Bab 2

Satu minggu berlalu, setelah pemberitahuan soal perjodohan Tamara. Sampai saat ini gadis itu belum juga mendapat kabar tentang pertemuannya dengan calon suami.

“Benar kan, dia pasti menolak mentah-mentah perjodohan ini,” gerutu Tamara.

“Sabar... dia itu kan orang sibuk, jadi kamu yang tidak terlalu sibuk harus sabar menunggu,” Adrian menenangkan cucunya.

Di lain tempat, Dominic yang tengah menikmati sarapan paginya melihat kursi kosong di sebelahnya.

“Kemana anak itu?” Tanya Dominic pada pelayan yang ada di dekatnya.

“Sudah pergi sejak subuh tuan,” jawab pelayan dengan sopan.

“Hhh... Anak itu menghindari aku?”

Pelayan hanya menunduk, ia sendiri tidak tau pasti mengapa tuan mudanya pergi sepagi itu. Dan ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir, saat Dominic mengutarakan keinginannya untuk menjodohkan Lukas dengan seorang cucu dari sahabat lamanya.

“Aku belum tertarik untuk menikah,” hanya itu jawaban yang Dominic terima dari Lukas.

Dominic menghela nafas panjang, ia memang kerap kali kewalahan meladeni sifat keras kepala cucunya itu. Tapi kali ini, ia tak boleh kalah. Dominic akan mencoba untuk mengancam Lukas jika ia tak mau menuruti keinginannya.

“Berikan ponselku!” Perintah Dominic pada pelayan di sampingnya.

Dengan sigap pelayan itu menyerahkan ponsel pada Dominic.

“Dimana kamu?”

“Dimana lagi? Jam segini sudah pasti aku berada di kantor,” jawab Lukas.

“Segera temui gadis itu! Jika tidak, akan ku turunkan posisimu menjadi office boy!” Tanpa basa basi Dominic segera mematikan sambungan telepon.

Tentu saja hal itu membuat Lukas merasa kesal, ia memijat keningnya sambil terus menatap layar ponsel yang sudah mati.

“Aishhh... si kakek tua itu,” Lukas melempar ponselnya ke atas meja kerjanya. Ia lalu berjalan keluar dari ruangannya.

“Kosongkan jadwalku sore ini! Dan kau cari tau dimana gadis itu berada sore nanti!” Perintah Lukas pada sekertarisnya, Olivia. Ia lalu kembali masuk ke dalam ruangannya.

“Baik tuan muda,” dengan sigap Olivia segera menghubungi beberapa kolega yang rencananya akan mereka temui sore ini. Olivia juga sudah paham, siapa gadis yang dimaksud Lukas.

Sore hari pun tiba, Lukas sudah selesai dengan pekerjaannya. Sekarang waktunya ia menemui gadis yang akan dijodohkan dengan dirinya. Dengan diantar oleh Olivia, Lukas mendatangi sebuah restoran cepat saji tempat Tamara melakukan kerja sambilan.

“Kita akan bertemu dengannya di tempat ini?” Lukas mengamati restoran cepat saji itu.

“Iya tuan muda, nona Tamara bekerja di tempat ini,” jawab Olivia.

“Bekerja? Apa dia seorang pemilik restoran ini?” Lukas hampir tak percaya pada apa yang dikatakan sekertarisnya.

“Maaf tuan muda, bukankah semua informasi mengenai calon istri anda sudah ada dalam dokumen yang tuan Dom berikan?”

“Kau pikir aku berminat untuk membacanya? Jika tua bangka itu tidak mengancam akan menurunkan posisiku, aku juga tidak sudi datang ke tempat ini!”

Olivia hanya mengangguk, ia lebih memilih diam tak mau berdebat dengan atasannya.

“Jadi cepat katakan padaku, apa gadis itu pemilik restoran ini?”

“Nona hanya bekerja sambilan di tempat ini tuan muda,” dengan sabar Olivia menjawab pertanyaan Lukas.

“Bekerja sambilan? Apa dia tak punya kerjaan sampai harus bekerja sambilan di tempat ini?”

“Maaf tuan muda, tapi memang ini pekerjaannya.”

“Hah... berani sekali si tua bangka itu menjodohkan aku dengan gadis seperti ini,” dengan perasaan kesal Lukas segera menghubungi kakeknya.

Tak butuh waktu lama, kakeknya sudah mengangkat teleponnya.

“Bagaimana? Kamu sudah bertemu dengannya?” Tanya Dominic saat telepon baru saja tersambung.

“Kek, apa benar gadis yang mau kakek jodohkan padaku bekerja sambilan di restoran cepat saji?” Sambil menahan emosinya Lukas berusaha bicara ramah pada kakeknya.

“Memang kamu tidak membaca profil yang sudah kakek beri padamu?”

“Maaf kek, aku sibuk jadi belum sempat membacanya. Jadi benar dia bekerja sambilan di tempat ini? Apa kakek tidak salah?”

