Pesona Adibah

Pesona Adibah

Bab 1 Prolog

Gadis cantik berambut coklat dengan mata hitam pekat nya sedang berjalan menuju ke sekolah nya dengan di antar oleh sang Ayah. Gadis cantik itu bernama Adibah Afsheen Myesha, dia baru berusia 15 tahun dua hari lalu. Adibah sangat baik kepada semua teman di kelas nya, dia tidak pernah pilih pilih seorang teman, makanya sekian orang menyukai sikap rendah hati Adibah.

-Arroyyan Dylan Alfa rizki. Cowok ganteng yang irit bicara pada semua teman cewek nya di sekolah nya, namun sikap Dylan berbanding berbalik saat bersama dengan 5 sahabat nya, sikap irit itu berubah menjadi sikap yang penuh kehangatan, entah kenapa sikap Dylan begitu dingin pada setiap gadis yang ingin mendekati nya.

- Ammar Fateh, laki-laki gagah yang begitu sayang pada sang adik, dia adalah kakak dari Adibah, Ammar begitu menyayangi sang adik? sehingga apapun yang di minta sang adik akan dia turuti, sampai sampai masalah seorang gadis pun Ammar selalu menuruti saran sang adik.

**********

Langit biru terhampar sangat luas di atas sana, tak ada awan hitam sama sekali, kecuali sinar matahari yang sudah berada di ufuk barat, karena sebentar lagi akan menenggelamkan dirinya ke peraduan nya.

Adibah di ajak untuk menemui sang kekasih yang bernama Fadhilah, wajah Fadhilah emang cantik sehingga banyak laki-laki yang mengincar nya, termasuk Ammar kakak Adibah.

Di perjalanan menuju ke rumah Fadhilah, Adibah sudah begitu kesal pada kakak nya, Adibah bukan nya nggak suka sama Fadhilah, tapi Fadhilah ada laki-laki lain di belakang kakak nya, Adibah sendiri pernah memergoki Fadhilah yang berciuman dengan laki-laki lain, sejak saat itu Adibah ilfil dengan kekasih kakak nya.

''Assalamu'alaikum,'' Ucap Bang Ammar seraya mengetuk pintu rumah Fadhilah.

''Waalaikum salam,'' jawab gadis tersebut sembari membuka pintu rumah nya, mungkin kedua nya sudah janjian kali, sehingga gadis pujaan Abang Ammar dengan gesit membuka pintu rumah nya.

''Ayo masuk,'' Ujar Fadhilah dengan nada di buat semanis mungkin, tapi aku sudah muak melihat wajah yang pura-pura polos itu.

Aku melihat dia masuk ke dalam setelah menyuruh ku untuk duduk di sofa yang berada di ruang tamu, pikir ku.

Tak butuh waktu lama gadis itu membawa nampan yang berisi dua gelas minuman hangat, ya walaupun cuma teh hangat saja sich. Tapi aku bisa memaklumi nya, karena setau ku orang tua gadis ini ada di Negeri seberang, yakni Malaysia.

Fadhilah tinggal bersama nenek nya yang tak mungkin menjaga dia 24 jam kan, mana kuat dia ngejaga cucu yang beranjak dewasa, yang suka kabur kaburan dari sekolah nya juga.

Kini usia Fadhilah 18 tahun, hampir beranjak ke 19 tahun, namun dia masih duduk di kursi kelas 12 (3) SMA. Semua guru sudah mengeluhkan kenakalan Fadhilah pada sang nenek, tapi Fadhilah selalu saja bisa ngeles saat di tanyakan sang nenek.

''Ini siapa yankk?'' tanya Fadhilah pada abang ku.

''Dia adik ku? kenalin dia Adibah,'' jawab bang Ammar menunjuk ke arah ku. Fadhilah sendiri tidak mengetahui kalau aku adalah adik dari bang Ammar, karena cuma hari ini saja bang Ammar mengajak ku ke rumah Fadhilah.

''Sekolah di mana dek?'' tanya Fadhilah dengan gaya polos nya.

''Di SMP Negeri 2 mbak,'' jawab ku datar, tanpa mengalihkan perhatian ku pada ponsel yang aku pegang sedari tadi. Aku sibuk chatingan dengan teman sekelas ku, sampai akhirnya aku di tegur bang Ammar.

''Adek? kalau di tanya nyahut dong, taruh dulu pinsel nya,'' bisik bang Ammar padaku, tapi tak aku gubris. Sudah males dengar kata kata manis yang keluar dari mulut Fadhilah.

''Sudah gue jawab, awas ach gue keluar dulu gerah di sini,'' Ucap ku beranjak dari sofa dan berjalan menuju teras rumah Fadhilah, emang Fadhilah lebih tua ketimbang aku yang baru berusia 15 tahun, namun aku sendiri males harus bertele-tele sama orang yang aku tak suka, lebih tepat nya kelakuan dia yang bikin aku muak dan ilfil.

Aku membiarkan mereka berdua mengobrol di dalam sampai puas, sampai akhirnya aku merasa bosan dan capek juga duduk di kursi di teras rumah Fadhilah.

''Bang! ayo pulang,'' panggil ku dari luar pintu, tak sopan sich. Tapi aku males harus melihat wajah Fadhilah, setelah memanggil bang Ammar aku segera melangkah kan kaki menuju motor yang di parkir di halaman rumah Fadhilah, kini aku sudah berada di atas motor. bang Ammar yang melihat aku sudah ada di atas motor segera memanggil ku.

''Dek, sini dulu, pamit dulu sama Fadhilah?'' seru bang Ammar padaku.

''Tadi kan udah salaman sama dia, lagian bukan lebaran juga kan!'' jawab ku datar.

Bang Ammar pun terdiam setelah aku bersuara padanya. Bodo amat dech? mau dia marah kek, mau gampar gue kek, terserah gue nggak peduli. Karena gue lebih suka nggak melihat wajah gadis yang sekarang sedang menyandang status pacar bang Ammar.

Aku mulai kesal dengan bang Ammar, karena sebelum dia mengajak ku pergi? 'Dia bilang hanya sebentar, namun apa? aku menunggu mereka ngobrol sampai lumutan gini,' Gumam ku menahan rasa kesal ku pada bang Ammar.

Bang Ammar men stater motor gede nya, setelah itu dia masih tersenyum ke arah Fadhilah yang sedang berdiri di tersebut rumah nya. Aku menepuk punggung bang Ammar dengan cukup kuat, agar dia segera menjalankan motor nya, kalau nggak gue akan jalan kaki. Lagian kalaupun jalan kaki kaki aku nggak bakalan copot juga kan, pikir ku.

Bang Ammar menoleh ke belakang menatap sekilas wajah ku yang sedang merengut, dan menampakkan aurat permusuhan sama bang Ammar. ''Apa? mau marah!'' tanya ku ketus ketika bang Ammar menatap ku begitu.

''Nggak kok? abang cuma mau menatap kamu saja, nggak boleh,'' bang Ammar bukan nya menjawab pertanya'an ku malah dia berbalik nanya padaku, yang membuat aku semakin geram dengan bang Ammar.

Sampai di pertengahan jalan, motor gede bang Ammar malah mogok! bertambah sudah kekesalan ku pada bang Ammar, di saat aku buru buru pengen merebahkan kepala ku di kasur empuk di rumah, ech malah ada saja kejadian yang tak terduga, ban motor bang Ammar malah bocor dan mengharuskan aku untuk mendorong seraya mencari bengkel yang bisa menahan ban motor nya.

''Gini nich! akibat bohongin adek nya, jadi kualat kan?'' gerutu ku di sepanjang perjalanan.

Butuh 20 menit aku mendorong motor gede bang Ammar, betapa berat nya coba, keluh ku mengusap peluh di dahiku.

Terpopuler

Comments

ella

ella

keren

2022-10-10

2

Yulia Yulia

Yulia Yulia

yeeee.... kak andin juga merambah ke dunia perkaryaan 💪💪

2022-09-17

2

💕Al-mahyra Lubis💕

💕Al-mahyra Lubis💕

ye kak andin menjadi author juga, wach semangat

2022-09-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!