Rebellious Aphrodite
Di sebuah taman dalam sekolah, terlihat tiga orang gadis dengan pakaian kasual sedang berbincang sambil duduk di sebuah meja yang penuh makanan serta minuman kaleng.
"Lama banget si cupu dateng!" Lara, seorang gadis berambut coklat terlihat menggerutu sebal.
"Lo yakin Naila bakal dateng ke sini, Elle?" Sera bertanya sembari menatap pada sosok gadis cantik yang duduk dengan anggun dan tenang sambil meminum sebuah minuman berkarbonasi.
Gadis itu, Elleandra Caroline, memberikan anggukan singkat pada Sera. Elleandra meletakkan minuman kalengnya di meja lalu melirik jam tangan mewah berwarna perak yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam itu menunjukkan pukul 11.10 malam.
"Telat 10 menit." Elleandra menyugar rambut ikalnya yang hitam panjang dan terlihat halus berkilau itu ke belakang. Menunggu adalah satu hal yang paling dia benci. "Kalau sampai ketua OSIS itu nggak datang malam ini, dia bakal habis di tangan gue besok."
Lara dan Sera mengangguk puas.
Kemudian, iris hitam Elleandra melihat seseorang tengah berjalan dengan lambat ke arah tempat mereka duduk. Dia mengkode dengan dagunya agar Lara dan Sera menengok ke arah orang itu.
Lara yang pertama kali menyadari jika orang itu adalah Naila. Dia berdiri dari duduknya sembari menyeringai.
"Itu Naila, Elle," kata Lara pada Elleandra.
Sera mengangguk membenarkan. "Berani juga dia datang sendirian malam-malam begini."
Elleandra hanya memperhatikan Naila yang semakin mendekat ke arahnya. Hingga akhirnya, Naila berdiri tepat di depan Elleandra, Lara dan Sela.
Naila, gadis berambut hitam pendek itu terlihat memegang erat tali tas jinjing berwarna putih yang terdapat di bahu kanannya. Terkihat sekali bahwa gadis itu tengah menyembunyikan ketakutannya.
"Naila Abigail. Ketua OSIS panutan kita semua." Elleandra berdiri sambil menatap Naila dengan angkuh. Bahkan dia tak segan mengatakan sarkasme pada Naila.
"K-Kak, Elle. M-Maafin Naila," ucap Naila terbata-bata.
"Bagus. Itu artinya lo tahu diri, Nai." Elleandra menyeringai puas. "Lo masih kelas sebelas, Nai. Gue nggak suka lihat adik kelas banyak tingkah kayak lo."
Sera menatap Elleandra dengan heran. "Tapi, Elle. Kan, kita juga banyak tingkah."
Lara mencubit pipi Sera dengan gemas. "Ra, lemot lo kumat di saat yang nggak tepat!"
Elleandra tertawa keras kemudian dia menatap Sera dengan penuh senyum "Indeed! You know us so well, Sera. Gue bangga sama lo."
[Emang! Lo tau dengan baik gimana kita, Sera. Gue bangga sama lo.]
Elleandra kembali tertawa. Meski Elleandra terlihat semakin cantik ketika tertawa, namun auranya terasa semakin gelap dan mengintimidasi. Bahkan Lara dan Sera masih saja bergidik walau mereka sudah terbiasa berada di sekitar Elleandra.
Benar-benar gila.
"J-Jadi, K-Kak Elle mau maafin Naila?" Naila menatap Elleandra dengan sedikit binar.
Elleandra terlihat berfikir sambil bergumam. "Mmm, gue mau, kok, maafin lo, Nai. Tapi dengan satu syarat."
Naila bertanya dengan was-was. "Syarat apa, Kak?"
Elleandra, Lara dan Sera saling menatap penuh arti. Naila yang memperhatikan ekspresi ketiga gadis yang sangat populer di sekolahnya itu, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak.
Elleandra menatap tepat pada manik Naila. "Lo harus ikut gue malam ini."
Lalu setelah itu Elleandra pergi begitu saja, meninggalkan Lara, Sera serta Naila yang terlihat kebingungan.
Lara dan Sera begitu tanggap dan menganggap Elleandra sudah memberi sebuah perintah mutlak yang tidak bisa dibantah. Untuk itu, Lara dan Sera segera memegangi kedua tangan Naila dan menarik gadis itu untuk ikut dengan mereka malam ini
"Kak, lepasin. Tolong biarin Naila pergi. Naila minta maaf!" Naila terus merengek dan memberontak ketika kedua tangannya dipegang erat dan diseret paksa oleh Lara dan Sera.
"Duh, jangan berisik bisa, nggak, sih?!" Lara membentak dengan emosi, membuat Naila semakin ketakutan.
"M-Maaf," cicit Naila dengan kepala menunduk.
Sedangkan Elleandra, dia memainkan kunci mobilnya dengan santai sambil terus berjalan menuju sebuah mobil yang sudah dia siapkan di depan gerbang sekolah. Elleandra benar-benar tidak memedulikan suara rengekan Naila yang begitu menganggunya.
Ketika sampai, Elleandra membuka pintu belakang mobilnya dengan tenang, membuat Naila semakin panik dan berteriak ketakutan.
"Naila mau dibawa kemana? Lepasin Naila, tolong, kali ini aja, Kak." Naila terus-menerus memohon.
"Gue pikir lo cukup nyali setelah tadi lo nyamperin kita bertiga ke sekolah sendirian. Padahal udah jam sebelas malam, loh, Nai. Kok sekarang jadi takut?" Sera tertawa mengejek.
