[RA] 01 : Elleandra Caroline [2]

Special guest?

"Ah, orang yang lo maksud kemarin?" Tanya Raka memastikan.

"Yap!" Elleandra mengangguk membenarkan.

"But, that girl kinda looks scared, Elle." Raka nyaris terbahak keras melihat wajah Naila yang semakin memucat ketakutan.

[Tapi, cewek itu keliatan takut, Elle.]

"Masa? Perasaan lo aja mungkin. Dia orangnya pemberani, kok. Iya, kan, Naila?" Elleandra menoleh ke arah Naila dengan seringaian tajam.

"Ehm, kalau gitu 10 menit lagi, ya, Elle," kata Raka.

Setelah mendapat anggukan dari Elleandra, Raka berlalu pergi untuk menyiapkan semua hal yang telah Elleandra minta.

Naila belum paham mengapa dia dibawa ke sini oleh Elleandra. Terlihat sekali gadis itu terlihat bingung dan tidak nyaman berada di tempat balap liar ini.

"Kak, tolong biarin Naila pulang." Naila terus memohon dengan wajah pucat, berharap ada rasa kasihan dari diri Elleandra untuknya.

"Pulang? Emm, sayangnya, sebelum acara ini berakhir, lo nggak akan bisa pulang, Nai," sahut Elleandra santai.

"M-Maksud Kak Elle?" Perasaan Naila menjadi tidak enak.

"Lo akan jadi partnernya Elle malam ini, Nai," kata Lara dengan lugas.

"P-Partner?" Naila tergugu. Dia tidak mengerti apa maksud perkataan Lara.

"Iya. Partner balap Elle. Lo cukup duduk di samping kursi kemudi dan Elle yang bakal ambil kendali penuh atas mobil yang kalian pakai," jelas Sera.

"M-Mobil? B-bukannya ini drag race m-motor, Kak?" Naila menjadi tambah panik.

Elleandra, Lara dan Sera tertawa pelan sambil saling menatap satu sama lain.

"Motor?" Sera berdecak dan menatap gemas ke arah Naila.

Naila dengan takut menganggukan kepala.

"Eum, sayangnya, karena ada special guest yaitu Naila Abigail ..." Elleandra menghentikan perkataannya lalu bergerak mencengkram dagu Naila agar kepala gadis itu mengadah ke arahnya, setelah itu Elleandra kembali berucap, "jadi, khusus malam ini kita akan drag race pakai mobil, bukan motor. Gimana? Pasti seru banget, kan, Nai?"

Naila menggeleng kuat, membuat cengkraman di bahunya lepas.

"Naila nggak mau! Naila takut, Kak! Naila nggak mau dalam bahaya! Tolong biarin Naila pulang!" Naila menyatukan kedua tangan dan memohon agar bisa pergi dari tempat ini. Naila benar-benar merasakan keringat dingin menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Banyak-banyakin doa, deh, Nai." Lara menepuk bahu Naila, berlagak menyemangati.

Naila benar-benar merasa ingin pingsan ketika Elleandra menyeret dan membawanya untuk bersiap, kemudian masuk ke dalam mobil yang sudah dipersiapkan khusus untuk acara malam ini.

Tanpa Naila tahu, diam-diam Elleandra mengukir senyum penuh kemenangan.

...----------------...

BRUM! BRUM!

Dua mobil mewah yang berada di jalur balap sukses menyita perhatian penonton di sekitar.

Elleandra yang berada di dalam mobil mewahnya terlihat begitu tenang. Sama hal nya dengan Laras karena mereka berdua sudah beberapa kali mengikuti balap liar di tempat ini, baik menggunakan motor atau pun mobil.

Berbeda lagi dengan Naila yang memucat ketakutan di samping kursi kemudi Elleandra.

"Kak Elle. Tolong keluarin Naila dari sini." Air mata sudah membanjiri pipi tembam Naila.

Elleandra menggeleng santai.

"Perasaan Naila nggak enak, Kak. Ayo kita pulang," rengek Naila.

"Berisik banget, sih, lo!" Elleandra memicingkan mata dengan sinis. "Bisa diam, nggak? Bentar lagi mulai!"

Tubuh Naila menegang, dia mencengkram seat belt-nya dengan erat.

Di sisi lain, Raka bergerak maju ke tengah jalur yang dijadikan arena balap lalu membunyikan peluit agar penonton memberikan seluruh atensi padanya.

Ya. Lelaki itu yang akan menjadi pemandu untuk event ilegal malam ini.

"Oke! Malam ini kita balik lagi buat event drag race car yang sudah kita tunggu-tunggu!" Raka berucap dengan semangat.

Semua penonton berteriak riuh penuh antusias.

"Langsung aja, di jalur pertama ada our beautiful girl, Elleandra Caroline dan tamu spesial kita yang akan jadi partner balap Elle malam ini, Naila Abigail!"

"WOO!"

"Selanjutnya, ada Larasati Herdiawan di jalur kedua!"

Penonton bersorak lagi.

"So, without any further do, let's get started!"

Kemudian Raka berdiri di depan, di antara mobil Elleandra dan Lara. Pertunjukan akan segera dimulai. Teriakan antusias penonton semakin menggema membuat suasana makin meriah.

Raka mulai memasang postur untuk memberi aba-aba. Dia mengangkat kedua tangannya sedikit menjulur ke depan.

"Ready?" Raka menurunkan tangan sembari berucap lantang. "Go!"

