Hari ini adalah hari kedua ospek anak murid baru. Sialnya, Syila datang terlambat karena ditabrak seseorang sehingga kakinya terkilir dan berjalam tertatih. Ya, yang menbraknya adalah Yudha yang juga terlambat dan ditinggal oleh Rama. Dengan terpaksa dia menaiki motornya yang sangat dia jaga dan tak pernah dia pakai sebelumnya karena takut terjebak macet. Dia yang mengebut tidak sengaja menyerempet seorang gadis yang baru saja turun dari angkutan umum dan sedang berjalan menyusuri trotoar minimalis itu. Karena dia tidak ingin terlambat ,karena tidak kata itu di dalam kamusnya. Yudha mengacuhkan gadis yang telah jatuh dan dibantu oleh pejalan kaki lainnya. Dia juga sempat mendengar gerutuan gadis dan orang-orang itu.
Hah! Syila menghela nafas gusar. "Makasih bu, pak. " Ucap Syila kepada para pejalan kaki yang membantunya. "Neng, gapapa jalan sendiri kayak gitu? Gak mau dianter ke tukang urut dulu atau ke klinik? "
"Gak usah Pak, bu. Saya takut terlambat ke sekolah, makasih banyak atas bantuannya. "
***
Syila berjalan dengan meringis. Dia melihat seseorang yang jangkung mencegatnya didepan gerbang. Syila mengenal motor dan helm yang pria itu pakai, dia pun memasang wajah datar dan nafas yang ketus. "Dasar ga tanggungjawab! " Gumam Syila, namun masih terdengar oleh Yudha. "Kalau ga tanggung jawab, gue ga bakal nungguin lo disini anak kecil!"
Ck. Syila mendesis. "Minggir! gue ga mau telat nanti dihukum! " Syila berjalan melewati Yudha dengan tertatih tatih. Tanpa berkata-kata, Yudha menarik tangan Syila dan membopongnya ke UKS melewati gerbang belakang yang jarang dilewati orang-orang. Bahkan Syila pun baru mengetahuinya.
"Lepasin! Turunin! " Syila memberontak namun Yudha sangat kuat dan tak berkutik. Dia bahkan melupakan dan meninggalkan motor kesayangannya yang sudah seperti sang kekasih itu.
"Yudha, ada ap.. " Rusita menghentikan perkataanya ketika melihat Yudha membopong seorang gadis yang pasti itu adalah murid baru. "
"Sus, tolong obati anak ini saya nabrak dia pakai motor. "
"Hah?! kok bisa?! Yaudah bawa masuk! " Rusita pun memeriksa keadaan Syila. "Kamu cuma terkilir, istirahat dulu aja. Nanti saya yang akan membuat izin untuk kamu. Yudha, tolong jaga dia sebentar sampai saya kembali. "
"Terimakasih, sus. " Syila dan Yudha berbarengan membuat Rusita menahan senyumnya. Syila masih dengan wajah judesnya.
"Aw! " Yudha menjetikkan kening gadis itu hingga terpekik. "Sakit tahu! "
"Mana maksihnya? "
"Makasih. " Jawab Syila dengan ketus. "Yang ikhlas dong. gue juga ikhlas nolongin elo. "
"Itukan kewajiban elo yang udah buat gue celaka!"
***
"Yid.., yudha! " Rama membangunkan lamunannya. "Elo ini di ajak ngobrol malah senyam senyum, otak elo konslet? " Yudha menyunggingkan senyum dan menggelengkan kepalanya. "Nih orang napa sih! " Mikha yang melihat itu merasa ada yang Yudha sembunyikan.
Disisi laim, Renita yang sedamg celingak celinguk memandangi seisi kelasnya yang penuh terisi oleh banyaknya manusia. Dia mencari tempat kosomg untuknya bersinggah. "Hei! Disini! " Seru seorang gadis bertubuh gempal yang duduk disamping dua lelaki yang sikapnya berbanding terbalik, yang satu serius dan sibuk dengan bukunya dan yamg satu lagi asyik sekali mengaganngu temannya yang kutu buku itu. didepannya seorang gadis mungil dengan rambut cleopatra dan kacamata bulat dengan tatapan tajam. Diantara mereka ada satu kursi yang belum dijamah.
"Disini kosong, ayo duduk disini! " Serunya lagi. Renita menurutinya, masuk kedalam kelas dengan wajah sedikit tertunduk karena pasalnya dia baru bertemu dengan orang-orang itu. Ya, dibalik sikap konyol dan cengengesannya sebenarnya Renita adalah sosok introvert dan pemalu berbeda dengan sahabatnya Syila yang lebih berani dan bisa dibilang sedikit angkuh karena sifat dinginnya. Dia hanya ceplas ceplos dengan orang terdekatnya saja.
