Tahun dua ribu tiga..
"Ahh! " Pekik kedua anak itu. Anak lelaki itu melihat sinis ke atasnya. Seorang anak perempuan yang terjatuh dari atas pohon dan menimpa tubuhnya terjatuh ke atas badannya.
"Maaf! " Anak perempuan yang tomboy dengan rambut panjang sebahu itu langsung bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantu bocah didepannya, namun ditepis oleh tangan sang anak lelaki itu.
Anak perempuan itu menganga, dia tak percaya mendapat balasan yang begitu ketus dari bocah yang ditimpanya itu. Dia memilih untuk diam dan tetap tenang walapun mendapatkan tatapan tajam dengan ekspresi dingin anak laki-laki itu. "Sekali lagi saya minta maaf. " Anak perempuan itu membungkukan badannya, lalu pergi.
***
POV Mikha
"Kamu sudah siap, nak? " Mikha menyimpulkan sudut bibirnya dengan lembut dan manis. "Sudah, ma. "
"Kalau begitu, ayo kita sarapan sekarang mereka sudah menunggu. " Ajak Intana menggandeng putra semata wayangnya.
Di meja makan sudah ada keluargaku yang duduk dengan rapi. Minggu ini kakek dan nenekku sedang berkunjung untuk beberapa hari dirumahku, sebelumnya mereka singgah dirumah sepupuku Yudha dan Rama. Kami pun sarapan bersama.
"Saya berangkat dulu. " Aku menyalami setiap anggota keluarga ku, berpamitan sebelum berangkat ke sekolah.
Aku yang sudaj ditunggu oleh supir pribadiku Pak Ari, aku pun langsung masuk kedalam mobil menyusulnya. "Selamat pagi, den. "
"Selamat pagi. Pak, mari berangkat sekarang."
"Siap, den! " Mobil telah melaju dengan kecepatan sedang. Telah sampai di tujuanku aku pun turun dan memasuki gerbang bangunan itu. Telah banyak orang yang menungguiku, menyambutku dengan sorakan mereka. Beberapa wanita menyapa. Dan aku berusaha tetap tenang dan tidak mempedulikan mereka, maupun tatapan sinis dibelakang sana. Di depan sana Jeremy memanggilku dengan tingkah konyolnya, ya seperti biasa. Ko David dan Ko Hari pun ada disana dengan sifat kalem dan ramahmereka yang berbanding terbalik dengan jeremy ataupun aku. "Yo! " Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku melirik kilas ke belakangku. Itu adalah Rama yang diikuti Yudha. Kami pun mendatangi temanku yang sedang menunggu dan akan menuju ruangan kami. Di tengah jalan aku melihat seseorang yang nampak tidak asing bagiku, namun aku hanya meliriknya sekilas dan tetap acuh. Dia pun sama acuhnya denganku. Apa dia telah melupakanku?
***
Teriakam semakin menggema. "Yuda! Rama! " Teriakam semakin keras ketika dua orang dengan wajah yang mirip. Ralat! wajah yang sama datang dari belakang pria bernama Mikha. "Itu.. Itu Syil! "
"Lu kayak cacing kepanasan deh.. Ah! " Pekik Syila karena sahabatnya itu memukul bahunya. "Ishh, gue lagi serius, La! "
"Gue juga. " Renita mendelik kesal. "Emang mereka siapa, bagian kelompok boyband itu? "
"Kok boyband? "
"Ya. Tampak mereka seperti itu, lihat deh! " Renita membelalak melihat agak lama pria pria itu. "Hehe, iya ya. cocok! Ish, itu tuh anak kembar kolongmerat namanya Yudha dan Rama. anak dari grup pembisnid terkenal Arjuna co. grup! "
"Baru denger gue. "
"HA??! " Syila menutup kedua telinganya. "Lo kira gue budeg! " Balasnya berteriak tepat ke telinga sahabatnya itu. "Gue kaget lo ga tahu tentang perusahaan itu secara mereka kolongmerat terkenal mereka. "
"Mau kolongmerat, kolong bangku, kolong jembatan. Gue sih ga peduli! Semua orang tuh sama aja, manusia makan nasi sama seblak! "
"Ya, ya, ya, gimana lo aja deh Syil! " Syila terkekeh melihat kekesalan sahabat laknatnya itu. Ya ampun, si renita udah kepelet sama tuh boyband. Hihihihi.
Syila melirik kembali ke arah kelompok pria terkenal itu. Para cassanova sekolah ini. Dia baru teringat akan sesuatu. Seketika matanya melebar melihat salah satu dari mereka. "Itu.. kan?! " Gumamnya sangat pelan. Namun, dia langsung mengatupkan kembali kedua bibirnya dan tak melanjutkan perkataannya.
Dia pun langsung menarik lengan Renita ke arah papan pengumuman. "Gue kelas 10 A, lo? "
"Mana gue ta.. Oh itu gue kelas D! " Renita diam sejenak, lalu menoleh ke wajah sahabatnya. "Yah, kita ga sekelas. " Keluhnya. "Kan bisa ketemuan disaat istirahat. "
"kalau gitu gue ke kelas dulu ya. " Renita mengangguk, mereka pun pamit dan menuju kelasnya masing-masing.
Syila mendapati kelas di dekat lab komputer, lab. bahasa dan satu ruangan yang tertutup rapat bersebrangan dengan perpustakaan tempat favorit gadis nakal itu. Dia masuk ke dalam kelas dengan acuh dan mulai menduduki bangku kosong yang berada disisi dinding berdempetan dengan jendela yang memperlihatkan pemandangan diluar sana.
"Hai! " Syila membalas senyuman ramah itu. "Kenalin gue Marthalia, nama lo siapa? " Gadis itu menyodorkan tangan kanannya. Syila membalas jabatan tangan itu. "Syila. "
"Salam kenal ya! Gue duduk di bangku terdepan barisan tengah. " Syila mengiyakan pernyataan gadis otu dengan anggukan dan senyum simpul halusnya. Gadia itu kembali ke tempatnya.
Syila menyenderkan punggungnya sembari melirik gadis yang menjadi orang pertama yang mengajaknya berkenalan tadi sedang mengandrungi dan digandrungi banyak orang. Syila menghela nafas pelan dan semakin menyenderkan punggungnya ke muka kursi.
PLUKK
"Sorry. " Tegas Syila yang sadar telah menjatuhkan barang orang yang dibelakangnya. Dia membantu merapikan kotak pensil yang isinya sudah berhamburan. Lelaki berkacamata itu hanya tersenyum simpul sambil merapikan barang-barangnya yang jatuh oleh gadis didepannya.
"Ini. sekali lagi sorry. " Syila menyodorkan penghapus berwarna putih itu. "Santai aja. Ah gue Robby. "
"Syila. "
***
POV Yudha
Pagi itu aku melihat punggung Mikha saat berjalan bersama Rama memasuki area sekolah. Rama menyapanya begitupun aku. Saat ditengah jalan, aku melihat seseorang yang tempo hari tak sengaja aku tabrak dan aku tolong saat acara ospek siswa baru.
Flashback off
Hari ini adalah hari kedua ospek anak murid baru. Sialnya, Syila datang terlambat karena ditabrak seseorang sehingga kakinya terkilir dan berjalam tertatih. Ya, yang menbraknya adalah Yudha yang juga terlambat dan ditinggal oleh Rama. Dengan terpaksa dia menaiki motornya yang sangat dia jaga dan tak pernah dia pakai sebelumnya karena takut terjebak macet. Dia yang mengebut tidak sengaja menyerempet seorang gadis yang baru saja turun dari angkutan umum dan sedang berjalan menyusuri trotoar minimalis itu. Karena dia tidak ingin terlambat ,karena tidak kata itu di dalam kamusnya. Yudha mengacuhkan gadis yang telah jatuh dan dibantu oleh pejalan kaki lainnya. Dia juga sempat mendengar gerutuan gadis dan orang-orang itu.
Hah! Syila menghela nafas gusar. "Makasih bu, pak. " Ucap Syila kepada para pejalan kaki yang membantunya. "Neng, gapapa jalan sendiri kayak gitu? Gak mau dianter ke tukang urut dulu atau ke klinik? "
"Gak usah Pak, bu. Saya takut terlambat ke sekolah, makasih banyak atas bantuannya. "
***
Syila berjalan dengan meringis. Dia melihat seseorang yang jangkung mencegatnya didepan gerbang. Syila mengenal motor dan helm yang pria itu pakai, dia pun memasang wajah datar dan nafas yang ketus. "Dasar ga tanggungjawab! " Gumam Syila, namun masih terdengar oleh Yudha. "Kalau ga tanggung jawab, gue ga bakal nungguin lo disini anak kecil!"
Ck. Syila mendesis. "Minggir! gue ga mau telat nanti dihukum! " Syila berjalan melewati Yudha dengan tertatih tatih. Tanpa berkata-kata, Yudha menarik tangan Syila dan membopongnya ke UKS melewati gerbang belakang yang jarang dilewati orang-orang. Bahkan Syila pun baru mengetahuinya.
"Lepasin! Turunin! " Syila memberontak namun Yudha sangat kuat dan tak berkutik. Dia bahkan melupakan dan meninggalkan motor kesayangannya yang sudah seperti sang kekasih itu.
"Yudha, ada ap.. " Rusita menghentikan perkataanya ketika melihat Yudha membopong seorang gadis yang pasti itu adalah murid baru. "
"Sus, tolong obati anak ini saya nabrak dia pakai motor. "
"Hah?! kok bisa?! Yaudah bawa masuk! " Rusita pun memeriksa keadaan Syila. "Kamu cuma terkilir, istirahat dulu aja. Nanti saya yang akan membuat izin untuk kamu. Yudha, tolong jaga dia sebentar sampai saya kembali. "
"Terimakasih, sus. " Syila dan Yudha berbarengan membuat Rusita menahan senyumnya. Syila masih dengan wajah judesnya.
"Aw! " Yudha menjetikkan kening gadis itu hingga terpekik. "Sakit tahu! "
"Mana maksihnya? "
"Makasih. " Jawab Syila dengan ketus. "Yang ikhlas dong. gue juga ikhlas nolongin elo. "
"Itukan kewajiban elo yang udah buat gue celaka!"
Flashback on
"Yid.., yudha! " Rama membangunkan lamunannya. "Elo ini di ajak ngobrol malah senyam senyum, otak elo konslet? " Yudha menyunggingkan senyum dan menggelengkan kepalanya. "Nih orang napa sih! " Mikha yang melihat itu merasa ada yang Yudha sembunyikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments