Kutukan Playgirl & Playboy

Kutukan Playgirl & Playboy

Part 1

"Akan aku kutuk kau menjadi cewek paling sial di bumi ini, hahaha."

Rara terperanjat kaget, terbangun dari mimpi buruknya. Napasnya tersengal-sengal seperti sudah berlari sejauh 3000 km. Ia terduduk di atas kasur, melirik jam weker hello kitty. Jarum di dalamnya menunjukkan angka dua belas, menandakan bahwa hari masih malam. Rara mengontrol detak jantungnya yang tidak karuan, lalu melanjutkan tidurnya yang terganggu akibat mimpi tadi.

Lima menit Rara terpejam, dia belum bisa masuk ke alam bawah sadar sama sekali. Telinganya masih terngiang suara seseorang di mimpinya tadi, sementara matanya tidak mendukung untuk terlelap. Rara menyerah. Ia kembali membuka mata, lalu turun dari kasur. Hal yang baru saja dialaminya membuat ia butuh asupan oksigen lebih banyak.

Rara keluar dari kamar, menuju dapur untuk mengambil segelas air. Dengan menggunakan sendal tidurnya, ia beralih ke serambi depan, duduk di kursi besi yang dingin karena angin malam. Ia meminum air tadi seteguk demi seteguk untuk membasahi tenggorokannya yang gersang.

Rara menatap jalanan depan rumah yang sepi, tak ada kendaraan yang berlalu lalang. Suara jangkrik dan cacing juga menambah kesunyian malam itu. Dingin yang menerpa, membuatnya refleks memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaket. Matanya masih tetap memandangi jalan, namun kali ini suasananya berbeda. Rara menangkap sosok orang yang dikenalnya, berjalan melewati rumahnya, masuk ke dalam rumah di sebelahnya.

Dia adalah Philip Davidson atau yang akrab disebut dengan David. Tetangga sekaligus teman sekolahnya yang sangat dingin seperti benua antartika. Tapi, kepribadiannya itu sangat berbeda dengan wajah dan postur tubuhnya. David layak dikatakan sebagai cowok tampan dengan mata hitam, hidung mancung, rambut hitam legam, dan kulit putih. Bukan hanya itu, tinggi yang mencapai dua meter membuatnya cocok dinobatkan sebagai model majalah.

Kelebihan yang ia miliki sudah pasti memikat hati para cewek. Lebih tepatnya memiliki banyak pacar. Tapi tidak untuk David. Kesempurnaannya tak pernah sedikit pun dirasakan oleh cewek di sekitarnya, apalagi dimiliki. David terlalu nyaman dengan dunianya, tanpa memperhatikan dunia lainnya.

Berbeda dengan Aurora Putri atau yang biasa disapa dengan nama Rara. Ia terkenal akan kecantikan dan sifat playgirl di sekolah. Sudah banyak cowok yang mengantri menjadi pacarnya, walau pada ujungnya mereka akan didepak tanpa alasan yang jelas oleh Rara. Baginya, kesempurnaan yang ia miliki harus dimanfaatkan, tidak boleh dibiarkan begitu saja.

***

Rara berjalan dengan angkuh menyusuri koridor kelas XI. Di sepanjang jalan, sudah berdiri para cowok yang dengan gratis bisa melihatnya dalam sekejap. Rara membuka kacamata hitamnya, memperlihatkan mata indahnya lalu mengembangkan senyum manisnya. Perlakuan Rara membuat cowok pengagumnya histeris bahkan ada yang pingsan. Begitulah Rara. Pancaran di wajahnya mampu membuat seisi sekolah berguncang.

Langkah kakinya yang panjang, berhasil membuatnya sampai di kelas dengan cepat. Suasana di luar dan di dalam masih sama, para cowok menanti kedatangan seorang Rara. Dia kembali menebar pesonanya, seperti aktivitas yang selalu ia lakukan setiap harinya.

"Ra, lo nggak capek apa tiap hari harus kayak gitu ke cowok-cowok?" Tanya Mulan, teman sebangkunya ketika Rara sudah duduk di sampingnya.

Rara tersenyum bangga, kemudian menjawab pertanyaan Mulan. "Nggak dong, gue kan terkenal cewek paling cantik di sekolah. Jadi, itu udah jadi pekerjaan gue setiap hari."

Mulan ternganga sejenak, tak percaya dengan jawaban Rara. Lalu matanya melirik ke arah tote bag yang ada di depan Rara. "Ra, lo dapat hadiah lagi dari mereka?" Tanya Mulan setelah ia melihat isi dalam tote bag.

"Iya nih, kalo lo mau bawa aja. Gue udah banyak kayak gituan di rumah. Lo tau sendiri, kamar gue udah nggak cukup nampung hadiah dari mereka."

"Serius? Wah, nggak rugi gue jadi pengawal lo selama ini." Ucap Mulan sambil membuka satu persatu hadiah. Ada jam tangan, boneka, kacamata, bahkan juga alat tulis. Hal ini bukan lagi terjadi sekali dua kali, tapi sudah berkali-kali Rara mendapatkan hadiah dari para cowok pengagumnya.

"Oh ya Ra. Tadi si pacar lo yang sekarang datang, nanyain ke gue kenapa lo nggak bisa dihubungin dari kemarin. Terus gue jawab aja nggak tahu." Cerocos Mulan sembari memakai jam tangan kulit di lingkar tangannya. Pas sekali. Mulan sengaja mengatakan 'si pacar lo yang sekarang' pada Rara tadi, karena sejujurnya ia tidak hafal sama sekali nama-nama pacar Rara. Mengingat setiap seminggu sekali ia berganti pasangan.

"Gitu? Semalam gue lupa charger ponsel sih." Sahutnya dengan santai. Mulutnya kini sedang mengunyah cokelat dari salah satu pengagumnya. Dari sekian hadiah yang ia dapat, ia lebih suka hadiah dengan isi makanan dibanding barang mewah. Baginya, kehidupan elit sudah mencukupi segala yang ia butuhkan. Tapi kalau soal makanan, ia tak bisa menolak. Perut karet yang ia punya seperti berontak jika ia menolak pemberian tersebut. Beruntungnya, Rara tetap terlihat ideal walau ia makan dalam kapasitas banyak sekalipun.

Dalam sekejap, cokelat yang Rara makan ludes habis menyisakan bungkusnya saja. Tangannya membuka resleting pouch, mencari cermin untuk melihat kondisi wajahnya. Masih sangat sempurna. Ia selalu senang melihat kecantikan dirinya sendiri.

Setelah puas dengan hasil yang dipantulkan oleh cermin, ia beralih ke arah kiri, matanya dengan iseng menatap wajah tampan milik salah seorang cowok. Siapa lagi kalau bukan David. Sudah sejak lama Rara ingin sekali menjadikan David sebagai pacarnya, tapi tak pernah tercapai. Jangankan untuk mendekatinya, berbicara dengannya pun belum pernah Rara lakukan. David selalu menjaga jarak dari cewek sesuai dengan prinsip hidupnya yaitu 'Anti Pacaran'.

Rara tenggelam dalam kesempurnaan wajah David, ia juga tak sadar bahwa sedari tadi ia sudah mengembangkan senyum pada cowok itu. Dalam pikirannya saat ini hanya ada kata David, sedangkan dalam hatinya menggebu menyuarakan kalimat dia harus memiliki David apapun caranya.

Mulan, yang duduk di samping Rara memperhatikan sikap Rara yang sedikit aneh. Dia mengibaskan tangan di wajah Rara, lalu menepuk bahunya dengan keras.

"Ra, lo kenapa sih?" Tanya Mulan dengan intonasi tinggi.

Rara terkejut, ia buru-buru mengalihkan pandangan sebelum David menyadari bahwa Rara tengah memperhatikannya. "Gue baik-baik aja kok lan." Ucapnya tanpa melepaskan senyumannya.

"Jangan bohong lo sama gue." Ujar Mulan mencurigai Rara. "Lo kenapa senyum-senyum kayak gitu?" Mulan mengintimidasi senyum Rara yang sedikit aneh, berbeda dari biasanya.

Rara tidak mendengar ucapan Mulan, ia masih di posisi sama, mengembangkan senyum dan menopang dagu dengan kedua tangan di atas meja. Mulan semakin curiga dengan gelagat Rara.

"Ra, lo kenapa sih?" Mulan menggebrak meja begitu saja. Membuat pemiliknya tersentak.

"Gue suka sama David." Kalimat itu mencelos dari mulut manisnya Rara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!