"Duduk sini! " Gadis itu tersenyum sumringah dan mulai memperkenalkan dirinya. "Nama aku Sirya, kalau kamu? " Tanya gadis gempal itu. Renita tersenyum simpul. "Gue Renita. Salam kenal ya, Sirya. " Sirya menganggukan wajahnya dengan senyuman lebarnya.
"Ini yang didepan kamu namanya Adzitha, Dzith kenalan dong sama Renita! " Gadis cleopatra itu membalikkan tubuhnya ke belakang menengadahkan tubuhnya ke depan Renita. "Adzitha, panggil aja gue Dzith. " Jawabnya dengan nada yang datar seirama dengan ekspresi wajahnya.
"Renita. " Mereka saling berjabat tangan. "Gue Kenzi! " Tiba-tiba seorang lelaki bertubuh tinggi dan ramping yang duduk disebelah Renita menyelip pembicaraan para gadis membuat Renita terkejut.
"Suka banget lo gangguin orang. " Sindir lelaki tampan yang sibuk dengan bukunya. "Ssstt! gue lagi ngenalin diri! " Kenzi menoleh kembali ke Renita mengedipkan sebelah matanya. "Bintitan. " Kompak ketiga temannya. "Ishh! Jangan dengerin mereka Ren, gue mah sehat waalfiat! " tegasnya.
Renita menyunggingkan bibirnya menahan tawa. "Iya. Salam kenal ya, Kenzi? " Tentu saja Alvin begitu sumringah terlihat dari senyumnya yang merekah ketika Renita membalas perkenalannya.
"Oya, cowo dingin kutu buku disamping gue ini namanya Adzhesta. " kenzi yang memperkenalkan teman disebelahnya dengan gamblang. Adzhesta? Batin Renita. Kenzi yang sadar drngan kerutam di dahi gadis didepannya itu langsung angkat bicara. "Dia kakak kembarnya Dzitha. " Begitulah panggilan kenzi untuk Adzitha. "Gue bilang panggil Dzith! " Ketus Dzith.
"Iya Dzitha sayang! " Dzith mendecit. "Mereka bukan kembar siam. Eh salah, maksudnya kembar seiras itu biasa."
"Emang kartun, Zi! Lo ada-ada aja sih! " Seru Sirya yang mulai bersuara. Membuat Renita tekekeh dan semua melirik padanya. "Sorry, kalian lucu sih. Seneng kenalan sama kalian."
***
Waktu istirahat tiba. Syila keluar dari kelasnya untuk menemui Renita di kelasnya,namun..
BRUK!
Dia tidak sengaja menubruk seorang lelaki didepannya. "Maaf. "
"Dasar ga punya mata! " Namun dia mendapati balasan yang ketus dari orang itu. Syila mengangkat wajahnya menatap tajam wajah angkuh lelaki itu. "Saya kan udah minta maaf tuan ketua osis!"
Kenzi tersenyum sinis. "Jadi elo punya ingetin yang bagus, good job! " Dia bertepuk tangan.
Syila menautkan kedua alisnya. "Tapi minta maaf aja ngak cukup, lo harus.. "
"Ga usah bertele-tele, tuan ketua."
"Kalau gitu gue bakal kasih hukuman sekarang karena elo waktu itu ga masuk satu hari. "
"Maksudnya, waktu ospek? " Alvin mengangguk ngangguk. "Exactly! "
"kan suster Rusita sudah menyampaikan izin saya, kalau saya sedang sakit.. "
"No! tapi sekarang elo sehatkan? " Syila membuang nafas kasar. "Terus saya harus apa? " Kenzi tersenyum smirk. Dia mendekati wajahnya ke telinga Syila dan membisikkan ide gilanya. "Lo harus ngaku ke semua orang kalau elo nembak gue jadi pacar elo. " Syila langsung terbelalak mendengar pengutaraan itu. "A-apa katamu?!"
"Kurang jelas? Elo harus teriakan nama gue Alvin Alvero sebagai pacar lo."
"Gak sudi! " Alvin membelalak mendengar balasan dari gadis itu. "Lo bilang apa? "
"Gak su.. di..! Jelas? " Tiba-tiba Alvin mendekatkan wajahnya ke wajah Syila, namun dengan sigap Syila langsung menjauh dengan mundur ,lalu menendang harta karun lelaki didepannya.
"Arghh! Lo! " Alvin membesarkan matanya menatap tajam ke arahnya. "Syukurin lo, dasar ketos julid! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments