Terjerat Cinta Tuan Muda
Tamara adalah gadis yang ceria, ia tinggal dengan kakeknya sejak usia 8 tahun. Kedua orang tuanya sudah meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Meski dulunya adalah pengusaha yang sukses, namun karena hutang yang dimiliki orang tuanya, membuat Tamara sama sekali tak memiliki warisan. Bukan hanya rumah dan kendaraan milik orang tua Tamara saja yang harus dijual untuk membayar hutang-hutang. Rumah dan kendaraan milik kakek juga harus dijual.
Tamara baru saja lulus dari sebuah kampus negeri di ibu kota. Ia sudah mengajukan lamaran pekerjaan di beberapa perusahaan, namun belum juga ada panggilan. Akhirnya Tamara memilih bekerja sambilan di beberapa tempat sambil menunggu kabar baik dari perusahaan-perusahaan tempat ia melamar kerja. Seperti toko serba ada, cafe, rumah makan, bahkan menjadi kurir pun ia lakukan. Semua ini ia lakukan demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga kakeknya.
Tamara tentu tak akan tega jika harus membiarkan kakeknya seorang diri bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selain karena rasa bersalahnya pada sang kakek karena sudah menjual seluruh harta bendanya agar Tamara bisa terbebas dari hutang. Hal ini ia lakukan juga sebagai ungkapan terima kasihnya pada sang kakek, karena sudah mengurusnya sejak kecil.
Sebenarnya Tamara masih memiliki paman dari pihak ayah, yang tak lain adalah anak bungsu kakeknya. Namun setelah orang tuanya bangkrut, pamannya tak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Bahkan untuk sekedar menjenguk orang tuanya pun tidak, apalagi untuk membantu dirinya yang hanya seorang keponakan.
Kabar terakhir yang ia dengar mengenai pamannya adalah sesaat sebelum kebangkrutan orang tua Tamara, saat itu kakeknya menentang dengan keras om Richard yang ingin menikahi seorang janda beranak satu. Tamara sendiri tak ingat wajah wanita yang akhirnya dinikahi oleh pamannya itu, meski tak mendapat restu dari kakek.
Kakek sendiri tak pernah mau membahas apapun tentang pamannya. Bagi kakek, semua anaknya sudah meninggal. Dan hanya Tamara lah satu-satunya keluarga yang kakek miliki. Oleh karena itu, kakek meminta Tamara untuk menikah dengan orang pilihan kakek.
“Sama siapa kek?” Tamara langsung bertanya saat kakek memberitahu bahwa ia akan segera dinikahkan oleh cucu dari sahabat lama kakek.
“Kamu ingat kakek Dom?”
Tamara nampak berpikir, namun akhirnya ia ingat. Sahabat kakeknya yang tetap mau berhubungan baik dengan kakek, meski kakek kini sudah jatuh miskin.
“Ah... aku ingat. Aku sudah lama tak bertemu dengan kakek Dom, terakhir saat aku lulus SMA. Wah bagaimana kabar kakek Dom sekarang?”
“Dia baik-baik saja, jauh lebih sehat dari pada kakek,” Adrian tersenyum hangat pada cucu semata wayangnya itu.
“Kakek bukan mau menjodohkan aku sama kakek Dom kan?” Tamara menatap curiga pada kakeknya.
“Hahaha... mana mungkin? Kalaupun dia mau, sampai mati tak akan kakek izinkan!” Adrian tertawa mendengar pertanyaan Tamara.
“Lalu? Dengan anaknya?” Tebak Tamara.
“Dengan cucunya, usianya dua tahun di atas kamu.”
Tamara mengangguk-angguk. Ia merasa lega, setidaknya ia dijodohkan oleh orang yang usianya tak jauh darinya.
“Bagaimana? Kamu mau?”
“Apa aku tak boleh melihat dulu seperti apa rupanya?”
“Ah iya, kakek lupa!” Adrian menepuk dahinya dengan telapak tangannya.
“Ahhh... kakek, itu kan yang paling penting!” Tamara memajukan bibirnya.
“Kamu tak perlu khawatir, yang pasti Lukas adalah orang yang sangat tampan. Dia juga sangat ramah pada kakek,” Adrian mengingat saat terakhir kali ia bertemu dengan Lukas, cucu Dominic.