Di saat itulah kedua mobil itu melaju dengan cepat.

Elleandra terlihat menikmati pertandingan ini. Dia berseru senang di dalam mobil. Dia melihat ke depan, tepat ke arah mobil Lara yang jaraknya tidak jauh dari mobilnya.

"Kak Elle! Berhenti!" Naila tidak menyangka jika Elleandra akan melajukan mobilnya sekencang ini.

Elleandra semakin menambah kecepatan mobilnya. Tidak menghiraukan teriakan Naila yang sangat mengganggu konsentrasinya. Tak berselang lama, Elleandra berhasil menyalip mobil Lara. Gadis itu lagi-lagi memekik kegirangan.

"Gimana, Nai? Seru, kan?!" Elleandra sedikit berteriak.

Naila menggelengkan kepalanya.

"Berhenti, Kak! Naila nggak kuat!" Naila berseru sambil memejamkan matanya. Bibirnya berubah pucat. Kepalanya terasa begitu berat dan sesuatu dalam lambungnya seperti dipompa keluar.

Naila benar-benar ingin keluar dari mobil ini. Dia harus mencari cara agar Elleandra mau menghentikan mobilnya. Jika tidak, dia benar-benar akan pingsan di sini.

Naila meraih bahu Elleandra dan menggoncangkannya pelan. "Kak Elle, tolong berhenti!"

Elleandra berdecak kesal. "Apa, sih, Nai! Jangan ganggu konsentrasi gue!"

Naila menggelengkan kepala, dia tidak bermaksud seperti itu. "Naila nggak kuat, turunin Naila sekarang!"

"How dare you, Nai, lo bukan siapa-siapa sampai bisa kasih perintah buat gue!" Elleandra menatap tajam ke arah Naila. Dia semakin melajukan kecepatan ketika melihat mobil Lara hampir menyalipnya.

Cukup!

Naila benar-benar tidak tahan!

Naila berkali-kali mengulurkan tangan sembari membujuk Elleandra agar menurunkan kecepatan mobilnya. Namun, berkali-kali pula Elleandra menepis tangan Naila yang terus menerus menyentuh bahunya.

"Diam, Nai! Yang ada lo malah bikin kita dalam bahaya!" Elleandra berteriak kencang.

Naila tidak mendengarkan ucapan Elleandra. Satu-satunya yang dia inginkan sekarang hanyalah keluar dari mobil ini. Naila menyentuh kaki Elleandra yang menginjak pedal gas dan berusaha untuk membuat kaki Elleandra tidak lagi menginjak pedal tersebut.

"STUPID, NAILA! STOP!"

[Naila, bodoh! Berhenti!]

Elleandra memaki Naila dengan keras. Tangannya kirinya berusaha menepis badan Naila agar gadis itu berhenti melakukan hal bodoh yang bisa mengancam nyawa mereka.

Tindakan keduanya justru membuat mobil yang mereka kendarai oleng dan hilang kendali.

Elleandra tidak menyadari jika mobil yang mereka kendarai sudah melenceng dari jalur dan oleng ke arah kiri. Di saat bersamaan mobil yang di kendarai Lara juga melaju dengan kencang. Lara juga terlalu lambat menyadari jika mobil Elleandra oleng menuju jalurnya.

Lalu,

BRAKKK!

Hal yang ditakutkan pun terjadi! Tabrakan tidak bisa di hindari.

Mobil Elleandra yang ditabrak kencang mobil Lara terlihat memutar tanpa arah, hilang kendali sampai akhirnya mobil itu menabrak pembatas jalan lalu terguling. Sedangkan mobil Lara juga tak kalah ringsek.

Kemudian, dari kejauhan terdengar suara sirine polisi. Benar saja, tak berselang lama, beberapa mobil polisi berhenti di dekat tempat kejadian.

Ketika mereka melihat dua buah mobil yang sudah ringsek parah, mereka segera memeriksa kedua mobil tersebut dan mengevakuasi korban.

"Cepat hubungi ambulans!"

Disaat semua sibuk mengevakuasi korban, seorang pria paruh baya yang juga mengenakan seragam Polisi di tubuhnya justru hanya berdiam diri sembari melihat kejadian itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

Pria yang memiliki manik indah sebiru lautan itu terus menatap ke arah mobil mewah milik Elleandra yang saat ini dalam posisi terbalik.

"Elleandra Caroline. Gadis itu terlalu sering menghabiskan sisa hidupnya untuk melakukan hal yang tidak berguna," lirih pria paruh baya itu.

Lalu, kejadian aneh terjadi.

Muncul sebuah cahaya putih yang berpendar di dalam mobil Elleandra. Hanya sepersekian detik sebelum cahaya itu semakin meredup lalu perlahan menghilang.

Pria paruh baya tadi berbalik pergi. Dia kembali membaur dengan Polisi lain, bersikap seolah dia tidak menyaksikan kejadian aneh yang baru saja terjadi.

Bahkan, tidak ada yang menyadari jika pria itu tengah mengukir seringaian tajam di bibirnya.

Terpopuler

Comments

Lay's

Lay's

Seketika benci si Naila walaupun dia sebenernya ngelakuin itu karena ketakutan

2024-01-17

0

Brilian Eden

Brilian Eden

wah gilee sih ini

2022-10-18

0

Brilian Eden

Brilian Eden

trans : tapi gadis itu terlihat ketakutak elle

2022-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!