"Lagian, ini semua salah lo karena udah nggap remeh ancaman Elle. Berani juga, ya, lo ngadu ke Kepala Sekolah kalau kita sering ikut drag race!" Lara mencengkram erat rahang Naila sambil menatap tajam gadis berambut sebahu itu.
"Soalnya itu bahaya, Kak! Itu juga ilegal dan udah jadi tugas Naila sebagai ketua OSIS bu-"
BRAK!
Elleandra menghempaskan tasnya ke tubuh Naila, membuat Naila hampir jatuh jika saja gadis itu tidak sigap.
"Berisik! Lo tinggal nurut apa susahnya, sih?!" Elleandra menatap tajam Naila yang kini tengah menangis. Naila masih saja merasa terkejut ketika mendapat perlakuan kasar seperti tadi padahal dia sering kali mengalami hal serupa, tentu saja dengan pelaku yang sama.
Naila dengan berani mengangkat kepala dan memandang Elleandra dengan mata memerah. Namun hanya beberapa detik kemudian dia menundukkan kepalanya lagi.
Memang siapa yang berani melawan seorang Elleandra Caroline? Gadis yang dijuluki sebagai Rebellious Aphrodite oleh murid seantero sekolah.
Rebellious Aphrodite, gadis yang mempunyai paras cantik menawan namun memiliki sifat yang liar dan susah dikendalikan. Julukan itu benar-benar cocok untuk gadis seperti Elleandra.
Elleandra memang mempunyai paras yang cantik serta bentuk proporsi tubuh yang menjadi idaman para perempuan. Hal itu membuat Elleandra terlihat bak feromon berjalan yang mampu membuat lelaki manapun takhluk padanya.
Elleandra juga terlahir dari keluarga konglomerat terpandang.
Lihat saja gaya berpakaian gadis itu. Apa yang Elleandra pakai selalu dari merk teratas! Pakaian yang begitu elegan, mewah, namun tidak berlebihan. Membuat tampilan gadis itu semakin memikat!
Elleandra benar-benar mendekati sempurna jika saja dia tidak memiliki kelakuan buruk layaknya Medusa yang membuatnya begitu dibenci oleh hampir seluruh murid perempuan di sekolah mereka.
Namun, belum ada yang pernah berani melawan atau bahkan mengusik Elleandra karena gadis itu mempunyai aura intimidasi yang begitu kuat.
Melihat Elleandra murka adalah salah satu hal yang paling dihindari oleh murid satu sekolah.
"Gue udah bilang kalo gue akan nerima permintaan maaf lo asalkan lo mau ikut gue sekarang. Ngerti?" Elleandra memerintah sembari membalas tatapan Naila dengan dingin.
Naila kembali menunduk karena takut dengan Elleandra yang lagi-lagi berhasil membuatnya terintimidasi dan terlihat seperti seorang pengecut.
Elleandra mengkode Lara dan Sera agar memasukkan Naila ke dalam mobil. Lara dan Sera menuruti perintah Elleandra. Akhirnya, Naila yang tidak mampu melawan hanya bisa pasrah dan menurut.
Setidaknya untuk saat ini.
Setelah Lara, Sera dan Naila masuk, Elleandra duduk di kursi kemudi dan mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata. Dia bisa saja mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, namun, dia harus menyimpan tenaganya untuk pertunjukan malam ini.
Tidak sampai sepuluh menit, mobil yang dikemudikan Elleandra sampai di sebuah jalan sepi yang sering dijadikan arena balap liar. Terlihat ada banyak orang yang berkumpul hanya untuk menonton balapan ilegal ini.
Elleandra turun dari mobil terlebih dahulu, diikuti Lara, Sera dan Naila di belakang. Mereka membuntuti Elleandra yang berjalan menuju sekumpulan remaja seusia mereka yang tengah bersiap untuk mengikuti event drag race ilegal yang diadakan malam ini.
"Wow, Ella! Akhirnya lo datang juga." Raka menyapa terlebih dulu saat melihat Ella yang berjalan begitu anggun ke arahhnya.
Beberapa orang juga ikut menoleh ke arah Elleandra dan terkesima melihat betapa anggun dan cantiknya gadis itu ketika berjalan.
Aura memikat yang menguar dari dalam diri Elleandra berhasil membuat mereka terpana. Banyak gadis yang menggerutu menahan rasa iri yang bergejolak dalam diri mereka ketika melihat kecantikan Elleandra yang begitu memikat.
"Giamana, semua aman, kan?" Elleandra memicingkan mata ke arah Raka yang masih tersenyum lebar ke arahnya.
"Lo santai aja, Elle. Gue jamin, semua aman terkendali," kata Raka penuh keyakinan, membuat Elleandra mengukir senyum puas.
"Bagus! Thanks, Ka."
Raka mengangguk. Namun, seketika Raka mengerutkan kening ketika dia melihat seseorang yang terasa asing berdiri di belakang Elleandra. Tepatnya, lelaki itu menatap ke arah Naila yang berdiri di antara Lara dan Sera.
Naila yang merasa ditatap begitu intens hanya bisa memegang erat tasnya sambil menunduk.
"Dia siapa?" Raka bertanya sambil menunjuk ke arah Naila.
"Oh, dia?" Elleandra mengukir seringaian tipis. "She's our special guest!"
Raka mengernyitkan alis.
Special guest?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Andhea
Kkkk Sera terlalu jyujyur
2022-10-06
1
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
2022-10-02
3