Beberapa tahun silam, saat Adrian ikut menemani Dominic mengantar kepergian cucunya yang berkuliah di luar negeri.
“Ya, kepribadiannya juga penting. Kapan terakhir kali kakek bertemu dengannya?”
“Mmm...” Adrian berpikir sejenak, “tujuh atau delapan tahun yang lalu kakek lupa.”
“Hah? Kakek... yang benar saja,” protes Tamara.
“Sudahlah, kamu tak perlu khawatir. Kakek rasa dia masih sama seperti saat itu, tampan dan baik hati,” jawab Adrian dengan penuh percaya diri.
“Terus, maksud kakek. Aku baru akan bertemu dengan orang yang akan menjadi suamiku itu saat hari pernikahan nanti?” Tamara kembali protes.
“Tentu saja tidak, kalian harus pergi berkencan dulu. Dom bilang, lukas baru saja lulus S2 tahun lalu. Dan kini ia sudah dipercaya menjadi CEO disalah satu anak perusahaan milik ayahnya. Kita hanya tinggal menunggu waktu senggangnya agar bisa berkencan denganmu,” jelas Adrian.
“Jadi dia orang yang sibuk?” Tamara tampak tidak suka.
“Tentu saja, dia kan seorang CEO.”
Tamara semakin cemberut mengetahui calon suaminya adalah orang yang sangat sibuk, ia bisa membayangkan bagaimana nantinya rumah tangga mereka. Seorang CEO yang muda dan tampan, sering pergi ke luar kota ataupun ke luar negeri dengan sekertarisnya yang cantik dan juga seksi. Dan pada akhirnya, sang CEO lebih sering menghabiskan waktunya dengan sang sekertaris dari pada dirinya. Hingga terjadilah perselingkuhan.
“Tidak!” Tamara berteriak dalam hatinya. Ia segera menggeleng-gelengkan kepalanya, menepis semua khayalan tentang kehidupan rumah tangganya kelak.
“Kamu kenapa?” Melihat cucunya yang tiba-tiba menggelengkan kepala, membuat Adrian merasa heran. “Kamu tidak mau dijodohkan dengan seorang CEO?”
“Hehehe, apa tidak ada yang biasa-biasa saja kek? Lagi pula apa dia mau menikah denganku yang seperti ini?” Tamara tersenyum miris, mengingat dirinya yang sejak lulus kuliah belum juga mendapat panggilan di perusahaan besar. Bahkan kini ia hanya bekerja serabutan demi mencukupi kebutuhan hidupnya dan kakeknya.
“Hust... kamu itu luar biasa bagi kakek, mana bisa kakek carikan jodoh yang biasa-biasa saja. Lagi pula kamu itu istimewa, lihat wajahmu ini. Sangat cantik!” Adrian memuji cucu kesayangannya.
“Cantik dari mana sih kek? Itu mah menurut kakek aja, aku segini buluk juga.”
“Hei... jangan mulai lagi. Kekurangan kamu itu cuma satu, tidak percaya diri. Sudah, nurut saja sama kakek. Kakek melakukan semua ini supaya kamu tak perlu susah payah kerja keras banting tulang hanya demi menghidupi kakek.”
“Kakek kenapa bicara seperti itu? Aku tak keberatan melakukan semua itu demi kakek,” Tamara merasa sedih jika kakeknya selalu menganggap dirinya sebagai beban yang harus Tamara tanggung.
“Kamu mungkin tidak keberatan, tapi kakek keberatan! Sudah tidak usah protes lagi, sebaiknya sekarang kamu istirahat. Nanti akan kakek kabari lagi jadwal pertemuan kamu dengan calon suamimu,” Adrian segera masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Tamara yang masih duduk termenung di ruang tamu.
Tamara dan Adrian tinggal di sebuah rumah kontrakan yang berisi dua kamar, satu ruang tamu, dapur, dan kamar mandi. Rumah yang tidak besar, namun cukup untuk tempat berteduh dan berbagi suka dan duka antara Tamara dan kakeknya.
Tamara membuang nafasnya dengan kasar, ia tak yakin calon suaminya yang seorang CEO itu mau menerima dirinya yang tidak punya kelebihan apapun untuk dipamerkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Yusria Mumba
semangat tamara,
2023-06-02
0