“Tentu saja tidak, cepat temui gadis itu! Atau aku akan segera memproses hukumanmu, sehingga besok kamu sudah bisa menikmati hidup sebagai office boy,” ucap Dominic dengan nada lembut namun sangat mengancam.

Lukas menelan air liurnya, ia tak bisa membayangkan dirinya yang tampan ini menjadi seorang office boy.

“Kek, apa tidak ada posisi lain?” Tawar Lukas.

“Ada, berhenti menjadi cucuku!” Dominic segera mematikan sambungan teleponnya.

“Aishh...” Lukas hanya bisa mendesah mendapat perlakuan yang menurutnya sangat kejam dari kakeknya. Dengan terpaksa akhirnya Lukas turun dari mobil dan memasuki restoran cepat saji itu. Sebuah pesan masuk ke ponselnya saat ia baru saja masuk ke dalam restoran.

Jika kamu tidak bersikap ramah padanya, hukuman akan tetap ku berikan meski kau sudah menemuinya!

Begitulah isi pesan dari Dominic, Lukas hanya bisa pasrah. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha untuk tersenyum dengan ramah. Namun masalah yang baru ia sadari muncul, ia lupa menanyakan pada Olivia nama dari gadis yang harus ia temui di sana.

“Ah, sial... aku lupa siapa tadi namanya?” Lukas berjalan kembali ke mobilnya, namun ia tak menemukan siapapun di dalam mobil.

Lukas celingukan melihat ke sekeliling, mencari keberadaan sekertarisnya.

“Dimana sekertaris sialan itu?”

Saat Lukas tengah sibuk mencari ke sekitar, tiba-tiba seorang juru parkir menghampirinya. Pria yang sudah cukup tua itu menyerahkan kunci mobil dan secarik kertas pada Lukas.

“Apa ini?”

“Seseorang meminta saya memberikan ini pada anda tuan,” jawab juru parkir dengan ramah.

“Kemana orang itu?”

“Sudah pergi dengan taksi tuan,” setelah dirasa selesai dengan tugasnya juru parkir segera meninggalkan Lukas.

“Aish...” Lukas yang kesal mengacak-acak rambutnya. Ia lalu membuka lipatan kertas yang diberikan pada juru parkir tadi.

Maaf tuan muda, tuan Dom meminta saya untuk meninggalkan anda berdua. Tapi sebagai permohonan maaf dari saya, saya akan memberi tahukan nama calon istri anda, yaitu Tamara. Semangat tuan muda, semoga kencannya berjalan dengan lancar! ^^

“Cih, calon istri apanya?” Lukas kembali mendesah. Kali ini ia berusaha mengatur nafasnya, saat emosinya sudah mulai mereda Lukas kembali masuk ke dalam restoran. Ia melihat beberapa pelayan di meja pemesanan.

Lukas memicingkan matanya, membaca satu persatu nama yang tertera di dada para pelayan. Namun tidak ada nama Tamara di sana.

“Apa gadis itu tidak masuk hari ini?” Sejenak Lukas merasa lega.

“Baiklah, karena sudah terlanjur di sini aku akan memesan makanan,” Lukas yang merasa lapar karena ia melewati makan siangnya segera berjalan menuju meja pesanan.

“Selamat sore pak, mau pesan apa?” Tanya pelayan restoran ramah.

“Dua cheese burger dan dua air mineral,” Lukas yang sangat lapar merasa tak cukup jika hanya memesan satu burger saja.

“Baik, ada lagi?”

Lukas terdiam, ia merasa ragu-ragu ingin menanyakan sesuatu pada pelayan itu.

“Bagaimana pak?”

“Ehem... Apa di tempat ini ada pegawai yang bernama Tamara?” Tanya Lukas setengah berbisik.

“Oh, Tamara. Iya ada pak, dia pekerja sambilan kami yang bertugas mencuci piring,” jawab pelayan seraya menunjuk ke area di belakangnya. Terlihat beberapa orang sedang sibuk meracik makanan, dan seseorang yang sedang sibuk dengan cucian yang menumpuk di hadapannya.

Mata Lukas hanya tertuju pada gadis yang sedang mencuci piring itu, karena pelayan tadi bilang bahwa tugas Tamara adalah mencuci piring.

“Apa aku bisa menemuinya sebentar?”

“Bisa, nanti akan saya sampaikan pada atasan kami. Kalau boleh tau dengan bapak siapa ya?”

“Saya Lukas,” dengan penuh percaya diri Lukas menyebutkan namanya.

“Baik pak, ada lagi yang bisa saya bantu?”

“Tidak, cukup!”

“Baik pak, jadi total pesanan bapak seratus dua belas ribu.”

Lukas memberikan uang seratus lima puluh ribu pada pelayan itu, ia menolak menerima kembalian dan sebagai gantinya ia ingin pesanannya nanti dibawakan oleh Tamara.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!