maka Akshan menitipkan istrinya ke rumah orang tuanya, karena Lesha sendiri adalah yatim piatu.
Berselang lima menit, Syila keluar dengan pakaian tidurnya walau belum membersihkan diri dan langsung berganti baju. Turun ke lantai bawah, terdengar Lesha yang sedang muntah muntah di kamar mandi. Syila menyusulnya memijit tekuk Lesha. "Ayo kak, Syila bikinin teh anget ya? " Lesha menggeleng. "Susu bumil aja yang panas sama seblak! " Syila terbelalak. "Kakak ngidam seblak? " Lesha mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments